Anda di halaman 1dari 17

MAKALAH KELOMPOK 3

SOSIOLOGI KOMUNIKASI & INFORMASI


INSTITUSI MEDIA
“Diajukan untuk memenuhi tugas mata kuliah Sosiologi Komunikasi & Informasi”

Dosen Mata Kuliah :


Sabrina Rahma Utami S.I.kom.,M.I.Kom

Disusun oleh :

Alfan Isfandiar (10821066)


Dilla Nur Fadhilah (10821265)
Muh.Asri H. Halede (11821048)
Suhartini (10821918)
Yesi Adelia Putri Handoko (10821987)

Kelas 1MA10

FAKULTAS ILMU KOMUNIKASI


UNIVERSITAS GUNADARMA
2021/2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT atas segala rahmat dan karunia-Nya sehingga kami
dapat menyelesaikan tugas makalah kelompok yang berjudul tentang “Institusi Media” sesuai
waktu yang telah ditentukan. Tujuan pokok dalam penyusunan makalah ini adalah untuk
memenuhi syarat tugas pembelajaran pada mata kuliah Sosiologi Komunikasi & Informasi dan
tujuan umumnya untuk memberikan pengetahuan tambahan dan berfungsi juga sebagai bahan
referensi pembelajaran perkuliahan bagi pembaca dan penulis khususnya dalam mata kuliah
Sosiologi Komunikasi & Informasi.
Dalam penulisan makalah ini, kami mengucapkan terima kasih kepada Ibu Sabrina
Rahma Utami, S.I.Kom., M.I.Kom. selaku dosen mata kuliah Sosiologi Komunikasi & Informasi
yang telah memberikan tugas ini sehingga dapat menambah pengetahuan dan wawasan sesuai
dengan bidang studi yang kami tekuni. Dan juga kepada semua pihak yang telah membagi
sebagian pengetahuannya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini.
Penulis menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini jauh dari kata sempurna dan
masih banyak kekurangan yang masih perlu diperbaiki, oleh karena itu kritik dan saran yang
membangun sangat kami harapkan. Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi penulis dan para
pembacanya yang membutuhkan, mohon maaf atas kekurangan dalam penyusunan makalah ini,
dan terimakasih.

Bekasi, 18 Maret
2022

Penyusun

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR................................................................................................................................i
DAFTAR ISI..............................................................................................................................................ii
BAB I..........................................................................................................................................................1
PENDAHULUAN......................................................................................................................................1
1.1. Latar Belakang..........................................................................................................................1
1.2. Rumusan Masalah.....................................................................................................................1
1.3. Tujuan Penulisan.......................................................................................................................1
BAB II........................................................................................................................................................1
PEMBAHASAN.........................................................................................................................................2
2.1. Institusi Media...........................................................................................................................2
2.1.1. Peran & Ciri-ciri Institusi Media.....................................................................................2
2.1.2. Hubungan Media dengan Institusi Lain...........................................................................3
2.2. Fungsi Media Komunikasi........................................................................................................6
2.2.1. Menurut Marshall Mc Luhan:..........................................................................................6
2.2.2. Media komunikasi berdasarkan fungsinya......................................................................6
2.2.3. Fungsi media komunikasi menurut Burgon dan Huffner...............................................6
2.2.4. Bentuk Media Komunikasi................................................................................................7
2.3. Industri Media Massa................................................................................................................7
2.3.1. Pengertian Pers menurut para ahli :................................................................................7
2.3.2. Perkembangan Pers Di Indonesia.....................................................................................8
2.3.3. Fungsi Pers.........................................................................................................................9
2.4. Hegemoni Media......................................................................................................................10
2.4.1. Tujuan Hegemoni Media.................................................................................................10
2.4.2. Hegemoni media terhadap kebudayaan, cara pandang, pola pikir, serta sistem
ekonomi & politik di Indonesia.......................................................................................11
BAB III.....................................................................................................................................................12
PENUTUP................................................................................................................................................12
3.1. Kesimpulan...............................................................................................................................12
3.2. Saran.........................................................................................................................................12
Daftar Pustaka.........................................................................................................................................13

