Anda di halaman 1dari 21

TUGAS MAKALAH

PERILAKU MANUSIA DENGAN LINGKUNGANNYA

DISUSUN OLEH :
RAHMAN SUHENDAR (02207000259)
ADE SOBARA (02207000267)
LENNY (02207000291)
LAILATUL FADILA (02207000321)
FIMA INI’MATUL AULA (02207000281)
SRI APRILIA (02207000309)
AMELIANA SAPUTRI (02207000269)
YOS BINTANG PARMATO (022070002640
MUHAMMAD RIDHO (02207000254)

UNIVERSITAS TEKNOLOGI NUSANTARA


KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena atas limpahan
rahmatnya penyusun dapat menyelesaikan makalah ini tepat waktu tanpa ada halangan
yang berarti dan sesuai dengan harapan.
Ucapan terima kasih kami sampaikan kepada bapak M.Reza Alfikri M.Agr
sebagai dosen pengampu mata kuliah sejarah Psikologi yang telah membantu
memberikan arahan dan pemahaman dalam penyusunan makalah ini.
Kami menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini masih banyak
kekurangan karena keterbatasan kami. Maka dari itu penyusun sangat mengharapkan
kritik dan saran untuk menyempurnakan makalah ini. Semoga apa yang ditulis dapat
bermanfaat bagi semua pihak yang membutuhkan.

Hormat Kami, Bogor 13 Desember 2022

Kelompok 2
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah


Perilaku manusia dan lingkungannya telah menjadi sebuah kesatuan
yang tidak bisa dipisahkan. Keduanya saling mempengaruhi satu sama lainnya.
Perilaku manusia dapat dengan mudah merubah lingkungannya, begitu pula
keadaan lingkungan dapat memberikan stimulus kepada manusia untuk
menentukan perilakunya. Keduanya berhubungan secara timbal balik.
Mempelajari tema tentang Perilaku Manusia dan lingkungannya sangat
membantu kita untuk menyelidiki banyak hal yang dilakukan manusia, baik
perilaku merusak ataupun perilaku yang membangun. Dengan menyelidiki
kaitannya dengan keadaan lingkungan, kita bisa menilai dan membuat analisa
yang objektif terhadap suatu tindakan.

B. Rumusan Masalah
1. Perilaku Manusia dan lingkungannya
2. Sistematika Perilaku
3. Jenis-Jenis Perilaku
4. Perilaku-Perilaku Kejiwaan
5. Pembentukan Perilaku
6. Teori Perilaku
7. Hubungan Manusia dengan Lingkungannya

C. Manfaat Penulisan
1. Sebagai tugas pembuatan makalah untuk mata kuliah Sejarah Psikologi
2. Memahami dengan baik perilaku manusia dan pengaruhnya terhadap
lingkungan, dan sebaliknya.
3. Dengan pemahan ini dapat melatih kita untuk berpikir secara objektif
terhadap perilaku orang lain.
PEMBAHASAN

A. Pengertian Perilaku manusia dan Lingkungan


Perilaku merupakan seperangkat perbuatan atau tindakan seseorang dalam
melalukan respon terhadap sesuatu dan kemudian dijadikan kebiasaan karena
adanya nilai yang diyakini. Perilaku secara lebih rasional dapat diartikan sebagai
respon organisme atau seseorang terhadap rangsangan dari luar subyek tersebut.
Perilaku manusia adalah gerakan yang dapat dilihat melalui indra manusia
gerakan yang dapat diobservasi . Manusia juga sebagai mahkluk individu memiliki
pemikiran-pemikiran tentang apa yang menurutnya baik dan sesuai dengan
tindakan-tindakan yang akan diambil. Manusia pun berlaku sebagai makhluk sosial
yang saling berhubungan dan keterkaitannya dengan lingkungan dan tempat
tinggalnya.
Pengertian Lingkungan adalah suatu media di mana makhuk hidup tinggal,
mencari penghidupannya dan memiliki karakter serta fungsi yang khas yang mana
terkait secara timbal balik dengan keberadaan makhluk hidup yang menempatinya,
terutama manusia yang memiliki peranan yang lebih kompleks dan rill. Segala
yang ada pada lingkungan dapat dimanfaatankan oleh manusia untuk mencukupi
kebutuhan hidup manusia, karena lingkungan memiliki daya dukung, yaitu
kemampuan lingkungan untuk mendukung kehidupan manusia dan makhluk hidup
lainnya. Seringkali lingkungan yang terdiri dari sesama manusia disebut juga
sebagai lingkungan sosial. Lingkungan sosial inilah yang membentuk sistem
pergaulan yang besar peranannya dalam membentuk kepribadian seseorang.
B. Sistematika Perilaku

