DISUSUN OLEH :
RAHMAN SUHENDAR (02207000259)
ADE SOBARA (02207000267)
LENNY (02207000291)
LAILATUL FADILA (02207000321)
FIMA INI’MATUL AULA (02207000281)
SRI APRILIA (02207000309)
AMELIANA SAPUTRI (02207000269)
YOS BINTANG PARMATO (022070002640
MUHAMMAD RIDHO (02207000254)
Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena atas limpahan
rahmatnya penyusun dapat menyelesaikan makalah ini tepat waktu tanpa ada halangan
yang berarti dan sesuai dengan harapan.
Ucapan terima kasih kami sampaikan kepada bapak M.Reza Alfikri M.Agr
sebagai dosen pengampu mata kuliah sejarah Psikologi yang telah membantu
memberikan arahan dan pemahaman dalam penyusunan makalah ini.
Kami menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini masih banyak
kekurangan karena keterbatasan kami. Maka dari itu penyusun sangat mengharapkan
kritik dan saran untuk menyempurnakan makalah ini. Semoga apa yang ditulis dapat
bermanfaat bagi semua pihak yang membutuhkan.
Kelompok 2
PENDAHULUAN
B. Rumusan Masalah
1. Perilaku Manusia dan lingkungannya
2. Sistematika Perilaku
3. Jenis-Jenis Perilaku
4. Perilaku-Perilaku Kejiwaan
5. Pembentukan Perilaku
6. Teori Perilaku
7. Hubungan Manusia dengan Lingkungannya
C. Manfaat Penulisan
1. Sebagai tugas pembuatan makalah untuk mata kuliah Sejarah Psikologi
2. Memahami dengan baik perilaku manusia dan pengaruhnya terhadap
lingkungan, dan sebaliknya.
3. Dengan pemahan ini dapat melatih kita untuk berpikir secara objektif
terhadap perilaku orang lain.
PEMBAHASAN
Perilaku manusia secara umum muncul dengan melihat sistematika berikut ini:
Niat dipahami sebagai keinginan yang berasal dari dalam diri individu untuk
mendapatkan atau melakukan sesuatu yang hendak dilakukan. Ini merupakan
penggerak utama dalam terbentuknya perilaku
Pendidikan atau Pengetahuan merupakan suatu usaha sadar dan terencana untuk
mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar kita secara aktif
mengembangkan potensi diri untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan,
pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang
diperlukan dirinya dan masyarakat, bangsa dan negara. Melalui pendidikan dapat
mengembangkan karakter sehingga kita memiliki perilaku bertanggung jawab
terhadap lingkungan. Perilaku merupakan suatu wujud nyata perasaan dari siswa
yang dapat direfleksikan melalui kesukaan atau ketidaksukaannya terhadap suatu
objek tertentu.
Perilaku merupakan suatu hasil yang diperoleh dari proses psikologis manusia
yang tidak bisa diamati/dilihat secara langsung namun harus disimpulkan dari hal-
hal yang dikatakannya atau dilakukannya. Perilaku tanggung jawab terhadap
lingkungan akan terbentuk apabila telah tumbuh keinginan untuk bertindak.
Menurut Putrawan bahwa keinginan (niat) untuk bertindak atau intention to act
merupakan dasar untuk tumbuhnya perilaku bertanggung jawab terhadap
lingkungan. Intensi didefinisikan sebagai dimensi kemungkinan seseorang yang
menghubungkan dirinya dengan perilakunya sendiri. Intention to act, mengacu
pada kemungkinan subjektif seseorang bahwa dia akan melakukan beberapa
tindakan.
Contoh berikut ini adalah hubungan antara perilaku manusia dan pendidikan.
Perilaku manusia dapat mengakibatkan perubahan-perubahan lingkungan hidup.
Kerusakan lingkungan hidup di dunia pada umumnya dan Indonesia pada
khususnya menjadi salah satu topik perdebatan yang hangat dalam berbagai
kesempatan di berbagai belahan dunia. Disepakati secara luas bahwa perilaku
manusia saat ini memiliki dampak yang merugikan pada lingkungan planet ini.
