Anda di halaman 1dari 16

Komunikasi Bisnis

Oleh :

Nama: Nyoman Pongga Wikantha


NPM : 193312398
Kelas : D3 Akuntansi / Semester. III

TAHUN AJARAN 2020/2021


UNIVERSITAS WARMADEWA
BAB 1

1.1. Dasar-Dasar Komunikasi Bisnis

Komunikasi Bisnis

Berkomunikasi dengan baik akan memberi pengaruh langsung terhadap struktur


keseimbangan seseorang dalam masyarakat, apakah ia seorang dokter, dosen, manajer,
pedagang, pemuka agama, pramuniaga, dan lain sebagainya.

Istilah komunikasi sesungguhnya berpangkal pada perkataan latin Communis yang


artinya membuat kebersamaan atau membangun kebersamaan antara dua orang atau lebih.
Komunikasi juga memiliki akar kata berbahasa Latin Communico yang artinya membagi (Stuart
dalam Cangara, 2004:18).

Ilmu komunikasi merupakan suatu upaya yang sistematis untuk merumuskan prinsip-
prinsip secara tegas, dan atas dasar prinsip-prinsip tersebut disampaikan informasi serta dibentuk
pendapat dan sikap (Hovland dalam Cangara, 2004:17).

Everett M. Rogers, seorang pakar Sosiologi Pedesaan Amerika, mem- buat definisi,
"Komunikasi adalah suatu proses di mana dua orang atau lebih membentuk atau melakukan
pertukaran informasi terhadap satu sama lain, yang pada gilirannya akan tiba kepada saling
pengertian “ (Rogers dan Kincaid dalam Cangara,2004:19)

Komunikası akan efektif apabila terjadi pemahaman yang sama dan pihak lain terangsang
untuk berpikir atau melakukan sesuatu. Jadi, komunikasi dengan komunikasi yang efektif
bukanlah hal yang sama. Kemampuan untuk berkomunikasi secara keberhasilan individu
maupun organisasi. efektif akan menambah.

1.2. PROSES KOMUNIKASI

Bagaimana pengirim menyampaikan pesan kepada penerima? Komunikasi antarmanusia


hanya bisa terjadi bila didukung unsur-unsur komunikasi, dan komunikasi memerlukan proses.
Pembahasan mengenai proses komunikasi akan dijelaskan melalui beberapa model komunikasi.

1.2.1 Model Komunikasi Aristoteles


Arıstoteles dalam bukunya Rhetorica (Cangara, 2004:39) berpendapat bahwa setiap
komunikasi terdiri atas 3 (tiga) unsur penting, yaitu: 1. Pembicara, yakni sumber komunikasi
atau orang yang menyampaikan pesan. 2. Apa yang dibicarakan. 3. Penerima, yaitu orang yang
menerima pesan.

 lingkungan sosial budaya (misalnya bahasa, adat-istiadat, dan statu sosial)


 lingkungan psikologis (pertimbangan kejiwaan)
 dimensi waktu (misalnya musim. pagi/siang/malam)

Setiap unsur tersebut saling bergantung satu sama lain dan memiliki peranan penting dalam
membangun proses komunikasi.

1.2.2 Model Komunikasi David K. Berlo

Dalam model komunikasi David K. Berlo, unsur-unsur utama komunikasi terdiri atas
SMCR, yakni Source (sumber atau pengirim), Message (pesan atau informasi), Channel (saluran
dan media), dan Receiver (penerima). Di samping itu, terdapat tiga unsur lain, yaitu Feedback
(tanggapan balik), efek, dan lingkungan.

a. Sumber
b. Pesan
c. Saluran dan Media
d. Penerima
e. Umpan Balıik
f. Efek
g. Lingkungan

1.2.3 Model Komunikasi Bovee dan Thill

Proses komunikasi tersebut terdiri dari 5 (lima) tahap kegiatan, yakni:

1. Pengirim memiliki ide/gagasan

Komunikasi diawali dengan adanya ide/gagasan dalam pikiran sescorang (pengirim) dan
kemudian ingin menyampaikannya kepada orang lain (penerima).
2. Ide diubah menjadi pesan

Ide/gagasan yang ada dalam pikiran pengirim tidak mudah dimengerti oleh orang lain. Agar
dapat dimengerti atau diterima dengan baik. ide/gagasan yang ada dalam pikiran diubah menjadi
pesan. Bentuk pesan, gaya penyampaian, dan nada, tergantung pada selera dan pilihan pengirim
pesan. Perubahan ide menjadi pesan sering disebut encoding.

