Oleh Kelompok 4:
Penulis
2
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR..................................................................................................2
BAB I PENDAHULUAN............................................................................................4
BAB II PEMBAHASAN..............................................................................................6
3.1............................................................................................................Kesimpulan
..........................................................................................................................15
3.2......................................................................................................................Saran
..........................................................................................................................15
DAFTAR PUSTAKA.................................................................................................16
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Berdasarkan latar belakang di atas maka kami merumuskan beberapa masalah yang
akan kami kaji, di antaranya:
1.3.Tujuan Penulisan
Berdasarkan rumusan masalah yang telah dibuat, maka tujuan dari penulisan
makalah ini adalah sebagai berikut :
A. Perspektif Biologi
Tokoh utama perspektif ini adalah Hipokrates. Dia adalah bapak ilmu kedokteran
yang sangat peduli terhadapat perkembangan perilaku dan proses mental manusia dianalisis
dari sisi biologis. Perspektif biologis berupaya mengaitkan peristiwa listrik dan kimiawi
yang terjadi dalam tubuh terutama di dalam otak dan sistem saraf. Bagi Hipokrates yang
mendasari perilaku dan proses mental individu adalah neurobiology. Perilaku dan proses
mental individu sangat ditentukan oleh perkembangan neurobiology pada kedua belahan
otak individu. Perspektif biologis merupakan pendekatan psikologi yang menekankan pada
peristiwa yang berlangsung dalam tubuh mempeangaruhi perilaku, perasaan, dan pikiran
seseorang. Perspektif biologis memunculkan psikologi evolusi yaitu suatu bidang psikologi
yang menekankan pada mekanisme evolusi yang membantu menjelaskan kesamaan diantara
manusia dalam kognisi, perkembangan, emosi, paraktik-praktik sosial, dan area lain dari
perilaku. Kita bisa terima Charles Darwin (1859) untuk menunjukkan dalam gagasan bahwa
genetika dan evolusi memainkan peran dalam mempengaruhi perilaku manusia melalui
seleksi alam.
Teori dalam perspektif biologi yang mempelajari perilaku genomik
mempertimbangkan bagaimana gen mempengaruhi perilaku. Sekarang genom manusia
dipetakan, mungkin suatu hari kita dapat memahami bagaimana lebih tepatnya bagaimana
perilaku dipengaruhi oleh DNA. Faktor biologis seperti kromosom, hormon, dan otak semua
memiliki pengaruh yang signifikan terhadap perilaku manusia, untuk jenis kelamin
misalnya, pendekatan biologis berpendapat bahwa perilaku sebagian diwariskan dan
memiliki fungsi atau evolusi adaptif.
Misalnya, minggu-minggu segera setelah kelahiran anak tingkat testosteron pada ayah
hampir lebih 30%.
Psikolog biologi menjelaskan perilaku dalam neurologis yaitu fisiologi dan struktur
otak dan bagaimana ini mempengaruhi perilaku. Banyak psikolog biologi telah
berkonsentrasi pada perilaku abnormal dan telah mencoba menjelaskannya. Misalnya
psikolog biologi percaya bahwa skizofrenia dipengaruhi oleh tingkat dopamine
(neurotransmitter).
Temuan ini telah membantu psikiatri lepas landas dan memantu meringankan gejala
penyakit mental melalui obat-obatan. Namun Freud dan disiplin lain berpendapat bahwa ini
hanya mempelakukan gejala dan bukan penyebabnya. Disinilah psikolog kesehatan
mengambil temuan bahwa psokolog biologis memproduksi dan melihat faktor-faktor
lingkungan yang terlibat untuk mendapatkan gambaran yang lebih baik.
6
B. Perspektif Behaviorisme
Tokoh perspektif ini yang paling terkenal diantaranya Ivan P. Pavplop dan
John B. Watson. Perspetif ini memandang perilaku sebagai aktivitas suatu individu
yang dapat dideteksi, seperti bericara, tertawa, dan menangis. Pada perspektif ini
yang dilihat perilaku individu ketimbang pada otak dan sistem sarafnya. Salah satu
cabang perspektif ini adalah analisis stimulus respons (S-R). S-R mempelajari
stilumuli yang relevan dilingkungan, respons yang ditimbulkan stimuli tersebut, dan
hadiah atau hukuman yang terjadi setelah respons tersebut. Stimulus (S) yang
dimaksud adalah segala sesuatu yang merangsang individu berperilaku atau
melakukan proses mental yang ditunjukkan oleh individu. Mekanisme perilaku
menurut perspektif ini sebagai berikut:
a. S-R
Pada mekanisme ini ketika stimulus atau rangsangan untuk berperilaku datang maka
individu harus berperilaku sebagai respons atau jawaban atas stimulus tersebut. Para
ahli psikologi berpendapat bahwa mekanisme perilaku ini termasuk mekanisme
perilaku tidak sadar. Misalnya pada saat seseorang sedang melamun dicubit dari
belakang ia langsung tersentak sembari berkata “aw” atau “aduh” dan perilaku
lainnya.