Berbagai masalah lingkungan menimbulkan ancaman bagi lingkungan di antaranya
pemanasan global, pencemaran udara perkotaan, kekurangan air, kebisingan
lingkungan dan hilangnya keanekaragaman hayati. Masalah ini berakar pada
perilaku manusia dan dapat dikelola dengan mengubah perilaku yang relevan
sehingga dapat mengurangi dampak lingkungannya.
Perilaku manusia berhubungan dengan lingkungan hidup. Salah satu hubungan
antara penurunan kualitas lingkungan hidup dan manusia (sosial) yaitu sebagian
besar penurunan kualitas lingkungan hidup hasil dari tindakan atau perilaku
manusia. Penyelesaian masalah terhadap lingkungan dapat dilakukan oleh
komponen masyarakat maupun pribadi. Salah satu upaya yang dapat dilakukan
untuk penyelesaian masalah yaitu dengan menumbuhkan keinginan untuk peduli
terhadap lingkungan yang berdampak terhadap perilaku seseorang. Hal tersebut
dapat dilakukan pada salah satu komponen masyarakat melalui pendidikan.
Kepribadian atau personality adalah pola perilaku yang konsisten dan proses
interpersonal yang terjadi dalam diri individu. Personality dibagi menjadi lima
dimensi yang disebut the big five personality.
Lima kepribadian tersebut yaitu
a. Openness (keterbukaan)
b. Conscientiousness (ketelitian)
c. Extraversion (pandai bergaul)
d. Agreeableness (kesepakatan)
e. Neuroticism (kestabilan emosi)
Berikut ini adalah penjelasan singkat mengenai Sifat Kepribadian Model Lima Besar
atau dalam bahasa Inggris disebut dengan Big Five Personality Traits Model.
Sifat kebalikan dari “Openness to Experience” ini adalah individu yang cenderung
konvensional dan nyaman terhadap hal-hal yang telah ada serta akan menimbulkan
kegelisahan jika diberikan tugas-tugas baru.
Individu yang berdimensi Agreableness ini cenderung lebih patuh dengan individu
lainnya dan memiliki kepribadian yang ingin menghindari konfilk. Karakteristik
Positif-nya adalah kooperatif (dapat bekerjasama), penuh kepercayaan, bersifat baik,
hangat dan berhati lembut serta suka membantu.
Karakteristik kebalikan dari sifat “Agreeableness” adalah mereka yang tidak mudah
bersepakat dengan individu lain karena suka menentang, bersifat dingin dan tidak
ramah.
5. Neuroticism (Neurotisme)
Oleh karena itu, Dimensi Kepribadian Neuroticism atau Neurotisme yang pada
dasarnya merupakan sisi negatif ini sering disebut juga dengan dimensi Emotional
Stability (Stabilitas Emosional) sebagai sisi positifnya, ada juga yang menyebut
Dimensi ini sebagai Natural Reactions (Reaksi Alami).
Perilaku refleksif merupakan perilaku manusia yang ditimbulkan oleh reaksi secara
spontan terhadap stimulus yang ada, maupun otomatis. Perilaku refleksif ini pada
hakikatnya tidak dapat dikendalikan karena perilaku ini merupakan perilaku yang
alamiah. Contohnya, ketika jari kita secara tidak sengaja menyentuh benda panas,
otomatis kita akan menarik jari kita atau Mata yang otomatis berkedip ketika terkena
cahaya silau, dan sebagainya. Di dalam perilaku refleksi juga ada perilaku naluri.
Perilaku naluri merupakan gerak refleks yang kompleks atau rangkaian tahapan.
Ada gejala yang menyertai perilaku naluri , seperti pengenalan, perasaan atau
emosi, dorongan, keinginan atau motif, dan sebagainya.
2. Perilaku Nonrefleksif
Perilaku yang dikendalikan oleh pusat kesadaran atau otak, Stimulus diterima oleh
reseptor, kemudian diteruskan kepada otak untuk direspon melalui efektor. Proses yang
terjadi dalam otak dinamakan proses psikologis. Perilaku ini merupakan perilaku yang
dibentuk dan dapat dikendalikan. Perilaku ini dapat berubah setiap saat sebagai hasil
dari proses belajar.