3. Pemindahan pesan

Setelah ide/gagasan diubah menjadi pesan, tahap selanjutnya adalah memindahkan pesan
kepada penerima melalui berbagai hentuk komunikasi (verbal, nonverbal, lisan, atau tertulis) dan
media komunikasi (tatap muka, telepon, surat. laporan. dan lain sebagainya). Pemilihan saluran
dan media komunikasi tergantung pada jenis dan sifat pesan yang akan dikirim.

4. Penerima menerima pesan

Penerima mengartikan atau menginterpretasikan pesan yang diterima.

5. Penerima pesan bereaksi dan mengirimkan umpan balik

Sebagai tanggapan atas pesan yang diterima, penerima akan memberi sinyal (misalnya
mengangguk, tersenyum, atau secara tertulis). Umpan balik adalah tanggapan dari penerima
pesan dan merupakan clemen kunci dalam rantai komunikasi. Apabila ternyata penerima tidak
memahami pesan, maka pesan perlu diperbaiki dan dikirım ulang.

1.3. BENTUK DASAR KOMUNIKASI

Komunikasi bisa terjadi dalam berbagai bentuk. Misalnya, percakapan melalui telepon,
mendengarkan radio, tatap muka langsung, menulis memo, membaca surat kabar, dan lain
sebagainya. Bentuk dasar komunikasi ada dua, yakni komunikasi nonverbal dan komunikasi
verbal.

1.3.1 Komunikasi Nonverbal

Bentuk yang paling dasar dari komunikasi adalah komunikasi nonverbal. Komunikasi
nonverbal adalah kumpulan isyarat, gerak tubuh, intonasi suara, sikap, dan sebagainya, yang
memungkinkan seseorang untuk berkomunikasi tanpa kata-kata (Bovee dan Thill, 2003:4).
Dari beberapa studi yang pernah dilakukan ,komunikasi nonverbal dapat dikelompokkan
dalam beberapa bentuk (Cangara,2004:101).

a. Kinesics

lalah komunikasi nonverbal yang ditunjukkan dengan gerakan tubuh. Gerakan tubuh
dibagi dalam lima kelompok, yakni

b. Gerakan mata (eye gaze)

Mata adalah alat komunikasi yang paling berarti untuk memberi isyarat tanpa kata.
Gerakan mata dapat mencerminkan Isi hati seseorang. Jika seseorang tertarık pada suatu objck
tertentu, maka pandangannya akan terarah pada objek itu tanpa terputus dalam beberapa saat.

c. Sentuhan (touching)

lalah isyarat yang dilambangkan dengan sentuhan badan. Ada tiga bentuk sentuhan badan:

1. Kinesthetic,
2. Sociofugal,
3. Thermal.
d. Paralanguage

Talah isyarat yang ditimbulkan dari tekanan atau irama suara sehingg penerima dapat
memahami sesuatu di balik apa yang diucapkannya Misalnya, 'datanglah' bisa diartikan betul-
betul mengundang atau sekedar basa-basi.

e. Diam

Diam juga merupakan suatu komunikasi nonverbal yang memiliki arti Sikap diam sangat
sulit diterka dan dapat menimbulkan keraguan Diam dapat mengandung arti positif atau negatif.

f. Postur Tubuh

Manusia lahir ditakdirkan dengan berbagai bentuk tubuh. Masing- masing bentuk tubuh
dapat menggambarkan karakter orang yan bersangkutan. Ada tiga bentuk tubuh, yaitu (1)
ectomoprhy (2) mesomorphy, dan (3) endomorphy.
g. Warna

Warna dapat memberi arti terhadap suatu objek. Misalnya, warna merah menunjukkan
kemarahan atau semangat.

h. Bunyi

Jika paralanguage dimaksudkan sebagai tekanan suara dari mulut, maka bunyi yang
dimaksudkan di sini adalah suara yang dikeluarkan dari berbagai benda. Misalnya, lonceng
letusan senjata, beduk, tepuk tangan, peluit, dan lain-lain.

i. Bau

Bau juga merupakan bentuk komunikasi nonverbal. Bau bisa di-pergunakan untuk
melambangkan status. Misalnya, bau kosmetik dan parfum.