b. S-O-R
Pada mekanisme ini perilaku terjadi pada saat stimulus (S) datang lalu diterima oleh
organisme (O) dan organisme memberi respons (S). Artinya, pada mekanisme ini
stimulus tidak otomatis direspon langsung oleh organisme, mungkin dirasakan dulu
baru direspon. Para ahli hampir berkesimpulan bahwa perilaku ini termasuk perilaku
sadar.
c. S-O-t-W-e-R
Pada mekanisme ini, stimulus (S) diterima oleh organisme (O) melalui reseptor (r)
yang diteruskan ke World (W) untuk proses selanjutnya dimunculkan oleh efektor
(e) dalam bentuk perilaku atau respons (R). Pada dinamika ini yang dimaksud
reseptor adalah panca indera, world (W) adalah proses kognitif termasuk perseptual,
dan efektor (e) adalah fasilitas atau perlengkapan permunsulan respons. Para ahli
sepakat bahwa model perilaku inilah yang disebut perilaku sadar.
C. Perspektif Kognitif
Dalam perspektif kognitif sebagian kembali pada akar kognitif dari psikologi,
yakni persepsi., daya ingat, penalaran, dan pemutusan pilihan. Sebagian lagi sebagai
reaksi dari behaviorisme. Perspektif ini didasari oleh penelitian tentang kognisi
modern yang didasarkan pada asumsi berikut:
a. Hanya dengan mempelajari proses mental kita dapat sepenuhnya memahami apa
yang dilakukan oleh ahli suatu organisme.
b. Kita dapat mempelajari proses mental secara objektif dengan memfokuskan pada
perilaku spesifik, sama seperti yang dilakukan oleh ahli perilaku tetapi
menginterpretasikannya dalam kaitan proses mental dasar.
Pada perspektif ini interpretasi menggunakan analogi antara pikiran dan komputer,
7
yakni informasi yang masuk diproses dengan berbagai cara: dipilih, dibandingkan,
dan dikominasikan dengan informasi lain yang telah ada dalam memori,
ditransformasikan, disusun kembali dan seterusnya. Berikut ini conton interpretasi
kognitif, misalnya analisis tentang respon tentang seseorang dicemooh oleh orang
yang tidak dikenal, dikenal, dan pernah menyakitkan:
a. Respons terhadap cemoohan orang yang tidak dikenal cenderung lemah atau
diabaikan.
D. Perspektif Psikoanalis
Tokoh utama perspektif ini adalah Sigmund Freud. Salah satu pengikutnya
adalah Gustav Jung. Asumsi dasar teori Freud adalah ahwa seagian besar perilaku
manusia berasal dari proses bawah sadar (unconscious). Meski jung merupakan
murid dan pengikut Freud, tetapi dalam konsep ini Jung berpendapat bahwa perilaku
manusia pada prinsipnya merupakan collective unconscious ( ketidaksadaran
kolektif). Menurut Freud sifat dasar manusia adalah negatif, ia yakin bahwa manusia
berperilaku didorong oleh insting yang sama seperti hewan (terutama seks dan
agresi). Dinamika perilaku ditentukan oleh id, ego, dan super ego. Id merupakan
insting atau naluri. Oleh sebab itu jika manusia berkembang hanya instingnya saja
tidak ada bedanya dengan hewan. Oleh sebab itu juga id sering disebut dengan
dorongan hewani. Id tidak mengenal benar dan salah dan senantiasa bergerak
berdasarkan prinsippleasure, yakni kenikmatan atau kesenangan. Sementara itu ego
merupakan unsur kepribadian yang berpegang teguh pada prinsip kebenaran
berdasarkan logika. Sedangkan super ego merupakan unsur kepribadian yang bekerja
berdasarkan moral. Jika perkembangan manusia didominasi oleh egonya saja ia akan
seperti binatang, tetapi jika yang berkembang pada manusia hanya sisi superegonya
saja ia akan seperti malaikat. Menurut perspektif ini perkembangan yang ideal adalah
perkembangan yang seimbang antara id, ego, dan super ego.
