KELOMPOK 1
KELAS 1A
i
KATA PENGANTAR
Segala puji bagi Allah SWT. atas segala rahmat dan hidayah-Nya dan tidak lupa
Shalawat serta salam senantiasa tercurahkan kepada junjungan Nabi Agung
Muhammad SAW sehingga laporan praktikum dengan judul “Sayuran (Urap-urap)”
ini dapat selesai tepat waktu.
Laporan praktikum ini dibuat untuk melengkapi tugas praktikum mata kuliah
Gizi Kulinari dengan instruktur Ibu Nur Ayu Ariyanti, S.Tr.Gz. Kami berharap
laporan praktikum ini dapat bermanfaat bagi para pembaca.
Dengan kerendahan hati, kami mohon maaf apabila banyak kesalahan dalam
penulisan laporan praktikum ini. Kami mengetahui laporan tentang sayuran (urap) ini
jauh dari kata sempurna karena itu kami terbuka atas terhadap kritik dan saran
pembaca agar laporan praktikum ini dapat lebih baik lagi.
penulis
ii
DAFTAR ISI
iii
DAFTAR TABEL
iv
DAFTAR LAMPIRAN
v
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Masakan indonesia (nusantara) merupakan salah sat tradisi kuliner yang
paling kaya di dunia. Kekayaan ini merupakan cerminan dari keberagaman budaya
dan tradisi dari sekitar 6.000 pulau berpenghuni (Day,2015). Masakan nusantara kaya
dengan bumbu yang berasal dari rempah-rempah dan penuh dengan cita rasa yang
kuat. Oleh karena itu, masakan nusantara memiliki aneka ragam nama masakan baik
yang dipengaruhi dari berbagai daerah di nusantara atau dipengaruhi dari daerah luar
negeri.
Dalam kehidupan sehari–hari makanan merupakan salah satu kebutuhan
primer bagi manusia, makanan pun bisa menjadi media untuk menyampaikan rasa
terima kasih, ritual, mempererat kekerabatan dan lain- lain. Dalam konteks ini
makanan tradisional lah yang sering kali digunakan.
Salah satu, pulau di Indonesia yang memiliki makanan tradisonal yang cukup
terkenal adalah di Pulau Jawa adalah sebuah pulau di Indonesia dan merupakan
pulau terluas ke-13 di dunia. Dengan jumlah penduduk sekitar hampir 160 juta, pulau
ini pulau berpenduduk terbanyak di dunia dan merupakan salah satu tempat terpadat
di dunia. Dengan berabgai macam masakan khas antara lain gudeg, gethuk, nasi
liwet, rujak cingur, rawon, dan urap-urap.
B. Tujuan
Adapun tujuan dari praktikum ini dibagi menjadi 2 yaitu tujuan umum dan
tujuan khusus:
1. Tujuan Umum
Setelah melakukan praktikum ini mahasiswa dapat mengetahui tentang
makanan nusantara.
2. Tujuan Khusus
1
a. Mahasiswa mampu membuat masakan nusantara
b. Mahasiswa mampu membuat urap-urap
C. Manfaat
Manfaat pembuatan laporan praktikum ini adalah dapat digunakan sebagai
bahan pengajaran di untuk lebih mengenal masakan nusanara khususnya urap-urap.
2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Kata urap (nama lain dari gudhangan) berasal dari bahasa Jawa urip yang
artinya hidup. Orang hidup bukan sekadar mengacu pada raga, namun batin (cipta,
rasa, dan karsa). Dari sini bisa disebutkan bahwa kesempurnaan orang hidup harus
menggunakan akal-budi di dalam mencapai tujuan mulia yang dibutuhkan raga.
Dalam filosofi tumpeng, konon urap menjadi simbol dari kerukunan. Hal
tersebut karena komposisi urap yang terdiri dari beragam sayuran. Sayuran sendiri
dimaknai sebagai pertumbuhan, ketentraman, atau melambangkan keinginan yang
sudah tercapai. Ada pendapat yang mengatakan bahwa urap berasal dari kata "urip",
yang artinya hidup. Oleh karena itu, urap dijadikan simbol syukur atas limpahan
hidup yang diberikan Tuhan.
Urap identik dengan makanan khas Jawa. Meski demikian, sebenarnya urap
banyak ditemukan di Indonesia. Di berbagai daerah memiliki versi urap dengan
namanya masing-masing.Karena urap terdiri dari berbagai sayuran, tentu kandungan
gizi di dalamnya juga beragam.
Bayam yang mengandung vitamin A, B1, B2, B6, C, E, dan K.Selain itu,
bayam juga mengandung serat dan senyawa flavonoid yang berfungsi sebagai
antioksidan dan antikanker.Kacang panjang mengandung karbohidrat, kalori, lemak,
kalsium, fosfor, zat besi, vitamin A dan vitamin B1.Taoge sebagai bagian dari
kacang-kacangan juga kaya vitamin C, E, dan protein.Wortel mengandung vitamin A,
karbohidrat, protein, lemak, kalsium, dan zat besi.Kemangi kaya akan vitamin dan
mineral.Kelapa mengandung lemak nabati yang baik untuk tubuh. Bumbu urap, juga
mengandung berbagai nutrisi yang bermanfaat untuk tubuh.