1.3.2 Komunikasi Verbal

Komunikasi vertal menpakan suaha hentuk komunikasi di mane pesan desampikan secars
lisan atau tertulis menggunakan satu bahasa Rahasa didefiniskan sebagai seperangkat kata yang
disun secara rerstruktur schingga menjadh kalimat yang mengandung arti Komunikasi verbal
tidak hanya menyangkut komnikas lisan atau oral co ication (berbicars dan mendengar, tetapi
juga komonikasi tertulis atau wrinen conteution (menulis dan membaca).

Berdasarkan pasfinya peserta komunkasi, bentuk komunikasi verbal dibedakan menjadi


chan, yakni

1. Berbicara dan menulis (peaking dan writing)


2. Mendengar dan membaca (listening dan reading)

1.4 TIPE DAN FUNGSI KOMUNIKASI

Tipe komunikasi diklasifikasikan berdasarkan sudut pandang pengalaman dari masing-


masing pakar. Kelompok Sarjana Komunil Eropa membagi komunikasi menjadi dua macam,
yakni komuni antarpersonal dan komunikasi massa.Sementara itu Joseph A.DeVito dari City
University New York membagi komunikasi menjadi empat tipe ,yakni Komunikasi Antarpribadi,
Komunikasi Kelompok Kecil, Komunikasi Publik, dan Komunikasi Massa.
Memperhatikan pendapat para pakar diatas ,dalam buku ini akan diuraikan beberapa tipe
atau tingkatan komunikasi beserta fungsinya masing-masing.

1. Komunikasi dengan Diri Sendiri

Berfungsi mengembangkan kreativitas imajinasi,memahami,dan mengendalikan diri sendiri.

2. Komunikasi Antar Pribadi

Fungsinya adalah untuk meningkatkan hubungan insani,menghindari dan mengatasi konflik-


konflik pribadi,serta berbagi pengalaman kepada orang lain.

3. Komunikasi Kelompok kecil

Komunikasi kelompok adalah komunikasi yang berlangsung antara tiga orang atau lebih
secara bertatap muka atau menggunakan sebuah alat untuk membantu interaksi antara satu
dengan yang lain. Tipe komunikasi itu sering juga dikelompokkan sebagai tipe komunikasi
antarpribadi

1.5 KOMUNIKASI YANG EFEKTIF

Komunikasi akan efektif apabila terjadi pemahaman yang sama dan merangsang pihak
lain untuk berpikir atau melakukan sesuatu.

Sehubungan dengan komunikasi yang efektif, komunikasi dibedakan menjadi dua, yakni
komunikasi individu dan komunikasi massa. Dalan

Secara sederhana, komunikasi terdiri atas tiga unsur, yaitu komunikator. pesan, dan
komunikan. Dengan demikian, apabila dirunut dari proses komunikasi, maka faktor-faktor yang
memenganuhi komunikasi yang efektif adalah:

1. Kredibilitas dan daya tarik komunikator

Kredibilitas komunikator menunjukkan bahwa pesan yang disampaikan- nya dianggap


benar dan dapat dipercaya. Kepercayaan yang tinggi terhadap komunikator akan menyebabkan
kesediaan komunikan untuk menerima pesan dan mengubah sikap sesuai keinginan komunikator.

2. Kemampuan pesan untuk membangkitkan tanggapan


Suatu pesan akan menimbulkan reaksi dan umpan balik apabila me-menuhi kondisi
berikut: Menarik perhatian Agar menarik perhatian, pesan dirancang dengan format yang baik.
pilihan kata yang tepat, serta waktu dan media penyampaian yang tepat.