ii
iii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Seluruh dunia kini sedang memasuki abad informasi dan masyarakat manusia
dalam proses menjadi masyarakat informasi. Menurut Muis, abad atau masyarakat
informasi dapat juga disebut sebagai abad revolusi informasi (A. Muis, 2001: 11-12).
Paling tidak. Konsep-konsep ini memiliki hubungan antara satu dan lainnya. Jelasnya,
dalam konsep ini, semua bidang kehidupan akan semakin bergantung kepada informasi.
Oleh karena, perkembangannya yang demikian spektakuler, maka pada level tertentu
abad ini dapat disebut sebagai abad revolusi informasi. Menurut Dennis McQuail
(2000:14) akibat perubahan teknologi, fenomena komunikasi massa tetap bertahan
dengan framework yang utuh dari institusi media. Aturan secara luas ini digunakan untuk
mengatur organisasi media dan aktivitasnya bersama-sama dengan praktik formal dan
informal mereka sendiri dengan menggunakun aturan operasional. Tataran ini sering kali
membutuhkan hukum yang keputusannya diatur oleh masyarakat.
1.2. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian dalam latar belakang masalah diatas, dapat dirumuskan
sebagai berikut :
1. Apa itu institusi media?
2. Apa saja fungsi media?
3. Apa saja industri media massa?
4. Apa itu hegemoni media?
1.3. Tujuan Penulisan
Berdasarkan rumusan masalah diatas maka tujuan dalam penulisan makalah ini
adalah :
1. Untuk mengetahui definisi Institusi Media
2. Untuk mengetahui Fungsi Media
3. Untuk mengetahui Industri Media Massa
4. Untuk mengetahui Hegemoni Media

1
BAB II
PEMBAHASAN

2.1. Institusi Media


Secara umum institusi adalah pengaturan yang bersifat tetap dan struktur yang
diorganisasikan dari satu masyarakat, sumber-sumber kode sosial utama, aturan dan
hubungan, yang memaksa dan mengendalikan individu-individu serta kepribadiannya,
sesuai prinsip serta nilai pokok yang ditekankan menurut praktek budaya serta sosial
yang diorganisir dan dikoordinasikan dan mempunyai undang-undang yang sah
didalamnya. Begitu juga halnya dengan institusi media, yang memproduksi, reproduksi,
serta mendistribusikan pengetahuan yang kita peroleh.
2.1.1. Peran & Ciri-ciri Institusi Media

Menurut Dennis McQuail (2000) peranan dari institusi media sebagai berikut :
1. Institusi media hidup dan ada dalam lingkungan publik. Keberadaan dan
hidup-matinya sebuah institusi media sangat ditentukan oleh masyarakat
dalam lingkungan publik. Oleh karena itu, untuk menjaga keberlangsungan
dan hidupnya sebuah institusi media, pengelola institusi media maupun
pekerja-pekerja media memiliki prinsip untuk tetap terbuka terhadap masukan
dari komunikator maupun komunikan yang berasal dari masyarakat.
2. Insitusi media memiliki peranan yang sangat besar dan memberikan
kontribusi dalam kebebasan ekonomi, politik, dan aktivitas budaya
masyarakat. Peranan institusi media dilakukan melalui kegiatan publikasi
yang mereka lakukan dengan melibatkan masyarakat sebaga sumber informasi
maupun penerima informasi. Artinya, sumber informasi tentang kebebasan
dalam ekonomi, politik, dan aktivitas budaya bisa berasal dari masyarakat itu
sendiri maupun berasal dari intitusi media.
3. Sekalipun institusi media dapat menggunakan komunikasi persuasif dan
menciptakan pengharapan melalui pesan-pesan yang disampaikan dengan
menggunakan efek-efek pengharapan, tetapi secara formal institusi media
tidak memiliki kekuatan penuh untuk mengatur masyarakat. Artinya, ada

