Anda di halaman 1dari 17

Makalah Kulinari Aceh

MAKALAH

MAKANAN KHAS ACEH BARAT SELATAN

Dosen Pembimbing
Dra. Suryati Sufiat, M.Pd

Disusun oleh:

Cut Farah Diba 2006104010107

Hardina Indriani 2006104010079

Sabrina Mahfuzah 2006104010039

PENDIDIKAN KESEJAHTERAAN KELUARGA


FAKULTAS KEGURUAN DAN PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SYIAH KUALA
2022
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Wr. Wb.

Syukur Alhamdulillah kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan berkah,


rahmat, dan hidayah-Nya, serta selawat dan salam kepada jujungan Nabi
Muhammad SAW sehingga saya dapat menyelesaikan makalah ini dengan judul
“Makanan Khas Aceh Barat Selatan”. Makalah ini disusun sebagai tugas mata
kuliah kulinari aceh.

Keberhasilan kami menyelesaikan makalah ini adalah berkat bantuan dan


dukungan dari berbagai pihak serta keteguhan hati kami sebagai penulis,
meskipun banyak hambatan yang kami hadapi, namun semua menjadi pelajaran
pengalaman yang berkesan. Dalam kesempatan ini perkenankanlah kami
menyampaikan ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya Kepada Ibu Dra.
Suryati Sufiat M.Pd sebagai dosen pembimbing mata kuliah ini

Dalam penyusunan makalah ini kami menyadari masih banyak kekurangan dan
kelemahannya. Oleh karena itu, kami mengharapkan kritik dan saran yang bersifat
membangun untuk menyempurnakan makalah ini. Semoga makalah ini
bermanfaat untuk para pembaca.

Darussalam, 8 Februari 2022

Penulis

DAFTAR ISI

2
KATA PENGANTAR............................................................................................2
DAFTAR ISI...........................................................................................................3
BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................4
1.1. Latar Belakang..........................................................................................4
1.2. Rumusan Masalah.....................................................................................4
1.3. Tujuan Penulisan.......................................................................................4
1.4. Manfaat Penulisan.....................................................................................5
BAB II PEMBAHASAN........................................................................................6
2.1 Letak Geografis Aceh Barat......................................................................6
2.2 Batas Wilayah............................................................................................6
2.3 Budaya makan...........................................................................................6
2.4 Makanan/ Kuliner Khas Aceh Barat, Aceh Selatan, Aceh Singkil...........7
2.4.1 Lauk Pauk, Sayuran dan Sambai Khas Aceh barat............................7
2.4.3..................................................................................................................9
1. Jenis dan Bahan Kue Basah dan Kering....................................................9
2. Buah-buahan Khas Aceh Barat Selatan...................................................10
BAB III PENUTUP..............................................................................................13
1.1 Kesimpulan..............................................................................................13
1.2 Saran........................................................................................................13
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................14

3
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Kuliner adalah suatu dari bagian hidup yang erat kaitannya dengan makanan
sehari-hari. Karena setiap hidup memerlukan makanan yang sangat dibutuhkan
untuk kehidupan sehari-hari. Makanan adalah salah satu kebutuhan pokok
manusia. Makanan yang dikonsumsi manusia dianjurkan mengandung gizi yang
sesuai dengan kebutuhan tubuh. Seperti yang diketahui bahwa manusia
memerlukan makanan dan minuman untuk melangsungkan hidup dan
kehidupannya. Akan tetapi satu macam bahan makanan saja tidak memenuhi
semua keperluan tubuh akan berbagai zat makanan, karena masing-masing
mengandung zat yang berlainan baik jenis maupun jumlahnya. Oleh karena itulah
maka manusia memerlukan berbagai bahan makanan, untuk menjamin agar semua
zat makanan yang diperlukan tumbuh dapat dipenuhi dalam jumlah yang
mencukupi. Adapun arti makanan itu sendiri adalah suatu benda yang dapat
diambil dengan tangan lalu dimasukkan ke dalam mulut, kemudian dikunyah dan
ditelan. Makanan selama ini hanya dianggap sebagai keperluan yang harus ada
ketika dibutuhkan untuk menopang energi yang manusia perlukan dalam
melaksanakan aktifitas, namun tanpa disadari, makanan sebenarnya memiliki
peran penting dan sentral dalam perkembangan budaya manusia dari pertama
sekali manusia menjejakkan kakinya ke bumi hingga sekarang