Perilaku manusia secara umum muncul dengan melihat sistematika berikut ini:

NIAT + PENGETAHUAN/PENDIDIKAN + SIKAP = PERILAKU

Niat dipahami sebagai keinginan yang berasal dari dalam diri individu untuk
mendapatkan atau melakukan sesuatu yang hendak dilakukan. Ini merupakan
penggerak utama dalam terbentuknya perilaku
Pendidikan atau Pengetahuan merupakan suatu usaha sadar dan terencana untuk
mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar kita secara aktif
mengembangkan potensi diri untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan,
pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang
diperlukan dirinya dan masyarakat, bangsa dan negara. Melalui pendidikan dapat
mengembangkan karakter sehingga kita memiliki perilaku bertanggung jawab
terhadap lingkungan. Perilaku merupakan suatu wujud nyata perasaan dari siswa
yang dapat direfleksikan melalui kesukaan atau ketidaksukaannya terhadap suatu
objek tertentu.
Perilaku merupakan suatu hasil yang diperoleh dari proses psikologis manusia
yang tidak bisa diamati/dilihat secara langsung namun harus disimpulkan dari hal-
hal yang dikatakannya atau dilakukannya. Perilaku tanggung jawab terhadap
lingkungan akan terbentuk apabila telah tumbuh keinginan untuk bertindak.
Menurut Putrawan bahwa keinginan (niat) untuk bertindak atau intention to act
merupakan dasar untuk tumbuhnya perilaku bertanggung jawab terhadap
lingkungan. Intensi didefinisikan sebagai dimensi kemungkinan seseorang yang
menghubungkan dirinya dengan perilakunya sendiri. Intention to act, mengacu
pada kemungkinan subjektif seseorang bahwa dia akan melakukan beberapa
tindakan.
Contoh berikut ini adalah hubungan antara perilaku manusia dan pendidikan.
Perilaku manusia dapat mengakibatkan perubahan-perubahan lingkungan hidup.
Kerusakan lingkungan hidup di dunia pada umumnya dan Indonesia pada
khususnya menjadi salah satu topik perdebatan yang hangat dalam berbagai
kesempatan di berbagai belahan dunia. Disepakati secara luas bahwa perilaku
manusia saat ini memiliki dampak yang merugikan pada lingkungan planet ini.
Berbagai masalah lingkungan menimbulkan ancaman bagi lingkungan di antaranya
pemanasan global, pencemaran udara perkotaan, kekurangan air, kebisingan
lingkungan dan hilangnya keanekaragaman hayati. Masalah ini berakar pada
perilaku manusia dan dapat dikelola dengan mengubah perilaku yang relevan
sehingga dapat mengurangi dampak lingkungannya.
Perilaku manusia berhubungan dengan lingkungan hidup. Salah satu hubungan
antara penurunan kualitas lingkungan hidup dan manusia (sosial) yaitu sebagian
besar penurunan kualitas lingkungan hidup hasil dari tindakan atau perilaku
manusia. Penyelesaian masalah terhadap lingkungan dapat dilakukan oleh
komponen masyarakat maupun pribadi. Salah satu upaya yang dapat dilakukan
untuk penyelesaian masalah yaitu dengan menumbuhkan keinginan untuk peduli
terhadap lingkungan yang berdampak terhadap perilaku seseorang. Hal tersebut
dapat dilakukan pada salah satu komponen masyarakat melalui pendidikan.

Hines, Hungerford dan Tomera mengembangkan model perilaku bertanggung


jawab lingkungan. Dalam model tersebut, keinginan untuk peduli terhadap
lingkungan salah satunya dipengaruhi oleh faktor kepribadian yaitu attitude, locus
of control dan personal responsibility.

Kepribadian atau personality adalah pola perilaku yang konsisten dan proses
interpersonal yang terjadi dalam diri individu. Personality dibagi menjadi lima
dimensi yang disebut the big five personality.
Lima kepribadian tersebut yaitu
a. Openness (keterbukaan)
b. Conscientiousness (ketelitian)
c. Extraversion (pandai bergaul)
d. Agreeableness (kesepakatan)
e. Neuroticism (kestabilan emosi)

Berikut ini adalah penjelasan singkat mengenai Sifat Kepribadian Model Lima Besar
atau dalam bahasa Inggris disebut dengan Big Five Personality Traits Model.

