Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH

DEFINISI PESAN, STRATEGI PERENCANAAN PESAN DAN


LANGKAH-LANGKAH PERENCANAAN PESAN

Dosen Pengampu :

Roman Rezki Utama, M.I.Kom

Disusun Oleh Kelompok 2:

Muhammad Fahri S B50120001 Muh.Ridho Manthovani B50120063


Meisya Trianur B50120008 Dina Anggraini B50120064
Ramadhani B50120030 Ni Luh Tika Anggraeni B50120066
Mifta Aulia Nissa B50120032 Kheyen Vitasya B50120077
Alma Jusmerya B50120045 Rivaldy Oktavianus B50120078
Moh. Rifai B50120059 Fadiyah Tsamarah L. B50120122
Firman Agung B50120190
Agung Gusnaldi Saputra B50120214
Michael Given Gerard Tangkilisan B50120245 (MBKM MANDIRI)

PROGRAM STUDI ILMU KOMUNIKASI


FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
UNIVERSITAS TADULAKO
2023
KATA PENGANTAR

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR............................................................................................i

DAFTAR ISI..........................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................1
1.1. Rumusan Masalah.............................................................................2
1.2. Tujuan Masalah................................................................................2

BAB II PEMBAHASAN........................................................................................3
2.1. Definisi Pesan......................................................................................3
2.2. Strategi Perencanaan..........................................................................5
2.3. Teknik Strategi Komunikasi..............................................................5
2.4. Langkah-langkah Perencanaan Pesan..............................................7

BAB III PENUTUP.............................................................................................10


3.1. Kesimpulan.......................................................................................10

DAFTAR PUSTAKA..........................................................................................11

ii
BAB 1

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Sebagian besar orang beranggapan bahwa berkomunikasi itu sesuatu hal yang
mudah dilakukan, mengingat semenjak kecil kita sudah biasa melakukannya.
Namun dalam konteks tertentu, terutama jika komunikasi yang ingin kita lakukan
bertujuan untuk mendapatkan efek dari komunikan, maka kita akan berfikir dua
kali untuk mengatakan bahwa berkomunikasi itu mudah. Janganjangan kita justru
akan mengalami kesulitan yang luar biasa dalam melakukan komunikasi, terlebih
jika efek dimaksud sesuai dengan yang kita inginkan, dan pada komunikan yang
jumlahnya banyak. Dalam kondisi demikian, tentu ada beberapa syarat yang harus
kita penuhi sebagai seorang komunikator agar pesan yang akan kita sampaikan
tadi didengar oleh komunikan dan menghasilkan efek tertentu. Terpenuhinya
syarat-syarat itu dengan sendirinya akan membuat komunikasi yang kita lakukan
menjadi efektif. Dalam bukunya “Teori Komunikasi Massa” khususnya tentang
Efek Komunikasi Massa, Wiryanto menegaskan bahwa komunikasi dikatakan
efektif apabila pesan yang disampaikan oleh komunikator dapat menghasilkan
efek-efek atau perubahan-perubahan sebagaimana yang diinginkan komunikator,
seperti perubahan pengetahuan, sikap, dan perilaku. Perubahan-perubahan di
pihak komunikan itu dapat diketahui melalui tanggapan-tanggapan yang
diberikannya sebagai umpan balik atau feedback. Terjadinya feedback dalam
proses komunikasi dibagi menjadi dua, yaitu feedback langsung (immediate
feedback) dan feedback tidak langsung (delayed feedback). Feedback langsung
terjadi dalam komunikasi tatap muka, dimana komunikator dan komunikan saling
berhadapan, sehingga feedback yang terjadi dapat diterima komunikator saat itu
juga. Sedangkan feedback tidak langsung terjadi pada komunikasi bermedia (cetak
maupun elektronika), seperti komunikasi melalui surat kabar, radio, televisi, film,
dan sebagainya, dimana komunikator baru dapat mengetahui tanggapan
komunikan setelah komunikasi selesai. Bahkan terkadang tanggapan itu diterima
komunikator selang beberapa hari kemudian. Wilbur Schramm dalam bukunya
“How Communication Works?” menyatakan, alasan utama kita mempelajari
proses komunikasi adalah untuk mengetahui bagaimana komunikasi itu
mendapatkan efek dari komunikan, baik seorang atau sekelompok orang,
disamping juga untuk mengetahui apakah feedback (umpan balik) dari komunikan
itu sesuai dengan yang kita inginkan atau tidak.

