Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH UTAMA

RASYID RIDHA

DOSEN PEMBIMBING:
Isa Anshori, M.Ag.

OLEH:
KELOMPOK 3

ALIFIYAH NUR SAYYIDAH

AHSANUL HUDA

MAULANA LUKMAN

SEJARAH PEMIKIRAN DAN KEBUDAYAAN ISLAM


AHWAL AS-SYAKHSIYYAH
FAKULTAS AGAMA ISLAM
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURABAYA

Page 1
KATA PENGANTAR
Puji syukur alhamdulillah kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena
telah melimpahkan rahmat-Nya berupa kesempatan dan pengetahuan sehingga makalah kami
yang berjudul “Rasyid Ridha (sebagai makalah utama)” bisa selesai pada waktunya.

Terima kasih juga kami ucapkan kepada teman-teman yang telah berkontribusi
dengan memberikan ide-idenya dan kepada dosen pembimbing sehingga makalah ini bisa
disusun dengan baik dan rapi.

Kami berharap semoga makalah ini bisa menambah pengetahuan dan dapat
bermanfaat bagi para pembaca. Namun terlepas dari itu, kami memahami bahwa makalah ini
masih jauh dari kata sempurna, sehingga kami sangat mengharapkan kritik dan saran yang
bersifat membangun demi terciptanya makalah selanjutnya yang lebih baik lagi.

Penulis

Page 2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR
BAB I PENDAHULUAN ..................................................................................................................... 4
1.1 Latar belakang ............................................................................................................................... 4
1.2 Rumusan Masalah ......................................................................................................................... 4
1.3 Tujuan ........................................................................................................................................... 5
BAB II PEMBAHASAN ....................................................................................................................... 6
2.1 Biografi Rasyid Ridha ................................................................................................................... 6
2.2 Pemikiran Pembaharuan Rasyid Ridha ......................................................................................... 7
2.2.1 Bidang Politik ........................................................................................................................ 7
2.2.2 Bidang Pendidikan ................................................................................................................. 8
2.2.3 Bidang Keagamaan ................................................................................................................ 9
BAB III PENALARAN....................................................................................................................... 10
3.1 Analisis Pemakalah ..................................................................................................................... 10
BAB IV PENUTUP ............................................................................................................................. 12
4.1 Kesimpulan ................................................................................................................................. 12
DAFTAR PUSTAKA

Page 3
BAB I

PENDAHULUAN
1.1 Latar belakang
Di abad modern ini, seiring berjalannya waktu ilmu pengetahuan dan teknologi akan
berkembang dan dunia akan semakin lebih maju dengan memberikan penemuan-penemuan
yang mengefisienkan kebutuhan manusia. Di masa modern ini kita diberikan prinsip-prinsip
yang mengutamakan rasionalitas. Namun dunia islam masih terpaku dengan tradisi-tradisi
terdahulu dan masih banyak umat muslim yang ingin berbalik dengan masa lalu. Tetapi tetap
saja hal itu tidak mungkin akan terjadi pada keadaan yang sudah berubah total.

Kaum muslimin seharusnya menjadi bangkit dengan adanya kemajuan ilmu


pengetahuan dan teknologi namun masih tetap berpegang teguh dengan al-qur’an dan as-
sunnah. Di karenakan perkembangan ilmu pengetahuan semakin pesat, maka hal itu dapat
dijadikan tantangan untuk umat muslim dengan menyesuaikan apa yang terjadi secara
mendatang. Misalnya mempelajari ilmu barat dengan tidak meninggalkan ajaran al-qur’an
dan as-sunnah.

Dikarenakan pada zaman dulu, pada aspek pendidikan pada islam kurang berkembang
pesat dan metodenya hanya menghafal, permainan politik yang membara, munculnya ajaran-
ajaran sesat atau mengada-ngada dan pada akhirnya mengakibatkan pahamnya fatalisme,
maka pada akhirnya muncul lah ide pembaharuan dari tokoh yang bernama Rasyid Ridha.
Rasyid Ridha adalah murid dari Muhammad Abduh yang juga memiliki ide pembaharuan
dalam bidang pendidikan.