2
hubungan yang logis antara kehadiran kekuatan media massa dengan besarnya
tingkat kebebasan yang dimiliki oleh masyarakat.
4. Partisipasi masyarakat pada sebuah institusi media dilakukan secara sukarela
tanpa kewajiban sosial. Dalam konteks ini, masyarakat memiliki kebebasan
penuh untuk menentukan institusi media mana yang akan mereka pilih Faktor
kebutuhan dan perasaan suka menjadi faktor penentu ketika masyarakat
memilih sebuah institusi media.
Menurut ibnu (1990) dalam Darmastuti ciri-ciri institusi media sebagai berikut :
1. Memproduksi dan mendistribusikan pengetahuan dalam wujud informasi,
pandangan, dan budaya yang berasal dari respon terhadap kebutuhan sosial
kolektif dan permintaan individu.
2. Menyediakan saluran untuk menguhubungkan orang-orang tertentu dengan
orang lain.
3. Media menyelenggarakan sebagian besar kegiatannya dalam lingkungan
publik dan merupakan institusi yang terbuka bagi semua orang untuk berperan
serta sebagai penerima.
4. Partisipasi anggota khalayak dalam institusi pada hakikatnya bersifat sukarela
tanpa ada keharusan atau kewajiban sosial, bahkan lebih sukarela dibanding
institusi lain.
5. Institusi media dikaitkan dengan industri dan pisar karena ketergantungan
pada imbalan kerja.
6. Meskipun institusi media tidak memiliki kekusaan, namun dia selalu berkaitan
dengan kekuasaan negara karena adanya kesinambungan pemakaian media,
mekanisme hukum, dan pandangan-pandangan yang berbeda antara satu
negara dengan negara yang lain.
2.1.2. Hubungan Media dengan Institusi Lain

Institusi media berbeda dengan institusi lain. Sebagai institusi yang berada
ditengah masyarakat, industri media ‘diharuskan’ menjalin hubungan dengan
institusilain maupun dengan masyarakat. Media juga merupakan sarana yang
memungkin kan institusi-intitusi lain berjalan. Dalam hal ini, pada dasarnya dapat
dikelompokan pada tiga wujud besar.

3
1. Media Sebagai Institusi Politik
Media dalam fungsinya sebagai penyebar berita, pembentuk wacana,
dan pada bagian lain media mampu melakukan framing terhadap suatu topik
tertentu sehingga informasi yang dipublikasikan memiliki sarat makna
ideologi politik yang meyertainya. Memahami fungsi-fungsi tersebut, tidak
menutup kemungkinan para politisi untuk berkiprah sekaligus memanfaatkan
media sebagai wadah untuk mengkomunikasikan gagasan-gagasan serta taktik
politiknya guna meraih simpati semaksimal mungkin. Wacana media sebagai
institusi politik memberikan nilai tersendiri bagi media. Media kini di
sejajarkan dengan tiga pilar demokrasi lain yaitu ekskutif, legislatif, dan
yudikatif. Artinya media menjadi kekuatan keempat di negara-negara
demokrasi. Sebagai aktor dan pemain politik, media bisa menentukan apa
yang harus dilaporkan, mana yang harus menjadi headline di halaman utama.
Media juga mempunyai kekuatan untuk menggiring opini publik sesuai
agenda yang di setting media. Bahkan media bisa menjadi DPR/MPR yang
mampu menerima dan mencari informasi serta aspirasi langsung dari
masyarakat. Kekuatan yang besar ini setidaknya menjadi bukti bahwa media
memiliki peran sebagai aktor politik.
2. Media Sebagai Institusi Ekonomi
Kemunculan media telah menyediakan jalan bagi masuknya studi
ekonomi media. Penelitian terkait mulai muncul pada tahun 1950-an. Industri-
indrustri media menyediakan seluruh elemen yang dibutuhkan dalam
mempelajari proses ekonomi di dalamnya. Para penyedia isi, menawarkan
informasi, dan hiburan, menjadi pemasok (supply) dan sisi lain yang menjadi
pembeli (demand) adalah para konsumen dan pemasang iklan. Sistem
komunikasi global dalam era globalisasi ditandai dengan kemajuan yang pesat
dari bidang kepenyiaran dan periklanan. Hak siar secara audio maupun
audiovisual adalah hak monopolis yang dilakukan oleh negara atau swasta.
Periklanan komersial kini telah menjadi kekuatan yang mengontrol industri
media. Indutrsi barang dan jasa yang dipasarkan secara internasional dan
menggunakan periklanan sebagai media pemasarannya. Agen periklanan