1.2. Rumusan Masalah


Penulis telah menyusun beberapa poin yang akan dibahas dalam makalah ini.
Diantaranya adalah sebagai berikut :
1) Bagaimana letak strategis dan batas wilayah Aceh Barat Selatan?
2) Bagaimana budaya makan khas Aceh Barat Selatan?
3) Apa saja makanan khas Aceh Barat Selatan
4) Bagaimana cara mengolah makanan Khas Aceh Barat Selatan

1.3. Tujuan Penulisan


Berdasarkan rumusan masalah yang telah dibuat, maka tujuan dari penulisan
makalah ini adalah sebagai berikut :

4
1) apat mengetahui letak strategis dan batas wilayah Aceh Barat Selatan
2) Mengetahui bagaimana budaya makan khas Aceh Barat Selatan
3) Mengetahui apa saja makanan khas Aceh Barat Selatan

1.4. Manfaat Penulisan


Adapun manfaat yang dapat diperoleh dari penulisan makalah ini adalah
Penulis maupun pihak lain dapat mengetahui dan mengolah kulinari khas Aceh
Barat Selatan

5
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Letak Geografis Aceh Barat


Sebelum pemekaran, Kabupaten Aceh Barat mempunyai luas wilayah
10.097.04 km² atau 1.010.466 hektare dan secara astronomi terletak pada 2°00'-
5°16' Lintang Utara dan 95°10' Bujur Timur dan merupakan bagian wilayah
pantai barat dan selatan kepulauan Sumatra yang membentang dari barat ke timur
mulai dari kaki Gunung Geurutee (perbatasan dengan Kabupaten Aceh Besar)
sampai kesisi Krueng Seumayam (perbatasan Aceh Selatan) dengan panjang garis
pantai sejauh 250 Km

2.2 Batas Wilayah


Setelah pemekaran letak geografis Kabupaten Aceh Barat secara astronomi
terletak pada 04°61'-04°47' Lintang Utara dan 95°00'- 86°30' Bujur Timur dengan
luas wilayah 2.927,95 km² dengan batas-batas sebagai berikut:

a. Utara: Kabupaten Aceh Jaya dan Kabupaten Pidie


b. Timur: Kabupaten Aceh Tengah dan Kabupaten Nagan Raya
c. Selatan: Samudra Indonesia dan Kabupaten Nagan Raya
d. Barat: Samudera Indonesia

2.3 Budaya makan


Pada acara makan, makanan dihidangkan di atas lantai yang beralaskan tikar.
Anggota keluarga duduk mengelilingi makanan. Ayah sebagai kapala keluarga

6
biasanya yang memulai makan. Sebelum ayah memulai makan, anggota keluarga
lainnya belum berani makan. Makanan untuk ayah biasanya terpisah dari anggota
keluarga yang lain. Untuk memulai makan biasanya ayah tidak lupa mengajarkan
kepada anak-anaknya untuk mencuci tangan dan membaca Bismillah (dengan
nama Allah). Alat makan yang digunakan adalah tangan dan sendok, sendok atau
aweuk hanya digunakan untuk mengambil nasi, sayur dan lauk.

2.4 Makanan/ Kuliner Khas Aceh Barat, Aceh Selatan, Aceh Singkil
Pada makanan pokok orang Aceh Barat, Aceh Selatan, Aceh singkil lebih dikenal
dengan Nasi Putih, Nasi putih bisa divariasikan menjadi nasi bungkus yang di
dalamnya hanya berisi nasi putih. Nasi bungkus ini hanya terdapat dalam acara-
acara tertentu misalnya pada acara Maulid Nabi dan acara-acara di kampung.

2.4.1 Lauk Pauk, Sayuran dan Sambai Khas Aceh barat


a) Gulee Reubong (Kuah Reubong)
Makanan ini terbuat dari reubong (bambu muda) dengan olahan
berbagai bahan, kukut, satu lembar daun kunyit dan batang sereh.
Adapun bumbu yang digunakan dalam olahan Gulee Reubong yaitu
cabe merah, cabe rawit, bawang putih, kunyit, jahe dan garam.

b) Gulee On Paku,
Olahan gulai daun pakis mengunakan bahan baku On Paku (daun pakis).
Dengan bahan tambahan lainnya seperti, daun pepaya muda, daun
kunyit, batang sereh, santan, dan belimbing buluh. Bumbu yang
digunakan dalam olahan makanan tersebut adalah ketumbar, cabe

7
merah, cabe rawit, bawang merah, bawang putih, jahe, asam sunti dan
garam.

c) Keureuling Asam Keung (kerling asam pedas).


