Anda di halaman 1dari 16

Psikologi Pendidikan

Dinamika Perilaku Individu Sebagai


Peserta Didik

Oleh Kelompok 4:

Rita Erliza Putri T (2006104010027)


Rayhan Yovanza (2006104010058)
Diva Nabila (2006104010002)

Universitas Syiah Kuala


Darussalam
2021
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Wr. Wb.

Syukur Alhamdulillah kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan berkah,


rahmat, dan hidayahNya, serta selawat dan salam kepada jujungan Nabi Muhammad SAW
sehingga saya dapat menyelesaikan makalah ini dengan judul DINAMIKA PRILAKU
INDIVIDU SEBAGAI PESERTA DIDIK. Makalah ini disusun sebagai tugas Mata Kuliah
Psikologi Pendidikan.
Keberhasilan kami menyelesaikan makalah ini adalah berkat bantuan dan dukungan
dari berbagai pihak serta keteguhan hati kami sebagai penulis, meskipun banyak hambatan
yang kami hadapi, namun semua menjadi pelajaran pengalaman yang berkesan. Dalam
kesempatan ini perkenankanlah kami menyampaikan ucapan terima kasih yang sebesar-
besarnya Kepada Dra. Nurhasanah. M.Pd Sebagai Dosen Pengampu mata kuliah ini
Dalam penyusunan makalah ini kami menyadari masih banyak kekurangan dan
kelemahannya. Oleh karena itu, kami mengharapkan kritik dan saran yang bersifat
membangun untuk menyempurnakan makalah ini. Semoga makalah ini bermanfaat untuk
para pembaca.

Wassalamu’alaikum Wr. Wb.

Darussalam, 2 September 2021

Penulis

2
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR..................................................................................................2

BAB I PENDAHULUAN............................................................................................4

1.1. Latar Belakang...............................................................................................4

1.2. Rumusan Masalah..........................................................................................5

1.3. Tujuan Penulisan............................................................................................5

BAB II PEMBAHASAN..............................................................................................6

2.1. Dinamika Perilaku Individu...............................................................................6

2.2. Penentuan Perilaku Individu..............................................................................9

BAB III PENUTUP....................................................................................................15

3.1............................................................................................................Kesimpulan
..........................................................................................................................15

3.2......................................................................................................................Saran
..........................................................................................................................15

DAFTAR PUSTAKA.................................................................................................16
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang

Pada dasarnya setiap manusia memiliki perilaku yang berbeda


antara masing masing individu. Perilaku manusia dipelajari dari ilmu
psikologi dan pendekatan perilaku. Perilaku adalah respon atas stimulus
yang datang. Ini berarti perilaku seperti reflek tanpa kerja mental sama
sekali. Perilaku seseorang dikelompokkan ke dalam perilaku wajar,
perilaku dapat diterima, perilaku aneh, dan perilaku menyimpang. Perilaku
individu tidak boleh disalahartikan sebagai perilaku sosial -yang
merupakan suatu tindakan dengan tingkat lebih tinggi- karena perilaku
sosial adalah perilaku yang secara khusus ditujukan kepada orang lain.
Penerimaan terhadap perilaku seseorang diukur relatif terhadap norma
sosial dan diatur oleh berbagai kontrol sosial. Maka dari itu dinamika
perilaku individu dalam perspektif psikologi pendidikan dapat dilihat dari
perspektif biologis, behaviorisme, kognitif, psikoanalisis, dan fenomelogi.

Karakteristik individu merupakan sifat kejiwaan yang


membedakan seseorang dengan yang lain, yang dapat dilihat dari ciri-ciri
biografis, kepribadian, persepsi, dan sikap. karakteristik individu
merupakan salah satu faktor yang dapat menentukkan prestasi belajar
siswa dalam mengikuti kegiatan belajar mengajar di sekolah. Sekolah
merupakan lembaga formal yang bertugas mendidik dan mengembangkan
sikap, perbuatan, tingkah laku bagi peserta didiknya agar mencapai
perkembangan yang optimal. setiap individu memiliki karakteristik yang
berbeda-beda di tengah masyarakat, begitu pula seorang siswa akan
bersikap dan bertingkah laku di sekolah sesuai karakteristik yang dimiliki.
Pengaruh karakteristik individu terhadap prestasi belajar siswa dapat
dilihat dari sejauh mana sikap, tingkah laku dan kepribadian yang dimiliki
siswa selama ini mampu membedakan antara siswa yang satu dengan yang
lainnya. Seberapa besar peranan siswa tersebut untuk memberikan
kontribusi di dalam dunia pendidikan, apakah dia termasuk siswa yang
berhasil dalam mengikuti proses belajar mengajar ataukah dia hanya
menganggap bahwa proses belajar mengajar itu hanya sebuah rutinitas
yang harus dikerjakan tanpa mengetahui pentingnya aktivitas pendidikan
baginya.