3
BAB III
METODE PRAKTIKUM
A. Waktu dan Tempat
Praktikum Sayuran (Urap-urap) ini dilakukan pada hari Kamis, 28 Januari
2021 pukul 11.00 WITA di Ruang Laboratorium Penyelenggara Makanan Poltekkes
Kemenkes Kaltim.
- 2 cm jahe
- 2 cm kunyit
4
- 2 cm kencur
- 2 sdt garam
C. Prosedur Kerja
Siangi tauge,cuci bersih,rebus sebentar,angkat & tiriskan.Potong memanjang (jgn terlalu tebal & jgn terlalu
tipis)wortel,cuci bersih,rebus angkat & tiriskan.Potong2 kacang panjang &daun singkong,cuci bersih rebus
secra terpisah,angkat & tiriskan.
1. Campurkan kelapa parut dgn bumbu halus,aduk rata & koreksi rasa.Kukus
Campurkan kelapa parut dgn bumbu halus,aduk rata & koreksi rasa.Kukus kelapa yg sudah bercampur dgn
bumbu tadi selama 10 menit.
Masukan sayuran yg sdh di rebus ke dalam mangkuk besar,tambahkan kelapa yg sdh di kukus tadi,aduk
rata & sajikan.
5
BAB IV
B. Pembahasan
Urap (kadang dieja urab atau disebut jamak urap-urap) adalah
hidangan salad berupa sayuran yang dimasak (direbus) yang dicampur kelapa parut
yang dibumbui sebagai pemberi citarasa. Urap lazim ditemukan dalam masakan
Indonesia, akan tetapi jika ditelusuri, urap berasal dari khazanah masakan Jawa. Urap
sama sekali tidak mengandung daging, dan dapat dimakan begitu saja sebagai
makanan vegetarian atau sebagai sayuran teman nasi sebagai bagian dari hidangan
lengkap. Urap biasanya merupakan syarat atau hidangan penting sebagi sayur
pengiring dan pelengkap tumpeng Jawa. Urap juga lazim disajikan bersama nasi
kuning.
6
sayuran yang digunakan pada urap-urap praktikum ini antara lain daun
singkong, kacang panjang, wortel, tauge, kelapa parut, dan Daun kemangi
secukupnya. Semua sayur-mayur ini direbus atau dikukus. Kebanyakan rumah tangga
memilih menggunakan kelapa parut segar yang masih kaya santan, daripada kelapa
parut ampas santan, karena kelapa parut segar memberikan rasa yang kaya dan gurih.
Kelapa parut ini dibumbui dengan bawang merah, bawang putih, dan cabai
merah yang dihaluskan, air asam jawa, kencur, garam, dan gula jawa.
Pada uji organoleptik yang diamati adalah pada warna, rasa, konsistensi,
kematangan, penampilan, dan aroma. Urap dibagikan kepada tiga panelis.
1. Pada panelis pertama untuk rasa mendapat nilai 6 yaitu kurang
enak/kurang baik. Untuk warna, konsistensi, kematengan, dan warna
mendapat nilai 7 yaitu enak/cukup. Sedangkan untuk penampilan
mendapat nilai 8 yaitu enak/cukup.
2. Pada panelis kedua untuk rasa, konsistensi, penampilan, dan aroma
mendapat nilai 7 yaitu enak/cukup. Sedangkan untuk warna dan
kematengan mendapat nilai 8 yaitu enak/cukup.
3. Pada panelis ketiga untuk konsistensi mendapat nilai 6 yaitu kurang
enak/kurang baik. Untuk aroma mendapat nilai 7 yaitu enak/cukup.
Sedangkan untuk warna, rasa, kematengan, dan penampilan mendapat
nilai 8 yaitu enak/cukup.
Dari penilaian ketiga panelis didapatkan catatan/pesan yaitu urapnya tidak
dimasak, kalau dimasak jadi serondeng.
7
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
B. Saran
8
DAFTAR PUSTAKA
Achmad, Sri Wintala. 2018. Menguak Makna Filosofis Kuliner Jawa. Kompasiana. Dari,
https://www.kompasiana.com/achmadeswa/5acc4740cbe5236c0d64b1c2/menguak-makna-
filosofis-kuliner-jawa?page=3 (Diakses tanggal 29 Januari 2021)
Khairil, Edo P.W. 2018. Ekstraksi Informasi Nama-nama Makanan Nusantara Berbasis N-
gram dan Lexicon Model. Katalog Universitas Kristen Duta Wacana. Dari,
https://katalog.ukdw.ac.id/698/ (Diakses tanggal 29 Januari 2021)
Rahmadhani, Nabila Fauziah, dkk. 2015. Masakan Nusantara. Universitas Brawijaya. Dari,
https://dokumen.tips/documents/makalah-kuliner-nusantaradocx.html (Diakses tanggal 29
Januari 2021)
9
LAMPIRAN
10
Lampiran 3. Foto Cara Pembuatan Urap-urap
11