Anda di halaman 1dari 23

MAKALAH TABLE MANNER

Disusun Oleh :
1. Arsil Syahroni(20301026)
2. Sarmila(20301006)
3. Dian Rismayani(20301028)
4. Nurul Madani Liaus sofa(20301009)
5. Muhammad Irawan(20301016)
6. Multazam Dwi Parista(20301005)

Universitas Pendidikan Mandalika


Fakultas Budaya Manajemen dan Bisnis
Tahun 20222-2023

i
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum Wr. Wb

Puji dan syukur atas kehadirat Allah SWT yang telah memberikan ilmu
pengetahuan, kekuatan dan petunjuk-Nya. Dimana dengan izin-Nyalah kami dapat
menyelesaikan makalah kami yang berjudul “TABLE MANNER”. Kami juga
berterimakasih kepada Bpk Supratman, SE., MM. yang telah membibing kami, dan juga
kepada rekan-rekan yang telah mendukung terselesaikannya makalah ini.
Pemakalah menyusun makalah sebagai persyaratan untuk memenuhi tugas mata
kuliah Manajemen perhotelan. Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca, atas
kekurangan kami, kami mohon maaf karena sesungguhya kesempurnaan hanya milik Allah
semata.

Wassalmu’alaikum Wr. Wb

Mataram 17 November 2022

Penyusun

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.............................................................................................. ii
DAFTAR ISI............................................................................................................. iii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang..................................................................................................... 1
1.2 Permasalahan........................................................................................................ 1
1.3 Tujuan.................................................................................................................. 1
1.4 Manfaat................................................................................................................ 2
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Table Manner..................................................................................... 3
2.2 Tata Cara Table Manner....................................................................................... 3
2.3 Etika Makan Menurut Budaya Jawa.................................................................... 5
2.4 Etika Makan Internasional................................................................................... 5
2.5 Etika Makan Dalam Jamuan Bisnis..................................................................... 11
2.6 Etiket Umum Jamuan Makan Bisnis.................................................................... 11
2.7 Etiket Makan Di Kantor....................................................................................... 13
2.8 Aturan Penempatan Alat Makan (Table Setting)................................................. 14
2.9 Etiket Penggunaan Napkin................................................................................... 14
2.10 Aturan Umum Table Manner Serta Hal Tabu Dalam Jamuan Makan............... 15
2.11 Tata Bicara Dalam Jamuan Makan.................................................................... 16
2.12 Tata Cara Posisi Duduk Dalam Table Manner.................................................. 16
2.13 Beragam Tata Cara Makan Di Berbagai Negara................................................ 16
BAB III PENUTUP
3.1 Kesimpulan.......................................................................................................... 19
3.2 Saran..................................................................................................................... 19
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................... 20

iii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG

Istilah table manner alias etiket makan merupakan suatu aturan tersendiri dalam
sebuah jamuan makan yang terdiri dari beberapa tahap menu yang dihidangkan bergantian
dari mulai pembuka (appetizer) sampai pada tahap penutup (dessert). Pada aturan makan ini
si penikmat hidangan mesti mengetahui aturan-aturan, etika dan sopan santun yang berlaku
selama jamuan makan berlangsung, selain aturan pemakaian tahapan peralatan makan juga
diantaranya etika duduk, etika makan dan minum, serta etika berbicara.
Table manner selama ini identik dengan acara jamuan makan resmi bergaya Barat. 
Sebenarnya tidak demikian.  Etiket makan tidak hanya ada di negara-negara barat. Di negara
lain seperti Jepang, Cina, termasuk di Indonesia pun, dikenal etiket makan.

1.2 RUMUSAN MASALAH

1. Apa yang di maksud dengan table manner?


2. Apa yang membedakan etika makan orang Indonesia dengan Negara lain?
3. Bagaimanakah etika makan menurut budaya Jawa?
4. Bagaimanakah tata cara berbicara dalam jamuan makan?
5. Bagaimanakah tata cara duduk yang benar dalam table manner?
6. Bagaimanakah urutan penggunaan alat – alat makan dalam table manner?
7. Bagaimanakah tata cara minum  yang benar dalam Table Maanner?
8. Bagaimanakah pengaturan alat makan dalam Table Manner?
9. Bagaimanakah etiket umum jamuan makan bisnis?
10. Apa sajakah hal – hal tabu dalam jamuan makan?
11. Apa sajakah aturan umum dalam jamuan makan?
12. Apakah yang dimaksud dengan nampkin?

1.3 TUJUAN

Suatu kegiatan tanpa tujuan itu suatu hal yang sia-sia, adapun tujuan utama dalam
penyusunan makalah ini adalah :
1. Agar dapat membedakan etiket makan orang Indonesia dengan Negara lain.
2. Agar dapat mengetahui etiket makan dalam budaya jawa,
3. Agar dapat mengetahui tata cara berbicara dalam jamuan makan,
4. Agar dapat mengetahui tata cara duduk yang benar dalam table manner,
5.  Agar dapat mengetahui urutan penggunaan alat – alat makan dalam table manner,

1
6. Agar dapat mengetahui tata cara minum yang benar dalam table manner,
7. Agar dapat mengetahui pengaturan alat makan dalam Table Manner,
8. Agar dapat mengetahui etiket umum jamuan makan bisnis,
9. Agar dapat mengetahui hal – hal tabu dalam jamuan makan,
10. Agar dapat mengetahui aturan umum dalam jamuan makan,
11. Agar dapat mengetahui tata cara penggunaan nampkin,
12. Agar mudah bergaul
13. Percaya diri/ terhindar dari rasa canggung atau malu
14. Dapat menikmati suasana jamuan dengan nyaman

1.4 MANFAAT

Adapun manfaat yang didapat dari penyusunan makalah ini yaitu:


1. Dapat mengetahui tata cara dapat membedakan etiket makan orang Indonesia dengan
Negara lain,
2. Dapat mengetahui etiket makan dalam budaya jawa,
3. Dapat mengetahui tata cara berbicara dalam jamuan makan,
4. Dapat mengetahui tata cara duduk yang benar dalam table manner,
5. Dapat mengetahui urutan penggunaan alat – alat makan dalam table manner,
6. Dapat mengetahui tata cara minum yang benar dalam table manner,
7. Dapat mengetahui pengaturan alat makan dalam Table Manner,
8. Dapat mengetahui etiket umum jamuan makan bisnis,
9. Dapat mengetahui hal – hal tabu dalam jamuan makan,
10. Dapat mengetahui aturan umum dalam jamuan makan,
11. Dapat mengetahui tata cara penggunaan nampkin,
12. Dapat menikmati suasana jamuan dengan nyaman, dan
13. Dapat meningkatkan rasa percaya diri dalam menghadiri jamuan makan.

 BAB II

2
PEMBAHASAN

2.1 PENGERTIAN TABLE MANNER


Etika Makan atau Table Manner adalah aturan yang harus dilakukan saat bersantap
bersama di meja makan. Etika makan diperkenalkan oleh bangsa Eropa yang merupakan
aturan standar terutama saat bersantap bersama-sama di sebuah acara resmi atau acara makan
bersama di keluarga besar. Meskipun sebebarnya Etika tersebut telah ada jauh sebelum
peradaban Eropa menyebar ke seluruh dunia.
Jika mampu menunjukkan sopan santun di meja makan, sebenarnya secara tidak
langsung menunjukkan kualitas pergaulan, intelektualitas dan etika pergaulan seseorang.
Etika makan tidak dibentuk secara tiba-tiba. Kualitas etika makan harus dilakukan sejak usia
anak dan remaja. Dengan kebiasaan sehari-hari dengan melakukan etika makan yang baik
maka merupakan proses pembelajaran yang sangat baik. Bila etika makan dibentuk secara
instan maka akan menghasilkan kualitas etika makan yang canggung dan tidak luwes. Bila
seseorang diundang di sebuah restoran terkenal atau jamuan makan malam resmi dengan
meja makan yang sudah di setting sedemikian rupa harus mengikuti aturan etika makan yang
baik.Setiap negara memiliki aturan meja makan yang berbeda-beda.
Untuk masyarakat Indonesia, khususnya di kalangan profesional, table manner paling
banyak diadopsi dari standar Amerika. Meski tentu saja tetap dicampur dengan adat
kebiasaan orang Indonesia itu sendiri.

