Anda di halaman 1dari 19

Table Manner

Disusun oleh :
Lainatus Shyifa (2006104010096)

Dosen Pembimbing
Yuli Heirina Hamid, S.pd. M.si

UNIVERSITAS SYIAH KUALA


FAKULTAS KEGURUAN ILMU PENDIDIKAN
PENDIDIKAN KESEJAHTERAAN KELUARGA
TAHUN AJARAN 2021/2022
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh

Segala puji syukur saya panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa. Atas rahmat dan karunia-
Nya, saya dapat menyelesaikan tugas penulisan makalah mata kuliah Ilmu Kesejahteraan
Keluarga tepat waktu. Tidak lupa shalawat serta salam tercurah kepada Rasulullah SAW yang
syafa’atnya kita nantikan kelak.

Penulisan makalah berjudul “Table Manner” dapat diselesaikan karena bantuan banyak
pihak. Selain itu, saya juga berharap agar pembaca mendapatkan sudut pandang baru setelah
membaca makalah ini.

Penulis menyadari makalah ini masih memerlukan penyempurnaan, terutama pada bagian isi.
Saya menerima segala bentuk kritik dan saran pembaca demi penyempurnaan makalah.
Apabila terdapat banyak kesalahan pada makalah ini, saya memohon maaf.

Demikian yang dapat saya sampaikan. Akhir kata, semoga makalah ini dapat bermanfaat.

Wassalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh

Banda Aceh, 30 Agustus 2021

Penulis
Daftar Isi

KATA PENGANTAR...........................................................................................................................2
Daftar Isi................................................................................................................................................3
BAB I..................................................................................................................................................4
PENDAHULUAN..............................................................................................................................4
A. Latar Belakang...........................................................................................................................4
B. Rumusan Masalah.......................................................................................................................4
C. Tujuan.........................................................................................................................................4
BAB II................................................................................................................................................5
PEMBAHASAN................................................................................................................................5
BAB III...............................................................................................................................................9
PENUTUP..........................................................................................................................................9
A. Kesimpulan.................................................................................................................................9
B. Saran...........................................................................................................................................9
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................................................9
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Istilah table manner alias etika makan merupakan suatu aturan tersendiri dalam sebuah
jamuan makan yang terdiri dari beberapa tahap menu yang yang dihidangkan bergantian dari
mulai pembukaan (Appetizer) sampai pada tahap penutup (dessert). Pada aturan makan ini si
penikmat hidanan harus mengetahui aturan-aturan etika dan sopan santun yang berlaku selama
jamuan makan berlangsung, selain atuan pemakaian tahapan perlatan makan juagaa
diantaranya etika duduk, etika makan dan minum serta etika berbicara.
Table manner selama ini identik dengan acara jamuan makan resmi bergaya
barat.Sebenarnya tidak demikian etika makan tidak hanya ada di Negara-negara barat. Di
Negara lain seperti Jepang, Cina termasuk di Indonesia pun dikenal dengan etika makan.

B. Rumusan Masalah

1. Apa yang di maksud dengan table manner?


2. Bagaimanakah urutan penggunaan alat-alat makan dalam table manner?
3. Bagaimanakah pengaturan alat makan dalam table manner?
4. Bagaimanakah etika dan aturan jamuan makan?

C. Tujuan

Suatu kegiatan tanpa tujuan itu suatu hal yang sia-sia, adapun tujuan utama dalam
penyusunan makalah ini adalah :.
1.      Agar dapat mengetahui etika makan
2.      Agar dapat mengetahui tata cara berbicara dalam jamuan makan.
3.      Agar dapat mengetahui tata cara duduk yang benar dalam jamuan makan.
4.      Agar dapat mengetahui urutan penggunaan alat-alat makan.
5.      Agar dapat mengetahui pengaturan alat makan dalam table manner.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 . Pengertian Table Manner
Secara etimologis kata etika dan etiket berasal dari bahasa Yunani, yaitu ”ethos”, yang
berarti ”adat istiadat” atau ”kebiasaan”. Dalam perkembangan selanjutnya dari bahasa
Perancis kuno kata etika atau ethic berasal dari kata ethique yang berarti sejumlah prinsip
moral. Sedangkan etiket berasal dari etiquette yang berarti list of ceremonial; the rule of
conduct; the customary code of polite behavior in society; aturan tingkah laku. Menurut
Kamus Besar Bahasa Indonesia, Etiket diartikan sebagai: tata cara (adat, sopan santun). ‘Jadi
jelas bahwa etika berhubungan dengan nilai-nilai moral, hal yang ada dalam diri dan pikiran
manusia, sedangkan etiket berhubungan dengan sopan santun, kebiasaan, hal yang nampak’.
(Majalah Auditor, Vol. 4, No. 8, Juni-Agustus Tahun 2003).