4
mengandalkan media komunikasi untuk menjangkau pasar luas. Oleh sebab
itu perusahaan barang dan jasa tradisional mulai berpenetrasi ke pasar-pasar
lokal. Perusahaan iklan multinasional jelas mempunyai kekuatan modal yang
besar dan kemajuan teknologi yang begitu canggih. Dengan demikian,
periklanan telah menjadi sumber penghasilan perusahaan media. Media adalah
institusi yang menghubungkan seluruh unsur masyarakat satu dengan lainnya
dengan melalui produk media yang dihasilkan.
3. Media Sebagai Institusi Budaya
Media sering kali berperan sebagai bahan pengembangan kebudayaan,
tidak hanya dalam pengertian pengembangan bentuk seni dan simbol
melainkan dalam pengertian pengembangan tata cara, metode, gaya hidup dan
norma-norma. Media menyediakan nilai-nilai dan penilaian normatif yang
dibaurkan dengan berita dan hiburan. Budaya masa sangat berhubungan
dengan media populer sebagai budaya masa, artinya budaya tradisional juga
bisa menjadi budaya populer,seperti srimulat, campursari, dan ludruk. Pada
awalnya, kesenian ini berkembang dimasyarakat tradisional, namun di kemas
oleh media, maka sentuhan-sentuhan poipuler mendominasi seleruh kesenian
itu baik cerita, kostum, latar dan tidak hanya sebatas konsumsi masyarakat
pedesaan.
Contoh Institusi Media:
Bidang Surat Kabar Bidang pertelevisian
a. Kompas a. RCTI
b. Sindo b. SCTV
c. Jawa Pos c. TVRI
d. Lampu Hijau d. NET TV
e. Poa Kota e. Global TV
f. Republika f. Metro TV
Bidang Siaran Radio
a. Prambors
b. Gen FM
c. I-Radio

5
d. Hitz

2.2. Fungsi Media Komunikasi


2.2.1. Menurut Marshall Mc Luhan:

1. Efektifitas : media komunikasi sebagai sarana untuk mempermudah


penyampaian informasi.
2. Efesiensi : media komunikasi sebagai sarana untuk mempercepat dalam
penyampaian informasi.
3. Konkrit : media komunikasi sebagai sarana untuk membantu mempercepat isi
pesan yang mempunyai sifat abstrak.
4. Motivatif : media komunikasi sebagai sarana agar lebih semangat melakukan
komunikasi.
2.2.2. Media komunikasi berdasarkan fungsinya

1. Fungsi produksi : media komunikasi yang bermanfaat sebagai penghasil


berbagai macam informasi.
Contohnya : computer/PC pengolah kata (word processor).
2. Fungsi reproduksi : media komunikasi yang bermanfaat untuk mencetak ulang
dan menggandakan informasi.
Contohnya : audio tapes recorder serta video tapes.
3. Fungsi penyampaian informasi : media komunikasi yang berdaya guna untuk
dipakai menyebarluaskan serta menyampaikan pesan kepada komunikan yang
menjadi sasarannya.
Contohnya : handphone, telephone, faximile, dan lain sebagainya.
2.2.3. Fungsi media komunikasi menurut Burgon dan Huffner

1. Efisiensi penyebaran informasi


Penghematan dalam segi biaya, tenaga,pemikiran, dan waktu.
2. Memperkuat eksistensi informasi
Media komunikasi yang hi-tech bisa membuat informasi atau juga pesan yang
lebih berkesan kepada komunikan.
3. Menghibur

6
Media komunikasi bisa menyenangkan serta lebih menarik untuk audiens.
4. Kontrol sosial
Media komunikasi untuk sebuah pengawasan dalam kebijakan sosial.

2.2.4. Bentuk Media Komunikasi

1. Media Cetak, beragam jenis media komunikasi yang bisa dilakukan melalui
sebuah proses percetakan serta bisa dipakai sebagai sarana menyampaian
informasi atau pesan. Contoh : buku,surat kabar, majalah, serta brosur.
2. Media Visual atau media pandang, penerimaan pesan yang tersampaikan
melalui panca indera dan dapat dilihat . Contoh :gambar dan Foto.
3. Media Audio, penerimaan pesan yang tersampaikan dengan melalu indera
pendengaran. Contoh: Radiodan Tape recorder.
4. Media Audio Visual Aid (AVA), media komunikasi yang bisa dilihat serta
juga bisa didengar, agar mendapatkaninformasi secara bersamaan. Contoh :
televisi.