2.2 TATA CARA TABLE MANNER


Bicara tentang cara makan atau tata cara makan, cara makan seperti apa yang biasa
anda gunakan? Cara makan bisa berhubungan dengan cara kita menggunakan alat untuk
menyantap makanan atau bisa juga berhubungan dengan bagaimana kita makan seperti
makan cepat, lambat, pakai banyak sambal, dan lain sebagainya.
Untuk alat makan, Di Indonesia sebagian besar orang biasa makan dengan
menggunakan sendok dan garpu.  Ya inilah cara makan yang umum di gunakan di Indonesia,
selain cara makan langsung dengan tangan tentunya. Tapi di samping itu ada banyak cara
makan dengan menggunakan peralatan lain di Indonesia, beberapa di antaranya adalah:
1) Sendok dan garpu
Ini adalah cara makan yang sangat umum di Indonesia dan pasti anda telah
paham bagaimana makan dengan cara seperti ini.  Anda tinggal memegang sendok di
tangan kanan dan garpu di tangan kiri (kecuali anda kidal).  Makan dengan sendok
dan garpu sangatlah mudah, sendok digunakan untuk mengambil makanan dan garpu
dapat digunakan untuk menusuk makanan atau membantu mengumpulkan makanan di
sendok, begitu mudah.  Jika anda makan mie, anda bisa menggunakan garpu untuk
memilin mie dan memakannya atau bisa juga menggunakan garpu untuk mengangkat
sebagian mie lalu menaruhnya dahulu pada sendok anda.  Kesulitan utama dalam
makan dengan sendok dan garpu adalah pada saat anda memakan daging berukuran
besar seperti saat makan steak.  Jika anda makan steak dengan sendok dan garpu,
maka cara terbaik yang bisa anda lakukan adalah menusukkan garpu untuk menahan
daging lalu menggunakan ujung sendok untuk membuat potongan kecil dari daging

3
steak, walaupun hal ini mungkin sulit dilakukan kalau daging steak anda liat / tidak
lunak.
2) Pisau dan garpu
Makan dengan garpu dan pisau saat ini menjadi makin umum dengan
menjamurnya rumah makan yang menyediakan steak sebagai hidangan utamanya,
bagaimana cara menggunakannya ? Cara makan dengan pisau dan garpu tidaklah
sulit, anda tetap memegang garpu di tangan kiri anda serta pisau di tangan kanan
anda.  Garpu digunakan untuk menusuk dan menahan makanan pada tempatnya selagi
anda memotong makanan tersebut menjadi potongan yang lebih kecil menggunakan
pisau anda.  Setelah terpotong, maka anda memakan potongan kecil tadi
menggunakan garpu, jangan menggunakan pisau anda untuk memakan makanan,
karena selain tidak benar hal ini juga beresiko menyebabkan lidah anda teriris pisau
secara tidak sengaja.  Kekurangan dari penggunaan pisau dan garpu adalah anda akan
kesulitan menyantap makanan yang berkuah, anda mungkin akan tetap membutuhkan
sendok untuk menikmati kuah dari makanan anda.
3) Sumpit
Makan dengan memakai sumpit juga bukan merupakan hal yang asing di
Indonesia.  Tempat-tempat makan bertema Jepang, Cina, atau Korea biasanya selalu
menyediakan sumpit bagi anda.  Makan dengan menggunakan sumpit memiliki seni
tersendiri, anda harus bisa memegang sumpit dengan benar agar dapat menyantap
hidangan anda dengan nyaman dan terhindar dari rasa sakit atau nyeri di tangan akibat
cara memegang sumpit yang salah.  Saat makan dengan sumpit, usahakan untuk selalu
menjepit makanan anda dengan sumpit dan jangan menusuk makanan serta
menggunakan sumpit seperti anda menggunakan garpu.
4) Pulukan / Menggunakan tangan
Makan dengan menggunakan tangan adalah salah satu cara makan yang wajar
di Indonesia, khususnya untuk menyantap makanan-makanan yang tidak berkuah. 
Makan dengan menggunakan tangan sangatlah mudah, hal yang perlu anda perhatikan
adalah usahakan anda hanya menggunakan bagian ujung dari jari-jari anda saat
makan.  Biasanya orang yang makan dengan lahap dengan menggunakan tangan akan
terlihat sangat menikmati makanannya dan membuat orang yang melihat jadi lapar
ingin ikut makan
5) Suru
Untuk yang satu ini, mungkin suru adalah kata yang asing bagi telinga anda. 
Suru adalah sebuah alat makan yang biasanya terbuat dari daun pisang, dan biasa
digunakan untuk menyantap pecel di beberapa daerah di Jawa Tengah.  Suru
berfungsi seperti sendok, dua atau tiga lembar daun pisang berukuran sekitar 3 x 7 cm
ditumpuk menjadi satu, lalu anda memegang salah satu ujung daunnya dengan cara
ibu jadi di bagian atas dan menekan bagian tengah daun agar bagian tengah daun
melengkung ke dalam, lalu jari telunjuk dan jari tengah di bagian bawah daun kiri dan
kanan untuk menopang daun.  Setelah itu daun akan menjadi seperti sendok dan siap
digunakan untuk makan.

 Kapan memulai makan:

4
Tidak sesuia dengan nasehat orang tua, para pakar etiket malah menganjurkan
untuk memulai makan tanpa harus selalu menunggu orang lain, mulailah makan saat
makanan hangat disajikan. Untuk makanan dingin atau buffets, tunggulah hingga tuan
rumah mempersilakan makan, dan tunggu pula hingga tamu utamanya mulai
mengambil makanan.

2.3 ETIKA MAKAN MENURUT BUDAYA JAWA


 Bagi sebagian masyrakat Jawa yang masih menjunjung adat, makan adalah kegiatan
sehari-hari yang tidak boleh terlepas dari sopan santun dan aturan budaya jawa.
 Setiap gerak, ucapan dan perilaku harus lebih diutamakan • Saat suatu keluarga
mengadakan jamuan makan, tempat duduk ini diberikan pada tamu yang paling
mereka hormati atau yang paling di tuakan. Jika sang tamu terhormat atau yang paling
tua belum duduk, tamu lain belum diperkenankan duduk. Acara makan juga belum
dimulai jika tamu terhormat belum mulai makan.
 Saat santapan dimulai, orang muda harus menunggu orang yang lebih tua, baik untuk
mengambil nasi atau untuk memulai makan.
 Saat makan sebaiknya tidak menggunakan suara yang keras atau tertawa yang keras.
 Bila mengambil nasi atau lauk sebaiknya mengambil dalam p[orsi yang cukup, kalau
kurang bartu tambah lagi. Jangan sampai menyisakan sisa makanan didalam piring.
 Saat mengunyah sebaiknya tidak berbunyi dan dengan mulut tertutup.
 Jangan bersendawa dan gelekan setelah makan.
 Bila buang ingus harus keluar dari meja makan.
 Bila diundang menjadi tamu di dalam jamuan makan di rumah, sebaiknya mencobai
semua jenis makanan yang ada meskipun sedikit.
 Menambah porsi makan tidak masalah asal jangan berlebihan.