3. Kemampuan komunikan untuk menerima dan memahami pesan

Komunikasi akan berlangsung efektif apabila komunikan memiliki kemampuan untuk


memahami pesan, sadar akan kebutuhan dan kepentingannya, mampu mengambil keputusan
sesuai kebutuhan de kepentingannya, serta secara fisik dan mental mampu menerima pesan

1.6 HAMBATAN KOMUNIKASI

Untuk berkomunikasi secara elektif tidaklah cukup hanya dengan memahami faktor-
faktor yang memengaruhi efektivitas komunikasi, tetapi juga disertai dengan pemahaman
mengenai hambatan-hambatannya. Hambatan komunikasi bisa terjadi di antara individu
(antarımanusia) maupun di dalam organisasi.

1.6.1 Hambatan Komunikasi Antarmanusia

Agar dapat saling memahami, komunikator dan komunikan harus memiliki pengertian yang
sama mengenai kata. gerakan badan, nada suara, dan simbol-simbol lainnya. Hambatan
komunikasi antarmanusia bisa berupa:

1. Perbedaan persepsi dan bahasa

Persepsi merupakan interpretasi pribadi atas sesuatu hal. Definisi mengenai suatu kata
mungkin berbeda dengan orang lain.

2. Pendengaran yang buruk

Walaupun sudah mengetahui cara mendengar yang baik, ternyata menjadi pendengar yang
baik tida klah mudah. Dalam keadaan melamun atau lelah memikirkan masalah lain. seseorang
cenderung kehilangan minat mendengar.

3. Gangguan emosional
Dalam keadaan kecewa, marah, sedih. atau takut, seseorang akan merasa kesulitan saat
menyusun pesan atau menerima pesan dengan baik. Secara praktis, tidak mungkin menghindari
komunikasi ketika sedang ada dalam keadaan emosi. Kesalahpahaman sering terjadi akibat
gangguan emosional.

4. Perbedaan budaya

Berkomunikasi dengan orang yang berbeda budaya tidak dapat dihindari, terlebih lagi dalam
zaman globalisasi ini. Perbedaan budaya merupakan hambatan yang paling sulit diatasi.

5. Gangguan Fisik

Pengirim atau penerima mungkin terganggu oleh hambatan yangbersifat fisik, seperti
akustik yang jelek, tulisan yang tidak dapat dibaca.

1,6.2 Hambatan Komunikasi dalam Organisasi

Komunikasi dalam organisasi sering terganggu karena materinya lebih rumit. jumlahnya
banyak, dan kontroversial. Hambatan komunikasi dalam organisasi:

1. Kelebihan beban informasi dan pesan yang bersaing

Perkembangan teknologi telah menyebabkan jumlah pesan dalam suatu organisasi meningkat
tajam hingga kecepatan yang semakin tinggi.

2. Penyaringan yang tidak tepat

Ketika meneruskan suatu pesan kepada orang lain di dalam organisasi, biasanya terjadi
penyaringan yang dilakukan dengan memotong atau menyingkat pesan.

3. Iklim komunikası tertutup atau tidak memadai

Pertukaran informasi yang bebas dan terbuka merupakan salah satu ciri komunikasi yang
efektif. Iklim komunikasi sangat terkait dengan gaya manajemen.

Hambatan komunikasi pada dasarnya terdiri atas tujuh macam gangguan dan rintangan (Cangara,
2004:131), yaitu:
1. Gangguan Teknis, misalnya gangguan pada stasiun radio, jaringan telepon, kerusakan
pada alat komunikasi, dan lain-lain.
2. Gangguan Semantik,merupakan gangguan yang disebabkan karena kesalahan pada
bahasa yang digunakan. Misalnya, kata-kata yang terlalu bar, ak memakai jargon asing,
penggunaan bahasa yang 18 berbeda, dan penggunaan struktur bahasa yang tidak
sebagaimana mestinya
3. Gangguan Psikologis merupakan rintangan yang terjadi karena adanya persoalan dalam
diri individu. Misalnya, rasa curiga, situas berduka, atau gangguan kejiwaan.
4. Rintangan fisik atau organik merupakan rintangan karena letak geografis. Misalnya, jarak
yang jauh sehingga sulit dicapai alat transportasi dan komunikasi.
5. Rintangan status merupakan rintangan yang terjadi karena perbedaan status sosial dan
senioritas. Misalnya, antara raja dengan rakyat, antara atasan dan bawahan, atau antara
dosen dan mahasiswa.
6. Rintangan kerangka pikir merupakan rintangan yang terjadi karena adanya perbedaan
pola pikir. Perbedaan pola pikir bisa disebabkan karena pengalaman dan latar belakang
pendidikan yang berbeda.
7. Rintangan budaya merupakan rintangan yang disebabkan oleh perbedaan norma,
kebiasaan, dan nilai-nilai yang dianut.
BAB 2