1. Openness to Experience (Terbuka terhadap Hal-hal baru)

Dimensi Kepribadian Opennes to Experience ini mengelompokan individu


berdasarkan ketertarikannya terhadap hal-hal baru dan keinginan untuk mengetahui
serta mempelajari sesuatu yang baru. Karakteristik positif pada Individu yang memiliki
dimensi ini cenderung lebih kreatif, Imajinatif, Intelektual, penasaran dan berpikiran
luas.

Sifat kebalikan dari “Openness to Experience” ini adalah individu yang cenderung
konvensional dan nyaman terhadap hal-hal yang telah ada serta akan menimbulkan
kegelisahan jika diberikan tugas-tugas baru.

2. Conscientiousness (Sifat Berhati-hati)

Individu yang memiliki Dimensi Kepribadian Conscientiousness ini cenderung lebih


berhati-hati dalam melakukan suatu tindakan ataupun penuh pertimbangan dalam
mengambil sebuah keputusan, mereka juga memiliki disiplin diri yang tinggi dan dapat
dipercaya. Karakteristik Positif pada dimensi adalah dapat diandalkan, bertanggung
jawab, tekun dan berorientasi pada pencapain.

Sifat kebalikan dari Conscientiousness adalah individu yang cendurung kurang


bertanggung jawab, terburu-buru, tidak te

ratur dan kurang dapat diandalkan dalam melakukan suatu pekerjaan.


3. Extraversion (Ekstraversi)

Dimensi Kepribadian Extraversion ini berkaitan dengan tingkat kenyamanan seseorang


dalam berinteraksi dengan orang lain. Karakteristik Positif Individu Extraversion
adalah senang bergaul, mudah bersosialisasi, hidup berkelompok dan tegas.
Sebaliknya, Individu yang Introversion (Kebalikan dari Extraversion) adalah mereka
yang pemalu, suka menyendiri, penakut dan pendiam.

4. Agreeableness (Mudah Akur atau Mudah Bersepakat)

Individu yang berdimensi Agreableness ini cenderung lebih patuh dengan individu
lainnya dan memiliki kepribadian yang ingin menghindari konfilk. Karakteristik
Positif-nya adalah kooperatif (dapat bekerjasama), penuh kepercayaan, bersifat baik,
hangat dan berhati lembut serta suka membantu.

Karakteristik kebalikan dari sifat “Agreeableness” adalah mereka yang tidak mudah
bersepakat dengan individu lain karena suka menentang, bersifat dingin dan tidak
ramah.

5. Neuroticism (Neurotisme)

Neuroticism adalah dimensi kepribadian yang menilai kemampuan seseorang dalam


menahan tekanan atau stress. Karakteristik Positif dari Neuroticism disebut dengan
Emotional Stability (Stabilitas Emosional), Individu dengan Emosional yang stabil
cenderang Tenang saat menghadapi masalah, percaya diri, memiliki pendirian yang
teguh.

Sedangkan karakteristik kepribadian Neuroticism (karakteristik Negatif) adalah mudah


gugup, depresi, tidak percaya diri dan mudah berubah pikiran.

Oleh karena itu, Dimensi Kepribadian Neuroticism atau Neurotisme yang pada
dasarnya merupakan sisi negatif ini sering disebut juga dengan dimensi Emotional
Stability (Stabilitas Emosional) sebagai sisi positifnya, ada juga yang menyebut
Dimensi ini sebagai Natural Reactions (Reaksi Alami).

C. JENIS JENIS PERILAKU


1. Perilaku Refleksif

Perilaku refleksif merupakan perilaku manusia yang ditimbulkan oleh reaksi secara
spontan terhadap stimulus yang ada, maupun otomatis. Perilaku refleksif ini pada
hakikatnya tidak dapat dikendalikan karena perilaku ini merupakan perilaku yang
alamiah. Contohnya, ketika jari kita secara tidak sengaja menyentuh benda panas,
otomatis kita akan menarik jari kita atau Mata yang otomatis berkedip ketika terkena
cahaya silau, dan sebagainya. Di dalam perilaku refleksi juga ada perilaku naluri.
Perilaku naluri merupakan gerak refleks yang kompleks atau rangkaian tahapan.

Ada gejala yang menyertai perilaku naluri , seperti pengenalan, perasaan atau
emosi, dorongan, keinginan atau motif, dan sebagainya.