E. Perspektif Fenomologi
A. Teori Sensasi
Sensasi (sensation) mengacu pada pendeteksian dini terhadap energi dari dunia fisik.
Studi terhadap sensasi umunya berkaitan dengan struktur dan proses mekanisme sensorik.
beserta stimulasi yang mempengaruhi mekanisme-mekanisme tersebut.
Deteksi energi fisik yang di hasilkan atau di pantulkan oleh benda-benda fisik, sel-sel tubuh
yang melakuakan penderteksi ini, organ inderawi ( mata, telinga, hidung, kulit dan jaringan
tubuh ) proses penginderaan menyadarkan kita akan adanya suara, warna, bentuk dan
elemen kesadaran yang lain. Tanpa sensasi kita tidak dapat menyentuh dalam arti
sesungguhnya dunia nyata.Tapi untuk membuat dunia yang mendera indera kita menjadi
sesuatu yang masuk akal.
B.Proses Sensasi
Sistem saraf mengubah pesan pesan menjadi kode salah satu kode yaitu kode
anatomis. Pertama kali diperkenalkan pada 1826 oleh seorang ahli fisiologi Johannes Muller
sebagai doktrin energy syaraf spesifik. Menurut doktrin, berbagai modalitas sensorik yang
berbeda muncul karena sinyal yang diterima oleh organ indera merangsang beragam jalan
syaraf yang menuju area otak yang beragam pula. Sinyal dari mata menyebabkan impils
berjalan sepanjang saraf optik, menuju ke korteks visual.sinyal dari telinga. Sinyal dari
telinga menyebabkan impuls berjalan dari saraf auditoris menuju ke korteks auditoris.
Gelombang cahaya dan suara menghasilkan sensasi berbeda karena adanya perbedaan
anatomi ini.
Sensasi mengacu pada pendeteksian dini terhadap stimuli. Serta Sensasi merupakan unsur-
unsur pengalaman pancaindera yang disebabkan perangsang-perangsang diluar manusia,
yaitu cahaya, suara, bau, manis dan sebagainya. Dan hanya sensasi yang mampu kita
indralah yang akhirnya diproseskan oleh reseptor dan oleh pemrosesan kognitif tingkat
tinggi.Sistem sensorik kita memiliki keterbatasan kemampuan manerima sensasi, sehingga
dengan sendirinya pengetahuan kita tentang dunia pun terbatas. Konsep kita mengenai
10
proses perseptual bahwa pendeteksian dan penginterpretasian sinyalsinyal sensori, di
tentukan oleh energi stimulus yang dideteksi oleh sistemsistem sensorik dan oleh otak dan
hasil pemrosesan disimpan dimemori dalam bentuk pengetahuan ( knowledge), yang akan
digunakan kelak dalam suatu kejadian nyata.
2. Persepsi (perception),
Persepsi adalah sebuah proses saat individu mengatur dan menginterpretasikan kesan-
kesan sensoris mereka guna memberikan arti bagi lingkungan mereka. Perilakuindividu
seringkali didasarkan pada persepsi mereka tentang kenyataan, bukan pada kenyataan itu
sendiri
Persepsi berarti analisis mengenai cara mengintegrasikan penerapan kita terhadap hal-
hal di sekeliling individu dengan kesan-kesan atau konsep yang sudah ada, dan selanjutnya
mengenali benda tersebut. Untuk memahami hal ini, akan diberikan contoh sebagai berikut:
individu baru pertama kali menjumpai buah yang sebelumnya tidak kita kenali, dan
kemudian ada orang yang memberitahu kita bahwa buah itu namanya mangga. Individu
kemudian mengamati serta menelaah bentuk, rasa, dan lain sebagainya, dari buah itu secara
saksama. Lalu timbul konsep mengenai mangga dalam benak (memori) individu. Pada
kesempatan lainnya, saat menjumpai buah yang sama, maka individu akan menggunakan
kesan-kesan dan konsep yang telah kita miliki untuk mengenali bahwa yang kita lihat itu
adalah mangga (Taniputera, 2005).