Keberhasilan pendidikan tak terlepas dari kemampuan


pendidik/pembelajar dalam memahami karakteristik individu yang
berbeda. Psikologi pendidikan merupakan sumbangsih dari ilmu
pengetahuan psikologi terhadap dunia pendidikan dalam kegiatan
pembelajaran, pengembangan kurikulum, proses belajar mengajar, sistem
evaluasi, dan layanan konseling merupakan beberapa kegiatan utama
dalam pendidikan terhadap peserta didik, pendidik, orang tua, masyarakat
dan pemerintah agar tujuan pendidikan dapat tercapai secara sempurna dan
tepat guna.
Berdasarkan uraian di atas penyusun mencoba untuk mengupas
materi dasar yang berkaitan dengan Dinamika Perilaku Individu dalam
Perspektif Psikologi sebagai alternatif bagi pendidik atau calon pendidik
memahami perilaku peserta didik guna pembelajaran bisa berjalan secara
optimal.

1.2. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas maka kami merumuskan beberapa masalah yang
akan kami kaji, di antaranya:

1. Apa pengertian dinamika perilaku individu?


2. Bagaimana Dinamika Perilaku Individu jika dilihat dari factor Pengamatan,
Persepsi, Berfikir, Intelegensi dan Sikap?

1.3.Tujuan Penulisan
Berdasarkan rumusan masalah yang telah dibuat, maka tujuan dari penulisan
makalah ini adalah sebagai berikut :

1. Untuk mengetahui pengertian dinamika individu.

2. Untuk mengetahui Dinamika Perilaku Individu jika dilihat dari factor


Pengamatan, Persepsi, Berfikir, Intelegensi dan Sikap?
BAB II
PEMBAHASAN
2.1. Dinamika Perilaku Individu
Dinamika perilaku individu adalah sekumpulan perilaku yang dimiliki oleh manusia
dan dipengaruhi oleh adat, sikap, etika, kekuasaan, persuasi, dan genetika.
Adapun lima aliran besar psikologi, yaitu:

A. Perspektif Biologi

Tokoh utama perspektif ini adalah Hipokrates. Dia adalah bapak ilmu kedokteran
yang sangat peduli terhadapat perkembangan perilaku dan proses mental manusia dianalisis
dari sisi biologis. Perspektif biologis berupaya mengaitkan peristiwa listrik dan kimiawi
yang terjadi dalam tubuh terutama di dalam otak dan sistem saraf. Bagi Hipokrates yang
mendasari perilaku dan proses mental individu adalah neurobiology. Perilaku dan proses
mental individu sangat ditentukan oleh perkembangan neurobiology pada kedua belahan
otak individu. Perspektif biologis merupakan pendekatan psikologi yang menekankan pada
peristiwa yang berlangsung dalam tubuh mempeangaruhi perilaku, perasaan, dan pikiran
seseorang. Perspektif biologis memunculkan psikologi evolusi yaitu suatu bidang psikologi
yang menekankan pada mekanisme evolusi yang membantu menjelaskan kesamaan diantara
manusia dalam kognisi, perkembangan, emosi, paraktik-praktik sosial, dan area lain dari
perilaku. Kita bisa terima Charles Darwin (1859) untuk menunjukkan dalam gagasan bahwa
genetika dan evolusi memainkan peran dalam mempengaruhi perilaku manusia melalui
seleksi alam.
Teori dalam perspektif biologi yang mempelajari perilaku genomik
mempertimbangkan bagaimana gen mempengaruhi perilaku. Sekarang genom manusia
dipetakan, mungkin suatu hari kita dapat memahami bagaimana lebih tepatnya bagaimana
perilaku dipengaruhi oleh DNA. Faktor biologis seperti kromosom, hormon, dan otak semua
memiliki pengaruh yang signifikan terhadap perilaku manusia, untuk jenis kelamin
misalnya, pendekatan biologis berpendapat bahwa perilaku sebagian diwariskan dan
memiliki fungsi atau evolusi adaptif.
Misalnya, minggu-minggu segera setelah kelahiran anak tingkat testosteron pada ayah
hampir lebih 30%.
Psikolog biologi menjelaskan perilaku dalam neurologis yaitu fisiologi dan struktur
otak dan bagaimana ini mempengaruhi perilaku. Banyak psikolog biologi telah
berkonsentrasi pada perilaku abnormal dan telah mencoba menjelaskannya. Misalnya
psikolog biologi percaya bahwa skizofrenia dipengaruhi oleh tingkat dopamine
(neurotransmitter).
Temuan ini telah membantu psikiatri lepas landas dan memantu meringankan gejala
penyakit mental melalui obat-obatan. Namun Freud dan disiplin lain berpendapat bahwa ini
hanya mempelakukan gejala dan bukan penyebabnya. Disinilah psikolog kesehatan
mengambil temuan bahwa psokolog biologis memproduksi dan melihat faktor-faktor
lingkungan yang terlibat untuk mendapatkan gambaran yang lebih baik.