2. Perilaku Nonrefleksif

Perilaku yang dikendalikan oleh pusat kesadaran atau otak, Stimulus diterima oleh
reseptor, kemudian diteruskan kepada otak untuk direspon melalui efektor. Proses yang
terjadi dalam otak dinamakan proses psikologis. Perilaku ini merupakan perilaku yang
dibentuk dan dapat dikendalikan. Perilaku ini dapat berubah setiap saat sebagai hasil
dari proses belajar.

Berdasarkan batasan dilansir dari situs resmi Kementerian Kesehatan, perilaku juga
dapat dibedakan berdasarkan batasan. Terbagi menjadi:
1. Perilaku pasif

Perilaku pasif juga disebut respon internal. Perilaku ini sifatnya masih tertutup,
terjadi dalam individu sehingga tidak bisa diamati secara langsung. Contohnya, dalam
berpikir, angan-angan, berfantasi, dan lain sebagainya.

2. Perilaku aktif

Perilaku aktif disebut dengan respon eksternal atau bersifat terbuka. Perilaku ini
bisa diamati secara langsung karena tindakan nyata. Contohnya, bekerja, membaca
buku, membersihkan rumah, dan lainnya.

D. PERILAKU-PERILAKU KEJIWAAN
Hal-Hal yang disebutkan dibawah ini hanya beberapa dari perilaku-perilaku
kejiwaan dalam Psikologi.
1) KOGNITIF, perilaku yang bisa dinilai dari pengamatan, pengenalan
termasuk tingkat pendidikan atau jentang akademisnya, misalnya
berkenaan dengan kepandaiannya.
2) MOLEKULER, perilaku yang mengacu pada sikap atau karakter
seseorang, apakah ia baik atau buruk.
3) STEREOTIP, perilaku ini mengacu pada pelatihan secara praktek. Bisa
dibilang ini adalah penyeimbang dari perilaku kognitif.
4) PSIKOMOTORIK, perilaku ini yang mengacu pada keahlian dalam
melakukan sesuatu.
5) REFLEKS, perilaku ini berkaitan dengan kemampuan yang laten, alami
atau tersembunyi. Bisa juga secara tidak sengaja.
6) TERTUTUP, merupakan perilaku yang tersembunyi. Yang tidak
tampak dari luar, atau yang tidak sebenarnya.
7) TERBUKA, perilaku ini memperlihatkan sifat asli dari seseorang.
Seseorang yang berperilaku tidak mau menutupi sifat aslinya.
8) SOSIAL, perilaku yang mengacu pada hubungan manusia dengan
manusia lainnya.
9) EGO, perilaku yang mengacu pada perasaan seseorang dengan
pembuktian nyata.
10) IDENTITY DISORDER, adalah perilaku yang mengacu pada
kepribadian. ID yang negatif disebut Double Identity Disorder atau
Kepribadian Ganda.
11) SUPEREGO, perilaku ini mengacu pada perasaan yang kompleks
terhadap semua elemen masyarakat.

E. PEMBENTUKAN PERILAKU

Pembentukan perilaku manusia adalah sekumpulan perilaku yang dimiliki oleh


manusia dan dipengaruhi oleh genetika, adat, sikap, emosi, nilai, etika, kekuasaan,
persuasi, norma sosial, dan kontrol perilaku pribadi.

Perilaku manusia sebagian besar ialah berupa perilaku yang dibentuk atau
dipelajari. Maka dari itu bagaimana cara membentuk perilaku itu sesuai yang
diharapkan. Pembetukan perilaku dapat dilakukan dengan :

a) Pembentukan perilaku dengan kondisioning atau kebiasaan. Dengan cara


membiasakan diri untuk berperilaku seperti yang diharapkan, akhirnya
akan terbentuk perilaku tersebut. Contoh, anak dibiasakan bangun pagi,
atau menggosok gigi sebelum tidur, mengucapkan terima kasih bila diberi
sesuatu oleh orang lain, membiasakan diri tidak terlambat ke sekolah. Cara
ini didasarkan atas tempat belajar kondisioning baik yang 140 | Pengantar
Psikologi dikemukakan oleh pavlov maupun oleh Thorndike dan skinner
(Hergenhahn, 1976).
b) Pembentukan perilaku dengan pengertian (insight) Pembentukan perilaku
dapat ditempuh dengan pengertian atau insight. Misal datang kuliah jangan
sampai terlambat karena dapat mengganggu teman yang lain. Naik motor
harus pakai helm, karena helm tersebut untuk keamanan diri. Cara
berdasarkan atas teori belajar kognitif yaitu belajar disertai adanya
pengertian. Bila dalam eksperimen Thorndike dalam belajar yang
dipentingkan adalah soal latihan, maka dalam eksperimen Kohler dalam
belajar yang penting adalah pengerian atau insight. Kohler adalah salah
seorang tokoh dalam psikologi Gestalt dan termasuk dalam aliran kognitif
(Hergenhahan, 1976).
c) Pembentukan perilaku masih dapat ditempuh dengan menggunakan model
atau contoh. Kalau orang bicara bahwa orang tua sebagai contoh anak-
anaknya, pemimpin sebagai panutan yang dipimpinnya, hal tersebut
menujukkan pembentukan perilaku dengan menggunakan model.
Pemimpin dijadikan model atau contoh oleh orang yang dipimpinnya. Cara
ini didasarkan atas teori belajar sosial atau observational Pengantar
Psikologi | 141 learning theory yang dikemukakan oleh Albert Bandura
(1977)