2.4 ETIKA MAKAN INTERNASIONAL


Jamuan makan yang dilakukan di hotel maupun restauran biasanya menggunakan
buffet service (prasmanan). Aturan mainnya, tamu melakukan self service. Mulai dari
hidangan pembuka (appetizer), menu utama (main course) sampai penutup (dessert), anda
diwajibkan mengambil hidangan sendiri dan menyantap di atas meja makan yang sudah di set
up piranti makannya. Ada juga yang menggunakan american service. Aturan main
pelayanannya, tamu duduk di sekeliling meja makan, sedangkan hidangan dikeluarkan secara
berurutan oleh waiter.
Dalam jamuan makan, meja makan sudah di set up alat-alat makannya sesuai menu
yang akan di sajikan. Standarnya, didepan anda persis ada show plate, sebuah piring besar
yang tidak digunakan untuk makan. Fungsi dari show plate hanya sebagai pemanis meja
makan, menempatkan napkin dan sebagai alas piring saji. Tahap pertama, setelah anda
duduk, buka napkin dan letakan di pangkuan Anda. Jika ukuran napkin terlalu lebar, bukalah
separunya saja. Gunakan alat makan, baik itu garpu, pisau, dan sendok selalu mulai dari arah

5
paling luar atau paling jauh dari piring. Ambil berpasangan kiri dan kanan, kecuali pisau,
garpu atau sendok dessert yang letaknya di atas piring (main course).
1. Hidangan Pembuka (Appetizer)
Sebelum hidangan pembuka disajikan, pada B&B Plate ( bread & butter
plate/piring roti dan mentega) sudah disajikan roti dan mentega, biasanya dinner roll,
soft roll atau brioche. Roti ini disantap dengan mentega sambil menunggu hidangan
pembuka tiba (salad/soup). Jangan menyantapnya dengan pisau dan garpu.
Makan dengan menggunakan tangan, sobek roti dengan ukuran sekali suap
dan olesi dengan butter (jika tersedia). Pada jamuan makan lengkap, biasanya
appetizer terdiri dari dua jenis hidangan. Giliran pertama cold appetizer atau hidangan
pembuka dingin. Ragam makanannya berupa aneka salad, shrim coktail atau cold
canape (sandwich kecil yang disajikan dingin). Cara makannya dengan menggunakan
pisau ditangan kanan dan garpu ditangan kiri. Perhatikan bentuknya, pisau dan garpu
untuk salad ukurannya lebih kecil dibandingkan cutelery untuk untuk hidangan utama.
Giliran kedua hot appetizer (pembuka panas), makanan yang disajikan
biasanya aneka jenis soup. Alat hidang yang digunakan adalah mangkuk kecil dengan
dua telinga dan sendok soup. Bentuk sendok sup, bertangkai pendek dan berujung
bulat. Cara makannya, hirup soup dari tepi sendok bukan disuap dari ujung sendok,
jika hampir habis, miringkan cup soup sehingga anda mudah mengambilnya. Jangan
sekali-kali meniup soup yang disajikan panas. Aduk perlahan dan tunggu beberapa
saat sampai panas agak berkurang. Anda diperkenankan menghirup soup dari
mangkok soup, dengan catatan soup disajikan dengan mangkuk bertelinga (sebaiknya
jangan dilakukan). Setelah selesai, letakan sendok soup di atas saucer (alas cup soup)
agar waiter lebih mudah melakukan clear up.
2. Hidangan Utama (main course)
Hidangan utama biasanya berupa hidangan dari daging, unggas, sea food
maupun telur, baik dilengkapi saus maupun tidak. Ada kalanya main course disajikan
bersama olahan sayuran dan kentang sebagai pendamping menu utama. Cara makan
main course bisa dilakukan dengan dua cara :
1) Gaya Amerika, makanan dipotong-potong dulu kemudian letakan pisau di sisi
kanan piring, kemudian garpu dipindahkan ke tangan kanan untuk menyuap
makanan.
2) Gaya Eropa lain lagi, pisau selalu di tangan kanan untuk memotong dan
menikmati hidangan dengan garpu menggunakan tangan kiri. Peganglah pisau
dan garpu seluwes mungkin, usahakan posisi jari telunjuk tepat di atas
punggung garpu atau pisau, ini memudahkan anda saat memotong makanan
dan kelihatan tidak kaku.
Anda boleh menggunakan satu diantaranya yang lebih mudah bagi
anda. Hidangan utama biasanya disajikan dengan minuman penyerta.
Makanan dari daging disertai dengan red wine sedangkan sea food disertai
white wine. Jika anda tidak mengkonsumsi wine, tolak dengan halus dan
katakan minuman pengganti yang anda inginkan.
3. Hidangan Penutup (dessert)

6
Hidangan penutup banyak sekali ragamnya, ada kalanya disajikan aneka cake,
ice cream, pudding, potongan buah-buahan, shorbet atau punch. Alat hidang yang
digunakan berupa sendok, garpu dan pisau kecil yang diletakan pada bagian atas
piring main course. Jika dessert berupa minuman yang disajikan dengan gelas disertai
hiasan di atasnya, santap hiasan terlebih dahulu atau sisihkan sehingga memudahkan
anda di saat menikmatinya.
4. Digestif Drink
Sering juga disebut dengan after dinner drink, minuman ini dinikmati setelah
acara jamuan makan selesai. Fungsi dari sajian digestif drink adalah untuk membantu
mencerna makanan. Sering disajikan aneka minuman yang mengandung alkohol
seperti, Cohnac, Brandy, Calvados atau Whiskey. Untuk para wanita umumnya lebih
menyukai Apricot Brandy, Orange Liqueur atau Benedictine.
Jika anda bukan penikmat wine, mintalah dengan sopan kepada pelayan untuk
diganti dengan juice, soft drink, kopi maupun teh. Untuk minuman yang disajikan
dengan sendok pengaduk, jangan sampai saat mengaduk sendok membentur dasar
maupun dinding cangkir sehingga mengeluarkan bunyi. Sedangkan minuman yang
disajikan dengan gelas berkaki, pegang dengan posisi jari kelingking, jari manis dan
tengah berada dikaki gelas, sedangkan ibu jari dan jari telunjuk menahan
keseimbangan pada badan gelas. Adakalanya waiter menawarkan tambahan minuman,
cara menolaknya cukup anda menyentuh bibir gelas dengan jari telunjuk dan katakan
terima kasih. Jaga jangan sampai ada noda lipstick di bibir gelas atau ujung sedotan.
Menghadiri perjamuan makan ala Barat atau Internasional hendaknya
memperhatikan etika berikut:
1) Hendaknya menunggu makanan sudah tersedia di depan semua tamu, setelah
nyonya rumah memberi isyarat baru mulai bersantap. Sebelum nyonya rumah
mengambil sendok atau garpu, para tamu hendaknya tidak mengambil
makanan apapun. Ini adalah kebiasaan orang Amerika, yang agak berbeda
dengan beberapa negara di Eropa.
2) Serbet makan hendaknya dibentang di atas lutut. Bila agak besar, hendaknya
dilipat dan diletakkan di atas paha. Apabila agak kecil, boleh dibuka
keseluruhannya. Serbet makan meskipun boleh dikenakan di sekeliling leher
atau di depan dada, namun terlihat kurang sedap dipandang, maka sebaiknya
jangan dilakukan.
3) Boleh menggunakan serbet makan untuk menyeka mulut ataupun jari tangan,
namun jangan dipakai untuk menyeka peralatan makan.
4) Pada saat makan duduklah tegak, jangan terlalu miring ke depan, juga jangan
meletakkan ke dua siku di atas meja, agar tidak membentur tamu di samping.
5) Dalam menggunakan pisau dan garpu, hendaknya tangan kanan memegang
pisau, tangan kiri memegang garpu. Bila hanya menggunakan garpu boleh
menggunakan tangan kanan. Dalam menggunakan pisau, bagian yang tajam
jangan menghadap ke luar. Terlebih lagi jangan menggunakan pisau
memasukkan makanan ke dalam mulut.
6) Sewaktu memotong daging jangan menimbulkan suara berisik beradunya
pisau dan piring. Ketika makan mie, boleh dimakan dengan dililitkan pada