Berdasarkan batasan dilansir dari situs resmi Kementerian Kesehatan, perilaku juga
dapat dibedakan berdasarkan batasan. Terbagi menjadi:
1. Perilaku pasif
Perilaku pasif juga disebut respon internal. Perilaku ini sifatnya masih tertutup,
terjadi dalam individu sehingga tidak bisa diamati secara langsung. Contohnya, dalam
berpikir, angan-angan, berfantasi, dan lain sebagainya.
2. Perilaku aktif
Perilaku aktif disebut dengan respon eksternal atau bersifat terbuka. Perilaku ini
bisa diamati secara langsung karena tindakan nyata. Contohnya, bekerja, membaca
buku, membersihkan rumah, dan lainnya.
D. PERILAKU-PERILAKU KEJIWAAN
Hal-Hal yang disebutkan dibawah ini hanya beberapa dari perilaku-perilaku
kejiwaan dalam Psikologi.
1) KOGNITIF, perilaku yang bisa dinilai dari pengamatan, pengenalan
termasuk tingkat pendidikan atau jentang akademisnya, misalnya
berkenaan dengan kepandaiannya.
2) MOLEKULER, perilaku yang mengacu pada sikap atau karakter
seseorang, apakah ia baik atau buruk.
3) STEREOTIP, perilaku ini mengacu pada pelatihan secara praktek. Bisa
dibilang ini adalah penyeimbang dari perilaku kognitif.
4) PSIKOMOTORIK, perilaku ini yang mengacu pada keahlian dalam
melakukan sesuatu.
5) REFLEKS, perilaku ini berkaitan dengan kemampuan yang laten, alami
atau tersembunyi. Bisa juga secara tidak sengaja.
6) TERTUTUP, merupakan perilaku yang tersembunyi. Yang tidak
tampak dari luar, atau yang tidak sebenarnya.
7) TERBUKA, perilaku ini memperlihatkan sifat asli dari seseorang.
Seseorang yang berperilaku tidak mau menutupi sifat aslinya.
8) SOSIAL, perilaku yang mengacu pada hubungan manusia dengan
manusia lainnya.
9) EGO, perilaku yang mengacu pada perasaan seseorang dengan
pembuktian nyata.
10) IDENTITY DISORDER, adalah perilaku yang mengacu pada
kepribadian. ID yang negatif disebut Double Identity Disorder atau
Kepribadian Ganda.
11) SUPEREGO, perilaku ini mengacu pada perasaan yang kompleks
terhadap semua elemen masyarakat.
E. PEMBENTUKAN PERILAKU
Perilaku manusia sebagian besar ialah berupa perilaku yang dibentuk atau
dipelajari. Maka dari itu bagaimana cara membentuk perilaku itu sesuai yang
diharapkan. Pembetukan perilaku dapat dilakukan dengan :
F. TEORI PERILAKU
a) Teori Insting
Teori ini dikemukakan oleh McDougall, Menurut McDougall perilaku itu
disebabkan karena insting. Insting merupakan perilaku yang innate,
perilaku bawaan, dan insting akan mengalami perubahan karena
pengalaman.
b) Teori Dorongan (drive theory)
Teori ini bertitik tolak pada pandangan bahwa individu mempunyai
dorongan-dorongan atau drive tertentu. Dorongan-dorongan ini berkaitan
dengan kebutuhan kebutuhan organisme yang mendorong individu
berperilaku. Bila seseorang mempunyai kebutuhan, dan ingin memenuhi
kebutuhannya maka akan terjadi ketegangan dalam diri orang tersebut. Bila
individu berperilaku dan dapat memenuhi kebutuhannya, maka akan terjadi
pengurangan atau reduksi dari dorongan – dorongan tersebut. Karena itu
teori ini menurut Hull (Hergenhahn, 1976) juga disebut teori drive
reduction.
c) Teori Insentif (insentive theory)
Teori ini bertitik tolak pada pendapat bahwa perilaku manusia disebabkan
karena adanya insentif. Dengan insentif akan mendorong manusia berbuat
atau berperilaku. Insentif ada yang positif dan negatif. Yang positif adalah
berkaitan dengan hadiah sedangkan yang negatif berkaitan dengan
hukuman. Yang positif akan mendorong manusia dalam berbuat,
sedangkan yang negatif akan dapat menghambat dalam manusia
berperilaku. Berarti perilaku timbul karena adanya insentif.