‘Dalam hal ini etika yang akan kita bahas dalam kegiatan Pengabdian pada masyarakat ini
adalah dalam hal etika perjamuan dimeja makan ( Table Manner ) dimana salah satu jenis
etika yang bersifat etika lingkungan hidup . Sehingga bisa diartikan sebagai suatu
ketentuan/tata cara yang berlaku sebagai norma yang disepakati dan didasarkan atas kelaziman
dan kebiasaan yang berlaku’ ( Marsum w.a , 2003)

Table manner atau tata krama makan adalah aturan yang harus dipatuhi saat makan
bersama di meja. Orang Eropa memperkenalkan etiket makan, yang merupakan aturan standar,
terutama pada acara formal atau makan malam keluarga besar. Padahal etika sebenarnya sudah
ada jauh sebelum peradaban Eropa menyebar ke dunia. Jika Anda bisa menunjukkan
kesopanan di meja. Padahal secara tidak langsung menunjukkan kualitas dan moralitas
komunikasi seseorang. Etika makan tidak terbentuk secara tiba-tiba. Kualitas etika makan
harus dimulai dari masa kanak-kanak dan remaja.Ini adalah proses pembelajaran yang baik
untuk mengembangkan kebiasaan makan yang baik dan mengembangkan kebiasaan makan
yang baik. Jika etika diet terbentuk secara instan, maka etika diet yang kaku dan kaku akan
muncul. 
Dengan kebiasaan sehari-hari dengan melakukan etika makan yang baik maka merupakan
proses pembelajaran yang sangat baik. Bila etika makan dibentuk secara instan maka akan
menghasilkan kualitas etika makan yang canggung dan tidak luwes. Bila seseorang diundang
disebuah restaurant terkenal atau jamuan makan malam resmi dengan meja makan yang sudah di
setting sedemikian rupa harus mengikuti aturan etika makan yang baik. Setiap Negara memiliki aturan
meja makan yang berbeda-beda. Untum masyarakat Indonesia, khususnya dikalangan professional,
table manner paling banyak di adopsi dari standar Amerika. Meski tentu saja tetap dicampur dengan
adat kebiasaan orang Indonesia itu sendiri. Berikut ini adalah beberapa alas an kenapa Table Manner
menjadi penting ;