6
B. Perspektif Behaviorisme

Tokoh perspektif ini yang paling terkenal diantaranya Ivan P. Pavplop dan
John B. Watson. Perspetif ini memandang perilaku sebagai aktivitas suatu individu
yang dapat dideteksi, seperti bericara, tertawa, dan menangis. Pada perspektif ini
yang dilihat perilaku individu ketimbang pada otak dan sistem sarafnya. Salah satu
cabang perspektif ini adalah analisis stimulus respons (S-R). S-R mempelajari
stilumuli yang relevan dilingkungan, respons yang ditimbulkan stimuli tersebut, dan
hadiah atau hukuman yang terjadi setelah respons tersebut. Stimulus (S) yang
dimaksud adalah segala sesuatu yang merangsang individu berperilaku atau
melakukan proses mental yang ditunjukkan oleh individu. Mekanisme perilaku
menurut perspektif ini sebagai berikut:

a. S-R
Pada mekanisme ini ketika stimulus atau rangsangan untuk berperilaku datang maka
individu harus berperilaku sebagai respons atau jawaban atas stimulus tersebut. Para
ahli psikologi berpendapat bahwa mekanisme perilaku ini termasuk mekanisme
perilaku tidak sadar. Misalnya pada saat seseorang sedang melamun dicubit dari
belakang ia langsung tersentak sembari berkata “aw” atau “aduh” dan perilaku
lainnya.

b. S-O-R
Pada mekanisme ini perilaku terjadi pada saat stimulus (S) datang lalu diterima oleh
organisme (O) dan organisme memberi respons (S). Artinya, pada mekanisme ini
stimulus tidak otomatis direspon langsung oleh organisme, mungkin dirasakan dulu
baru direspon. Para ahli hampir berkesimpulan bahwa perilaku ini termasuk perilaku
sadar.

c. S-O-t-W-e-R
Pada mekanisme ini, stimulus (S) diterima oleh organisme (O) melalui reseptor (r)
yang diteruskan ke World (W) untuk proses selanjutnya dimunculkan oleh efektor
(e) dalam bentuk perilaku atau respons (R). Pada dinamika ini yang dimaksud
reseptor adalah panca indera, world (W) adalah proses kognitif termasuk perseptual,
dan efektor (e) adalah fasilitas atau perlengkapan permunsulan respons. Para ahli
sepakat bahwa model perilaku inilah yang disebut perilaku sadar.

C. Perspektif Kognitif

Dalam perspektif kognitif sebagian kembali pada akar kognitif dari psikologi,
yakni persepsi., daya ingat, penalaran, dan pemutusan pilihan. Sebagian lagi sebagai
reaksi dari behaviorisme. Perspektif ini didasari oleh penelitian tentang kognisi
modern yang didasarkan pada asumsi berikut:

a. Hanya dengan mempelajari proses mental kita dapat sepenuhnya memahami apa
yang dilakukan oleh ahli suatu organisme.

b. Kita dapat mempelajari proses mental secara objektif dengan memfokuskan pada
perilaku spesifik, sama seperti yang dilakukan oleh ahli perilaku tetapi
menginterpretasikannya dalam kaitan proses mental dasar.
Pada perspektif ini interpretasi menggunakan analogi antara pikiran dan komputer,
7
yakni informasi yang masuk diproses dengan berbagai cara: dipilih, dibandingkan,
dan dikominasikan dengan informasi lain yang telah ada dalam memori,
ditransformasikan, disusun kembali dan seterusnya. Berikut ini conton interpretasi
kognitif, misalnya analisis tentang respon tentang seseorang dicemooh oleh orang
yang tidak dikenal, dikenal, dan pernah menyakitkan:

a. Respons terhadap cemoohan orang yang tidak dikenal cenderung lemah atau
diabaikan.