d) Teori Atribusi
Teori ini ingin menjelaskan tentang sebab-sebab perilaku manusia. Apakah
perilaku itu disebabkan disposisi internal (misal motif, sikap) ataukah oleh
keadaan eksternal.
e) Teori Kognitif
Apabila seseorang harus memilih perilaku yang mana mesti dilakukan,
maka pada umumnya yang bersangkutan akan memilih alternatif perilaku
yang akan membawa manfaat yang sebesar-besarnya bagi yang
bersangkutan. Dengan kemampuan memilih ini berarti faktor berfikir
berperan dalam menentukan pilihannya. Dengan kemampuan berpikir
seseorang dapat melihat apa yang telah terjadi sebagai bahan
pertimbangannya di samping melihat apa yang dihadapi pada waktu
sekarang dan juga dapat melihat ke depan apa yang akan terjadi dalam
seseorang bertindak.
Manusia sebagai makhluk hidup merupakan makhluk yang lebih sempurna apabila
dibandingkan dengan makhluk yang lain. Selain manusia dipengaruhi oleh keadaan
sekitarnya, yang terikat oleh hukum-hukum alam. Manusia juga dipengaruhi atau
ditentukan oleh kemampuankemampuan yang ada dalam diri manusia itu sendiri.
Manusia sebagai makhluk hidup, merupakan makhuk yang dinamis dalam pengertian
bahwa manusia dapat mengalami perubahan-perubahan. Perilaku manusia dapat
berubah dari waktu ke waktu.
Interaksi antara manusia dengan manusia lainnya, dapat dibedakan antara lain :
Adapun bentuk Interaksi Sosial Menurut Proses Terjadinya, adalah sebagai berikut :
A. Imitasi . Imitasi adalah pembentukan nilai melalui dengan meniru cara- cara
orang lain. Contoh : Seorang anak sering kali meniru kebiasan – kebiasan orang
tuanya .
B. Identifikasi. Identifikasi adalah menirukan dirinya menjadi sama dengan orang
yang ditirunya . Contoh : Seorang anak laki – laki yang begitu dekat dan akrab
dengan ayahnya suka mengidentifikasikan dirinya menjadi sama dengan ayah
nya .
C. Sugesti. Sugesti dapat diberikan dari seorang individu kepada kelompok .
Kelompok kepada kelompok kepada seorang individu . Contoh : Seorang
remaja putus sekolah akan dengan mudah ikut-ikutan terlibat “ Kenalan Remaja
“ . Tanpa memikirkan akibatnya kelak .
D. Motivasi. Motivasi juga diberikan dari seorang individu kepada kelompok.
Contoh : Pemberian tugas dari seorang guru kepada muridnya merupakan salah
satu bentuk motivasi supaya mereka mau belajar dengan rajin dan penuh rasa
tanggung jawab
E. Simpati. Perasaan simpati itu bisa juga disampaikan kepada seseorang /
kelompok orang atau suatu lembaga formal pada saat –saat khusus. Misalnya
apabila perasaan simpati itu timbul dari seorang perjaka terhadap seorang gadis
/ sebaliknya kelak akan menimbulkan perasaan cinta kasih / kasih sayang.
F. Empati. Empati itu dibarengi perasaan organisme tubuh yang sangat dalam.
Contoh jika kita melihat orang celaka sampai luka berat dan orang itu kerabat
kita, maka perasaan empati menempatkan kita seolah-olah ikut celaka.
Pada teori konvergensi disebutkan bahwa lingkungan memiliki peranan penting dalam
perkembangan jiwa manusia. Lingkungan tersebut terbagi dalam beberapa kategori
yaitu :
a. Lingkungan fisik ; berupa alam seperti keadaan alam atau keadaan tanah serta
musim
b. Lingkungan sosial ; berupa lingkungan tempat individu berinteraksi. Lingkungan
sosial dibedakan dalam dua bentuk :
- Lingkungan sosial primer : yaitu lingkungan yang anggotanya saling
kenal
- Lingkungan sosial sekunder : lingkungan yang hubungan anatar
anggotanya bersifat longgar.
