Anda di halaman 1dari 5

Nama : Renanda Aguilera

NIM : 01031381823159
Mata Kuliah : Komunikasi Bisnis ( Kampus Palembang )
Jurusan : Akuntansi S1

Tugas 1
1. Sebutkan 4 dimensi budaya!
Jawab :
( Menurut Hofstede )
 Power distance.
 Uncertainty avoidance.
 Individualism – collectivism.
 Masculinity – femininity.
( Menurut Cateora )
 Budaya material
 Organisasi sosial
 Sistem kepercayaan atau keyakinan
 Estetika
 Bahasa

2. Sebutkan 11 cara memperbaiki pesan lisan lintas budaya!


Jawab :
 Meningkatkan kompetensi lintas budaya
 Menghindari asumsi dan penilaian
 Mengembangkan sikap peka terhadap perbedaan yang ada
 Mengakui dan menghargai perbedaan
 Bersikap empati atau memahami persepsi serta perasaan orang lain
 Cultural Adaptation artinya memiliki kemampuan dalam menerima budaya baru
 Bersikap suportif atau mendorong proses komunikasi lintas budaya yang efektif
 Mengembangkan fleksibilitas dalam berkomunikasi
 Menggunakan dan mendorong umpan balik deskriptif
 Saluran komunikasi yang terbuka
 Mengelola konflik serta mampu mengelola perbedaan dengan baik tanpa
menyinggung perasaan orang lain.
3. Sebutkan 7 cara memperbaiki pesan tertulis lintas budaya!
Jawab :
 Membuat hal yang rumit menjadi sederhana
 Menyampaikan pesan secara ringkas
 Jangan sampai salah ejaan
 Gunakan kata yang jelas dan mudah dipahami
 Menyampaikan pesan yang benar
 Memiliki sikap sopan dan baik agar membawa pesan yang positif kepada
orang lain
 Social Competence yaitu memiliki kemampuan untuk membuat jaringan
sosial, pandai bergaul dan banyak temannya

4. Jelaskan dengan contoh konteks budaya tinggi dan budaya rendah?


Jawab :
komunikasi konteks rendah merupakan komunikasi yang mana jumlah informasi
lebih besar dari yang disampaikan. Atau, dalam komunikasi konteks rendah, pesan
verbal mengandung banyak informasi dan hanya sedikit yang tertanam dalam konteks
atau peserta.
Budaya konteks tinggi adalah kebalikan dari kepercayaan bahwa adalah bagian
terpenting dari transaksi bisnis. Ada daerah di Timur Tengah, Asia dan Afrika yang
dapat dianggap konteks tinggi. Organisasi yang memiliki budaya konteks tinggi
bersifat kolektivis dan fokus pada hubungan interpersonal Dalam budaya konteks
tinggi, komunikasi yang dilakukan cenderung kurang terbuka, mereka menganggap
konflik berbahaya pada semua jenis komunikasi. Bagi masyarakat yang menganut
budaya ini, konflik dipandang harus dihadapi dengan hati-hati.

5. Jelaskan bagaimana etika keputusan lintas budaya!


Jawab :

Adapun etika komunikasi antar budaya adalah sebagai berikut :

 Jujur pada diri sendiri

Sebelum melakukan komunikasi antar budaya, ada baiknya kita memiliki


penilaian yang jujur terkait dengan gaya komunikasi, keyakinan, dan prasangka
yang dimiliki. Hal ini dikarenakan sikap yang kita miliki terhadap perbedaan
budaya dapat berpengaruh pada cara kita berkomunikasi dengan orang lain.

 Menerapkan perilaku komunikasi yang suportif

Berbagai macam perilaku suportif dapat meningkatkan tingkat efektivitas


komunikasi antar budaya.  Salah satu contoh perilaku komunikasi yang suportif
adalah sikap empati terhadap orang lain. Yang dimaksud dengan empati adalah
memahami perspektif orang lain dari sudut pandang yang bersangkutan. Dengan
bersikap empati, maka kita tidak akan gegabah dalam memberikan penilaian
terhadap orang lain.

 Mengembangkan kepekaan terhadap keberagaman

Manusia diciptakan dengan berbagai macam perbedaan latar belakang seperti


suku bangsa, ras, dan lain-lain. Ketika kita berkomunikasi dengan orang lain
sejatinya kita sedang belajar mengenai berbagai hal dari orang lain. Keberagaman
yang kita miliki memberikan peluang lebih banyak bagi kita untuk belajar. Untuk
itulah, kita perlu menyediakan waktu untuk mempelajari budaya orang lain.

 Menghindari stereotype

Ketika kita berkomunikasi dengan orang lain yang memiliki perbedaan


budaya dengan kita, ada baiknya kita menghindari membuat generalisasi atau
asumsi-asumsi tentang latar belakang budaya orang lain. Lebih baik kita mencari
tahu melalui orang yang bersangkutan.

 Menghindari etnosentrisme

Masing-masing individu memiliki latar belakang budaya yang berbeda.


Tidak dipungkiri bahwa orang akan merasa bahwa budaya mereka adalah budaya
yang terbaik dibandingkan dengan budaya orang lain. Namun perlu dipahami
bahwa suatu budaya juga memiliki kelebihan dan kekurangan. Dengan kita
mengetahui dan memahami kelebihan dan kekurangan budaya yang kita miliki
dan bersedia mempelajari budaya orang lain maka kita akan dapat berkomunikasi
dengan efektif dengan orang yang bersangkutan.
 Mengembangkan kode kepekaan

Kode kepekaan merujuk pada kemampuan untuk menggunakan bahasa


verbal dan bahasa nonverbal yang sesuai dengan norma budaya seseorang yang
menjadi lawan bicara. Semakin banyak kita mengetahui tentang budaya orang
lain maka akan semakin mudah bagi kita untuk beradaptasi.

 Mencari kode bersama

Salah satu kunci untuk mencari kode bersama adalah bersedia untuk
berpikiran terbuka mengenai perbedaan dan di saat yang bersamaan kita
menentukan gaya komunikasi yang akan digunakan agar dapat beradaptasi
selama komunikasi antar budaya.

 Menggunakan dan mendorong umpan balik deskriptif

Umpan balik yang efektif dapat mendorong adaptasi dan hal ini sangat
penting dalam komunikasi antar budaya. Partisipan komunikasi harus bersedia
untuk menerima umpan balik dan menampilkan sikap suportif. Umpan balik yang
diberikan hendaknya bersifat segera, jujur, spesifik, dan jelas.

 Membuka saluran komunikasi

Komunikasi antar budaya tidaklah mudah. Oleh karenanya, kita perlu


mengembangkan sikap sabar selama berinteraksi dengan orang lain agar
pemahaman bersama dapat tercapai.

 Mau mendengarkan

Hal tersulit yang kita lakukan saat berkomunikasi dengan orang lain adalah
bersedia mendengarkan apa yang dikatakan orang lain. Orang yang memiliki
kekuasaan cenderung tidak memiliki motivasi untuk mau mendengarkan orang
lain. Mendengarkan tidak hanya sekedar menanyakan sesuatu kepada orang lain
melainkan mendidik diri kita sendiri. Jangan sampai kita menunggu orang lain
untuk mendidik diri kita.

Anda mungkin juga menyukai