b. Respons terhadap cemoohan orang yang dikenal lebih kuat/lebih agresif


daripada respons kepada yang tidak dikenal.

c. Respons terhadap cemoohan orang yang pernah menyakitkan cenderung


lebih agresif dan lebih kuat daripada respons terhadap orang yang tidak dikenal atau
dikenal saja. Ini bisa terjadi karena pengetahuan yang ada dalam kognisi yang
disebut dengan struktur kognitif menurut istilah Piaget (tidak dikenal, dikenal, dan
penah menyakitkan) yang mengendalikan perilaku organisme.

D. Perspektif Psikoanalis

Tokoh utama perspektif ini adalah Sigmund Freud. Salah satu pengikutnya
adalah Gustav Jung. Asumsi dasar teori Freud adalah ahwa seagian besar perilaku
manusia berasal dari proses bawah sadar (unconscious). Meski jung merupakan
murid dan pengikut Freud, tetapi dalam konsep ini Jung berpendapat bahwa perilaku
manusia pada prinsipnya merupakan collective unconscious ( ketidaksadaran
kolektif). Menurut Freud sifat dasar manusia adalah negatif, ia yakin bahwa manusia
berperilaku didorong oleh insting yang sama seperti hewan (terutama seks dan
agresi). Dinamika perilaku ditentukan oleh id, ego, dan super ego. Id merupakan
insting atau naluri. Oleh sebab itu jika manusia berkembang hanya instingnya saja
tidak ada bedanya dengan hewan. Oleh sebab itu juga id sering disebut dengan
dorongan hewani. Id tidak mengenal benar dan salah dan senantiasa bergerak
berdasarkan prinsippleasure, yakni kenikmatan atau kesenangan. Sementara itu ego
merupakan unsur kepribadian yang berpegang teguh pada prinsip kebenaran
berdasarkan logika. Sedangkan super ego merupakan unsur kepribadian yang bekerja
berdasarkan moral. Jika perkembangan manusia didominasi oleh egonya saja ia akan
seperti binatang, tetapi jika yang berkembang pada manusia hanya sisi superegonya
saja ia akan seperti malaikat. Menurut perspektif ini perkembangan yang ideal adalah
perkembangan yang seimbang antara id, ego, dan super ego.

E. Perspektif Fenomologi

Perspektif fenomenologi sering disebut sebagai psikologi humanistik.


Perspektif ini menekankan kualitas yang membedakan manusia dari hewan.
Terutama dilihat dari sisi potensi. Perspektif ini memandang kekuatan motif utama
individual adalah kecenderungan ke arah pertumbuhan dan aktualisasi diri. Manusia
memiliki potensi dan memiliki kebutuhan dasar untuk mengemangkan potensinya
sampai penuh (aktualisasi diri). Dinamika perilaku sangat ditentukan oleh proses
dinamika motivasi yang sehat, yakni dinamika motivasi yang ditandai dengan
pencapaian tujuan (goal). Keberhasilan pencapaian tujuan saat ini cenderung memuat
manusia bergerak untuk menempuh tujuan berikutnya.
8
Ketidakpuasaan manusia dalam pencapaian tujuan dipandang positif sebagai
dasar pencapaian aktualisasi diri. Sementara itu manusia yang gagal dalam
mencapai tujuannya akan frustasi yang biasa ditunjukkan dengan berbagai
perilaku maladjusment seperti konvensasi, sulimasi, rasionalisasi, proyeksi,
regresi, represi, agresi, dan sebagainya.