F. TEORI PERILAKU
a) Teori Insting
Teori ini dikemukakan oleh McDougall, Menurut McDougall perilaku itu
disebabkan karena insting. Insting merupakan perilaku yang innate,
perilaku bawaan, dan insting akan mengalami perubahan karena
pengalaman.
b) Teori Dorongan (drive theory)
Teori ini bertitik tolak pada pandangan bahwa individu mempunyai
dorongan-dorongan atau drive tertentu. Dorongan-dorongan ini berkaitan
dengan kebutuhan kebutuhan organisme yang mendorong individu
berperilaku. Bila seseorang mempunyai kebutuhan, dan ingin memenuhi
kebutuhannya maka akan terjadi ketegangan dalam diri orang tersebut. Bila
individu berperilaku dan dapat memenuhi kebutuhannya, maka akan terjadi
pengurangan atau reduksi dari dorongan – dorongan tersebut. Karena itu
teori ini menurut Hull (Hergenhahn, 1976) juga disebut teori drive
reduction.
c) Teori Insentif (insentive theory)
Teori ini bertitik tolak pada pendapat bahwa perilaku manusia disebabkan
karena adanya insentif. Dengan insentif akan mendorong manusia berbuat
atau berperilaku. Insentif ada yang positif dan negatif. Yang positif adalah
berkaitan dengan hadiah sedangkan yang negatif berkaitan dengan
hukuman. Yang positif akan mendorong manusia dalam berbuat,
sedangkan yang negatif akan dapat menghambat dalam manusia
berperilaku. Berarti perilaku timbul karena adanya insentif.
d) Teori Atribusi
Teori ini ingin menjelaskan tentang sebab-sebab perilaku manusia. Apakah
perilaku itu disebabkan disposisi internal (misal motif, sikap) ataukah oleh
keadaan eksternal.
e) Teori Kognitif
Apabila seseorang harus memilih perilaku yang mana mesti dilakukan,
maka pada umumnya yang bersangkutan akan memilih alternatif perilaku
yang akan membawa manfaat yang sebesar-besarnya bagi yang
bersangkutan. Dengan kemampuan memilih ini berarti faktor berfikir
berperan dalam menentukan pilihannya. Dengan kemampuan berpikir
seseorang dapat melihat apa yang telah terjadi sebagai bahan
pertimbangannya di samping melihat apa yang dihadapi pada waktu
sekarang dan juga dapat melihat ke depan apa yang akan terjadi dalam
seseorang bertindak.

G. HUBUNGAN INDIVIDU DENGAN LINGKUNGANNYA

Manusia sebagai makhluk hidup merupakan makhluk yang lebih sempurna apabila
dibandingkan dengan makhluk yang lain. Selain manusia dipengaruhi oleh keadaan
sekitarnya, yang terikat oleh hukum-hukum alam. Manusia juga dipengaruhi atau
ditentukan oleh kemampuankemampuan yang ada dalam diri manusia itu sendiri.
Manusia sebagai makhluk hidup, merupakan makhuk yang dinamis dalam pengertian
bahwa manusia dapat mengalami perubahan-perubahan. Perilaku manusia dapat
berubah dari waktu ke waktu.

