Anda di halaman 1dari 11

MAKALAH PSIKOLOGI KOGNITIF

TEORI INTELEGENSI

OLEH :

1. Aziz Dwi Nugroho


2. Dessy Meteorina
3. Upik Apriyanti

Dosen Pengampu :

Siti Khosiyah,S.Psi.I,M.Psi

PROGRAM STUDI PSIKOLOGI ISLAM FAKULTAS PSIKOLOGI


UNIVERSITAS ISLAM NEGERI RADEN FATAH PALEMBANG 2021/2022

1
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum wr.wb

Dengan mengucapakan syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan hidayahnya
sehingga penulisan dapat menyusun makalah ini dengan harapan dapat bermanfaat bagi penulis
maupun pembaca khususnya.

Terima kasih penulis ucapkan kepada semua pihak yang telah membantu proses penyusun
makalah ini terutama kepada Ibu Siti Khosiyah,S.Psi.I,M.Psi selaku dosen mata kuliah
psikologi kognitif yang telah memberikan arahan serta bimbingannya dalam terselesaikannya
makalah ini.

Penulis sadar bahwa dalam penulisan makalah ini masih jauh dari kata sempurna dan banyak
kekurangan.Maka dari itu penulis mengharap kritik serta saran yang bersifat membangun demi
kesempurnaan makalah ini.Semoga makalah ini dapat memberikan manfaat bagi semua pihak.

Wassalamu’alaikum wr.wb.

Palembang, 10 Maret 2022

Penulis

2
DAFTAR ISI
Cover……………………………………………………………………………………………….

Kata Pengantar………………………………………………………………………………..…i

Daftar isi…………………………………………………………..……………………………ii

BAB I……………………………………………………………………………………………….

PENDAHULUAN………………………………………………………………………………...

Latar belakang…………………………………………………………………………….4

Rumusan masalah…………………………………………………………………..……..4

Tujuan penulisan…………………………………………………………………………..5

BAB II……………………………………………………………………………………………..

PEMBAHASAN………………………………………………………………………………….

Teori Intelegensi………………………………………………………………………….6

Macam-macam teori intelegensi…………………………………………………………6

Perkembangan Intelegensi………………………………………………………………..8

BAB III……………………………………………………………………………………………..

PENUTUP…………………………………………………………………………………………

Kesimpulan………………………………………………………………………………..9

DAFTAR PUSTAKA…………………….……..……………………………………….……...10

3
BAB I

PENDAHULUAN
I.1 Latar Belakang

Intelegensi adalah kecerdasan atau keahlian yang telah ada sejak lahir,kecerdasan
sekarang menjadi tolak ukur seseorang dengan kecerdasan kita bisa melakukan apapun itu.Ingat
setiap manusia memiliki tingkat kecerdasan yang berbeda tidak semua manusia itu sama.
Inteligensi merupakan atribut psikologis yang memiliki peranan sangat diperhatikan pada proses
pendidikan, terkhusus keilmuan dan praktik Bimbingan dan Konseling. Bentuk peranan
inteligensi tergabung secara implisit dalam upaya pemecahan masalah pendidikan di Indonesia.
Inteligensi atau kecerdasan intelektual adalah salah satu kemampuan mental, pikiran, atau
intelektual dan merupakan bagian dari proses-proses kognitif pada tingkatan yang lebih tinggi.
Dalam proses pendidikan inteligensi diyakini sebagai unsur penting yang sangat menentukan
keberhasilan belajar siswa maupun mahasiswa. Namun inteligensi merupakan salah satu aspek
perbedaan individual yang perlu diperhatikan. Setiap orang memiliki inteligensi yang berlainan.
Ada anak yang mempunyai inteligensi tinggi, sedang, dan rendah.

Para ahli kognitif dan juga psikologi kognitif mulai menyadari bahwa untuk menjadi
pembelajar yang benar-benar efektif, seseorang harus terlibat dalam beberapa aktivitas mengatur
diri .Dalam kenyataannya tidak hanya bahwa siswa maupun mahasiswa harus mengatur
perilakunya sendiri, melainkan juga mereka harus mengatur proses-proses mental mereka
sendiri. Pembelajar yang diatur sendiri adalah pengaturan terhadap proses-proses kognitif sendiri
agar belajar semakin sukses.