2.3. Industri Media Massa


Seiring waktu perkembangan jaman, media massa pun ikut berkembang sebagai
industri. Industri media massa ini dikenal juga sebagai pers. Pers berperan krusial dalam
penyebaran berita. Sebelum mengetahui lebih lanjut mengenai pers, perlu diketahui dulu
apa itu pers.
2.3.1. Pengertian Pers menurut para ahli :

 Menurut UU N0. 40 Tahun 1999


Pers adalah lembaga sosial dan wahana komunikasi massa yang melaksanakan
kegiatan jurnalistik yang meliputi mencari, memperoleh, memiliki,
menyimpan, mengolah dan menyampaikan informasi baik dalam bentuk
tulisan, suara, gambar, suara dan gambar, serta data dan grafik maupun dalam
bentuk lainnya dengan menggunakan media cetak, media elektronik dan
segala jenis saluran yang tersedia.
 Menurut Oemar Seno Adji

7
1. Pers dalam arti sempit yaitu penyiaran-penyiaran pikiran, gagasan atau
berita-berita dengan kata tertulis.
2. Pers dalam arti luas yaitu memasukkan di dalamnya semua media mass
communication yang memancarkan pikiran dan perasaan seseorang baik
dengan kata-kata tertulis maupun dengan lisan.
 Menurut Kustadi Suhandang
Pers adalah seni atau keterampilan mencari, mengumpulkan, mengolah,
menyusun, dan menyajikan berita tentang peristiwa yang terjadi sehari-hari
secara indah, dalam rangka memenuhi segala kebutuhan hati nurani
khalayaknya.
 Menurut Wilbur Schramm
Dalam bukunya Four Theories of the Perss yang ditulis oleh Wilbur Schramm
dkk mengemukakan 4 teori terbesar pers, yaitu the authotarian, the libertarian,
the social responsibility dan the soviet communist theory. Keempat teori
tersebut mengacu pada satu pengertian pers sebagai pengamat, guru, dan
forum yang menyampaikan pandangannya tentang banyak hal yang
mengemuka di tengah masyarakat.
 Menurut MCLuhan
Dalam bukunya Understanding Media terbitan tahun 1996 mengenai pers
sebagai the extended man, yaitu yang menghubungkan satu tempat dengan
tempat lain dan peristiwa satu dengan peristiwa lain pada moment yang
bersamaan.
2.3.2. Perkembangan Pers Di Indonesia

 Perkembangan pers di Indonesia berawal pada penerbitan surat kabar pertama,


yaitu Bataviasche Novelles en Politique Raisonemnetan yang terbit 7 Agustus
1774.
 Kemudian muncul beberapa surat kabar berbahasa Melayu, antara lain
Slompet Melajoe, Bintang Soerabaja (1861), dan Medan Prijaji (1907).
 Majalah tertua ialah Panji Islam (1912-an).
 Surat kabar terbitan peranakan Tionghoa pertama kali muncul adalah Li Po
(1901), Kemudian Sin Po (1910).

8
 Surat kabar pertama di Indonesia yang menyiarkan teks Proklamasi
Kemerdekaan 17 Agustus 1945, pada tanggal 18 Agustus 1945 adalah surat
kabar Soeara Asia.
 Sesudah itu, surat kabar nasional yang memuat teks Proklamasi adalah surat
kabar Tjahaja (Bandung), Asia Raja (Jakarta) dan Asia Baroe (Semarang).
 Corak kehidupan politik, ideologi, kebudayaan, tingkat kemajuan suatu
bangsa sangat mepengaruhi sistem pers di suatu negara.
Secara umum, di seluruh dunia terdapat pola kebijakan pemerintah terhadap pers
yang otoriter dan demokratis. Diantara keduanya terdapat variasi dan kombinasi,
bergantung tingkat perkembangan masing-masing negara. Ada yang quasi otoriter, ada
yang quasi demokratis, dan sebagainya.
2.3.3. Fungsi Pers