Interaksi antara manusia dengan manusia lainnya, dapat dibedakan antara lain :

1. Interaksi individu dan individu


Individu yang satu memberikan pengaruh , rangsangan \ Stimulus kepada
individu lainnya . Wujud interaksi bisa dalam dalam bentuk berjabat tangan
, saling menegur , bercakap – cakap \ mungkin bertengkar .
2. Interaksi antara individu dan kelompok
Bentuk interaksi antara individu dengan kelompok : Misalnya : Seorang
ustadz sedang berpidato didepan orang banyak . Bentuk semacam ini
menunjukkan bahwa kepentingan individu berhadapan dengan kepentingan
kelompok .
3. Interaksi antara Kelompok dan Kelompok
Bentuk interaksi seperti ini berhubungan dengan kepentingan individu
dalam kelompok lain . Contoh : Satu Kesebelasan Sepak Bola bertanding
melawan kesebelasan lain.

Adapun bentuk Interaksi Sosial Menurut Proses Terjadinya, adalah sebagai berikut :

A. Imitasi . Imitasi adalah pembentukan nilai melalui dengan meniru cara- cara
orang lain. Contoh : Seorang anak sering kali meniru kebiasan – kebiasan orang
tuanya .
B. Identifikasi. Identifikasi adalah menirukan dirinya menjadi sama dengan orang
yang ditirunya . Contoh : Seorang anak laki – laki yang begitu dekat dan akrab
dengan ayahnya suka mengidentifikasikan dirinya menjadi sama dengan ayah
nya .
C. Sugesti. Sugesti dapat diberikan dari seorang individu kepada kelompok .
Kelompok kepada kelompok kepada seorang individu . Contoh : Seorang
remaja putus sekolah akan dengan mudah ikut-ikutan terlibat “ Kenalan Remaja
“ . Tanpa memikirkan akibatnya kelak .
D. Motivasi. Motivasi juga diberikan dari seorang individu kepada kelompok.
Contoh : Pemberian tugas dari seorang guru kepada muridnya merupakan salah
satu bentuk motivasi supaya mereka mau belajar dengan rajin dan penuh rasa
tanggung jawab
E. Simpati. Perasaan simpati itu bisa juga disampaikan kepada seseorang /
kelompok orang atau suatu lembaga formal pada saat –saat khusus. Misalnya
apabila perasaan simpati itu timbul dari seorang perjaka terhadap seorang gadis
/ sebaliknya kelak akan menimbulkan perasaan cinta kasih / kasih sayang.
F. Empati. Empati itu dibarengi perasaan organisme tubuh yang sangat dalam.
Contoh jika kita melihat orang celaka sampai luka berat dan orang itu kerabat
kita, maka perasaan empati menempatkan kita seolah-olah ikut celaka.

Pada teori konvergensi disebutkan bahwa lingkungan memiliki peranan penting dalam
perkembangan jiwa manusia. Lingkungan tersebut terbagi dalam beberapa kategori
yaitu :

a. Lingkungan fisik ; berupa alam seperti keadaan alam atau keadaan tanah serta
musim
b. Lingkungan sosial ; berupa lingkungan tempat individu berinteraksi. Lingkungan
sosial dibedakan dalam dua bentuk :
- Lingkungan sosial primer : yaitu lingkungan yang anggotanya saling
kenal
- Lingkungan sosial sekunder : lingkungan yang hubungan anatar
anggotanya bersifat longgar.
Hubungan individu dengan lingkungannya ternyata memiliki hubungan timbal balik.
Lingkungan mempengaruhi individu dan individu mempengaruhi lingkungan. Sikap
individu terhadap lingkungan dapat dibagi dalam 3 kategori yaitu :

a) Individu menolak lingkungan jika tidak sesuai dengan yang ada dalam diri individu

b) Individu menerima lingkungan jika sesuai dengan dengan yang ada dalam diri
individu

c) Individu bersikap netral atau berstaus quo.

Pengaruh Lingkungan Terhadap Individu

Lingkungan merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi terhadap


pembentukan dan perkembangan perilaku individu, baik lingkungan fisik maupun
lingkungan sosio-psikologis, termasuk didalamnya adalah belajar. Terhadap faktor
lingkungan ini ada pula yang menyebutnya sebagai empirik yang berarti pengalaman,
karena dengan lingkungan itu individu mulai mengalami dan mengecap alam
sekitarnya. Manusia tidak bisa melepaskan diri secara mutlak dari pengaruh
lingkungan itu, karena lingkungan itu senantiasa tersedia di sekitarnya. Sejauh mana
pengaruh lingkungan itu bagi diri individu, dapat kita ikuti pada uraian berikut :