I.2 Rumusan Masalah

1. Bagaimana penjelasan dari teori intelegensi?


2. Bagaimana penjelasan macam-macam teori intelegensi?
3. Bagaimana perkembangan intelegensi terutama pada anak?

4
I.3 Tujuan Penulisan

1. Menjelaskan dari teori intelegensi


2. Memaparkan macam – macam teori intelegensi
3. Menjelaskan perkembangan intelegensi pada anak

5
BAB II

PEMBAHASAN

II.1Teori Intelegensi

Intelegensi dalam psikologi, tokoh pertama yang menyatakan teorinya tentang intelegensi
adalah Spearman dan Wynn Jones Pol yang pada tahun 1951 mengemukakan adanya konsep
lama berkaitan dengan kekuatan yang dapat melengkapi akal dan pikiran manusia. Intelegensi
dalam psikologi,menurut istilah adalah kecerdasan yaitu kemampuan seseorang dalam berfikir
dan belajar, menemukan pemecahan masalah, caranya memproses sesuatu hal, dan kemampuan
yang dimiliki untuk menyesuaikan diri dengan lingkungannya. Di dalam ilmu psikologi dikenal
adanya istilah intelegensi yang dapat menggantikan berbagai istilah yang berhubungan dengan
kecerdasan manusia. Pada dasarnya psikologi adalah ilmu tentang tingkah laku, jadi sejarah
intelegensi dalam psikologi jika dikaitkan dengan istilah inteligensi maka ada tingkah laku yang
membutuhkan banyak intelegensi dan tingkah laku yang membutuhkan sedikit intelegensi.

Intelegensi adalah salah satu kemampuan mental,pikiran atau intektual


manusia,intelegensi merupakan bagian dari proses-proses kognitif pada urutan yang lebih
tinggi .Secara umum intelegensi sering disebut kecrdasan,sehingga orang yang memiliki
intelegensi yang tinggi sering disebut orang yang cerdah atau orang pintar. Para ahli belum ada
kesatuan pendapat tentang definisi intelegensi .Menurut Solso(1988),Intelegensi adalah
kemampuan memperoleh dan menggali pengetahuan,menggunakan pengetahuan untuk
memahami konsep-konsep konkret abstrak,dan menghubungkan diantara objek-objek dan
gagasan -gagasan,menggunakan pengetahuan dengan cara-cara yang lebih berguna atau efektif.

II.2 Macam-macam teori intelegensi

Di dalam ilmu psikologi sendiri, dikenal dengan adanya intelegensi yang dapat menggantikan
berbagai istilah yang berhubungan dengan kecerdasan manusia. Berikut ini adalah berbagai teori
intelegensi dalam psikologi.

6
1.Teori general intelegensi

Teori ini terdapat pada semua aspek inteligensi secara umum,  dengan tingkat tertentu
dalam sejarah inteligensi dalam psikologi. Sebagi contoh, bakat tertentu yang didapatkan sejak
lahir. Adapun karakteristik dari teori general inteligensi ini adalah :

 Berupa kemampuan umum yang teoah dibawanya sejak lahir


 Bersifat konstan
 Digunakan dalam setiap kegiatan yang bersifat individu
 Jumlahnya berbeda pada setiap individu

2.Teori spesifik intelegensi

Teori ini ini hanya terdapat pada beberapa faktor inteligensi atau untuk hal- hal tertentu saja.
Sebagai contoh inteleligensi yang terdapat pada seseorang yanag lebih unggul di beberapa
inteligensi saja. Teori ini biasanya berhubungan dengan saraf otot, ingatan, latihan serta
pengalaman. Adapun karakteristik dari teori specific inteligensi ini adalah :

 Diperoleh dan sipelajari dari lingkungan


 Faktor spesifik ini bervariasai dari satu kegiatan yang satu denagn yan lainnya dengan
individu yang sama.
 Jumlah kandungan faktor spesifik dalam tiap orang pada umunya berbeda.

3. Teori Pembawaan
Teori yang ketiga adalah teori pembawaan. Teori pembawaan adalah teori yang meyakini
bahwa hal yang menentukan pembawaan seseorang adalah sifat-sifat atau ciri-ciri yang dibawa
oleh orang tersebut sejak lahir. Batas kemampuan seseorang dalam mengerjakan suatu hal
ditentukan oleh pembawaan masing – masing. Pada dasarnya perbedaan akan tetap ada walaupun
setiap orang menerima informasi, pelajaran dan latihan yang sama.

4. Teori Kematangan
Teori kematangan merupakan teori yanga meyakini bahwa manusia dikatakan mencapai
tingkat kematangan apabila setiap organ tubuhnya telah dapat menjalankan fungsinya masing-
masing dengan optimal. Misalnya, apabila ada seorang individu yang belum bisa memecahkan
masalah tertentu, artinya organ tubuh serta fungsi organ tubuh seseorang tersebut belum

7
mencapai tingkat kematangan yang sesuai dengan yang seharusnya. tingkat kematangan ini
berhubungan erat dengan umur atau usia seseorang.