2.2. Penentuan Perilaku Individu


Dinamika perilaku individu, ditentukan dan dipengaruhi oleh :
1. Pengamatan atau penginderaan (sensation)
Adalah proses belajar mengenal segala sesuatu yang berada di
lingkungan sekitar dengan meng¬gunakan alat indera penglihatan
(mata), pendengaran (telinga), pengecap (lidah), pembau (hidung),
dan perabaan (kulit, termasuk otot).
Sensasi (sensation) berasal dari bahasa latin : sensatus, yang
artinya dianugerahi dengan indra, atau intelek. Atau Sensasi berasal
dari kata “sense” yang artinya alat pengindraan, yang menghubungkan
organisme dengan lingkungannya. Sensasi merupakan tahap pertama
stimuli mengenai indra kita. Sensasi adalah proses manusia dalam
menerima informasi sensoris (energi fisik dari lingkungan) melalui
penginderaan dan menerjemahkan informasi tersebut menjadi sinyal-
sinyal neural yang bermakna.
Jadi, sensasi merupakan penerimaan stimulus (rangsangan)
melalui indera, dan sensasi lebih cenderung hubungannya dengan
perasaan. Dan alat penginderaan itulah yang menghubungkan
organisme dengan lingkungannya. Sensasi itu sebagai proses atau
pengalaman elementer yang timbul apabila satu perangsang
merangsang satu reseptor atau proses merasakan.
Berikut adalah jenis-jenis sensasi:
1. Indera penglihatan (mata)
2. Indera pendengaran (telinga)
3. Indera peraba (kulit)
4. indera penciuman (hidung)
5. Indera pengecap (lidah)

Faktor – Faktor Yang Mempengaruhi Sensasi. Bagian penting


dari teori deteksi sinyal yang berpengaruh besar terhadap psikologi
adalah implikasinya dalam pembelajaran ambang penginderaan.
Berdasarkan teori tersebut disimpulkan bahwa ambang penginderaa
bukan hanya kekuatan sinyal. Faktor-faktor yang mempengaruhi
ambang penginderaan adalah :
9
a. Kekuatan sinyal;
b. Sifat-sifat tugas/pekerjaan;
c. Harapan individu;
d. Konsekuensi-konsekuensi berupa penghargaan atau hukuman
e. Norma / standar / ukuran yang dikenakan individu.

A. Teori Sensasi
Sensasi (sensation) mengacu pada pendeteksian dini terhadap energi dari dunia fisik.
Studi terhadap sensasi umunya berkaitan dengan struktur dan proses mekanisme sensorik.
beserta stimulasi yang mempengaruhi mekanisme-mekanisme tersebut.
Deteksi energi fisik yang di hasilkan atau di pantulkan oleh benda-benda fisik, sel-sel tubuh
yang melakuakan penderteksi ini, organ inderawi ( mata, telinga, hidung, kulit dan jaringan
tubuh ) proses penginderaan menyadarkan kita akan adanya suara, warna, bentuk dan
elemen kesadaran yang lain. Tanpa sensasi kita tidak dapat menyentuh dalam arti
sesungguhnya dunia nyata.Tapi untuk membuat dunia yang mendera indera kita menjadi
sesuatu yang masuk akal.

(a) Sensasi Normal


Penerimaan, persepsi dan reaksi adalah 3 komponen setiap pengalaman sensori. Dalam
menjalankan fungsinya organ sensori berkaitan erat dengan sistem persyarafan yang
berfungsi sebagai reseptor dan penghantar stimulus sehingga tercipta sebuah persepsi yang
dapat menimbulkan reaksi dari individu.

(b) Sensasi Murni


Sensasi murni jarang terjadi, jika mendengar suara aneh, betapapun asingnya, kita akan
segera menghubungkannya dengan suatu bentuknya yang telah kita lihat sebelumnya.sensasi
murni itu terjadi mungkin dalam peristiwa saat rangsangan warna ditunjukkan untuk
pertama kali kepada seseorang yang sejak lahirnya buta, tetapi tiba-tiba dapat melihat
(Mahmud, 1990)

B.Proses Sensasi

Sistem saraf mengubah pesan pesan menjadi kode salah satu kode yaitu kode
anatomis. Pertama kali diperkenalkan pada 1826 oleh seorang ahli fisiologi Johannes Muller
sebagai doktrin energy syaraf spesifik. Menurut doktrin, berbagai modalitas sensorik yang
berbeda muncul karena sinyal yang diterima oleh organ indera merangsang beragam jalan
syaraf yang menuju area otak yang beragam pula. Sinyal dari mata menyebabkan impils
berjalan sepanjang saraf optik, menuju ke korteks visual.sinyal dari telinga. Sinyal dari
telinga menyebabkan impuls berjalan dari saraf auditoris menuju ke korteks auditoris.
Gelombang cahaya dan suara menghasilkan sensasi berbeda karena adanya perbedaan
anatomi ini.
Sensasi mengacu pada pendeteksian dini terhadap stimuli. Serta Sensasi merupakan unsur-
unsur pengalaman pancaindera yang disebabkan perangsang-perangsang diluar manusia,
yaitu cahaya, suara, bau, manis dan sebagainya. Dan hanya sensasi yang mampu kita
indralah yang akhirnya diproseskan oleh reseptor dan oleh pemrosesan kognitif tingkat
tinggi.Sistem sensorik kita memiliki keterbatasan kemampuan manerima sensasi, sehingga
dengan sendirinya pengetahuan kita tentang dunia pun terbatas. Konsep kita mengenai
10
proses perseptual bahwa pendeteksian dan penginterpretasian sinyalsinyal sensori, di
tentukan oleh energi stimulus yang dideteksi oleh sistemsistem sensorik dan oleh otak dan
hasil pemrosesan disimpan dimemori dalam bentuk pengetahuan ( knowledge), yang akan
digunakan kelak dalam suatu kejadian nyata.