7
garpu, jangan ditusuk. Di pertengahan jalan bila meletakkan pisau dan garpu,
hendaknya diletakkan di atas piring dengan membentuk huruf V terbalik
yaitu 八.
7) Apabila pisau dan garpu diletakkan bersama memiliki arti telah selesai makan.
8) Roti hendaknya diambil dengan tangan, kemudian diletakkan pada piring kecil
di samping atau di bagian pinggir piring besar, janganlah mengambil roti
dengan menusukkan garpu. Mentega hendaknya diambil dengan pisau
mentega, jangan menggunakan pisaunya sendiri. Mentega yang diambil
diletakkan di piring kecil di samping, jangan langsung dioleskan di atas roti.
Jangan memotong roti dengan pisau, juga jangan mengoleskan mentega
keseluruh permukaan roti, melainkan setiap kali dicabik sedikit, diolesi dan
dimakan.
9) Salad dimakan dengan garpu. Garpu dipegang dengan tangan kanan, ujungnya
menghadap ke atas. Bila salad dimakan bersama roti atau kue kering, tangan
kiri boleh memegang sepotong roti kecil atau kue kering, membantu garpu
mengambil salad.
10) Ketika menyantap ikan, tangan kiri boleh memegang roti, tangan kanan
memegang pisau untuk menyingkirkan duri. Tulang dan duri ikan yang sudah
berada dalam mulut jangan langsung diludahkan ke dalam piring, melainkan
ditangkap dengan garpu dan diletakkan di atas piring dengan perlahan. Atau
diupayakan tanpa menarik perhatian diambil dengan tangan dan diletakkan
dipinggir piring, jangan dibuang di atas meja atau lantai.
11) Makanan di dalam mulut hendaknya ditelan dulu sebelum minum, jangan
mendorong makanan di dalam mulut dengan air. Perlu diperhatikan untuk
menyeka mulut sebelum minum air dari gelas agar tidak mengotorinya.
12) Pada saat menyantap jangan mengangkat mangkuk atau lepek. Minum kuah
boleh kopi jangan meletakkan sendok di dalam gelas.
13) Bersantap, terutama minum kuah jangan mengeluarkan suara. Pada waktu
mengunyah hendaknya menutup mulut.
14) Jangan membuang ingus atau bersendawa di meja makan. Bila bersin atau
batuk hendaknya meminta maaf kepada orang di sekeliling.
15) Di meja makan jangan mengorek gigi. Bila ada yang mengganjal di sela gigi,
terpaksa harus dikeluarkan, hendaknya menutupi mulut dengan serbet makan,
sebaiknya menunggu tidak ada orang lain baru dikeluarkan.
16) Waktu makan selalu berdiam diri adalah kurang sopan, hendaknya berbincang
dengan orang di sebelah. Namun pada saat mengunyah jangan berbicara.
Sekalipun ada yang mengajak Anda berbicara, juga mesti menelan dulu
makanan di mulut baru menjawab. Sewaktu berbicara boleh tidak meletakkan
pisau garpu, namun jangan sambil menggerak-gerakkannya di udara.
17) Di meja makan, segala makanan hendaknya di-ambil dengan pisau dan garpu.
Hanya seledri, buah-buahan, snack kering, buah kering, permen, irisan
kentang goreng, jagung, paha katak, roti dan lain-lain, boleh dimakan dengan
dipegang tangan.

8
18) Ketika pelayan membagikan makanan secara berurutan, saat sampai di sebelah
kiri, baru merupakan giliran Anda. Bila pelayan masih berdiri di sebelah
kanan janganlah mengambil, saat itu merupakan giliran tamu yang ada di
sebelah kanan Anda untuk mengambil makanan.
19) Waktu mengambil,  sebaiknya setiap macam diambil sedikit, dengan demikian
akan menyenangkan nyonya rumah. Kalau memang sangat tidak menyukai
makanan tertentu, juga boleh mengatakan, Terima kasih, tidak.
20) Ketika nyonya rumah akan mengambilkan makanan untuk anda. Anda boleh
menyodorkan piring bersama pisau dan garpu kepa-danya atau menyerahkan
kepada petugas. Bila beliau tidak menawarkan kepada anda, andapun tidak
dapat meminta tambah, karena berbuat demikian sangatlah tidak sopan.
21) Beberapa jenis makanan seperti roti, mentega, selei, acar, buah-buahan yang
dikeringkan, permen dan lain lain, perlu menunggu nyonya rumah
mempersilahkan baru boleh disantap.
22) Para tamu ketika bergilir mengambil makan, tamu pria selayaknya
mempersilahkan tamu wanita disampingnya mengambil dahulu, atau
menawarkan jasa untuk mengambilkannya.
23) Sewaktu makan, jangan mengambil makanan melintasi muka orang. Bila
memerlukan sesuatu hendaknya disampaikan melalui bagian belakangnya.
24) Setelah makan, para tamu hendaknya menunggu nyonya rumah berdiri baru
satu per satu mengikutinya meninggalkan meja makan. Meninggalkan
perjamuan ketika masih makan atau ketika perjamuan belum selesai adalah
kurang sopan. Setelah berdiri, tamu pria hendaknya membantu kaum wanita
untuk mengembalikan kursi ke tempatnya semula.
25) Serbet makan diletakkan di atas meja, jangan dilipat seperti keadaan semula.
26) Agar seluruh perjamuan dipenuhi atmosfir menggembirakan dan harmonis,
bukan saja para tamu mesti berperilaku tepat dan sopan, sikap tuan dan
nyonya rumah juga sangat menentukan.
27) Setelah perjamuan dimulai, kewajiban tuan dan nyonya rumah adalah
memfasilitasi komunikasi yang hidup dan menarik, setiap tamu tidak
terabaikan. Bila ada seseorang yang membicarakan topik yang kurang tepat,
tuan rumah hendaknya secara cerdik segera mengalihkan topik pembicaraan.
28) Dalam perjamuan, tuan rumah hendaknya menunggu para tamu selesai
menyantap sejenis makanan baru melanjutkan dengan jenis berikutnya.
29) Tuan rumah hendaknya tidak makan terlalu cepat, bila kebanyakan orang
sudah selesai, sedangkan ada beberapa orang masih belum menyelesaikannya,
maka sebaiknya mengurangi kecepatan agar tidak ada tamu yang merasa
kurang nyaman.
30) Dalam perjamuan, tuan rumah hendaknya berusaha keras agar setiap tamu
merasa nyaman dan leluasa. Andaikan seorang tamu menjatuhkan pisau garpu
di lantai, hendaknya dengan sopan segera mengupayakan penggantinya.
31) Bila seorang tamu tanpa sengaja memecahkan piring atau mangkuk, nyonya
rumah hendaknya dengan tenang membereskannya dan mengucapkan kata-
kata yang menghibur, jangan menunjukkan wajah yang tidak senang.