Berdasarkan ketetapan pasal 33 UU No. 4 tahun 1999 tentang pers, fungsi pers
adalah sebagai media informasi, pendidikan, hiburan dan kontrol sosial. Sementara itu
Pasal 6 UU Pers nasional melaksanakan peranan sebagai berikut :
 Memenuhi hak masyarakat untuk mengetahui menegakkan nilai nilai dasar demokrasi
dan mendorong terwujudnya supremasi hukum dan hak asasi manusia. Selain itu pers
juga harus menghormati kebinekaan mengembangkan pendapat umum berdasarkan
informasi yang tepat, akurat dan benr melakukan pengawasan.
 Sebagai pelaku Media Informasi
Pers itu memberi dan menyediakan informasi tentang peristiwa yang terjadi kepada
masyarakat dan masyarakat membeli surat kabar karena memerlukan informasi.
 Fungsi Pendidikan
Pers itu sebagi sarana pendidikan massa (mass Education), pers memuat tulisan-
tulisan yang mengandung pengetahuan sehingga masyarakat bertambah pengetahuan
dan wawasannya.
 Fungsi Hiburan
Pers juga memuat hal-hal yang bersifat hiburan untuk mengimbangi berita-berita
berat (hard news) dan artikel-artikel yang berbobot. Berbentuk cerita pendek,
ceritabersambung, cerita bergambar, teka-teki silang, pojok dan karikatur.
 Fungsi Kontrol Sosial

9
Fungsi ini terkandung makna demokratis yang didalamnya terdapat unsur-unsur
sebagaiberikut:
o Social participation (keikutsertaan rakyat dalam pemerintahan)
o Social responsibility (pertanggungjawaban pemerintah terhadap rakyat)
o Social support (dukungan rakyat terhadap pemerintah)
o Social control (kontrol masyarakat terhadap tindakan-tindakan pemerintah)
 Sebagai Lembaga Ekonomi
Pers adalah suatu perusahaan yang bergerak di bidang ekonomi, pers dapat
memanfaatkan keadaan di sekiktarnya sebagai nilai jual sehingga pers sebagai
lembaga sosial dapat memperoleh keuntungan maksimal dari hasil produksinya untuk
kelangsungan hidup lembaga pers itu sendiri.

2.4. Hegemoni Media


Hegemoni dapat dipahami sebagai cara bagaimana suatu kelompok sosial
memperoleh pengaruh (kekuasaan) melalui cara-cara yang lebih persuasif, dengan
menggiring kelompok sosial lain (yang dikuasai) untuk memberikan persetujuannya
(konsensus) kepada kelompok sosial yang menguasai.
Begitu juga dengan hegemoni media dapat dipahami sebagai pengaruh, dominasi dan
kekuasaan teknologi berbasis internet yang digunakan sebagai alat interaktif atau
pertukaran informasi untuk mencapai suatu kepentingan.
2.4.1. Tujuan Hegemoni Media

Tujuan dari adanya hegemoni adalah menarik perhatian masyarakat atau


mengarahkan pada hal-hal yang difokuskan oleh sang penghegemoni. Jadi dalam
kemenangan hegemoni sebenarnya tidak pernah terjadi sebuah kesepakatan yang stabil
dan siap pakai seperti yang diungkapkan Althusser (1918-1990) bahwa ideologi
disampaikan oleh kelas dominan dan kelas subordinat menerima dan mengikutinya secara
sukarela (noncoercive). Jadi, media tidak selalu dianggap kuat dalam membentuk opini
publik karena disana individu yang mempunyai wewenang sepenuhnya untuk menerima
atau menolaknya, inilah yang disebut sebagai teori resistensi atau teori penolakan.
Hegemoni media dalam hal ini mengenai kapitalisme tidak berbicara lagi apa
kebutuhan publik tetapi berbicara apa keinginan publik yang telah dimanipulasi sesuai
10
dengan kepentingan dan sasaran kapitalisme. Seperti apa yang sudah dijelaskan
sebelumnya bahwa hegemoni media selalu mencari keuntungan terkait ekonomi
pemiliknya bukan lagi sebagai penyebar informasi kepada publik.
2.4.2. Hegemoni media terhadap kebudayaan, cara pandang, pola pikir, serta
sistem ekonomi & politik di Indonesia.