 Memudahkan penyesuaian diri


 Meningkatkan rasa percaya diri
 Mengenal budaya barat
 Mengajarkan sopan santun

2.2 Tata Cara Table Manner


1) Aturan Dasar Etika Makan
 Saat duduk di kursi, tegakkan tubuh dan jangan biarkan bersandar pada kursi.
 Saat menikmati makanan, pastikan kedua tangan memegang peralatan makan tanpa
kedua siku menyentuh di atas meja. Posisi siku tangan harus berada di udara, tetapi
jangan terlalu tinggi.
 Jangan menghilangkan ingus dengan kain lap. Lap yang disiapkan untuk anda hanya
untuk membersihkan mulut jika kotor.
 Menambahkan bumbu setelah mencicipi makanan dianggap kasar dan menghina koki.
 Jangan mengambil makanan dari piring orang lain dan jangan memintanya juga.
 Tunggu ada aba-aba untuk mulai memakan makanan yang dihidangkan.
 Kunyah makanan dengan tutupnya rapat. mengeluarkan suara.
 Usahakan untuk mencicipi semua makanan yang disediakan.
 Berbicaralah pelan namun dengan pengucapan yang jelas.
 Gunakan serbet ketika batuk atau bersin
 Taruh peralatan makanan dalam keadaan terbalik dan bentuk huruf X.
 Ucapkan izin sebagai tanda meminta izin apabila Anda ingin pergi ke kamar
kecil. Anda cukup mengucapkan “Permisi, saya ada hal lain.” Sebagai bentuk
implisit.
 Tutup mulut Anda apabila membersihkan sisa-sisa makanan di mulut.
 Cicipi makanan dengan porsi yang lebih sedikit terlebih dahulu. menambahkan bumbu
sebelum makanan dianggap kasar dan menghina koki.
 Mengikuti panduan kesembilan aturan tabel sudah menjadi bekal yang cukup bagi
Anda untuk meningkatkan nilai.
2) Etika umum
 Bila pelayan tidak memberikan anda duduk, duduk dan tariklah bangku dengan dua
tangan.
 Bukalah serbet atau napkin dengan wajar taruh di pangkuan anda.
 Jika sudah siap memesan menu, lihat daftar menu dnegan wajar, jangan terlalu lama.
Segera menunjuk menu yang anda pilih. Setelah itu biasanya pelayan mempersilahkan
anda mencicipi menu pembuka atau Appetizer.
3) Selama Jamuan Berlangsung
Banyak kita saksikan hal-hal janggal ketika perjamuan makan diselenggarakan. Hal ini
bisa jadi karena perbedaan kebiasaan dari masing-masing daerah atau negara. Maka dari
itu, kita harus memahami aturan-aturan umum yang berlaku pada saat perjamuan
berlangsung. Hal yang utama yang harus diingat adalah:
 Biasakan mendahulukan tuan rumah yang memulai percakapan. Senyumlah dengan
santai saat bercakap-cakap.
 Jangan mengunyah sambil berbicara. Kondisikan gadget anda dalam posisi silent
atau getar. Dan tidak diperbolehkan memainkan gadget saat makan berlangsung.
 Apabila hendak ke kamar kecil, ijinlah ke penjamu anda dengan mengucapkan
"maaf" atau "sorry" atau "pardon me".
 Selesai makan, letakkan sendok garpu di piring dengan posisi
lurus. Bisa tertelungkup atau telentang.
 Hindari Asap, karena tidak ada asbak maka daerah tersebut dilarang merokok.
Namun, jika santap malam telah selesai dan penjamu mengajak meokok, maka
anda bisa pindah ke bar dan bisa merokok di area yang disediakan.
4) Memahami kartu undangan.
Pada waktu menerima undangan sebaiknya kita perlu memperhatikan benar siapa yang
mengundang untuk hadir dalam jamuan makan yang akan diselenggarakan tersebut. Hal ini
penting sebab secara protokoler ada ketentuan bahwa kursi undangan disiapkan sesuai dengan
jumlah undangan. Ada beberapa hal yang harus Anda lakukan ketika menerima undangan
perjamuan makan, antara lain:
 Mengkonfirmasikan kehadiran kepada pihak yang mengundang. Biasanya dalam
undangan ada tulisan RSVP (Respondez S'il Vous Plait) yang berarti "Mohon
Jawaban Segera".
 Datanglah tepat waktu atau beberapa saat dari waktu undangan tetapi jangan
sebelumnya.
 Pakailah pakaian sesuai dengan permintaan yang tercantum dalam undangan, untuk
acara formal menggunakan jas atau gaun malam atau kemeja batik lengan panjang
atau kebaya
 Menjabat tangan tuan rumah di depan pintu masuk. ruangan. Perkenalkan pasangan
Anda bila perlu, kemudian berbaur dengan undangan lainnya.
 Sebelum jamuan makan, biasanya ada Cocktail Party dimana dihidangkan makanan
ringan dan minuman.
 Mintalah minuman yang tersedia dan jangan minta minuman yang tidak ada, tetapi
jangan teh atau kopi karena akan dihidangkan setelah makan.
5) Tata Krama Sebelum Jamuan
Di setiap acara perjamuan makan, ada banyak kegiatan atau acara menjelang acara puncak
yakni perjamuan makan itu sendiri.
Maka dari itu, ada berberapa hal yang harus diketahui, diantaranya adalah:
 Hindari bicara dengan satu orang saja atau teman
 Hindari membuat suatu kelompok sendiri
 Kendalikan intonasi suara (tone of voice) saat berbicara dan saat tertawa. Jangan
terbahak-bahak sehingga mengundang perhatian orang lain. Carilah tempat duduk yang
sesuai dengan table plan
 Perkenalkan pasangan anda kepada orang yang anda kenal saat anda bertemu mereka
 Apabila kita membawa pasangan, kita mempersilakan pasangan kita duduk lebih
dahulu dengan menarikkan kursi untuknya.
6) Cara Berbusana
 Bagi pria haruslah busana resmi lengkap dengan kemeja lengan panjang dan celana
kain
 Bagi wanita busana nasional atau daerah dan busana bagian atas menutup dada (jangan
terbuka)
7) Cara Berbicara
 Hindari berbicara pada saat mulut penuh berisi makanan
 Jangan menyela pembicaraan orang lain
 Bicaralah dengan nada dan intonasi sedang Hindarkan berbicara dengan gerak tangan
yang berlebihan apalagi sambil memegang alat makan.
 Hindarkan berbicara sambil melihat atau menunjuk kearah seseorang atau meja lain
agar tidak salah paham.
 Hindarkan memotong pembicaraan orang lain biarkan yang bersangkutan selesai
berbicara dan minta maaf untuk menganggu sebentar.
 Hindarkan berbicara dengan suara yang terlalu keras atau lemah.
 Hindarkan menguasai pembicaraan dengan memberi kesempatan pada yang lain untuk
berbicara.