Dari definisi persepsi di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa persepsi merupakan
suatu proses bagaimana seseorang menyeleksi, mengatur dan menginterpretasikan masukan-
masukan informasi dan pengalaman-pengalaman yang ada dan kemudian menafsirkannya
untuk menciptakan keseluruhan gambaran yang berarti.
A. Jenis-jenis persepsi
Proses pemahaman terhadap rangsang atau stimulus yang diperoleh oleh indera
menyebabkan persepsi terbagi menjadi beberapa jenis :
1. Persepsi visual
Persepsi visual didapatkan dari indera penglihatan. Persepsi ini adalah persepsi yang
paling awal berkembang pada bayi, dan memengaruhi bayi dan balita untuk
memahami dunianya. Persepsi visual merupakan topik utama dari bahasan persepsi
secara umum, sekaligus persepsi yang biasanya paling sering dibicarakan dalam
konteks seharihari.
2. Persepsi auditori
Persepsi auditori didapatkan dari indera pendengaran yaitu telinga.
3. Persepsi perabaan
Persepsi pengerabaan didapatkan dari indera taktil yaitu kulit.
4. Persepsi penciuman
Persepsi penciuman atau olfaktori didapatkan dari indera penciuman yaitu hidung.
5. Persepsi pengecapan
Persepsi pengecapan atau rasa didapatkan dari indera pengecapan yaitu lidah.
Berdasarkan pendapat para ahli yang telah dikemukakan, bahwa proses persepsi
11
melalui tiga tahap, yaitu:
A. Tahap penerimaan stimulus, baik stimulus fisik maupun stimulus sosial melalui
alat indera manusia, yang dalam proses ini mencakup pula pengenalan dan
pengumpulan informasi tentang stimulus yang ada.
Menurut Newcomb (dalam Arindita, 2003), ada beberapa sifat yang menyertai
proses persepsi, yaitu:
3. Proses organisasi yang selektif: beberapa kumpulan informasi yang sama dapat
disusun ke dalam pola-pola menurut cara yang berbeda beda.
3. Berpikir (reasoning)
Adalah aktivitas yang bersifat ideasional untuk menemukan hubungan antara
bagian-bagian pengetahuan. Berpikir bertujuan untuk membentuk pengertian,
membentuk pendapat, dan menarik kesimpulan.
1. Tahap Persiapan
Tahap ini merupakan tahap pengumpulan informasi atau data yang diperlukan
untuk memecahkan suatu masalah.
2. Tahap Inkubasi
Tahap ini adalah tahap dieraminya proses pemecahan masalah.
3. Tahap Iluminasi
Pada tahap ini aalah munculnya berbagai inspirasi dan gagasan-gagasan untuk
memecahkan masalah.
4. Tahap Verifikasi
Tahap ini juga disebut tahap evaluasi, yaitu suatu tahap ketika ide atau kreasI
harus diuji dengan realita.
12
Jenis berpikir ada dua, yaitu berpikir tingkat rendah dan tingkat tinggi.
Berpikir Tingkat Tinggi terjadi ketika seseorang mengambil informasi baru dan
informasi yang tersimpan dalam memori dan saling terhubungkan atau menata
kembali dan memperluas informasi ini untuk mencapai tujuan atau menemukan
jawaban yang mungkin dalam situasi membingungkan. Membahas tentang “Berpikir
Tingkat Tinggi”, mengingatkan kita kepada Taksonomi Bloom, terdapat tiga aspek
dalam ranah kognitif yang menjadi bagian dari kemampuan berpikir tingkat tinggi
atau higher order thinking. Ketiga aspek itu adalah aspek analisa, aspek evaluasi dan
aspek mencipta.
Sedang tiga aspek lain dalam ranah yang sama, yaitu aspek mengingat, aspek
memahami, dan aspek aplikasi, masuk dalam bagian intilektual berpikir tingkat
rendah atau lower-order thinking. Membahas tentang berpikir tingkat tinggi, kita
bahas dulu tentang Ketrampilan berfikir.