9
32) Tuan rumah tidak boleh memerinci perhitungan biaya yang dikeluarkan dalam
perjamuan di depan para tamu.
Adapun makanan yang dapat dipegang dengan tangan dalam etika makan
internasional yaitu :
1) Roti: break slices of bread, rolls and muffins in half or into small pieces by
hand before buttering
2) Daging : jika potongan dagingnya tebal, makanlah dengan menggunakan pisau
dan garpu. Jika garing, pecahkan dengan garpu dan makanlah dengan tangan.
3) Makan dengan tangan: Ikuti pedoman tuan rumah. Jika makanan tersebut
disajikan dalam piring, ambil dan letakkan pada piring anda sebelum
memakannya.
4) Makanan yang biasanya langsung dimakan dengan tangan: jagung pada ikan
tongkol, tulang iga, lobster, kepiting dan tiram dengan cangkang terbuka,
sayap ayam dan tulang (untuk situasi tidak resmi), sandwiches, beberapa jenis
buah tertentu, buah zaitun, seledri, roti dan kue kering.
5) Dalam jamuan makan internasional dikenal enam jenis istilah makan, yakni:
6) Cofee morning diadakan pada pagi hari, pukul 10.00-12.00.
7) Brunch alias breakfast lunch, diadakan antara waktu makan pagi hingga siang. 
Biasanya di atas jam sembilan, makanan disajikan prasmanan.
8) Lunch diadakan mulai pukul 11.30-17.00.
9) Teatime biasanya acara minum teh yang diadakan pukul 14.30-17.00.
10) Sedangkan cocktail merupakan jamuan berdiri, yang diadakan sebelum makan
malam yakni, antara pukul 18.00-19.00.
11) Dinner: yakni jamuan makan yang diadakan pada pukul 19.00.

Apabila ada makanan yang terselip dari mulut,  dapat disingkirkan dengan cara:
1) Serpihan buah zaitun: keluarkan dengan hati-hati ke telapak tangan sebelum
membuangnya ke piring.
2) Tulang ayam: gunakan garpu untuk membuang ke piring.
3) Duri ikan: buanglah dengan jari.
4) Bagian yang lebih besar: tulang atau makanan yang tidak ingin anda makan
keluarkan dengan hati-hati dan tersembunyi ke dalam serbet makan hingga
tidak diketahui orang lain.

Dalam etika makan internasional terdapat pula tata cara untuk minum, sebagai
berikut :
1) MUG (gelas agak besar tanpa kaki) yang digunakan untuk minum kopi, teh
atau minuman panas lainnya, biasanya digunakan pada acara tak resmi.
Tatakan biasanya disertakan untuk meletakkan sendok kecil, bahkan kadang
tidak disediakan sama sekali. Bila disertai tatakan/lepek, biasanya sendok
diletakkan dengan posisi menghadap ke bawah atau di sisi piring mentega atau
piring makan. Jangan lupa mengeluarkan sendok dari mug pada waktu akan
minum.

10
2) Letakkan teh celup yang sudah dicelupkan ke dalam cangkir yang berisi air
panas pada piring alas/tatakan cangkir.
3) Sebelum mereguk es teh manis, es kopi susu, atau jus, jangan lupa singkirkan
sendok pengaduk yang berbentuk panjang. Letakkan di tatakan setelah selesai
mengaduk minuman. Bila tak tersedia, jangan lupa memintanya.
4) Bila kopi atau teh tumpah, tanyakan apakah bisa mengganti tatakan. Bila tidak
memungkinkan, gunakan serbet atau tisu untuk membersihkannya. Hal ini
untuk menghidari tumpahan yang lebih banyak atau mengenai baju Anda.
5) Jika disuguhi minuman dengan gelas yang biasa digunakan untuk anggur
merah, pegang kaki gelas. Untuk anggur putih, pegang badan gelas untuk
menjaga kedinginan minuman tersebut. Bila di gelas minuman terdapat hiasan
buah seperti stroberi, ceri, dan lainnya tapi Anda tidak ingin memakannya,
boleh disingkirkan.
6) Sebaiknya jangan meniup minuman yang panas untuk mendinginkannya. Agar
cepat dingin, Anda bisa mengaduk minuman secara perlahan atau tunggu
sampai panasnya berkurang.

2.5 ETIKA MAKAN DALAM JAMUAN BISNIS


Jangan sepelekan etika makan saat berbisnis. Sebab, berdasarkan hasil survei lembaga
riset diketahui, 49% Bagian Keuangan menyatakan sebagian besar keberhasilan transaksi
bisnis justru terjadi di luar kantor, seperti di restoran atau tempat entertain yang lain. Hasil
survai juga menyebutkan yang menjadi wakil perusahaan wajib mengerti tentang bagaimana
cara meng-entertain (menghibur) klien dan tata cara makannnya. Sebab, hal itu
mempengaruhi citra perusahaan. Cara makan seseorang itu menunjukkan karatkernya dan
berpengaruh terhadap citra perusahaan. Hubungan Sosial, entertaining etiquette bertujuan
mempererat hubungan sosial antara yang mengundang maupun tamunya, baik untuk
kepentingan bisnis atau keperluan lainnya. Tips bagi pengundang, tentukan restorannya,
datang lebih awal, siapkan pembayaran, dan selalu menawarkan.
Sementara bagi penerima undangan jangan terlambat, perhatikan kode-kode
undangan, beri tahu jika vegetarian/ alergi terhadap makanan tertentu.

2.6 ETIKET UMUM JAMUAN MAKAN BISNIS


1. Memperkenalkan Sesama Kolega.
Untuk memperkenalkan dua orang teman yang tidak saling mengenal pada
tempat yang tidak formal pasti lebih mudah dibandingkan di tempat yang lebih formal
semisal di seminar atau rapat. Dengan memperkenalkan secara resmi orang-orang
yang Anda kenal tetapi di antara mereka belum saling mengenal, suasana kaku dan
tak nyaman pun bisa sirna.Utamakan orang yang lebih penting (lebih tua atau
posisinya lebih tinggi). Jika Anda sedang berada di acara makan siang bisnis dan
ingin memperkenalkan atasan Anda pada kolega dari perusahaan lain, misalnya,
sudah pasti dalam hal ini atasan Anda merupakan orang yang lebih penting. Katakan
langsung kepadanya, “Pak, perkenalkan Sdr. Putra dari Perusahaan X.” Lalu kepada