2.3 Macam Macam Peralatan Hidangan Serta Fungsinya

Bicara tentang cara makan, cara makan apa yang biasa anda gunakan, Cara makan bisa
berhubungan dengan cara kita menggunakan alat untuk menyantap makanan atau bisa juga
berhubungan dengan bagaimana kita makan seperti makan cepat, lambat, pakai banyak
sambal, dan lain sebagainya.

(https://fabelio.com/blog/memahami-table-manner-
kursi-sofa-minimalis/)
Untuk alat makan, di Indonesia sebagian besar
orang biasa makan dengan menggunakan sendok
dan garpu. Ya inilah cara makan yang umum
digunakan di Indonesia, selain cara makan langsung
dengan tangan tentunya. Tapi di samping itu ada banyak cara makan dengan menggunakan
peralatan lain di Indonesia, Beberapa diantaranya adalah :
a) Sendok dan Garpu
Ini adalah cara makan yang sangat umum di Indonesia dan past anda telah paham
bagaimana makan dengan cara seperti ini. Anda tinggal memegang sendok di tangan kanan
dan garpu di tangan kiri. Makan dengan sendok dan garpu sangatlah mudah, sendok
gugunakan untuk mengambil makanan dan garpu dapat digunakan untuk menusuk makanan
atau membantu mengunpulkan makanan di sendok, begitu mudah.
b)      Pisau dan garpu
Makan dengan garpu dan pisau saat ini menjadi makin umum dengan menjamurnya
rumah makan yang menyediakan steak sebagai hidangan utamanya. Bagaimana cara
menggunakannya?Cara makan dengan pisau dan garpu tidaklah sulit, anda tetap memegang
garpu ditangan kiri dan pisau ditangan kanan. Garpu digunakan untuk menusuk dan menahan
makanan pada tempatnya selagi selagi anda memotong makanan tersebut menjadi potongan
yang lebih kecil dengan menggunakan pisau.

c)      Sumpit
Makan dengan memakai sumpit juga bukan merupakan hal yang asing di Indonesia.
Tempat makan-makan bertema Jepang, cina atau Korea biasanya slalu menyediakan sumpit
bagi anda. Anda harus bias memengang sumpit dengan benar agar dapat menyantap hidangan
anda dengan nyaman.
d)     Pulukan atau menggunakan tangan
Makan dengan menggunakan tangan adalahsalah satu cara makn yang wajar di
Indonesia, Khususnya untuk menyantap makanan-makanan yang idak berkuah. Makan dengan
menggunakan tangan sangatlah mudah. Hal yang perlu anda perhatikan adalah usahakan anda
hanya menggunakan bagian ujung dari jari-jari anda saat makan.