2. Persepsi (perception),

Persepsi adalah sebuah proses saat individu mengatur dan menginterpretasikan kesan-
kesan sensoris mereka guna memberikan arti bagi lingkungan mereka. Perilakuindividu
seringkali didasarkan pada persepsi mereka tentang kenyataan, bukan pada kenyataan itu
sendiri
Persepsi berarti analisis mengenai cara mengintegrasikan penerapan kita terhadap hal-
hal di sekeliling individu dengan kesan-kesan atau konsep yang sudah ada, dan selanjutnya
mengenali benda tersebut. Untuk memahami hal ini, akan diberikan contoh sebagai berikut:
individu baru pertama kali menjumpai buah yang sebelumnya tidak kita kenali, dan
kemudian ada orang yang memberitahu kita bahwa buah itu namanya mangga. Individu
kemudian mengamati serta menelaah bentuk, rasa, dan lain sebagainya, dari buah itu secara
saksama. Lalu timbul konsep mengenai mangga dalam benak (memori) individu. Pada
kesempatan lainnya, saat menjumpai buah yang sama, maka individu akan menggunakan
kesan-kesan dan konsep yang telah kita miliki untuk mengenali bahwa yang kita lihat itu
adalah mangga (Taniputera, 2005).
Dari definisi persepsi di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa persepsi merupakan
suatu proses bagaimana seseorang menyeleksi, mengatur dan menginterpretasikan masukan-
masukan informasi dan pengalaman-pengalaman yang ada dan kemudian menafsirkannya
untuk menciptakan keseluruhan gambaran yang berarti.

A. Jenis-jenis persepsi

Proses pemahaman terhadap rangsang atau stimulus yang diperoleh oleh indera
menyebabkan persepsi terbagi menjadi beberapa jenis :

1. Persepsi visual
Persepsi visual didapatkan dari indera penglihatan. Persepsi ini adalah persepsi yang
paling awal berkembang pada bayi, dan memengaruhi bayi dan balita untuk
memahami dunianya. Persepsi visual merupakan topik utama dari bahasan persepsi
secara umum, sekaligus persepsi yang biasanya paling sering dibicarakan dalam
konteks seharihari.

2. Persepsi auditori
Persepsi auditori didapatkan dari indera pendengaran yaitu telinga.

3. Persepsi perabaan
Persepsi pengerabaan didapatkan dari indera taktil yaitu kulit.

4. Persepsi penciuman
Persepsi penciuman atau olfaktori didapatkan dari indera penciuman yaitu hidung.

5. Persepsi pengecapan
Persepsi pengecapan atau rasa didapatkan dari indera pengecapan yaitu lidah.
Berdasarkan pendapat para ahli yang telah dikemukakan, bahwa proses persepsi
11
melalui tiga tahap, yaitu:
A. Tahap penerimaan stimulus, baik stimulus fisik maupun stimulus sosial melalui
alat indera manusia, yang dalam proses ini mencakup pula pengenalan dan
pengumpulan informasi tentang stimulus yang ada.

B. Tahap pengolahan stimulus sosial melalui proses seleksi serta pengorganisasian


informasi.

C. Tahap perubahan stimulus yang diterima individu dalam menanggapi lingkungan


melalui proses kognisi yang dipengaruhi oleh pengalaman, cakrawala, serta
pengetahuan individu.

Menurut Newcomb (dalam Arindita, 2003), ada beberapa sifat yang menyertai
proses persepsi, yaitu:

1. Konstansi (menetap): Dimana individu mempersepsikan seseorang sebagai orang itu


sendiri walaupun perilaku yang ditampilkan berbeda-beda.

2. Selektif: persepsi dipengaruhi oleh keadaan psikologis si perseptor. Dalam arti


bahwa banyaknya informasi dalam waktu yang bersamaan dan keterbatasan
kemampuan perseptor dalam mengelola dan menyerap informasi tersebut, sehingga
hanya informasi tertentu saja yang diterima dan diserap.