Bahan-bahan yang digunakan antara lain, ikan keureuling, belimbing
dan jeruk nipis. Adapun bahan lainnya adalah sunti, cabe merah, cabe
rawit, bawang merah, kunyit dan garam.

d) Gulee Plik U (gulai kelapa)


Dengan menggunakan bahan kacang panjang, udang sungai, kukut,
rimbang, daun muling, bunga muling (bunga belinjo), sereh, daun
kunyit, daun jeruk parut, leman, bunga kala, pepaya muda, nangka
muda, plik u (ampas minyak kelapa), cabe hijau, kacang tanah, santan.
Bumbu-bumbu yang digunakan dalam olahan tersebut yaitu cabe rawit,
cabe merah, lengkuas, jahe, kunyit, bawang merah, bawang putih,
garam, dan yang terakhir kelapa gongseng.

8
e) Sambai On Kayei (sambal daun kayu).
Adapun bahan yang di perlukan dalam jenis masakan tersebut daun
tapak leman, daun pegaga, daun krang asel, daun kunyit, daun jeruk
perut, batang sere, satu ons kelapa gongseng, buah belimbing, daun
jambu rel, dan daun-daunan lainnya. Dengan menggunakan bumbu
dapur bawang merah, cabe rawit, garam dan gula. Makanan ini juga di
sebut sabagai sambal empat puluh empat (samba ampek puluah ampek)
dalam bahasa aneuk jamee.
f) Ungkot Sie Tho (daging kering).
Yang terbuat dari bahan daging sapi atau kerbau yang sudah di
keringkan dengan cara di jemur,dan minyak kelapa secukupnya. Dengan
menggunakan bumbu dapur bawang merah, cabe hijau digoreng sebagai
pemanis hiasan hidangan dan garam.
g) Ungkout Sembam (ikan yang di bungkus dalam daun pisang atau ikan
pepes).
bahan-bahan yang digunakan ikan bolo, jeruk nipis dan daun pisang tua
h) Anyang Peutek (daun kates atau pepaya)
Dalam olahan yang kedelapan ini terbuat dari bahan pokok daun kates
atau pepaya, bahan-bahan lainnnya yang digunakan dalam masakan
tersebut antara lain, daun ubi, pakis, satu buah kelapa gongseng, asam
jeruk nipis, lembar daun jeruk peruk, sere, udang sabu kering, rimbang.
Dan bumbu yang diperlukan cabe rawit, bawang merah (diiris-iris),
gula dan garam

9
i) Gulee Jruk Drien (durian yang difermentasi atau di asamkan)
Bahan yang diperlukan dalam masakan kali ini dua ratus gram jruk
drien, udang galah, kacang panjang, daun jeruk peruk, daun kunyit, daun
tapak leman (daun mangkokan),sereh, cabe hijau, cabe merah, bawang
putih, gula, garam, dan santan kelapa. Makanan ini banyak ditemukan
pada saat musim durian, baik itu diolah menjadi gulai atau sebagai
bahan adonan kue.

j) Gulee Puteh (gulai kuah putih)


Masakan tersebut diolah menggunakan santan dan beberapa bahan
lainnya seperti, ayam, sereh, kayu manis, pala, jeruk nipis, daun jeruk,
kapulaga, minyak makan, bawang merah, bawang putih, dan jahe.
Adapun bumbu olahan lainya kemiri, dan yang terakhir aweuh sabong
puteh (bumbu gulai putih).

10
k) Kreung Sambai Sunti (kerang sambal sunti)
Bahan yang digunakan untuk membuat olahan teserbut antara lain,
kerang, cabe hijau, cabe merah dengan cara dihaluskan, cabe rawit,
bawang merah dan bawang putih, tomat, sunti, daun bawang, minyak
makan dan garam.

l) Roti Jalo

m) Sate Lokan
Merupakan makanan khas Aceh Barat dan Aceh singkil. Berbahan
kerang lokan yang diberi bumbu khas

n) Ikan Lele kering

11
Lele asap berasal dari ikan lele jenis ikan air tawar yang banyak hidup di
rawa-rawa dan juga bida dibudidayakan.

o) Sambal Ikan Awu-awu


ikan berukuran mini yang terkenal dari Pulau Banyak, Aceh Singkil
adalah teri karang. Warga lokal menyebutnya awu awu.