2.4 Daftar Menu Table Manner


Jamuan formal terdiri dari beberapa menu yang semuanya akan diakan dimakan
menurut waktu dan urutan yang telah disesuaikan.
 Hidangan pembuka (Appetizer)
Sebelum hidangan pembuka disajikan biasanya diatas meja disediakan roti sebagai
panganan, anda bisa makan roti ini dengan tangan. Hidangan pembuka biasanya juga
terdiri dari dua macam Hot Appetizer dan Cold Appetizer. Hot Appetizer biasanya sup.
(aduklah sup itu perlahan, jangan dipangku ditangan anda, biarkan tetap diatas meja.
Jangan sekali-kali meniup sup. Gunakan sendok sup yang sudah disediakan). Cold
Appetizer bisa berupa salad. (ambil garpu di tangan kiri dan pisau ditangan kanan, sekali
lagi pilihlah alat makan yang disediakan, biasanya lebih kecil dari alat makan hidangan
utama. Jangan ragu-ragu mengelap mulut anda bila ada sisa makanan disana. Jangan
mengelap dengan satu tangan).
 Hidangan Utama (Main Course)
Bila hidangan utama sudah tiba, jangan salah kalau anda sedang diundang jamuan
makan ala internasional , umumnya da dua cara menyantap hidangan utama. Hidangan
utama sering berupa daging, steak atau seafood. Bila menggunakan ala Amerika biasanya
daging dipotong lebih dahulu baru disantap menggunakan sendok dengan tangan kanan.
Cara Eropa lain lagi, biasanya langsung dipotong dengan pisau di tangan kanan lalu
memakan dengan garpu ditangan kiri.
 Hidangan Penutup (Dessert)
Puas menyantap hidangan utama saatnya anda menikmati hidangan penutup. Hidangan
penutup umumnya berupa makanan atau minuman dingin seperti cocktail, ice cream, atau
jus. Jangan makan hidangan penutup langsung setelah anda menghabiskan makanan
utama. Berilah waktu untuk perut anda, setelah dirasa cukup dan hidangan penutup sudah
siap makan anda bisa menyantapnya. Bila hidangan penutup anda berupa minuman yang
ada hiasan diatasnya makanlah terlebih dahulu. Baru minum/makan isinya.