1.2 Rumusan Masalah

1.3 Tujuan Masalah

2
BAB II

PEMBAHASAN

2.1. Defenisi Pesan


Pesan pada dasarnya adalah produk dari komunikator yang disampaikan
kepada komunikan (publik) baik secara langsung maupun melalui media. Pesan
biasanya diikuti oleh motif komunikator. Berarti setiap pesan yang bersifat
intensional mempunyai tujuan. Tujuan tersebut digunakan mencapai kekuasan,
baik kekuasaan secara sosial, politik, ekonomi dan budaya.
Pesan dalam bahasa Prancis ditulis message (baca: mesaz), berasal dari
bahasa latin “missus” artinya mengirim. Kata message digunakan sejak akhir
abad ke XI oleh para penutur atau partisipan komunikasi untuk mengatakan
“sesuatu yang kita kirimkan” (ce que l’on transmet, baca: Dictionaire de Petit
Robert).
Pesan terdiri atas sekumpulan tanda-tanda yang dikelola berdasarkan kode-
kode tertentu yang dipertukarkan antara komunikator dan komunikan melalui
saluran (ensemble de signaux organises selon un code et qu’un emetteur transmet
a un recepteur par l’intermediare d’un canal). Untuk konteks di negara Prancis,
pengertian “message” selalu dihubungkan dengan semiology (ilmu tentang tanda)
dan cybernetique (ilmu tentang dunia maya). Pesan juga dapat berarti komunikasi
politik antar lembaga negara, suatu penggambaran komunikasi resmi yang
dilakukan oleh kekuasaan eksekutif (pejabat negara) dan kekuasaan legislatif.
Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa pesan adalah representasi
gagasan komunikator yang dipertukarkan dalam wujud tanda-tanda tertentu
(utamanya yang bersifat fisik), yang isinya mengandung maksud tertentu. Pesan
biasanya dengan sengaja disalurkan oleh komunikator kepada komunikan untuk
mendapatkan hasil tertentu, yang biasanya telah ditetapkan.
Jadi, penggunaan kata pesan sebagai unsur komunikasi, berisi (content)
tentang informasi yang dikirimkan oleh sumber kepada penerima, seperti
percakapan langsung (interpersonal communication) maupun lewat media massa
(mass communication), seperti telpun, media cetak, handphone, internet dan
elektronik lainnya, dalam bentuk kemasan pesan (message packaging). Bentuk
kemasan pesan seperti iklan, film, buku, brosur, baliho, website, televisi, radio,

3
seluruhnya menunjukkan isi pesan atau sering disebut sebagai media content.
Dalam hal terakhir ini, McLuhan mengatakan medium is message (McLuhan,
1964).
Dari uraian di atas, definisi pesan, penulis artikan sebagai : “rancang bangun
gagasan” (message engineering) yang dikemas (message packaging) sedemikian
rupa, memuat di dalamnya terdapat motif pesan (message meaning), dikirim dan
dipertukarkan kepada target tertentu (message using), dalam sebuah tindak
komunikasi (communication action) pada ruang dan waktu tertentu.
Dalam proses komunikasi massa, sebagian besar inisiatif dalam Media
pada dasarnya adalah suatu pesan. Implikasinya adalah Sangat penting untuk
memahami media apa yang terbaik untuk menyampaikan pesan. Individu
pada dasarnya memanfaatkan/menggunakan media untuk memuaskan
kebutuhan dan mencapai suatu tujuan. Lundberg & Hulten(1995) menyebutnya
sebagai suaru “uses and gratification model” (model penggunaan dan kepuasan
terhadap suatu media), di mana ada lima elemen pada model tersebut, yakni:
1. Berdasarkan tujuan tertentu
2. Audiens dianggap berperilaku aktif. Mereka menggunakan media
mengaitkan pemuasan kebutuhan, pencapaian tujuan, dan pemilihan
media yang digunakan, tergantung pada audiens. Schramm, Lyle &
Parker(1995) menyatakan suatu terminologi “efek” yang cenderung
disalahartikan, karena menganggap televisi “melakukan sesuatu”
terhadap anak-anak, padalah faktanya adalah bahwa anak-anaklah
yang lebih aktif dalam hubungan antara mereka dengan televisi.
Anak-anaklah yang menggunakan televisi dan bukan sebaliknya.
3. Pada dasarnya, media yang bersaing dengan hal-hal lain yang dapat
dijadikan sarana pemuas kebutuhan para audiens. Kebutuhan dasar
yang dapat di penuhi oleh media hanyalah sebagian dari kebutuhan
dasar manusia yang lebih luas, dan tingkat kepuasan yang didapat
dengan mengkonsumsi media juga bervariasi (tidak sama antara
seorang individu dengan lainnya).
4. Secara metodologis, banyak tujuan dari penggunaan media yang
didapatkan dari sesama audiens secara individual.