KOMUNIKASI DALAM BISNIS

2.1 PENGERTIAN ORGANISASI

Pada umumnya, manusia akan mengikuti atau masuk sebagai anggota suatu organisasi
tertentu, seperti organisasi bisnis, organisasi nirlaba, organisasi politik, organisasi pekerja,
organisasi keagamaan, dan lain sebagainya. Organisasi adalah suatu unit sosial yang
dikoordinasikan secara sengaja, yang terdiri dari dua orang atau lebih, yang didirikan untuk
jangka waktu lama

2.1.1 Ciri-ciri Organisasi

Secara umum, organisasi memiliki ciri-ciri sebagai berikut:

1. Adanya pembagian tugas dan tanggungjawab

Pembagian tugas dan tanggungjawab dimaksudkan untuk mempermudah pencapaian


tujuan. Organisasi dibagi atas beberapa divisi, departemen. atau bagian yang masing-masing
memiliki tugas dan tanggungjawab.

2. Adanya pusat kekuasaan

Pimpinan atau atasan merupakan pusat kekuasaan dalam suatu organisasi. Sebagian
kekuasaan akan dibagikan kepada bawahan. Sebagai pusat kekuasaan, pimpinan akan
menentukan pengawasan dan kepemimpinan.

3. Adanya substitusi sumber daya manusia

Dalam organisasi sering terjadi substitusi (pergantian) sumber daya manusia. Substitusi
bisa terjadi karena mutasi. promosi, atau keluarnya anggota organisasi akibat pensiun, meninggal
dunia, atau berhenti menjadi anggota organisasi tersebut.

4. Adanya ketergantungan antaranggota


Sebagai suatu sistem, organisasi terbagi atas berbagai subsistem yang saling
berhubungan. Aktivitas seseorang atau suatu bagian dalam organisasi tidak bisa lepas dari
seseorang atau bagian lain dalam organisasi tersebut.

5. Adanya koordinasi antarkomponen

Antarkomponen dalam organisasi selalu melakukan koordinasi, baik secara lisan maupun
tertulis.

6. Adanya interaksi yang berulang-ulang

Organisasi melakukan kegiatan yang berulang-ulang (kontinu) dan permanen. Oleh


karena itu, interaksi juga terjadi berulang-ulang dan hanya akan berhenti apabila organisasi
tersebut bubar.

2.1.2 Tipe Organisasi

Jika dilihat dari orientasi terhadap laba, organisasi dibagi atas dua tipe, yakni:

1. Oganisasi yang berorientasi laba (profit oriented organization)

Organisasi tipe ini bertujuan memperoleh laba. Laba dipergunakan untuk membiayai
operasi dan pengembangan organisasi. Organisasi tipe ini sering juga disebut organisasi bisnis
atau perusahaan. Dalam organisasi bisnis, pemilik menerima keuntungan ekonomi terbesar.
Contohnya, hotel, restoran, bank, perusahaan asuransi, toko, dan lain sebagainya.

2. Organisasi nirlaba (non-porif oriented organization).

Organisasi nirlaba merupakan organisasi yang tidak berorientasi pada laba atau kegiatan
yang dilakukan tidak semata-mata untuk memperoleh laba. Dalam organisasi ini, pelanggan atau
klien menerima keuntungan terbesar. Contohnya, rumah sakit, lembaga pendidikan, panti
asuhan, Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM), dan lain sebagainya.