1. Table Manner menurut Budaya Jepang


 The healties food in the world
Makanan Jepang dikenal dengan julukan the healties food in the world. Tidak hanya
itu, jenis makanan dan teknik memasaknya sangat variatif, Seperti robatiyaki, teknik
memasak yang sangat tradisional, yaitu dengan cara memanggang bahan makanan
diatas bara api, mitip sate. Juga tepanyaki, yang kini telah banyak ditawarkan di resto-
resto Jepang.
 Cara duduk di hidangan
Jamuan makan Jepang diselenggarakan dalam ruangan bernama tatami, yakni ruangan
gaya tradisional Jepang yang beralaskan tikar bamboo tanpa kursi. Disini para tamu
diharuskan melepas alas kaki, namun masih tetap boleh mengenakan kaos kaki. Sikap
tubuh saat duduk lesehan di atas tikar adalah nduduk diatas dua telapak kaki yang
tekuk dengan punggung tegak lurus. Untuk wanita, kedua tangan dipertemukan dan
ditelungkupkan di pangkuan. Lain halnya dengan pria meletakkan telapak tangannya
pada lutut.
 Bersulang
Sesaat setelah minuman tersaji, diadakan kanpai atau bersulang, yaitu mengangkat
cawan atau sake. Begitu pula saat semua tamu telah mendapatkan hidangan, satu kata
wajib diucapkan sebelum memuulai bersantap adalah itadakimasu yang juga berarti
ucapan terimakasih atas makanan yang telah disediakan dan siap untuk disantap
dengan sikap tubuh dengan kepala sedikit.
 Cara penyajian
Untuk jamuan makan yang menggunakan meja makan hal ini juga dapat dilakukan,
terdapat beberapa cara penyajian dalam tradisi makan Jepang. Di resto-rest berkelas,
biasanya hidangan disajikan satu persatu dengan pelayanan khusus dan sedikit formal,
mirip dengan jamuan Kaiseki, jamuan makan formil yang dahulu sering dilakukan para
bangsawan untuk menjamu tamunya Namun, di Jepang sendiri cara penyajian seperti
ini tidak terlalu sering dipraktekkan lagi, mengingat kesibukan dan efektivitas waktu.
Itu sebabnya, saat ini begitu banyak resto Jepang yang menyajikan hidangannya
sekaligus dalam satu nampan. Cara penyajian seperti ini juga diterapkan di hampir
setiap rumah tangga di Jepang. Dalam menyantapnya tidak ada aturan tertentu. Namun,
biasanya orang Jepang sendiri lebih suka mulai dari jenis daging terlebih dahulu,
dilanjutkan dengan sup, kemudian nasi beserta acar.
 Penggunaan Sumpit
Penggunaan sumpit lebih mirip dengan jamuan makan Cina, sumpit, atau dalam bahasa
Jepangnya disebut Hashi, merupakan alat makan utama seperti halnya sendok atau
garpu dan pisau dalam hidangan Barat. Perbedaan sumpit Jepang dengan Cina terletak
pada bentuknya. Sumpit Jepang ujungnya cenderung lebih tajam dan mengecil,
sedangkan sumpit Cina ujungnya lebih tebal dan persegi. Sumpit biasanya diletakkan
pada sebuah sandaran sumpit, dikenal dengan nama chopstick standing dan bentuknya
beragam. Saat usai menyantap hidangan atau ingin berhenti sejenak, letakkan sumpit
pada sandaran sumpit. Buat sebagian orang sumpit relatif sulit digunakan. Oleh karena
itu, ada baiknya jika dimulai melatih jari jemari Anda. Menggunakan sumpit saat
menikmati hidangan Jepang memberikan sensasi tersendiri, adapun caranya adalah:
 Letakkan sebuah sumpit di antara pangkal ibu jari dan jari tengah.
 Letakkan sumpit kedua di antara jari tengah dan telunjuk seperti memegang sebuah
pensil.
 Tekan dan jepit dengan bantuan ibu jari.
 Ada beberapa kebiasaan orang Jepang terhadap sumpit, diantaranya adalah:
 Jangan menancapkan sumpit pada makanan Anda, terutama pada nasi, karena
hal ini hanya untuk suasana berkabung.
 Letakkan sumpit di samping piring Anda atau pada tempat yang tersedia.\
 Jangan pernah meletakannya tanpa alas di atas meja, kecuali sumpit masih
dalam keadaan terbungkus.
 Jangan menggunakan sumpit untuk menunjuk sesuatu ataupun seseorang,
karena Anda akan dianggap kurang sopan.
 Jangan juga gunakan sumpit untuk memotong makanan Anda seperti Anda
menggunakan pisau atau garpu.
 Jika ingin saling berbagi makanan, sebaiknya jangan menerima makanan
dengan sumpit. Terimalah makanan tersebut pada mangkuk nasi ataupun piring
yang di sediakan.
 Jangan memutar-mutarkan sumpit untuk mencari makanan yang diinginkan.
 Di beberapa resto Jepang juga disediakan sump yang kedua ujungnya sama
runcing. Ujung yang satu digunakan untuk bersantap sedangkan ujung yang
lainnya digunakan untuk mengambil hidangan yang diinginkan.
 Penggunaan mangkuk atau cawan
Mangkuk dan cawan selain untuk hidangan berkuah yang disajikan perorangan seperti
miso soup, mangkuk juga digunakan untuk nasi hangat yang selalu tersaji dan diletakkan
di sebelah kanan. Tata cara penggunaan mangkuk dan sikap tubuh seseorang saat
menyantap hidangan yang disajikan dalam mangkuk atau cawan dapat dibedakan menurut
jenis makanan dan minumannya.
 Nasi bagi orang Jepang
Ada beberapa etika ketika menyantap nasi dalam budaya Jepang, diantarnya:
 Nasi selalu disajikan dalam mangkuk tertutup atau terbuka.
 Saat menyantapnya pegang mangkuk nasi dengan telapak tangan kiri
dan angkat hingga sebatas dada, jangan diangkat terlalu dekat dengan
mulut.
 Gunakan sumpit saat menyantap nasi, jangan tusukmsumpit terlalu
dalam.
 Jangan mengunyah dan menyantap nasi terlalu cepat dan terus menerus.
 Sebaiknya habiskan dulu makanan dalam mulut, baru menyuapkan nasi
kembali.
 Jangan pernah menaruh hidangan lain di atas nasi. Santaplah nasi, baru
santap hidangan lain dengan menggunakan sumpit juga.
 Teh Atau Sake
Teh merupakan minuman yang wajib menyertai semua hidangan Jepang. Beberapaa etika
sewaktu meminum teh menurut budaya Jepang:

 Teh dituang ke dalam cawan kecil yang tidak bertelinga.


 Cara minum teh yang benar untuk wanita adalah dengan mengangkat cawan dengan
tangan kanan dan menahan cawannya pada ujung-ujung jari tangan kiri.
 Sedangkan untuk pria, cawan diangkat hanya dengan satu tangan sajau.
 Cara lain adalah dengan mengangkat cawan dengan kedua tangan.
 Aturan umum lainnya dalam budaya Jepang
 Gunakan kedua tangan saat memberi atau menerima mengkuk
 Jangan menusuk sumpit ke dalam makanan
 Ujung sumpit tidak boleh kena meja, jadi letakkan di tepi piring atau di tataan sumpit.
 Gunakan sumpit Anda untuk mengambil makanan yang dihidangkan, tapi balik
ujungnya, gunakan ujung yang bersih. Balik lagi sumpit untuk mengambil makanan
dari piring Anda.
 Jangan mengisi piring, mangkuk, atau gelas sake sampai penuh, karena dianggap tidak
sopan.
 Makan sushi dengan tangan diperbolehkan. Di beberapa restoran Jepang, sushi bahkan
disajikan tanpa sumpit.
 Menyeruput teh, sup, atau mie sah-sah saja sebagai tanda menikmati sekaligus
mendinginkannya.