1.2 Rumusan Masalah

1. Bagaimana dan siapakah Rasyid Ridha?

2. Bagaimana pokok pemikiran pembaharuan Rasyid Ridha terhadap bidang politik

3. Bagaimana pokok pemikiran pembaharuan Rasyid Ridha terhadap bidang


pendidikan?

4. Bagaimana pokok pemikiran pembaharuan Rasyid Ridha terhadap keagamaan?

Page 4
1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui bagaimana sejarah pembaharuan islam yang di peroleh dari ide
Rasyid Ridho

2. Untuk menelusuri bagaimana metode pembelajaran yang dilakukan Rasyid Ridha


pada saat itu

Page 5
BAB II

PEMBAHASAN
2.1 Biografi Rasyid Ridha

Nama lengkap Rasyid Ridha adalah Muhammad Rasyid Ibn Ali Ridha Ibn
Muhammad Syamsuddin Ibn Muhammad Bahauddin Ibn Manla Ali Khalifah. Rasyid Ridha
lahir pada tahun 1865 di suatu desa bernama Al-Qolamun suatu desa di Lebanon (saat itu
berada di wilayah kerajaan Turki Usmani) yang letaknya tidak jauh dengan kota Tripoli
(sekarang Suriah). Semasa kecil Ia telah belajar menulis, membaca Al-Qur’an dan berhitung
di desa yang ditinggai olehnya itu. Pada tahun 1882, Ia meneruskan pendidikannya di
Sekolah Nasional Islam atau yang disebut Madrasah al-Wataniyah al-Islamiyah di Tripoli.
Syaikh Husain Al-Jisr, beliaulah yang mendirikan sekolah tersebut dan beliau termasuk
ulama islam yang terpengaruhi oleh ide-ide modern. Di Madrasah ini, Rasyid Ridha juga
mempelajari bahasa asing seperti turki dan perancis. Selain mempelajari bahasa asing dan
pengetahuan tentang agama, ia juga mempelajri tentang pengetahuan modern.

Selanjutnya beliau melanjutkan pendidikannya pada sekolah agama di Tripoli.


Walaupun demikian, beliau masih terhubung dengan Syaikh Husain Al-Jisr dan beliaulah
guru dimasa muda Rasyid Ridha. Selain Syaikh Husain Al-Jisr, beberapa ulama yang
berpengaruh terhadap Rasyid Ridha yaitu Syaikh Mahmud Nasabah, Syaikh Muhammad Al-
Qawiji, dan Syaikh Abdul Ghani Ar-Rafi. Kemudian, Rasyid Ridha terpengaruh oleh ide-ide
dari Jamaludin Al-Afghani dan Muhammad Abduh melalui majalah Al-Urwah Al-Wutsqa.

Pertemuan Rasyid Ridha dengan Muhammad Abduh, saat itu Muhammad Abduh
berada dalam pembuangan di Beirut dan mereka sempat berdialog. Kemudian pemikiran
pembaharuan yang diperolehnya dari Syaikh Husain Al-Jisr itu diperluas lagi dengan ide-ide
Al-Afghani dan Muhammad Abduh sehingga beberapa bulan kemudian beliau menerbitkan
majalah yang berjudul Al-Manar. Dalam majalah Al-Manar ini, tujuannya sama seperti
tujuan majalah Al Urwah Al-Wutsqa yaitu membarantas masalah tahayyul dan bid’ah-bid’ah
yang masuk dalam tubuh islam, menghilangkan paham fatalisme dan faham yang dianut
tarekat-tarekat tasawuf, meningkatkan mutu pendidikan serta membela islam dalam
permainan politik barat.