11
Putra, katakan, “Putra, perkenalkan atasan saya dari Perusahaan Y, Bapak
Pangaribuan”. Dengan demikian, perkenalan singkat tadi dapat berkembang pada
pembicaraan lebih lanjut di antara mereka. Anda dapat mengganti contoh atasan dan
kolega dengan ibu Anda dan teman, atau kakek Anda dengan sahabat Anda. Bila tidak
yakin siapa yang harus Anda dahulukan, Anda dapat memilih seseorang yang
sepantasnya didahulukan.
2. Berdiri
Jika Ada Yang Bangun Menurut etika, seorang pria sebaiknya berdiri jika
rekan semejanya yang berjenis kelamin wanita meninggalkan meja atau kembali ke
meja setelah ia dari kamar kecil, misalnya. Hal ini tampak kuno tetapi tetap berlaku
untuk masa kini. Kecuali pada acara makan siang bisnis, seorang pria harus berdiri
bila seorang wanita yang duduk di meja yang sama, apakah itu istrinya atau orang
lain, akan meninggalkan meja ataupun kembali ke meja. Terutama bila wanita
tersebut duduk di sebelah Anda. Para wanita menghargai sikap ini. Pada meja yang
agak padat, beri ruang pada seorang wanita yang akan duduk ataupun berdiri.
3. Perbaiki Dasi
Walaupun Anda sedang merasa sangat lapar dan ingin segera makan, jangan
lupa atur letak dasi sebelum mulai menyantap hidangan sehingga tidak mengganggu
saat Anda tengah makan. Jangan letakkan dasi ke belakang bahu karena hal ini
tampak tidak sopan dan tidak rapi. Bila tidak mempunyai klip khusus untuk dasi,
masukkan sedikit bagian ujung dasi ke dalam kemeja. Serbet juga dapat dipakai untuk
menutupi dasi Anda.
4. Cicipi
Anda tidak tahu apakah makanan yang akan dimakan sudah cukup asin atau
belum. Jangan rusak acara makan tersebut dengan menambahkan garam pada
makanan sebelum Anda tahu pasti apakah makanan tersebut sudah cukup asin atau
belum bagi Anda. Karena dengan langsung menambahkan garam tanpa mencicipinya
terlebih dahulu dan ternyata makanan tersebut sudah cukup asin, Anda tidak mungkin
dapat menghabisi makanan tersebut dan hal ini akan memberi kesan tidak baik.
Alasan berikut (dan hanya berlaku di pesta makan malam), menambahkan garam pada
makanan di piring Anda akan memberi kesan seakan Anda tidak percaya terhadap
masakan tuan rumah. Bila ditanya apakah perlu garam, minta garam dan lada, karena
garam dan lada selalu berada bersama.
5. Siku Di Meja
Meletakkan siku di meja memang nyaman tetapi hal ini tidak dibenarkan bila
Anda melakukannya pada suatu jamuan makan siang atau makan malam. Hal ini
memberi kesan tidak sopan. Apalagi bila kemeja yang Anda kenakan berlengan
panjang. Bila terkena noda, akan terlihat jelas. Kapan Anda boleh meletakkan siku di
meja makan? Waktu yang tepat adalah di antara dua makanan. Maksudnya, pada
waktu selesai menyantap makanan pembuka dan akan masuk ke makanan utama atau
pada saat selesai menyantap makanan utama dan akan melahap makanan penutup.
Anda dapat relaks sebentar sambil menantikan makanan berikutnya. Atau dapat juga
pada saat Anda harus berbicara dengan teman satu meja yang posisinya tak langsung
di sebelah Anda. Letakkan siku di atas serbet dan dekatkan posisi Anda dengan lawan

12
bicara sehingga Anda dapat mendengar apa yang dikatakannya, demikian pula
sebaliknya.

2.7 ETIKET MAKAN DI KANTOR


Jam istirahat yang terlalu singkat, ingin berhemat, kantin yang jauh dari kantor, masih
banyak pekerjaan yang belum selesai, atau sekedar malas keluar kantor adalah beberapa
alasan yang membuat karyawan seringkali melewatkan makan siang mereka. Namun, dengan
alasan kesehatan yang berdampak pada produktifitas kerja, mau tidak mau tubuh harus tetap
mendapatkan asupan makanan agar bisa terus bekerja. Hasilnya, membeli makanan lalu
menyantapnya di meja makan siang atau sekedar ngemil di meja kerja pun menjadi pilihan.
Perut tetap terisi, dan schedule pekerjaan tetap jalan sebagaimana yang direncanakan.
Makan di meja kerja memang lazim dilakukan oleh para karyawan, bahkan jika
peraturan perusahaan sebenarnya tidak memperbolehkan hal tersebut. Sekalipun ada
‘toleransi’ dari perusahaan demi menjaga kesehatan dan performa kerja karyawan, bukan
berarti Anda dapat mengabaikan etika. Di bawah ini adalah beberapa rules yang harus
diperhatikan tentang etika makan di kantor:
 Make it simple. Anda tetap harus ingat bahwa meja kerja bukanlah meja makan, jadi
sebaiknya bawa makanan yang tidak terlalu menghabiskan banyak tempat dan
dikemas dengan praktis
 Jangan makan di depan klien atau sambil bicara di telepon. Berhati-hatilah jika
sewaktu-waktu klien Anda masuk ke ruang kerja atau menghampiri meja Anda.
Hentikan aktivitas makan jika Anda harus melayani mereka. Jika pekerjaan Anda
berhubungan dengan pemakaian telepon, jangan pernah mengangkat telepon atau
berbicara dengan mulut penuh makanan.
 Hindari makanan berbau tajam. Makanan yang mengandung bawang atau bahan
beraroma kuat dan masih panas mungkin terasa menggugah selera bagi Anda, tapi
belum tentu teman kerja Anda menyukainya. Karena itu pilihkan makan siang yang
tetap nikmat dimakan walaupun sudah dingin. Selain dapat menganggu orang lain,
aroma yang terlalu kuat dapat menarik perhatian.
 Perhatikan waktu makan. Gunakan waktu break Anda dengan sebaik-baiknya.
Meskipun seolah-olah Anda makan sambil bekerja, tapi performa kerja Anda tidaklah
maksimal. Selesaikan dengan cepat makanan Anda, kemudian bersiaplah bekerja
kembali.
 Jaga kebersihan. Bersihkan meja kerja Anda setelah makan, jangan sampai ada sisa
makanan yang tertinggal. Selain demi kenyamanan Anda bekerja, remah-remah yang
terselip di keyboard atau di meja Anda adalah media yang baik untuk perkembangan
bakteri merugikan.
 Hargai rekan kerja Anda. Saat Anda sedang asyik makan, mungkin rekan kerja Anda
masih sibuk bekerja. Maka hargailah mereka dengan tidak membuat terlalu banyak
keributan atau mengajak mereka mengobrol. Apalagi jika mulut Anda penuh dengan
makanan, selain tidak sopan juga untuk mencegah Anda secara tidak sengaja
menyemburkan makanan ke wajah mereka.

13
 Bersihkan diri setelah makan. Karena Anda masih harus bekerja setelah makan,
jangan lupa untuk mencuci tangan dengan sabun untuk kebersihan dan menyikat gigi.
Selalu bawa sabun atau hand sanitizer jika tempat kerja Anda adalah shared
workspace.
Dengan memperhatikan hal-hal di atas, diharapkan Anda dapat tetap menjaga
etika sekalipun sebenarnya makan dalam kantor dianggap kurang pantas. Selain itu,
jika memang memungkinkan ada baiknya mulai memisahkan antara waktu bekerja
dan makan atau istirahat siang. Hal ini supaya dua-duanya dapat berjalan baik tanpa
saling mengintervensi satu sama lain.

2.8 ATURAN PENEMPATAN ALAT MAKAN (TABLE SETTING)


Penataan meja makan di hotel dan restoran memiliki setandar internasional. Baik jenis
alat makan maupun napkin. Ukuran napkin setandar jamuan resmi yang disarankan untuk
hotel dan restoran adalah 45 x 45 cm sampai dengan 50 x 50 cm. Adapun peletakan napkin
biasanya diletakan di atas dinner plate atau piring makan. Adakalanya, napkin diletakkan
disebelah kiri piring makan. Berikut table setting atau peletakan alat makan standar
internasional.