2. Table Manner Menurut Budaya Cina


Cina merupakan negara dengan peradaban yang sudah sangat tua di dunia. Banyak hal
penting yang hadir dan tercipta di daratan Cina ini, mulai dari ilmu pengetahuan, budaya dan
lain sebagainya. Dan hal ini juga berlaku terhadap kebiasan atau budaya makan atau jamuan di
Cina. Tata cara makan etnis Cina ini dipercaya telah berusia ribuan tahun. Tata cara makan
Cina yang berkembang hingga saat ini berasal dari zaman Dinasti Zhou yang hidup pada abad
ke-11. Tata cara makan ala kerajaan ini kemudian berkembang dengan berbeda di tiap-tiap
wilayah Cina dan tujuan dari acara makan itu sendiri. Pada masa lampau, perbedaan tata cara
makan tergantung pada strata sosial yang terbagi menjadi kelompok ningrat, pejabat
pemerintahan, pedagang, dan rakyat biasa Sementara itu, sekarang ini umumnya tata cara
makan hanya dua macam, yakni tuan rumah dan tamu.
Sebagai tamu, orang harus sangat memerhatikan penampilan saat menghadiri jamuan
makan. Tamu juga biasanya diharapkan membawa buah tangan, sepert minuman atau
makanan ringan lainnya. Disetiap kebudayaan di belahan dunia mana saja, tentu ada aturan-
aturan khusus terhadap para tamu ketika hendak berkunjung ke rumah orang lain, atau
berkunjung kater menghadiri suatu acara resmi atau perjamuan makan. Berikut tata cara
makan dalam perjamuan budaya Cina:
 Sebagai tamu, orang harus sangat memerhatikan penampilan saat menghadiri jamuan
makan. Tamu juga biasanya diharapkan membawa buah tangan, sepert minuman atau
makanan ringan lainnya.
 Setelah menyerahkan buah tangan pada pemilik rumah sang tamu harus
memperkenalkan diri pada tamu lainnya atau menunggu diperkenalkan sang empunya
rumah Setelah itu barulah ia menempati tempat duduk yang telah ditentukan.
 Dalam budaya Cina, pengaturan tempat duduk ini sangat penting dalam etika makan.
Tempat duduk paling utama biasanya ditempatkan menghadap timur atau pintu
masukOrang yang duduk di sini ialah yang tertua dalam hierarki keluarga.
 Saat suatu keluarga mengadakan jamuan makan, tempat duduk ini diberikan pada tamu
yang paling mereka hormati. Jika sang tamu terhormat belum duduk, tamu lain belum
diperkenankan duduk. Acara makan juga belum dimulai jika tamu terhormat belum
mulai makan.
 Etnis Cina juga memiliki kebiasaan bersulang. Namun sulang tidak dilakukan
bersamaan melainkan berurutan mulai dari tamu terhormat, diikuti yang duduk di
sebelahnya, hingga seterusnya sampai tempat duduk terakhir.
 Jika tempat duduk berbentuk bundar, orang kedua adalah yang duduk di sebelah kiri
tamu terhormat. Di sebelah orang kedua disebut posisi nomor empat. Dengan kata lain,
sisi kiri ialah posisi genap, sedangkan kanan posisi ganjil.
 Saat santapan dimulai, orang harus menjaga cara makannya agar tetap sopan. Orang
muda harus menunggu orang yang lebih tua mengatakan, Ayo makan, untuk mulai
makan.
 Orang Cina juga memiliki aturan dalam memegang mangkuk. Jempol harus berada di
tepi mangkuk di dekat mulut. Sementara itu, lauk yang diambil ialah lauk yang paling
dekat dengan tempat duduk sendiri. Kebiasaan makan ini umumnya masih berlaku
hingga kini.
 Sama seperti di budaya Barat, peralatan komunal (sumpit dan sendok) digunakan untuk
membawa makanan dari piring komunal mangkuk individu sendiri (atau piring).
 Tidak sopan apabila memisahkan sumpit (seperti memegang salah satu di masing-
masing tangan), menusuk makanan dengan sumpit, atau berdiri seca vertikal di
sepiring makanan. (Yang terakhir ini terutam kasar, membangkitkan gambar dupa atau
tongkat jou digunakan upacara saat pemakaman).
 Sebuah mangkuk nasi dapat diangkat dengan satu tangis untuk meraup beras ke dalam
mulut dengan sumpit. Ha ini juga dianggap kasar untuk mencari bagian satu akan lebih
memilih di piring bukannya mengambil bagian yang paling dekat dengan restoran
sebagai simbol keadilan dan berbagi dengan orang lain.
 Bagian terakhir dari makanan di piring komunal tidak pernah disajikan kepada diri
sendiri tanpa meminta izin Ketika ditawarkan sedikit terakhir makanan, itu dianggap
sopan untuk menolak tawaran tersebut. Hal ini dianggap salah untuk pengunjung untuk
tidak meninggalkan sedikit makanan di piring atau mangkuk mereka.
 Bumbu, seperti kecap atau saus bebek, mungkin tidak secara rutin tersedia di restoran
berkualitas tinggi. Asumsinya adalah bahwa makanan sempurna siap tidak
memerlukan bumbu dan kualitas makanan dapat menjadi yang terbaik dihargai.