5. Teori Minat
Teori minat ini merupakan teori yang meyakini bahwa adanya minat yang khas akan
mengarahkan perbuatan seseorang kepada cara atau proses yang dilakukannya untuk mencapai
tujuannya. Motif merupakan dorongan untuk sutau perbuatan yang dilakukan. Biasanya manusia
terdorong untuk melakukan interaksi dengan dunia luar dengan mengeksplorasi, dan lama
kelamaan akan timbul minatnya untuk sesuatu hal yang memang sesuai dengan minta individu
tersebut.

6. Teori Kebebasan
Teori ini adalah salah satu teori yang menekankan bahwa manusia dapat memilih metode
tertentu dalam upayanya untuk memecahkan masalah yang dihadapainya. Kebebasan ini berarti
bahwa minat tidak akan selalu menjadi syarat dalam perbuatan yang mengandung intelegensi.

II.3 Perkembangan Intelegensi

Pendapat - pendapat baru membuktikan bahwa inteligensi anak - anak yang mempunyai
pikiran lemah juga dapat didik dengan cara yang lebih tepat. Kenyataan juga membuktikan
bahwa daya pikir anak - anak yang telah mendapat didikan dari sekolah, menunjukkan
sifat-sifat yang lebih baik daripada anak yang tidak bersekolah. Dari batasan yang
dikemukakan diatas, dapat kita ketahui bahwa:
1. Inteligensi adalah faktor total. Berbagai macam daya jiwa yang ada didalamnya
(ingatan, fantasi, perasaan, minat, dan sebagainya) saling bersangkutan erat.
2. Kita hanya dapat mengetahui inteligensi dari tingkah laku atau perbuatannya yang
tampak. Inteligensi dapat kita ketahui dengan cara tidak langsung. Yaitu melalui
kelakuan inteligensinya.
3. Bagi suatu perbuatan, inteligensi bukan hanya kemampuan yang dibawa sejak lahir
saja, namun factor-faktor lingkungan dan pendidikan juga memegang peranan.
4. Bahwa manusia itu dalam kehidupan senantiasa dapat menentukan tujuan - tujuan yang
baru dan dapat memikirkan atau menggunakan cara - cara untuk mewujudkan dan mencapai
tujuan itu.

Pada proses pendidikan di sekolah, inteligensi diyakini sebagai unsur penting


yang sangat menentukan keberhasilan belajar peserta didik. Namun inteligensi merupakan
salah satu aspek perbedaan individual yang perlu dicermati, karena setiap peserta didik
memiliki inteligensi yang berbeda. Ada anak yang memiliki inteligensi yang tinggi, sedangdan
rendah. Untuk mengetahui tinggi rendahnya inteligensi peserta didik, para ahli telah

8
mengembangkan instrumenyang dikenal dengan “tes inteligensi” yang kemudian lebih popular
dengan istilah Intellegenci Qoutientdisingkat IQ.
Untuk mengetahui tinggi rendahnya kemampuan seorang anak, guru dapat menggunakan
beberapa tes kecerdasan inteligensi dengan beberapa tes yaitu sebagai berikut:

1. Tes Binet
Binet dan mahasiswanya, Theophile Simon Tes itu disebut skala 1905. Tes ini
terdiri dari 30 pertanyaan, mulai dari kemampuan untuk menyentuh telinga hingga
kemampuan untuk menggambar desain berdasarkan ingatan dan mendefenisikan
konsep abstrak. Binet mengembangkan konsep mental age (MA) atau usia mental, yakni level
lama kemudian, pada 1912 William Stern menciptakan konsep Intelligence quotient (IQ), yaitu
usia mental seseorang dibagi dengan usia kronologis (chronogical age-CA).

2. Tes Skala Wechsler


Tes yang dipakai untuk melihat inteligensi anak yang dikembangkan olehDavid
Wechsler. Tes ini untuk menguji anak usia 4 samapi 6 ½ tahun, usia 6 hingga 16 tahun. Skala
Wechsler juga menunjukkan IQ verbal(kata-kata) dan IQ kerja. IQ verbal didasarkan pada
enam subskala verbal, IQ kinerja didasarkan pada lima subskala kinerja. Ini membuat
peneliti bisa melihat dengan cepat pola -pola kekuatan dan kelemahan dalam area inteligensi
murid yang berbeda – beda.

9
BAB III

PENUTUP

III. 1 Kesimpulan

10
DAFTAR PUSTAKA

Suryahanto,Arbi https://dosenpsikologi.com/teori-intelegensi-dalam-psikologi

Khairiah, Dina. 2018. “Perkembangan Fisik, Intelegensi, Emosi dan Bahasa AUD” dalam Jurnal
Al Athfal, Vol. 1, No. 1, Januari - Juni, 2018.

11

Anda mungkin juga menyukai