3. Proses organisasi yang selektif: beberapa kumpulan informasi yang sama dapat
disusun ke dalam pola-pola menurut cara yang berbeda beda.

3. Berpikir (reasoning)
Adalah aktivitas yang bersifat ideasional untuk menemukan hubungan antara
bagian-bagian pengetahuan. Berpikir bertujuan untuk membentuk pengertian,
membentuk pendapat, dan menarik kesimpulan.

A. Proses berpikir kreatif

1. Tahap Persiapan
Tahap ini merupakan tahap pengumpulan informasi atau data yang diperlukan
untuk memecahkan suatu masalah.

2. Tahap Inkubasi
Tahap ini adalah tahap dieraminya proses pemecahan masalah.

3. Tahap Iluminasi
Pada tahap ini aalah munculnya berbagai inspirasi dan gagasan-gagasan untuk
memecahkan masalah.

4. Tahap Verifikasi
Tahap ini juga disebut tahap evaluasi, yaitu suatu tahap ketika ide atau kreasI
harus diuji dengan realita.

12
Jenis berpikir ada dua, yaitu berpikir tingkat rendah dan tingkat tinggi.
Berpikir Tingkat Tinggi terjadi ketika seseorang mengambil informasi baru dan
informasi yang tersimpan dalam memori dan saling terhubungkan atau menata
kembali dan memperluas informasi ini untuk mencapai tujuan atau menemukan
jawaban yang mungkin dalam situasi membingungkan. Membahas tentang “Berpikir
Tingkat Tinggi”, mengingatkan kita kepada Taksonomi Bloom, terdapat tiga aspek
dalam ranah kognitif yang menjadi bagian dari kemampuan berpikir tingkat tinggi
atau higher order thinking. Ketiga aspek itu adalah aspek analisa, aspek evaluasi dan
aspek mencipta.
Sedang tiga aspek lain dalam ranah yang sama, yaitu aspek mengingat, aspek
memahami, dan aspek aplikasi, masuk dalam bagian intilektual berpikir tingkat
rendah atau lower-order thinking. Membahas tentang berpikir tingkat tinggi, kita
bahas dulu tentang Ketrampilan berfikir.

A. Definisi Keterampilan Berfikir


Keterampilan berpikir dapat didefinisikan sebagai proses kognitif yang
dipecah-pecah ke dalam langkah-langkah nyata yang kemudian digunakan
sebagai pedoman berpikir. Satu contoh keterampilan berpikir adalah menarik
kesimpulan (inferring), yang didefinisikan sebagai kemampuan untuk
menghubungkan berbagai petunjuk (clue) dan fakta atau informasi dengan
pengetahuan yang telah dimiliki untuk membuat suatu prediksi hasil akhir yang
terumuskan. Untuk mengajarkan keterampilan berpikir menarik kesimpulan
tersebut, pertama-tama proses kognitif inferring harus dipecah ke dalam
langkah-langkah sebagai berikut:
(a) Mengidentifikasi pertanyaan atau fokus kesimpulan yang akan dibuat.
(b) Mengidentifikasi fakta yang diketahui,
(c) Mengidentifikasi pengetahuan yang relevan yang telah diketahui
sebelumnya,
(d) Membuat perumusan prediksi hasil akhir.

4. Inteligensi
Adalah diartikan sebagai kemampuan mental yang melibatkan proses berpikir
rasional, kemampuan individu untuk menyesuaikan diri dengan situasi baru,
kemampuan memecahkan simbol-simbol tertentu. Inteligensi tidak sama dengan IQ
karena IQ hanya rasio yang diperoleh dengan meng¬gunakan tes tertentu yang tidak
atau belum tentu menggambarkan kemampuan individu yang lebih kompleks. Teori
tentang inteligensi di¬antaranya G-Theory (general theory) dan S-Theory (specific
theory). Inteligensi dipengaruhi oleh faktor bawaan dan lingkungan. Sikap
(Attitude), adalah evaluasi positif-negatif-ambivalen individu ter¬hadap objek,
peris¬tiwa, orang, atau ide tertentu. Sikap merupakan pe¬rasa¬an, ke¬yakinan, dan
kecenderungan perilaku yang relatif menetap. Unsur-unsur sikap meliputi kognisi,
afeksi, dan kecenderungan bertindak. Faktor-faktor yang mem¬pengaruhi
terbentukanya sikap adalah penga¬laman khusus, komunikasi dengan orang lain,
adanya model, iklan dan opini, lembaga-lembaga sosial dan lembaga keagamaan.