2.4.2 Jenis dan Bahan Kue Basah dan Kering.

a) Kekarah atau nama lain dari kue tersebut karah-karah yang terbuat dari
bahan tepung beras yang sudah dihaluskan dan kering, gula, minyak
makan, air dan cetakan karah-karah dari tempurung atau batok kelapa
yang sudah di bentuk sepeti sendok sayur dengan beberapa lubang pada
batok kelapa.

12
b) Aneuk Reuteuk yaitu olahan dari kacang tanah dan bahan lainnya seperti
tepung beras, manisan ijuk (air pohon aren), garam dan kapur sirih.

c) Leupek Sage (Legok) yaitu kue tradisional yang terbuat dari pisang
uwak yang sudah kuning, sagu yang digiling halus, daun pisan untuk
membungkus kue, kelapa muda, gula, garam dan nangka masak.

d) Putro Mano kalau diartikan secara bahasa dari kue tersebut putri mandi,
adapun bahan yang di peroleh dalam makanan tersebut tepung beras
ketan, kelapa parut, daun pandan, garam, gula dan yang terakhir kapur
sirih.
e) Peungat yaitu cemilan khas dari kota Meulaboh yang diolah seperti
kolak dengan berbagai bahan antara lain, labu kuning, pisang, ubi jalar,
ubi kayu, buah keladi (talas), beras ketan, gula merah dan manisan.
Sebutan nama lain dari makanan ini yaitu Kalelek (dalam penyebutan
bahasa aneuk jamee). Masakan ini sering dijumpai pada perayaan
maulid nabi dan hari-hari besar lainnya.
f) Halua Meuseukat adalah kue yang terbuat dari bahan sangat sederhana
antara lain yaitu, tepung terigu, air putih, gula pasir, dan minyak sapi
atau mentaga yang sudah dicairkan.
g) Leugok Puloet, berbeda dengan kue Leugok sebelumnya yang terbuat
dari pisang uwak. Namun kue tersebut menggunakan bahan beras ketan
yang direndam, pisang ambon (pisang raja), parutan kelapa muda, gula,
garam, dan vanili dengan daun pisang untuk pembalut dari kue Leugok
Beras Ketan.

13
h) Kue Seupet yaitu makanan tradisional dengan menggunakan bahan
tepung beras yang halus, telur ayam, garam, santan kelapa, minyak
goreng untuk penggorengan.
i) Geulamo jenis kue ke-sebelas merupakan makanan seperti dodol yang
dikenal pada umumnya yang memerlukan bahan setengah beras ketan
yang halus, gula pasir, gula karamel, gula yang dicampur dengan
tepung, dan santan kelapa.
j) Kue Kembang Loyang (keu yang berbentuk acuan cetakan kue atau
kelopak bunga)bahan yang diperlukan untuk membuat kue tersebut yaitu
tepung beras, telur, gula pasir, santan kelapa, dan minyak goreng.
k) Apam Gabo jenis yang merupakan kue tradisional di kota Meulaboh
maupun masyarakat Aceh pada umumnya dengan menggunakan bahan
tape singkong, gula pasir, tepung beras, tepung terigu, baking powder,
air, minuman bersoda, pewarna merah dan hijau dan bahan terakhir
kelapa muda parut kukus untuk menghidangkan pada penyajian.