4
5. Beberapa studi menunjukkan bahwa kepuasan audiens didapatkan
sedikitnya dari tiga sumber yang berbeda dari suatu media, yakni: isi
media, eksposure yang ditampilkan media, dan konteks sosial yang
menggambarkan situasi dari eksposure terhadap media lain yang
berbeda
Setiap media menawarkan suatu kombinasi yang unik seperti: (a)
karakteristik isinya; (b) sifat- sifat khasnya; dan (c) situasi khusus khasnya.
Pemahaman akan kesetaraan media dengan dunia nyata, menjadi suatu
pemahaman yang dapat dijadikan dasar dalam membuat atau mendesain media
untuk keperluan pembelajaran. Kesetaraan media itu sendiri harus dilihat dari
banyak sudut, diantaranya adalah bagaimana suatu gambar direpresentasikan
sebagai simbol dari suatu keadaan yang nyata.
Dapat disimpulkan bahwa pesan merupakan suatu informasi yang
disampaikan oleh komunikator kepada komunikan melalui saluran media serta
mempunyai tujuan tertentu yang telah ditetapkan.

2.2. Strategi Perencanaan Pesan


Strategi komunikasi adalah perencanaan dalam penyampaian pesan melalui
kombinasi berbagai unsur komunikasi seperti frekuensi, formalitas, isi dan saluran
komunikasi sehingga pesan yang disampaikan mudah diterima dan dipahami serta
dapat mengubah sikap atau perilaku sesuai dengan tujuan komunikasi.

Menurut Effendy (2011), strategi komunikasi adalah perencanaan yang


efektif dalam penyampaian pesan sehingga mudah dipahami oleh komunikan dan
bisa menerima apa yang telah disampaikan sehingga bisa mengubah sikap atau
perilaku seseorang.

2.3. Teknik Strategi Komunikasi


Menurut Arifin (1994), terdapat beberapa teknik yang dapat digunakan dalam
strategi komunikasi, yaitu:
Redundancy (Repetition). Teknik redundancy atau repetition adalah cara
mempengaruhi khalayak dengan jalan mengulang-ulang pesan kepada khalayak.
Dengan teknik ini sekalian banyak manfaat yang dapat di tarik darinya. Manfaat
itu antara lain bahwa khalayak akan lebih memperhatikan pesan itu, karena justru