2.9 ETIKET PENGGUNAAN NAPKIN


Di dalam table setting, yang dimaksud napkin adalah serbet makan. Dalam jamuan
makan, napkin memiliki fungsi dan kegunaan sebagai berikut;
1) Menghias dan memperindah dekorasi meja makan.
2) Menutupi pangkuan waktu makan, agar makanan dan minuman yang terjatuh tidak
mengotori pakaian.
3) Untuk membersihkan atau menyeka mulut. Ketika ada makanan atau noda yang
menempel di bibir. Cara menggunakannya, tarik serbet dari pangkuan, kemudian lipat
segi empat atau segi tiga. Tekan-tekan ke bibir yang terkena noda makanan.
Kembalikan napkin ke pangkuan. Tidak disarankan menggosok atau menyeka bibir
terlalu kuat, cukup ditekan-tekan saja.
4) Memberikan kode atau isyarat kepada pelayan. Jika anda akan meninggalkan meja
makan sebentar, misalnya ke toilet atau ada keperluan lain dan akan kembali ke meja
makan. Lipat napkin segi empat dan letakan napkin di atas sandaran atau pegangan
kursi. Jika kursi tidak memiliki sandaran atau pegangan, letakkan napkin di atas
tempat duduk. Ini sebagai tanda kepada pelayan agar alat makan dan hidangan di atas
meja makan anda tidak dibersihkan karena anda akan kembali lagi.
5) Ketika selesai  makan, lipat napkin segi empat dan letakan di sebelah kanan atau kiri
piring makan anda. Jangan membiarkan serbet ditinggalkan begitu saja tanpa dilipat,
ini menandakana anda kurang memahami etiket jamuan makan.
6) Jangan menggunakan napkin untuk mengelap ingus/kotoran hidung. Mengalungkan
napkin di leher dan menutupi dada dianggap kurang etis di dalam jamuan makan.
7) Napkin juga berfungsi sebagai menutupi mulut saat anda mengeluarkan tulang, biji
atau mengambil kotoran yang terselip digigi.

14
2.10 ATURAN UMUM TABLE MANNER SERTA HAL TABU DALAM JAMUAN
MAKAN
Ada beberapa aturan table menner yang umum dilakukan yaitu ;
1) Cuci tangan sebelum makan atau pergi ke meja
2) Makan dengan tangan kanan Anda saat akan menyentuh makanan anda menggunakan
tangan.
3) Jangan mulai makan sebelum tuan rumah menginstruksikan tamu untuk
melakukannya. (jika makan di rumah orang).
4) Jika sudah siap memesan menu, lihat daftar menu dengan wajar, jangan terlalu lama.
Segera menunjuk menu yang anda pilih. Setelah itu biasanya pelayan mempersilakan
anda mencicipi menu pembuka atau Appetizer. (Apabila makan di restoran).
5) Selalu menutup mulut ketika mengunyah makanan.
6) Berbicara dengan volume suara yang rendah
7) Tutupi mulut saat batuk atau bersin

Ada pun beberapa hal yang tidak boleh dilakukan selama jamuan makan yaitu sebagai
berikut :
1) Selama jamuan makan berlangsung, jangan duduk membungkuk atau bersandar
malas. Duduklah dengan tegak dengan jarak badan dengan tepi meja selebar lima jari.
Hindari mengembangkan kedua belah siku dan meletakannya di atas meja makan.
2) Jika jamuan dilakukan di rumah dan anda duduk satu meja dengan host (tuan rumah),
jangan buka napkin sebelum tuan rumah melakukannya. Serbet makan hanya
digunakan untuk menyeka jari tangan dan bibir. Jangan sekali-kali menyeka keringat,
hidung atau membersihkan peralatan makan dengan napkin.
3) Jangan menyuap makanan dengan porsi yang besar, apalagi mengunyah dengan
berkecap. Kunyah makanan dengan posisi mulut tertutup dan tanpa kecap. Berbicara
ketika mulut masih penuh makanan juga harus dihindari.
4) Minum dilakukan pada saat mulut tidak terisi makanan. Teguklah perlahan tanpa
mengeluarkan bunyi.
5) Jangan berbicara atau mengambil hidangan tanpa meletakan peralatan makan terlebih
dahulu.
6) Jika anda melakukan kesalahan, seperti menumpahkan minuman atau menjatuhkan
alat makan. Jangan panik, segera minta maaf dengan tamu yang diduk disekeliling
kita dan panggil waiter untuk membersihkannya.
7) Apabila ada hidangan yang disajikan dengan sumpit, makan dengan posisi kepala
agak menunduk agar tidak berjatuhan. Jangan menusuk makanan dengan sumpit atau
mengembalikan makanan yang telah di ambil.
8) Jangan mengambil makanan yang berlebihan sehingga piring anda terlihat seperti
gunung. Ambil seperlunya dan tambah lagi jika anda menginginkannya. Usahakan
jangan meninggalkan meja selama jamuan berlangsung. Jika anda terpaksa harus
meninggalkan ruangan dan akan kembali lagi, mintalah ijin dan letakan napkin di
sandaran atau di dudukan kursi sebagai tanda anda akan kembali lagi.

15
9) Usahakan jangan meninggalkan meja selama jamuan berlangsung. Jika anda terpaksa
harus meninggalkan ruangan dan akan kembali lagi, mintalah ijin dan letakan napkin
di sandaran atau di dudukan kursi sebagai tanda anda akan kembali lagi.
10) Merokok sebaiknya dilakukan bila semua tamu telah selesai menyantap hidangan
penutup. Biasanya dilakukan saat digestif drink pada akhir jamuan.
11) Sebisa mungkin jangan menggunakan tusuk gigi di meja makan, lakukan di toilet.
Jika terpaksa dilakukan, tutup mulut anda dengan napkin atau telapak makan sebelah
kiri.
12) Di akhir jamuan, sampaikan sedikit pujian kepada tuan rumah atau pihak
penyelenggara, seperti makananya lezat atau suasana pestanya meriah. Ucapkan
terima kasih dengan memberi senyuman dan berpamitlah.

2.11 TATA BICARA DALAM JAMUAN MAKAN


 Hindari berbicara saat makanan masih di dalam mulut
 Hindari bicara sambil menunjuk kea rah seseorang atau gerakan tangan yang
berlebihan
 Hindari memotong, menguasai pembicaraan
 Ssuaikan intonasi berbicara, jangan terlalu keras atau lemah lembut.

2.12 TATA CARA POSISI DUDUK DALAM TABLE MANNER


 Bila anda sudah duduk di kursi, langsung ambil napkin dan letakkan di atas pangkuan
 Posisi kaki lurus dan jangan disilangkan
 Posisi badan tegak
 Atur jarak duduk anda dengan meja, jangan terlalu dekat atau terlalu jauh.

2.13 BERAGAM TATA CARA MAKAN DI BERBAGAI NEGARA


Dunia ini memiliki banyak sekali kebudayaan yang beraneka ragam. Apalagi jika
sudah terpisahkan benua, bahkan negara tetangga sekalipun, cara dan tradisi mereka bisa saja
bertolak belakang. Berkaitan dengan hal itu, cara makan di tiap negara yang secara garis
besar terpisahkan oleh benua pun pastinya berbeda-beda dan beragam, sebagai berikut :
1. Jepang
Masakan Jepang dikenal dengan julukan the healthies food in the world. Tidak
hanya itu, jenis makanan dan teknik memasaknya sangat variatif. Seperti robatayaki,
teknik memasak yang sangat tradisional, yaitu dengan cara memanggang bahan
makanan di atas bara api. Juga tepanyaki, yang dalam bahasa Indonesia berarti besi
pemanggang, banyak ditawarkan di resto Jepang. Bahan makanan juga dimasak oleh
koki dengan aksinya langsung di depan umum. Biasanya di orang2 jepang makan
dengan menggunakan sumpit dan mangkok. Bahkan terkadang untuk makanan yang
susah di ambil dengan sendokpun mereka masih tetap menggunakan sumpit. selain
itu, saat mereka makan, mereka tidak dudu k dikursi atau lesehan tetapi seperti