Page 6
Rasyid Ridha adalah murid setia Muhammad Abduh. Pada awalnya, penulisan tafsir
Qur’an terhadap majalah Al-Manar tidak disetujui Muhammad Abduh dikarenakan orang-
orang yang hatinya buta dan hanya memahami 20% dari apa yang dituliskan. Kemudian
Rasyid Ridha meminta untuk diajarkan tafsiran Qur’an metode ceramah. Melalui kuliah itu,
Rasyid Ridha selalu mencatat ide-ide pembaharuan islam yang telah disampaikan dari kajian
Muhammad Abduh. Selanjutnya, catatan tersebut disusun secara sistematis dan dilakukan
pemeriksaan kepada Muhammad Abduh dan di sahkan kemudian tafsiran tersebut disiarkan
di majalah Al-Manar.

Sesuai dengan visinya ,maka misi yang dilaksanakan rasyid ridha untuk mencapai
visinya terlihat dengan jelas pada tujuan diterbitkannya al-manar yaitu melaksanakan
pembaharuan di bidang agama, sosial dan ekonomi; menjelaskan bukti-bukti kebenaran Islam
dan keserasiannya dengan kemajuan zaman, meneruskan cita-cita al-Urwah al-Wutsqa,
memberantas bid’ah, khufarat, takhayul, kepercayan jabar dan paham fatalis,paham-paham
yang keliru tentang qada’ dan qadar ; praktik-praktik bid’ah atau sesat yang terdapat dalam
tarekattarekat sufi ; meningkatkan mutu pendidikan Islam ; dan memacu umat Islam agar
dapat mengejar umat – umat lain dalam berbagai bidang yang diperlukan untuk mencapai
kemajuan dan kesejahteraan umat.

Walaupun beliau waktu itu sudah berada masa tuanya, beliau tidak berhenti
memikirkan dan menyebarkan ajaran benar serta bersikap aktif. Akhirnya, sekembalinya
mengantarkan pangeran Su’ud ke kapal Suez, beliau meninggal dunia pada bulan Agustus
tahun 1935.

2.2 Pemikiran Pembaharuan Rasyid Ridha

2.2.1 Bidang Politik

Sewaktu masih di tempat tinggalnya, Rasyid Ridha telah memasuki lapangan politik
dan setelah pindah ke Mesir, beliau ingin melanjutkannya setelah Muhammad Abduh
meninggal. Walaupun beliau mengakui pada kemajuan Barat, namun beliau tidak setuju
dengan ide kebangsaan Barat karena dalam islam rasa kebangsaan itu dibangun atas dasar
keagamaan. Sejalan dengan konsep ini, Rasyid Ridha merindukan kebersamaan dan kesatuan
umat islam dan beliau mengajak untuk bersatu kembali dibawah satu sistem hukum dan
moral.

Page 7
Untuk melaksanakannya, negara harus ada penguasanya. Negara yang dianjurkan
Rasyid Ridha adalah negara dengan bentuk kekhalifaan. Dianjurkan khalifah adalah seorang
mujtahid, karena mujtahid memiliki kekuatan legislatif. Dengan kekhalifaan seperti ini
kesatuan umat dapat tercapai.

Konsep kekhalifaan yang diajukan oleh Rasyid Ridha yang termuat dalam kitabnya
al-Khilafah, konsep ini semata-mata hasil renungan dan pandangnnya terhadap sejarah al-
khulafa’ur Rosyidin. Beliau hanya melihat dari sudut pandang fungsi negara dengan
mengenyampingkan persepsi negara ditinjau dari sudut pertumbuhan penduduk. Dengan
katalain, beliau kurang memandalami tentang dinamika sejarah pemerintahan islam di zaman
klasik dan pertengahan. Secara administrasi, sistem kekhalifahan itu memancing instabilitas
dan perebutan kekuasaan karena secara langsung menutup kreativitas dan aspirasi rakyat.
Tampaknya sistem kekhalifahan sudah tidak sesuai lagi dengan perkembangan zaman.