5
kontras dengan pesan yang tidak diulang-ulang, sehingga ia akan lebih banyak
mengikat perhatian.
Canalizing. Teknik canalizing adalah memahami dan meneliti pengaruh
kelompok terhadap individu atau khalayak. Untuk berhasilnya komunikasi ini,
maka harus dimulai dari memenuhi nilai-nilai dan standard kelompok dan
masyarakat dan secara berangsur-angsur mengubahnya ke arah yang dikehendaki.
Akan tetapi bila hal ini kemudian ternyata tidak mungkin, maka kelompok
tersebut secara perlahan-lahan dipecahkan, sehingga anggota-anggota kelompok
itu sudah tidak memiliki lagi hubungan yang ketat. Dengan demikian pengaruh
kelompok akan menipis dan akhirnya akan hilang sama sekali. Dalam keadaan
demikian itulah pesan-pesan akan mudah diterima oleh komunikan.
Informatif. Teknik informatif adalah suatu bentuk isi pesan, yang bertujuan
mempengaruhi khalayak dengan jalan memberikan penerangan. Penerangan
berarti menyampaikan sesuatu apa adanya, apa sesungguhnya, di atas fakta-fakta
dan data-data yang benar serta pendapat-pendapat yang benar pula. Teknik
informatif ini, lebih ditujukan pada penggunaan akal pikiran khalayak, dan
dilakukan dalam bentuk pernyataan berupa keterangan, penerangan, berita dan
sebagainya.
Persuasif. Teknik persuasif adalah mempengaruhi dengan jalan membujuk.
Dalam hal ini khalayak digugah baik pikirannya, maupun dan terutama
perasaannya. Perlu diketahui, bahwa situasi mudah terkena sugesti ditentukan oleh
kecakapan untuk mengsugestikan atau menyarankan sesuatu kepada komunikan
(suggestivitas), dan mereka itu sendiri diliputi oleh keadaan mudah untuk
menerima pengaruh (suggestibilitas).
Edukatif. Teknik edukatif merupakan salah satu usaha mempengaruhi
khalayak dari suatu pernyataan umum yang dilontarkan, dapat diwujudkan dalam
bentuk pesan yang akan berisi pendapat-pendapat, fakta-fakta, dan pengalaman-
pengalaman. Mendidik berarti memberikan sesuatu ide kepada khalayak apa
sesungguhnya, di atas fakta-fakta, pendapat dan pengalaman yang dapat
dipertanggungjawabkan dari segi kebenaran, dengan disengaja, teratur dan
berencana, dengan tujuan mengubah tingkah laku manusia ke arah yang
diinginkan.

6
Teknik koersif adalah mempengaruhi khalayak dengan jalan memaksa.
Teknik koersif ini biasanya dimanifestasikan dalam bentuk peraturan-peraturan,
perintah-perintah dan intimidasi-intimidasi. Untuk pelaksanaannya yang lebih
lancar biasanya di belakangnya berdiri suatu kekuatan yang cukup Tangguh.
Menurut Robert. E. Simmons menuliskan tentang faktor utama seperti visualisasi
yang dapat digunakan dalam strategi keratif pesan,kreativitas dalam pesan yang
dibuat agar pesan tersebut dapat menarik khalayak. Perencanaan strategi pesan
menjelaskan tentang faktor visualisasi yang dapat digunakan pada strategi kreatif
untuk dapat meningkatkan kemungkinan perhatian publik.
Faktor visualisasi terdiri dari :
a. Ukuran fisik dari tata letak atau rancangan (Physical Size of Layouts) :
penelitian menyatakan bahwa semakin besar ukuran pesan tersebut maka
akan lebih mudah dikenal dan dibaca, tetapi bagaimana juga ukuran yang
lebih besar tidak dapat menjamin pesan dapat lebih mudah dipahami
b. Warna (Color) : warna dapat meningkatkan jumlah pembaca sebanyak
50% melebihi pesan yang berwarna hitam putih. Warna dalam
kenyataannya membawa muatan informasi dan satu diantaranya adalah
dapat menebus pengalaman visual kita (Borches, 2005: 159)
c. Gambar yang simple dan tebal (Simple Bold Image) : sebuah pesan yang
sederhana tetapi dengan desain grafis yang berani dan tebal justru akan
lebih efektif daripada desain gambar yang rumit dan tipis.
d. Affective Image : gambaran-gambaran yang ditampilkan dalam pesan
sebaiknya dapat mempengaruhi perasaan (Feeling visualization) . singkat
kata, gambaran-gambaran afektif yang dapat menggerakan emosi manusia.

2.4. Langkah-langkah Perencanaan Pesan


Perencanaan pesan adalah identifikasi serangkaian isyarat/simbol yang
diciptakan oleh komunikator untuk maksud tertentu dengan harapan bahwa
penyampaian isyarat/simbol itu akan berhasil dalam menimbulkan sesuatu dari
berbagai sumber kekuatan yang akan dijadikan acuan untuk mencapai keinginan
yang akan dikehendaki. Dalam pembuatan panduan ini berpegang pada
rasionalitas, sistematis, logik, dan realistis. Panduan ini dibuat sejelas-jelasnya,