4. Inteligensi
Adalah diartikan sebagai kemampuan mental yang melibatkan proses berpikir
rasional, kemampuan individu untuk menyesuaikan diri dengan situasi baru,
kemampuan memecahkan simbol-simbol tertentu. Inteligensi tidak sama dengan IQ
karena IQ hanya rasio yang diperoleh dengan meng¬gunakan tes tertentu yang tidak
atau belum tentu menggambarkan kemampuan individu yang lebih kompleks. Teori
tentang inteligensi di¬antaranya G-Theory (general theory) dan S-Theory (specific
theory). Inteligensi dipengaruhi oleh faktor bawaan dan lingkungan. Sikap
(Attitude), adalah evaluasi positif-negatif-ambivalen individu ter¬hadap objek,
peris¬tiwa, orang, atau ide tertentu. Sikap merupakan pe¬rasa¬an, ke¬yakinan, dan
kecenderungan perilaku yang relatif menetap. Unsur-unsur sikap meliputi kognisi,
afeksi, dan kecenderungan bertindak. Faktor-faktor yang mem¬pengaruhi
terbentukanya sikap adalah penga¬laman khusus, komunikasi dengan orang lain,
adanya model, iklan dan opini, lembaga-lembaga sosial dan lembaga keagamaan.
13
5. Sikap (attitude)
Sikap merupakan suatu hal yang harus saling memahami antara pribadi dan
orang lain. Dengan saling memahami individu maka organisasi akan dapat dikelola
dengan baik.
Menurut Prof. Dr. Johanes Basuki, M.Psi. (2015), definisi sikap dapat dijelaskan
dalam tiga komponen sikap, yaitu kognitif, afektif dan psikomotorik.
A. Kognitif, yaitu berkaitan dengan proses berpikir yang menekankan pada rasionalitas
dan logika.
14
BAB III
PENUTUP
3.1.Kesimpulan
Dinamika perilaku individu adalah sekumpulan perilaku yang dimiliki oleh
manusia dan dipengaruhi oleh adat, sikap, etika, kekuasaan, persuasi, dan genetika.
Dinamika perilaku individu, ditentukan dan dipengaruhi oleh:
1. Pengamatan atau penginderaan (sensation), adalah proses belajar mengenal
segala sesuatu yang berada di lingkungan sekitar dengan menggunakan alat
indera penglihatan (mata), pendengaran (telinga), pengecap (lidah), pembau
(hidung), dan perabaan (kulit, termasuk otot).
2. Persepsi (perception), adalah menafsirkan stimulus yang telah ada di otak atau
pengertian individu tentang situasi atau pengalaman. Ciri umum persepsi terkait
dengan dimensi ruang dan waktu, terstruktur, menyeluruh, dan penuh arti.
Persepsi bersifat subjektif dan dipengaruhi oleh perhatian selektif, ciri-ciri
rangsangan, nilai dan kebutuhan individu, serta pengalaman.
3. Berpikir (reasoning), adalah aktivitas yang bersifat ideasional untuk menemukan
hubungan antara bagian-bagian pengetahuan. Berpikir bertujuan untuk
membentuk pengertian, membentuk pendapat, dan menarik kesimpulan. Proses
berpikir kreatif terdiri dari: persiapan, inkubasi, iluminasi, dan verifikasi. Jenis
berpikir ada dua, yaitu berpikir tingkat rendah dan tingkat tinggi.
4. Adalah diartikan sebagai kemampuan mental yang melibatkan proses berpikir
rasional, kemampuan individu untuk menyesuaikan diri dengan situasi baru,
kemampuan memecahkan simbol-simbol tertentu. Inteligensi tidak sama dengan
IQ karena IQ hanya rasio yang diperoleh dengan meng¬gunakan tes tertentu
yang tidak atau belum tentu menggambarkan kemampuan individu yang lebih
kompleks.
5. Sikap merupakan suatu hal yang harus saling memahami antara pribadi dan
orang lain. Dengan saling memahami individu maka organisasi akan dapat
dikelola dengan baik
3.2.Saran
Dari penulisan makalah diatas maka penulis memberikan saran kepada pembaca
untuk lebih mendalami dan mencari factor-faktor yang mempengaruhi dinamika perilaku
individu dan juga jenis-jenis dinamika perilaku individu. Melakukan observasi dan penelitian
yang lebih mendalam.
DAFTAR PUSTAKA
http://connyeternal.blogspot.com/2009/11/faktor-yang-mempengaruhi -perilaku.html
http://akhmadsudrajat.wordpress.com/2008/02/11/memahami-perilaku-
individu-2/ https://www.facebook.com/permalink.php?
id=167459670106043&story_fbid=167466283438715
http://aljumhuriy.blogspot.co.id/2016/04/ii-p-psikologi-dinamika-
perilaku.html https://id.wikipedia.org/wiki/Persepsi#cite_note-persepsi-0