3. Table Manner Menurut Budaya Jawa


Masyarakat Jawa sebagai masyarakat dengan penduduk terbanyak di Indonesia, masih
menjunjung adat, persoalan makan adalah kegiatan sehari-hari yang tiddak boleh terlepas dari
sopan santun dan aturan budaya jawa. Setiap gerak, ucapan dan perilaku harus lebih
diutamakan. Ada beberapa kebiasaan perjamuan table manner yang lazim dilakukan oleh
orang-orang jawa pada saat perjamuan adat atau acara tentu dilakukan diantaranya adalah:
 Adat Jawa memberikan prioritas pada tamu-tamu yang mereka hormati dan tuakan,
bahkan dari tempat dudukpun mereka mendapatkan tempat yang istimewa. Bahkan
ketika tamu terhormat atau yang paling tua belum duduk, tamu lain belum
diperkenankan duduk. Acara makan juga belum dimulai jika tamu terhormat belum
mulai makan.
 Pada saat perjamuan dimulai, para kaum muda harus menunggu orang yang lebih tua,
baik untuk mengambil nasi atau untuk memulai makan.
 Mirip dengan kebiasaan atau tatakrama umumnya, pada saat makan sebaiknya tidak
menggunakan suara yang keras atau tertawa yang keras.
 Bila mengambil nasi atau lauk sebaiknya mengambil dalam porsi yang cukup, kalau
kurang bisa ditambah lagi
 Jangan sampai menyisakan sisa makanan di dalam piring
 Saat mengunyah sebaiknya tidak berbunyi dan dengan mulut tertutup Jangan
bersendawa dan gelekan setelah makan
 Bila buang ingus harus keluar dari meja makan. Bila diundang menjadi tamu di dalam
jamuan makan dirumah, sebaiknya mencobai semua jenis makanan yang ada meskipun
sedikit.
 Menambah porsi makan tidak masalah asal jangan berlebihan.
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan

Table manner atau etika makan adalah aturan yang harus dilakukan saat bersantap
bersama di meja makan. Kenapa begitu penting mengetahui teble manner ini? Jawabannya
sederhana, karena pengetahuan dan praktek table manner mampu menunjukan kualitas kita
dan secara tidak langsung menunjukan kualitas dan etika pergaulan seseorang. Etika makan
tidak dibentuk secara tiba-tiba. Kualitas etika makan harus dilakukan sejak usia anak-anak dan
remaja.

B. Saran

Makan adalah alat bantu komunikasi. Paham etika di meja makan mempermudah kita
dalam pergaulan. Dalam acara jamuan makan, tata cara makan merupakan hal utama yang
penting diperhatikan. tata cara makan menunjukan siapa diri kita sebenarnya.

DAFTAR PUSTAKA
Majalah Auditor, Vol. 4, No. 8, Juni-Agustus Tahun 2003
Marsum w.a , 2003. PEMBELAJARAN TATA CARA MAKAN ( TABLE MANNER )
Table manner : Etiket jamuan makan / oleh Soekresno
http://library.uny.ac.id/sirkulasi/index.php?p=show_detail&id=56517
https://binamutubangsa.com/menelisik-awal-mula-keberadaan-table-manner/
Buku Table Manner, Aulia Fadhli, Penerbit Gava Media.

Anda mungkin juga menyukai