2.4.3 Buah-buahan Khas Aceh Barat Selatan


a) Buah rumbia; buah yang memiliki nama ilmiah Metroxylon sagu ini di
Aceh dikenal dengan nama Boh Meuria atau bahasa Indonesianya buah
Rumbia. Kendati dikenal cukup luasa, namun tidak mudah menemukan
buah jenis ini di Aceh. Boh Meuria ini lebih banyak ditemukan di
Kabupaten Aceh Barat.
b) Buah Nipah; banyak dikenal sebagai buah-buahan khas Aceh Barat
Selatan, selain di Aceh Singkil, buah Nipah ini juga banyak ditemukan
di Aceh Selatan. Buah Nipah ini selain dikonsumsi sebagai olahan
makanan dan minuman juga bisa dijadikan sebagai sumber alternative
pengobatan tradisional oleh masyarakat setempat. Artinya buah Nipah
ini tidak hanya sebatas dikonsumsi sebagai olahan minuman yang
menyegarkan namun juga memiliki beragam manfaat kesehatan.
c) Buah Pala; sangat dikenal sebagai buah khas Aceh Selatan, tepatnya di
Kota Naga yaitu Tapak Tuan. Buah Pala muncul sebagai salah satu
komoditi unggulan di Indonesia lantaran bijinya dapat bernilai
ekonomis. Buah pala tak hanya dimanfaatkan bijinya saja, tapi daging

14
buah pala juga bisa menjadi berbagai jenis olahan. Daging buah pala
bisa diolah menjadi manisan pala dan juga sirup buah pala. Sementara
biji buah pala, bermanfaat untuk kesehatan diantaranya melancarkan
pencernaan, mengatasi susah tidur (insomnia), dan bau mulut. Buah pala
ini banyak macam cara pengolahannya. Ada yang kering dan ada juga
yang basah. Semua itu diolah sesuai takaran agar dapat menghasilkan
rasa yang manis. Proses pembuatan manisan buah pala ini terbilang
mudah. Buah pala yang sudah dipanen kemudian direndam dalam air
garam selama tiga hari. Setelah itu, kulitnya dikupas dan dicuci hingga
bersih untuk menghilangkan getah pala. Tak hanya jadi makanan ringan,
buah pala ini juga bisa diolah menjadi minuman segar, rempah-rempah,
dan berbagai jenis obat-obatan, yang bermanfaat dan berkhasiat untuk
kesehatan dan lain-lain.
d) Buah Durian; Durian merupakan tanaman yang tumbuh subur di wilayah
tropis. Buahnya yang berduri, disebut raja segala buah atau King of
Fruit, begitu digemari masyarakat luas meski baunya menyengat. Di
Aceh, pohon ini biasanya ditanam di kebun yang berbatasan dengan
hutan. Saat musim panen tiba, buah yang masak atau matang akan jatuh
sendiri dari pohon. Masyarakat Aceh sangat banyak berburu duria di
Aceh Selatan jika sedang musim panen. Banyak cara untuk menikmati
buah durian. Ada yang dimakan langsung dan ada juga yang
menambahkan air dan garam, kemudian dimakan dengan ketan atau nasi
putih.

2.5

15
BAB III
PENUTUP

1.1 Kesimpulan
Daya tarik kuliner khas Aceh adalah rasa makanannya yang enak, dan
carapenyajiannya juga yang masih tradisional dan bumbu-bumbunya yang
masihmenggunakan hasil alam atau rempah-rempah. Selain itu dengan
penampilandan penyajian yang menarik merupakan salah satu sarana yang
memilikiperan penting dalam pengembangan industri pariwisata dan dapat
dijadikan jati diri (identitas) bangsa.

1.2 Saran
Penulis menyadari jika makalah diatas masih terdapat banyak kesalahan dan
jauh dari kesempurnaan. Penulis akan memperbaiki makalah tersebut dengan
berpedoman pada banyak sumber serta kritik yang membangun dari para
pembaca.

16
DAFTAR PUSTAKA
Zahrina, C. (2016). Jurnal Buletin haba, “Suree Keumamah” Sajian Kuliner
Tradisional Rakyat Aceh. Banda Aceh: Balai Pelestarian Nilai Budaya
Aceh.

Hasbullah. (2016). Jurnal Buletin Haba, Makanan Tradisional di Aceh dan


Sumatera, Makanan Tradisional Aceh dari masa kolonial hingga tahun
1980-an. Banda Aceh: Balai Pelestarian Nilai Budaya Aceh.

Hermansyah. (2013 ). Meulaboh Dalam Lintas Sejarah Aceh. Meulaboh: Bappeda


Aceh Barat,.

Nur, A. (2014). Dimensi Metodologi Ilmu Sosial dan Humaniora. Banda Aceh:
Pustaka Larasan.

Tim Penggerak PKK kabupaten Aceh Barat. (2019). Kuliner Tradisional Aceh
Barat.

17

Anda mungkin juga menyukai