1. Lingkungan membuat individu sebagai makhluk sosial Yang dimaksud


dengan lingkungan pada uraian ini hanya meliputi orang-orang atau
manusia-manusia lain yang dapat memberikan pengaruh dan dapat
dipengaruhi, sehingga kenyataannya akan menuntut suatu keharusan sebagai
makhluk sosial yang dalam keadaan bergaul satu dengan yang lainnya.
Terputusnya hubungan manusia dengan masyarakat manusia pada tahun-
tahun permulaan perkembangannya, akan mengakibatkan berubahnya tabiat
manusia sebagai manusia. Berubahnya tabiat manusia sebagai manusia
dalam arti bahwa ia tidak akan mampu bergaul dan bertingkah laku dengan
sesamanya.
2. Lingkungan membuat wajah budaya bagi individu Lingkungan dengan
aneka ragam kekayaannya merupakan sumber inspirasi dan daya cipta untuk
diolah menjadi kekayaan budaya bagi dirinya. Lingkungan dapat
membentuk pribadi seseorang, karena manusia hidup adalah manusia yang
berfikir dan serba ingin tahu serta mencoba-coba terhadap segala apa yang
tersedia di alam sekitarnya.
Lingkungan memiliki peranan bagi individu, sebagai :
1. Alat untuk kepentingan dan kelangsungan hidup individu dan menjadi
alat pergaulan sosial individu Contoh : air dapat dipergunakan untuk
minum atau menjamu teman ketika berkunjung ke rumah.
2. Tantangan bagi individu dan individu berusaha untuk dapat menundukkannya
Contoh : air banjir pada musim hujan mendorong manusia untuk mencari
cara-cara untuk mengatasinya
PENUTUP

Kesimpulan

Pengertian Lingkungan adalah suatu media di mana makhuk hidup tinggal, mencari
penghidupannya dan memiliki karakter serta fungsi yang khas yang mana terkait
secara timbal balik dengan keberadaan makhluk hidup yang menempatinya, terutama
manusia yang memiliki peranan yang lebih kompleks dan rill.

Segala yang ada pada lingkungan dapat dimanfaatankan oleh manusia untuk
mencukupi kebutuhan hidup manusia, karena lingkungan memiliki daya dukung,
yaitu kemampuan lingkungan untuk mendukung kehidupan manusia dan makhluk
hidup lainnya

Teori Kognitif Apabila seseorang harus memilih perilaku yang mana mesti dilakukan,
maka pada umumnya yang bersangkutan akan memilih alternatif perilaku yang akan
membawa manfaat yang sebesar-besarnya bagi yang bersangkutan. Dengan
kemampuan berpikir seseorang dapat melihat apa yang telah terjadi sebagai bahan
pertimbangannya di samping melihat apa yang dihadapi pada waktu sekarang dan
juga dapat melihat ke depan apa yang akan terjadi dalam seseorang bertindak.

Sikap individu terhadap lingkungan dapat dibagi dalam 3 kategori yaitu :

a) Individu menolak lingkungan jika tidak sesuai dengan yang ada dalam diri individu

b) Individu menerima lingkungan jika sesuai dengan dengan yang ada dalam diri
individu

c) Individu bersikap netral atau berstaus quo.

Pengaruh Lingkungan Terhadap Individu Lingkungan merupakan salah satu faktor


yang mempengaruhi terhadap pembentukan dan perkembangan perilaku individu,
baik lingkungan fisik maupun lingkungan sosio-psikologis, termasuk didalamnya
adalah belajar.

Lingkungan membuat individu sebagai makhluk sosial Yang dimaksud dengan


lingkungan pada uraian ini hanya meliputi orang-orang atau manusia-manusia lain
yang dapat memberikan pengaruh dan dapat dipengaruhi, sehingga kenyataannya
akan menuntut suatu keharusan sebagai makhluk sosial yang dalam keadaan bergaul
satu dengan yang lainnya.
Pengertian Lingkungan adalah suatu media di mana makhuk hidup tinggal, mencari
penghidupannya dan memiliki karakter serta fungsi yang khas yang mana terkait
secara timbal balik dengan keberadaan makhluk hidup yang menempatinya, terutama
manusia yang memiliki peranan yang lebih kompleks dan rill.

Ini merupakan penggerak utama dalam terbentuknya perilaku Pendidikan atau


Pengetahuan merupakan suatu usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana
belajar dan proses pembelajaran agar kita secara aktif mengembangkan potensi diri
untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian,
kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya dan
masyarakat, bangsa dan negara.

Beberapa dari perilaku-perilaku kejiwaan dalam Psikologi diantaranya KOGNITIF,


MOLEKULER, STEREOTIP, PSIKOMOTORIK, REFLEKS, TERBUKA, SOSIAL,
EGO, IDENTITY DISORDER, SUPEREGO

Pembentukan perilaku manusia dipengaruhi oleh genetika, adat, sikap, emosi, nilai,
etika, kekuasaan, persuasi, norma sosial, dan kontrol perilaku pribadi.