1. Sebagai contoh pada saat pilpres di Indonesia lalu ketika media saling
membangga-banggakan tokoh yang didukungnya tujuannya agar masyarakat
memilih tokoh tersebut dan disana terdapat sebuah pesan politik yang dibuat
secara halus namun didalamnya terdapat paksaan untuk memilih salah satu
pasangan calon, serta terdapat dua stasiun TV yang secara “sengaja”
menghilangkan fungsi media demi kepentingan politik.
2. tayangan di salah satu stasiun televisi swasta di Indonesia yang menayangkan
sebuah program tentang sex, wanita, dan gaya hidup. Jika kita telaah lebih
jauh bahwa tayangan tersebut sama sekali tidak memberikan edukasi kepada
khalayak yang mana peran media adalah memberikan tuntunan agar khalayak
dapat hidup bermasyarakat sesuai norma dan nilai yang berlaku, akan tetapi
media kapitalis-lah yang merubah ideologi secara kasar bahwa pada abad ini
tujuan media adalah meraup keuntungan sebesar-besarnya tanpa
mengindahkan fungsi utama dari media tersebut.
3. Pada era modern saat ini sebenarnya proses hegemoni dari kaum kapitalis
telah berjalan dengan sempurna yaitu melalui Pembudayaan, Fashion, Film,
Media dsb. Di Indonesia sendiri sesungguhnya sudah merasakannya, bahkan
sudah menjadi lahan empuk bagi kaum kapitalis untuk menyebarkan
ideologinya karena jika dilihat secara kasat mata bahwa masyarakat Indonesia
cenderung mengikuti gaya barat dan dengan sengaja menghilangkan
budayanya, serta mudah untuk dipengaruhi oleh media.

11
BAB III
PENUTUP

3.1. Kesimpulan
Institusi Media, secara umum institusi adalah pengaturan yang bersifat tetap dan struktur yang
diorganisasikan dari satu masyarakat, sumber-sumber kode sosial utama, aturan dan hubungan, yang
memaksa dan mengendalikan individu-individu serta kepribadiannya, sesuai prinsip serta nilai pokok
yang ditekankan menurut praktek budaya serta sosial yang diorganisir dan dikoordinasikan dan
mempunyai undang-undang yang sah didalamnya. Oleh karena itu, untuk menjaga keberlangsungan dan
hidupnya sebuah institusi media, pengelola institusi media maupun pekerja-pekerja media memiliki
prinsip untuk tetap terbuka terhadap masukan dari komunikator maupun komunikan yang berasal dari
masyarakat. Media juga membantu masyarakat sekarang dalam berbagai hal, mempermudah,
mempercepat, mengumpulkan, mengolah informasi, dll. Dengan wujud media yang berbagai macam,
media cetak, visual, audio, audio visual, dll.
Industri media atau disebut sebagai pers juga membantu atau ikut campur tangan dalam institusi
media, pers berfungsi sebagai penyebar informasi, mendidik, menghibur, dan sebagai kontrol masyarakat.
Pers menghasilkan berbagai informasi bersifat mendidik, menghibur, mempengaruhi, dll. Ada dua aspek
dari media yang sulit dipisahkan tetapi dapat dibedakan, yaitu: institusi dan industri dari media. Institusi
media berkaitan dengan aspek kelembagaan dari suatu media. Dalam aspek ini, dikatakan hal yang
berkait dengan struktur organisasi, kerjasama, motivasi, dan profesionalisme. Sedangkan industri media
terkait dengan fungsi bisnis, yang acuannya lebih pada untung rugi yang dapat diraih dalam
menyampaikan informasi.
Hegemoni Media dapat dipahami sebagai cara bagaimana suatu kelompok sosial memperoleh
pengaruh (kekuasaan) melalui cara-cara yang lebih persuasif, dengan menggiring kelompok sosial lain
(yang dikuasai) untuk memberikan persetujuannya (konsensus) kepada kelompok sosial yang menguasai.
Sedangkan tujuan hegemoni adalah menarik perhatian masyarakat atau mengarahkan pada hal-hal yang
difokuskan oleh sang penghegemoni.

3.2. Saran
Tentunya terhadap penulis sudah menyadari jika dalam penyusunan makalah di atas
masih banyak ada kesalahan serta jauh dari kata sempurna. Adapun nantinya penulis akan segera
melakukan perbaikan susunan makalah itu dengan menggunakan pedoman dari beberapa sumber
dan kritik yang bisa membangun dari para pembaca.

12
Daftar Pustaka

Denis McQuail. Teori Komunikasi Massa


( Jakarta: Penerbit Salemba Humanika,2000) hlm.14
Rini Darmastuti. Media Relations: Konsep, Strategi dan Aplikasi
(Yogyakarta: Penerbit Andi, 2012). Hlm. 88
https://www.academia.edu/42845704/Institusi_Media Diakses pada tanggal 17 Maret 2022
https://berita.upi.edu/hegemoni-media-terhadap-budaya Diakses pada tanggal 22 Maret 2022

13

Anda mungkin juga menyukai