13
5. Sikap (attitude)

Sikap merupakan suatu hal yang harus saling memahami antara pribadi dan
orang lain. Dengan saling memahami individu maka organisasi akan dapat dikelola
dengan baik.
Menurut Prof. Dr. Johanes Basuki, M.Psi. (2015), definisi sikap dapat dijelaskan
dalam tiga komponen sikap, yaitu kognitif, afektif dan psikomotorik.

A. Kognitif, yaitu berkaitan dengan proses berpikir yang menekankan pada rasionalitas
dan logika.

B. Afektif, yaitu berkenaan dengan komponen emosional atau perasaan seseorang.

C. Psikomotorik merupakan kecenderungan seseorang dalam bertindak terhadap


lingkungannya.

14
BAB III
PENUTUP
3.1.Kesimpulan
Dinamika perilaku individu adalah sekumpulan perilaku yang dimiliki oleh
manusia dan dipengaruhi oleh adat, sikap, etika, kekuasaan, persuasi, dan genetika.
Dinamika perilaku individu, ditentukan dan dipengaruhi oleh:
1. Pengamatan atau penginderaan (sensation), adalah proses belajar mengenal
segala sesuatu yang berada di lingkungan sekitar dengan menggunakan alat
indera penglihatan (mata), pendengaran (telinga), pengecap (lidah), pembau
(hidung), dan perabaan (kulit, termasuk otot).
2. Persepsi (perception), adalah menafsirkan stimulus yang telah ada di otak atau
pengertian individu tentang situasi atau pengalaman. Ciri umum persepsi terkait
dengan dimensi ruang dan waktu, terstruktur, menyeluruh, dan penuh arti.
Persepsi bersifat subjektif dan dipengaruhi oleh perhatian selektif, ciri-ciri
rangsangan, nilai dan kebutuhan individu, serta pengalaman.
3. Berpikir (reasoning), adalah aktivitas yang bersifat ideasional untuk menemukan
hubungan antara bagian-bagian pengetahuan. Berpikir bertujuan untuk
membentuk pengertian, membentuk pendapat, dan menarik kesimpulan. Proses
berpikir kreatif terdiri dari: persiapan, inkubasi, iluminasi, dan verifikasi. Jenis
berpikir ada dua, yaitu berpikir tingkat rendah dan tingkat tinggi.
4. Adalah diartikan sebagai kemampuan mental yang melibatkan proses berpikir
rasional, kemampuan individu untuk menyesuaikan diri dengan situasi baru,
kemampuan memecahkan simbol-simbol tertentu. Inteligensi tidak sama dengan
IQ karena IQ hanya rasio yang diperoleh dengan meng¬gunakan tes tertentu
yang tidak atau belum tentu menggambarkan kemampuan individu yang lebih
kompleks.
5. Sikap merupakan suatu hal yang harus saling memahami antara pribadi dan
orang lain. Dengan saling memahami individu maka organisasi akan dapat
dikelola dengan baik

3.2.Saran
Dari penulisan makalah diatas maka penulis memberikan saran kepada pembaca
untuk lebih mendalami dan mencari factor-faktor yang mempengaruhi dinamika perilaku
individu dan juga jenis-jenis dinamika perilaku individu. Melakukan observasi dan penelitian
yang lebih mendalam.
DAFTAR PUSTAKA

Abin Syamsuddin Makmun, 2003. Psikologi Pendidikan. Bandung: PT Remaja


Rosdakarya

Desmita, 2007. Psikologi Perkembangan. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya

Dr. Nana Syaodih Sukmadinata, 2005, Landasan Psikologi Proses Pendidikan.


Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

Tirtarahardja, La Sulo, 2005. Pengantar Pendidikan. Jakarta: Asdi Mahastya.

http://connyeternal.blogspot.com/2009/11/faktor-yang-mempengaruhi -perilaku.html
http://akhmadsudrajat.wordpress.com/2008/02/11/memahami-perilaku-
individu-2/ https://www.facebook.com/permalink.php?

id=167459670106043&story_fbid=167466283438715
http://aljumhuriy.blogspot.co.id/2016/04/ii-p-psikologi-dinamika-
perilaku.html https://id.wikipedia.org/wiki/Persepsi#cite_note-persepsi-0

Anda mungkin juga menyukai