2.2 FUNGSI KOMUNIKASI DALAM ORGANISASI

Apapun bentuk organisasinya, komunikasi akan berfungsi:

1. Informatif
Pimpinan dan anggota organisasi membutuhkan banyak sekali informasi untuk menyelesaikan
tugas-tugas mereka. Informasi tersebut berkaitan dengan upaya organisasi untuk mencapai
tujuannya.

2. Pengendalian (Regulatory)

Komunikasi berfungsi sebagai pengatur dan pengendali organisasi. Komunikasi dalam hal ini
berupa peraturan, prosedur, perintah, dan laporan

3. Persuasif

Komunikasi berfungsi mengajak orang lain mengikuti atau menjalankan ide/gagasan atau tugas.

4. Integratif

Dengan adanya komunikasi, organisasi yang terbagi menjadi beberapa bagian atau departemen
akan tetap merupakan satu kesatuan yang utuh dan terpadu.

2.3 SALURAN KOMUNIKASI DALAM ORGANISASI

Orang-orang di dalam organisasi akan saling melakukan komunikasi. Komunikasi yang


terjadi antara orang-orang di dalam organisasi disebut komunikasi internal. Di samping itu,
organisasi juga perlu melakukan komunikasi dengan pihak luar, seperti pemasok, pelanggan,
kreditur, dan lain sebagainya. Komunikasi yang terjadi antara organisasi dengan pihak luar
disebut komunikasi eksternal.

2.3.1 Saluran Komunikasi Formal

Saluran formal merupakan saluran komunikasi resmi yang mengikuti rantai komando
dalam struktur organisasi. Saluran itu pada umumnya bisa diketahui dari struktur organisasi
suatu perusahaan. Komunikasi vertikal merupakan komunikasi yang terjadi antara atasan dengan
bawahan. Komunikasi horizontal merupakan komunikasi yang terjadi di antara rekan sekerja
dengan tingkat hierarki yang sama.

2.3.2 Saluran Komunikasi Informal


Bagan informasi formal menunjukkan bagaimana seharusnya informasi mengalir dalam
organisasi atau perusahaan. Namun pada kenyataannya. sebagian besar organisasi juga memiliki
saluran komunikasi informal disamping komunikasi formal. Komunikasi informal mengabaikan
hierarki organisasi. Komunikasi informal itu sering disebut desas-desus, rumor, atau selentingan.

Seperti halnya komunikasi formal, komunikasi informal juga bisa mengalir ke atas, ke
bawah, dan ke samping. Para eksekutif biasanya waspada terhadap saluran komunikasi informal
karena hal itu bisa mengancam kekuatan mereka saat mengendalikan informasi. Akan tetapi, ada
pula yang justru memanfaatkan saluran komunikasi informal untuk menyebarkan dan menerima
pesan informal. Oleh karena itu, saluran komunikasi informal atau desas-desus atau rumor bisa
berdampak negatif dan bisa juga positif,

2.4 KOMUNIKASI DALAM BISNIS

Perusahaan sebagai organisasi bisnis juga melakukan komunikasi. Komunikasi yang


terjadi dalam perusahaan disebut komunikasi bisnis. Jika dibandingkan dengan komunikasi
individu, komunikasi bisnis lebih rumit dan kompleks. Komunikasi yang terjadi dalam bisnis
bisa berupa komunikasi internal, komunikasi eksternal, bersifat formal maupun informal, dan
dapat berbentuk verbal maupun nonverbal.

Dalam organisasi bisnis, komunikasi pada umumnya bersifat resmi. Oleh karena itu,
komunikasi bisnis ditekankan pada komunikasi verbal, yaitu berbicara, mendengarkan, menulis
dan membaca.

Komunikasi bisnis, baik secara lisan maupun tertulis, memiliki karakteristik sebagai
berikut:

1. Pesan disusun untuk para audiens yang membutuhkan informasi. Oleh karena itu,
pemahaman terhadap auidens sangatlah penting.