Pembetukan perilaku dapat dilakukan dengan Pembentukan perilaku dengan


kondisioning atau kebiasaan, Pembentukan perilaku dengan dapat ditempuh dengan
pengertian atau insight, Pembentukan perilaku masih dapat ditempuh dengan
menggunakan model

teori perilaku diantaranya : Teori Insting, Teori Dorongan (drive theory), Teori
Insentif (insentive theory), Teori Atribusi, Teori Kognitif

Adapun bentuk Interaksi Sosial Menurut Proses Terjadinya, adalah sebagai berikut
Imitasi, Identifikasi, Sugesti, Motivasi, Simpati, EmpatiLingkungan terbagi dalam
beberapa kategori yaitu Lingkungan fisik, Lingkungan social, Lingkungan
mempengaruhi individu dan individu mempengaruhi lingkungan.

Sikap individu terhadap lingkungan dapat dibagi dalam 3 kategori yaitu : a) Individu
menolak lingkungan jika tidak sesuai dengan yang ada dalam diri individu b)
Individu menerima lingkungan jika sesuai dengan dengan yang ada dalam diri
individu c) Individu bersikap netral atau berstaus quo.

Terhadap faktor lingkungan ini ada pula yang menyebutnya sebagai empirik yang
berarti pengalaman, karena dengan lingkungan itu individu mulai mengalami dan
mengecap alam sekitarnya. Lingkungan dapat membentuk pribadi seseorang, karena
manusia hidup adalah manusia yang berfikir dan serba ingin tahu serta mencoba-coba
terhadap segala apa yang tersedia di alam sekitarnya.
f) Bagian ini berisi ringkasan dan simpulan dari seluruh pembahasan yang
telah dipaparkan sebelumnya. Dalam kesimpulan tidak perlu memasukkan
kutipan apapun. Panjang kesimpulan dibatasi maksimal sebanyak 2 lembar.
Kesimpulan dan seluruh isi Penutup diketik dengan format margin 4 cm
(kiri), 4 cm (atas), 3 cm (kanan), dan 3 cm (bawah). font yang digunakan
adalah Times New Roman ukuran 12 pt. dengan spasi ukuran 1.5. Judul
BAB dan setiap sub-judul yang ada dalam BAB III Penutup wajib diketik
cetak tebal (bold).
DAFTAR PUSTAKA

Bimo Walgito. 2002. Pengantar Psikologi Umum. Yogyakarta: Andi Offset


Djamarah. 2002. Psikologi Belajar. Jakarta: Rhineka Chipta\
Ghozali, Imam. 2002. Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program SPSS.
Semarang: Universitas Diponegoro.
Harjanto. 2006. http://resolusirijal.blogspot.com/2011/4.kemampuan-awal.know
ledge.htm
Jalaludin, Rahmat. 2000. Psikologi Komunikasi. Bandung: Remaja Rosdakarya.
Muhibbinsyah. 2008. Psikologi Pendidikan. Bandung: Remaja Rosdakarya.
Nana, Sudjana. 1998. Dasar-dasar Proses Belajar Mengajar. Bandung: PT. Sinar
Baru Algesindo.
___________. 2004. Dasar-dasar Proses Belajar Mengajar. Bandung: Sinar Baru
Algensindo .
Nawawi, Hadari. 2005. Penelitian Terapan. Yogyakarta: Gajah Mada University
Press.
Noeng Muhadjir. 2000. Perencanaan dan Kebijakan Pengembangan Sumber
Daya Manusia. Yogyakarta: Rake Sarasin.
Robbin.2001.http://teori-psikologi.Blogspot.Com/2008/05/pengertian-persepsi.
html/diakses tanggal 19 Mei 2010
Sardiman. 2001. Interaksi dan Motivasi dalam Belajar Mengajar. Jakarta: raja
Grafindo Persada.
Slameto. 2003. Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhiya. Edisi Revisi.
Jakarta: Rineka Cipta.
Sugiyarto. 2009. http://resolusirijal.blogspot.com/2011/4.kemampuan-awal.know
ledge.htm
Sugiyono. 2005. Metode Penelitian Bisnis. Bandung: Alfabeta
Suharsimi, Arikunto. 2002. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, PT
Rineka Cipta: Jakarta

Anda mungkin juga menyukai