2.2.2 Bidang Pendidikan

Rasyid Ridha mengemukakan konsep jihad sebagai anjuran umat islam untuk
menghadapi beratnya tantangn zaman modern. Kekuatan jihad hanya diperoleh jika umat
islam bersedia untuk menerima peradaban Barat. Peradaban Barat modern menurut Rasyid
Ridha didasarkan atas kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi. Ilmu pengetahuan dan
teknologi tidak bertentangan dengan islam. Agar umat islam dapat maju, umat islam harus
mau menerima peradaban Barat yang ada. Di zaman klasik umat islam mengalami kemajuan
dalam bidang ilmu pengetahuan dan Barat menjadi maju karena Barat mau mengambil ilmu
pengetahuan yang dikembangkan oleh umat islam. Dengan demikian, mengambil ilmu
pengetahuan Barat modern berarti mengambil kembali ilmu pengetahuan yang pernah di
dapat dan dimiliki oleh umat islam.

Rasyid mendorong umat islam untuk membangun lembaga pendidikan menggunakan


kekayaannya. Menurutnya, membangun lembaga pendidikan lebih penting daripada
membangun masjid. Masjid tidak besar nilainya apabila di dalam masjid terdapat orang-orang
yang sholat dan didalamnya hanyalah orang-orang bodoh. Dengan dibangunnya lembaga
pendidikan, kebodohan itu akan terhapus dan dengan itu pekerjaan dunia dan akhirat menjadi
lebih baik. Satu-satunya untuk mencapai kemakmuran umat islam yaitu dengan didirikannya
atau memperluas pendidikan secara umum.

Page 8
Di bidang pendidikan, beliau mendirikan sekolah bernama Madrasah al-dakwah wa
al-irsyad di Kairo, Mesir pada tahun 1912 M. Rasyid Ridha condong terhadap ajaran Ibnu
Taimiyah dan termasuk sebagai penyokong atau penyangga aliran wahabi, karena dalam
aliran tersebut dikemukakan pengakuan bermadzab salaf yang mengembalikan semua ajaran
islam menuju al-Qur’an dan As-Sunnah.

2.2.3 Bidang Keagamaan

Adapun faktor yang menyebabkan umat islam tidak maju dan tertinggal pada masa
modern Barat, yaitu adanya ajaran yang nampaknya ajaran islam namun sebenarnya bukan.
Jika mereka dapat mengembalikan ajaran islam yang sebenarnya sebagaimana yang telah
diajarkan Nabi Muhammad saw dan dipraktekkan oleh para shahabat, maka menurutnya,
umat islam dapat mengalami kemajuan dan dapat mengejar ketinggalannya dari bangsa Eropa
yang sudah maju itu.

Di zaman yang terbilang rumit ini, umat islam harus dibawa kembali kepada ajaran
islam yang murni terbebas dari segala bid’ah yang mendatang. Islam murni sangatlah
sederhana dari dalam hal ibadah maupun muamalatnya. Dalam soal ibadah, ibadah terlihat
rumit atau sukar dikarenakan pada zaman itu adanya penambahan hal-hal yang bukan wajib,
namun sebenarnya hal itu adalah sunnah. Dari perbedaan pendapat, maka timbullah
kekacauan. Sedangkan dalam soal muamalat, diserahkan kepada umat untuk menentukannya.
Soal muamalat ini, hanya dasar-dasar yang diberikan seperti peradilan, persamaan, dan
pemerintahan syura.

Hukum-hukum fiqh dalam kehidupan masyarakat dilandaskan dalam al-Qur’an dan


as-Sunnah yang sifatnya dinamis, tidak absolut (tidak tetap). Karena, seiring berkembangnya
zaman, akan megalami perubahan dan hukum-hukum akan timbul sesuai dengan zaman.

Terhadap sikap yang fanatik, maka Rasyid Ridha menganjurkan untuk bertoleransi
antar madzhab. Dalam hal dasar perlu dipertahankan untuk kesamaan pemahaman. Namun
dalam hal perincian dan bukan dasar, diberikan kebebasan atau kemerdekaan bagi orang yang
setuju dengan apa yang ia setujui.