2. Pesan bisnis disusun dengan mempertimbangkan waktu dan biaya. Pesan bisnis
disampaikan berdasarkan tingkat kepentingannya. Informasi yang sangat penting biasanya
memerlukan waktu yangsingkat dan biaya yang mahal. Demikian sebaliknya, pesan yang kurang
penting disampaikan dalam waktu yang lebih lama dan biaya yang relatif lebih murah
3. Pesan bisnis disusun untuk lebih dari satu tujuan.

4 Walaupun terjadi hal-hal yang mengecewakan, pesan bisnis tetap disusun dengan baik
untuk menjaga hubungan kerja sama dengan semua pihak, terutama para pelanggan.

5. Pesan bisnis memperhatikan nada dan pengaruhnya terhadap audiens. Pilihan kata dan
nada dalam pesan bisnis diperhatikan sedemikian rupa untuk menghindari adanya pengaruh
negatif terhadap audiens yang pada akhirnya merugikan perusahaan.

2.5 ETIKA KOMUNIKASI BISNIS

Konsep etika berasal dari kata Yunani, yang dalam bentuk tunggal adalah ethos, dan
dalam bentuk jamak ta etha. Ethos dapat diartikan sebagai kebiasaan, akhlak, moral, karakter,
atau watak yang mengacu pada nilai-nilai atau perilaku kelompok atau individu. Sementara ta eta
berarti adat-istiadat yaitu norma-norma yang dianut oleh kelompok, golongan, atau masyarakat
tertentu mengenai perbuatan baik dan buruk. Organisasi biasanya memiliki kode etik untuk
mengatur dan menjaga hubungan antaranggotanya. Misalnya, kode etik akuntan, dokter
pengacara, asosiasi dagang, dan lain-lain.

Etika bisnis mencakup semua informasi yang relevan, benar menurut semua sense, dan
informasi yang tidak memperdaya. Etika bisnis adalah kiat dan disiplin untuk menerapkan
prinsip-prinsip etika dalam mengkaji dan mengatasi masalah-masalah yang rumit dalam dunia
bisnis. Kegiatan bisnis tidak selalu bersih dari unsur kejahatan. Situasi persaingan yang semakin
ketat atau dalam keadaan tertekan mampu memicu munculnya perilaku tidak etis. Perilaku tidak
etis bisa terjadi pada individu atau perusahaan.

Contoh masalah-masalah yang berkaitan dengan perilaku etis yang sering muncul dalam
kegiatan bisnis adalah:

 Menerima atau menawarkan komisi


 Mencuri dari perusahaan
 Memberhentikan karyawan tanpa pemberitahuan
 Membocorkan informasi atau rahasia perusahaan
 Memakai barang-barang perusahaan untuk kepentingan pribadi
 Membangun perusahaan dalam perusahaan
 Melakukan penipuan dan pemalsuan
 Memperdagangkan barang haram

Etika bisnis membantu perusahaan untuk menyelesaikan masalah bisnis dengan sentuhan
moral. Jadi, tujuan etika bisnis adalah menggugah kesadaran pelaku bisnis untuk menjalankan
bisnis dengan baik demi menjaga reputasi perusahaan.

Bagaimana etika dalam komunikasi bisnis? Etika memainkan peranan penting dalam
komunikasi bisnis. Bahasa terdiri atas kata-kata yang mengandung nilai. Dalam berkomunikasi
hendaknya dihindari bahasa yang manipulatif, diskriminatif, atau berlebihan. Mengatakan
sesuatu dengan cara tertentu memungkinkan seseorang untuk memengaruhi atau mengubah
perilaku orang lain.

Etika komunikasi bisnis mengacu pada prinsip-prinsip yang dianut oleh perusahaan
mengenai komunikasi mana yang baik dan mana yang tidak baik. Secara umum, etika
komunikasi yang berlaku dalam perusahaan berhubungan dengan dapat dipercaya, fair, tidak
memihak, menghargai hak orang lain, dan mempertimbangkan pengaruh suatu ucapan atau
tindakan terhadap orang lain. Sementara itu, tindakan yang tidak etis menyangkut mementingkan
diri sendiri, penipuan kepada konsumen, iklan yang menyesatkan, dan mencapai sesuatu dengan
menghalalkan segala cara.

Anda mungkin juga menyukai