16
BERLUTUT dan dialasi bantal.kalau makan sup dan makanan berkuah lainnya harus
diseruput, terus gak boleh menuangkan saos di nasi dan menggunakan 2 pasang
sumpit untuk mengambil satu lauk (biasanya tidak sengaja 2 orang mengambil lauk
yg sama).
2. China
Sejarah panjang kuliner China ternyata berlaku pula untuk tata cara makannya
yang telah berusia ribuan tahun. Tata cara makan China yang berkembang hingga saat
ini berasal dari zaman Dinasti Zhou pada abad ke-11. Tata cara makan ala kerajaan ini
kemudian berkembang dengan berbeda di tiap-tiap wilayah China. Dulu, perbedaan
tata cara makan tergantung pada strata sosial yang terbagi menjadi kelompok
ningrat,pejabat,pedagang,rakyat biasa. Sekarang umumnya tata cara makan hanya 2
macam, yakni tuan rumah dan tamu. tata cara makan di china mirip seperti Jepang,
hanya ada sedikit perbedaanantara lain seperti :
 Tempat duduk paling utama biasanya ditempatkan menghadap timur atau pintu
masuk.
 Etnis China juga memiliki kebiasaan bersulang. Namun sulang tidak dilakukan
bersamaan melainkan berurutan mulai dari tamu terhormat, diikuti yang duduk
di sebelahnya, hingga urutan tempat duduk yang terakhir.Saat santapan
dimulai, orang harus menjaga cara makannya agar tetap sopan. Orang muda
harus menunggu orang lebih tua mengatakan, Ayo makan, untuk mulai makan.
 Aturan dalam memegang mangkuk, jempol harus berada di tepi mangkuk di
dekat mulut.
3. Arab
Anda tidak akan menemukan sendok dan garpu di meja-meja makan orang
arab, karena kenikmatannya mereka lebih suka makan dengan tangan. Selain itu
mereka suka makan ramai-ramai dalam satu tempat, misalnya nasi di tempatkan di
wadah yang agak besar & dari wadah inilah mereka makan berjamah. Selain nasi juga
di tumpuk daging, bisa daging kambing dan onta. Makanan Arab memang
kebanyakan terbuat dari daging dan semacam roti yang bentuknya bulat.Salah satu
kebiasaan lain ialah makan sambil ngobrol, bahkan jika makan sudah selesai, tetap
dilanjutkan. Dan juga makanan berlebih setiap selesai makan. Ambilah makanan yang
terdekat dengan anda, jika anda ingin mengambil makanan yang letaknya agak jauh,
maka permisi terlebih dahulu, karena memang meja makannya besar dan panjang.

4. Amerika Serikat
Pasca Perang Dunia II, AS sebagai pemenang perang menerapkan budaya
santap makan baru. Jadwal kerja dibuat seefisien mungkin dengan cara Amerika yaitu
sistim one hour lunch break. Peradaban Latin mereka yang sudah berumur ribuan
tahun mengajarkan bahwa makan adalah ritual yang sacré. Setelah kenyang
menyantap makanan utama, diperlukan waktu santai sambil minum kopi. Disini kita
menyebutnya dengan istilah menurunkan nasi sebelum melanjutkan kerja. Ini
memakan waktu paling tidak 2 jam.Tahun 1980-an, pada waktu gerai-gerai
McDonald, Kentucky Fried Chicken dan lain-lain memulai ekspansinya dari AS ke
berbagai negara di dunia menawarkan fastfood. Tidak dapat dibantah bahwa fastfood

17
adalah budaya gastronomi AS. Burger, hot dog bahkan pizza adalah makanan asli
Eropa yang dulu juga ikut bermigrasi ke Amerika, pasca pelayaran Christopher
Columbus. Kini mereka menyebar ke seluruh penjuru dunia, termasuk kembali ke
Eropa dengan wajah lain, yaitu wajah fastfood àla Amerika Serikat. biasanya mereka
makan menggunakan pisau dan garpu.
5. Eropa
Menu utama bergaya Eropa identik dengan penggunaan saus dan pasta. Di
Inggris, cara makan kita harus sesuai dengan table manner. Jika tidak, kita akan dicap
sebagai orang yang kurang tahu sopan santun. mirip seperti orang2 di ameerika,
mereka pun juga kebanyakanmakan menggunakan pisau dan garpu. Mulai makanan
ringan sebagai pembuka hingga hidangan penutup, yang bisa menyajikan enam jenis
menu atau bahkan lebih. Banyak hidangan bisa disajikan, mulai abalone (kerang),
udang, hingga risotto khas Italia.Hidangan utama ala Eropa biasanya hampir sama.
Rata-rata menggunakan saus, daging sapi, atau aneka bahan baku dari laut, kata chef
spesialis menu Eropa, Wijaya Gunawan.
Hidangan utama bergaya Eropa biasanya juga disesuaikan dengan tema serta
acara yang akan dilangsungkan. Menu utama ala Eropa yang paling banyak digemari
adalah yang menggunakan saus, pasta, ataupun bahan-bahan seperti daging asap dan
kentang. Menu utama ala Eropa juga disajikan dengan segelas champagne atau wine.

18
BAB III
PENUTUP

3.1 KESIMPULAN
Banyak hal yang dapat kita ambil dalam makalah ini, penulis menyipulkan bahwa
table manner itu penting agar kita tidak dipandang sebelah mata dalam jamuan makan yang
formal nantinya, serta tidak membuat kita malu jikalau kita benar-benar mendalami itu
semua. Tidak akan pernah ada yang tau akan jadi apa kita nantinya, tapi siapa tau juga kita
menjadi salah seorang yang akan berada pada situasi jamuan penting itu.

3.2 SARAN
Makan, adalah alat bantu komunikasi. Paham etiket di meja makan mempermudah
kita dalam pergaulan.  Dalam acara jamuan makan, tata cara makan atau table manner
merupakan hal utama yang penting diperhatikan.  Tata cara makan menunjukkan siapakah
diri kita sebenarnya.

19
DAFTAR PUSTAKA

I.N.R. Pendit. 2004.Table Manner Dinning Etiquette dan Etiket Dalam Jamuan.
Penerbit: Graha Ilmu
Kusrianti, Adi. 2007.Pengantar Desain Komunikasi visual. Penerbit: Yogyakarta C.V
ANDI OFSET
Rustan, Surianto. 1 Agustus 2008. LAYOUT dasar & penerapannya.Penerbit: PT
Gramedia Pustaka Utama Cetak.
Cindy Post Senning,Ed.D.2009. Table Manner For Kids. Penerbit : Emily Post
Munadjat,Arief.2009.Etiket Jamuan Makan Internasional Table. Tersedia:
http://warnapelangidunia.blogspot.com/2009/09/etiket-jamuan-makan-
internasionaltable.html
Arkandas.2012.Tips Table Manner Paling Lengkap. Tersedia:
http://www.masarkandas.blogspot.com/2012/06/tips-table-manner-paling-lengkap.html
Koki.2008.Etika Makan Table Manners. Tersedia: http://duniamakanan.com/etika-
makan-table-manners.html Laily,Anwar.2013.Makalah Table Manner. Tersedia :
http://chibinyanko.blogspot.com/2013/01/makalah-table-manner.html
I.N.R. Pendit. 2004.Table Manner Dinning Etiquette dan Etiket Dalam Jamuan. Penerbit:
Graha Ilmu

20

Anda mungkin juga menyukai