Hubungan individu dengan lingkungannya ternyata memiliki hubungan timbal balik.
Lingkungan mempengaruhi individu dan individu mempengaruhi lingkungan. Sikap
individu terhadap lingkungan dapat dibagi dalam 3 kategori yaitu :
a) Individu menolak lingkungan jika tidak sesuai dengan yang ada dalam diri individu
b) Individu menerima lingkungan jika sesuai dengan dengan yang ada dalam diri
individu
Kesimpulan
Pengertian Lingkungan adalah suatu media di mana makhuk hidup tinggal, mencari
penghidupannya dan memiliki karakter serta fungsi yang khas yang mana terkait
secara timbal balik dengan keberadaan makhluk hidup yang menempatinya, terutama
manusia yang memiliki peranan yang lebih kompleks dan rill.
Segala yang ada pada lingkungan dapat dimanfaatankan oleh manusia untuk
mencukupi kebutuhan hidup manusia, karena lingkungan memiliki daya dukung,
yaitu kemampuan lingkungan untuk mendukung kehidupan manusia dan makhluk
hidup lainnya
Teori Kognitif Apabila seseorang harus memilih perilaku yang mana mesti dilakukan,
maka pada umumnya yang bersangkutan akan memilih alternatif perilaku yang akan
membawa manfaat yang sebesar-besarnya bagi yang bersangkutan. Dengan
kemampuan berpikir seseorang dapat melihat apa yang telah terjadi sebagai bahan
pertimbangannya di samping melihat apa yang dihadapi pada waktu sekarang dan
juga dapat melihat ke depan apa yang akan terjadi dalam seseorang bertindak.
a) Individu menolak lingkungan jika tidak sesuai dengan yang ada dalam diri individu
b) Individu menerima lingkungan jika sesuai dengan dengan yang ada dalam diri
individu
Pembentukan perilaku manusia dipengaruhi oleh genetika, adat, sikap, emosi, nilai,
etika, kekuasaan, persuasi, norma sosial, dan kontrol perilaku pribadi.
teori perilaku diantaranya : Teori Insting, Teori Dorongan (drive theory), Teori
Insentif (insentive theory), Teori Atribusi, Teori Kognitif
Adapun bentuk Interaksi Sosial Menurut Proses Terjadinya, adalah sebagai berikut
Imitasi, Identifikasi, Sugesti, Motivasi, Simpati, EmpatiLingkungan terbagi dalam
beberapa kategori yaitu Lingkungan fisik, Lingkungan social, Lingkungan
mempengaruhi individu dan individu mempengaruhi lingkungan.
Sikap individu terhadap lingkungan dapat dibagi dalam 3 kategori yaitu : a) Individu
menolak lingkungan jika tidak sesuai dengan yang ada dalam diri individu b)
Individu menerima lingkungan jika sesuai dengan dengan yang ada dalam diri
individu c) Individu bersikap netral atau berstaus quo.
Terhadap faktor lingkungan ini ada pula yang menyebutnya sebagai empirik yang
berarti pengalaman, karena dengan lingkungan itu individu mulai mengalami dan
mengecap alam sekitarnya. Lingkungan dapat membentuk pribadi seseorang, karena
manusia hidup adalah manusia yang berfikir dan serba ingin tahu serta mencoba-coba
terhadap segala apa yang tersedia di alam sekitarnya.
f) Bagian ini berisi ringkasan dan simpulan dari seluruh pembahasan yang
telah dipaparkan sebelumnya. Dalam kesimpulan tidak perlu memasukkan
kutipan apapun. Panjang kesimpulan dibatasi maksimal sebanyak 2 lembar.
Kesimpulan dan seluruh isi Penutup diketik dengan format margin 4 cm
(kiri), 4 cm (atas), 3 cm (kanan), dan 3 cm (bawah). font yang digunakan
adalah Times New Roman ukuran 12 pt. dengan spasi ukuran 1.5. Judul
BAB dan setiap sub-judul yang ada dalam BAB III Penutup wajib diketik
cetak tebal (bold).
DAFTAR PUSTAKA