7
sedetail mungkin dan dipisah ke dalam bagian-bagian yang berintegrasi, agar
elemen yang terkait dapat tercakup, dipahami dan mudah dilaksanakan.
Menurut Bovee & Thill (edisi keenam) pesan dapat diterima oleh khalayak
jika komunikator menetapkan beberapa langkah-langkah perencanaan pesan yang
berpusat pada penerima, di antaranya :
1. Menentapkan Tujuan
Tujuan dari pesan membentuk pola pikir komunikator untuk memutuskan
apakah akan melanjutkan, bagaimana memberi tanggapan pada penerima,
informasi mana yang perlu ditekankan serta saluran atau media apa yang
dapat digunakan. Tujuan utama dalam menetapkan suatu tujuan
perencanaan pesan yang berpusat pada penerima adalah :
a. Memberi Informasi, memerlukan sedikit interaksi dengan penerima.
Pendengar menyerap informasi dan menerima atau menolaknya.
Komunikator disini merupakan pengendali pesan.
b. Membujuk, memerlukan partisipasi dari pihak penerima dalam jumlah
sedang. Jadi kembali komunikator atas pesan masih ada dalam jumlah
sedang.
c. Bekerja sama, mencari kerjasama terhadap pihak penerima,
memerlukan partisipasi maksimum mereka.
2. Menganalisa pihak penerima dan menyeseuaikan pesan komunikator
Langkah-langkah dalam menganalisa pihak penerima, yaitu :
a. Mengembangkan profil pihak penerima, komunikator dapat
mengembangkan profil penerima dengan mengenali penerima primer,
menetapkan jumlah dan komposisi, mengukur tingkat pemahaman
mereka dan memperkirakan kemungkinan reaksi mereka.
b. Memenuhi kebutuhan informasi pihak penerima, untuk dapat
melakukan hal ini perlu menganalisis apa yang mereka ketahui,
antisipasi pertanyaan yang tidak diajukan, pastikan semua informasi
akurat, berkomunikasi dengan etis, dan menekankan gagasan yang
paling menarik mereka.

8
c. Memuaskan kebutuhan motivasi dan praktis pihak pertama,
menyajikan informasi yang diperlukan dalam penyajian yang menarik
dan mudah unntuk dipahami oleh mereka.
d. Membina hubungan dengan pihak penerima, untuk menadapatkan
sesuatu yang berkesinambungan serta menjaga kredibiltas.
3. Memilih saluran dan media yang tepat Untuk memilih saluran dan media
yang tepat bagi penerima, pada umumnya komunikator melakukan :
a. Media komunikasi lisan, saluran lisan akan lebih baik apabila
mendapatkan respon atau umpan balik secara langsung dari
pendengar. Misalnya : percakapan tatap muka, telepon, pidato,
presentasi dan rapat.
b. Media komunikasi tertulis, meningkatkan kendali pengirim pesan
tetapi membatasi umpan baliknya. Misalnya : surat, memo dan tulisan.
c. Media komunikasi elektronik, sangat efektif apabila pengirim pesan
dapat mencakup keselurahan penerima pesan yang tersebar secara
luas. Misalnya: voice mail, telekonferensi, video, e-mail, dan
konferensi dengan menggunakan komputer.
Beberapa hal yang harus dipertimbangkan sebagai bagian untuk membuat
pesan adalah pengetahuan publik, dan apa yang ingin disampaikan kepada publik.
Langkah- langkah untuk menyusun pesan adalah:
1. Membuat outline mengenai apa yang akan disampaikan kepada publik.
2. Tema pesan menampilkan tujuan komunikasi.
3. Pesan harus selaras dan konsisten dengan misi atau kebijakan organisasi.
4. Membuat sub tema pesan yang menampilkan manfaat yang akan diperoleh
publik.

9
BAB III

PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Pada dasarnya pesan merupakan bagian penting dari sebuah komunikasi,
dalam penyampaian pesan pula perlu dipertimbangkan adanya isi pesan, tujuan,
media penyaluran pesan, lingkungan dan umpan balik dari pesan disampaikan.
Penyampaian pesan pula harus berisi pokok penting yang harus disampaikan oleh
komunikan agar penyampaian pesan dapat tersampaikan secara jelas.
Dalam penyampaian pesan pula perlu adanya sebuah strategi dan juga
langkah-langkah untuk melakukan sebuah penyampaian pesan yang pertama harus
menentukan teknik strategi komunikasi dan kedua langkah-langkah strategi
komunikasi apa saja yang perlu dilakukan agar penyampaian pesan dapat
tersampaikan dengan tepat dan efektif.

10
DAFTAR PUSTAKA

11

Anda mungkin juga menyukai