Page 9
BAB III

PENALARAN

3.1 Analisis pemakalah

Apa yang kita lihat dalam pemikiran atau ide-ide pembaharuan Rasyid Ridha, adapun
yang perlu dicermati yaitu:

1. Dalam bidang pendidikan, beliau berpendapat bahwa agar umat islam bisa mencapai
kemajuan maka sepatutnya umat islam dapat memadukan ilmu pengetahuan umum dan
agama dengan metode Eropa serta mementingkan membangun lembaga pendidikan daripada
membangun masjid.

Pemakalah setuju dengan pendapat Rasyid Ridha bahwa umat islam untuk
memadukan ilmu pengetahuan agama dan umum menggunakan metode Eropa karena pada
waktu itu umat islam lebih menonjol pada pembahasan masalah agama, namun ilmu
pengetahuan umumnya dilupakan. Oleh sebab itu, maka perlu juga dibangun lembaga
pendidikan lebih banyak agar terhapusnya kebodohan dan terbebasnya dari ajaran-ajaran
sesat.

2. Dalam bidang politik, beliau berpendapat bahwa negara yang dianjurkan agar menjatu
bersatunya umat yaitu dengan menerapkan negara kekhalifaan. Khalifah hendaknya seorang
mujtahid karena memiliki kekuatan legislatif.

Disini pemakalah kurang setuju dengan pendapat tentang negara kekhalifaan karena
secara langsung aspirasi dari rakyat tak bisa tercapai dan juga sistem kekhalifaan dapat
memancing untuk perebutan kekuasaan.

3. Dalam bidang keagamaan, beliau berpendapat bahwa umat islam akan maju apabila bisa
meninggalkan ajaran sesat, bid’ah-bid’ah, khurafat, tahayul, juga dapat memberantas taqlid.
Kebebasan berfikir juga lebih dimajukan daripada kepercayaan yang jelek. Toleransi
terhadap perbedaan madzhab dihidupkan serta kembali kembali ke ajaran islam
sesungguhnya dengan menggali kembali dalil melalui al-Qur’an dan as-Sunnah

Pemakalah sependapat bahwa pentingnya untuk meninggalkan ajaran sesat yang


membuat tidak lurusnya ke jalan kebenaran. Kemudian dengan kembalinya pada al-Qur’an
dan as-Sunnah untuk menggali dalil hukum agar tercegahnya konflik atau perselisihan antar

Page
10
madzhab. Dengan menggali dalil hukum melalui al-Qur’an dan as-Sunnah agar umat islam
menjadi lebih kritis dalam berfikir, mampu untuk tidak bersikap taqlik dan mampu untuk
menghasilkan para ulama yang memiliki pemahaman luas pada ilmu.

Page
11
BAB IV

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Dari uraian dalam makalah tersebut, dapat disimpulkan bahwa Rasyid Ridha merupakan
tokoh islam yang cerdas dan memiliki pengaruh tentang kemodernan. Pemikirannya
terpengaruh oleh ide-ide Jamaludin al-Afghani dan Muhammad Abduh melalui majalah Al-
Urwah Al-Wutsqa yang bertujuan untuk mengadakan pembaharuan dalam bidang agama,
sosial, dan ekonomi, memberantas takhayul dan bid’ah-bid’ah, menghilangkan sikap
fatalisme dan paham-paham yang salah yang dibawa tarekat-tarekat tasawuf.

Jika kita ambil poin singkat, Adapun ide pembaharuan yang dilakukan oleh Rasyid Ridha
antara lain yaitu dalam bidang politik, bidang pendidikan, dan bidang keagamaan.

1. bidang politik, Rasyid Ridha memiliki pemikirian bahwa dengan negara kekhalifaan umat
bisa bersatu

2. bidang pendidikan, Rasyid Ridha memiliki pemikiran bahwa perlunya membangkitkan dan
membangun serta memperluas lembaga pendidikan agar terhapusnya orang-orang bodoh.
Beliau juga menganjurkan dengan konsep jihad untuk menghadapi tantangan modern barat.

3. bidang keagamaan, Rasyid Ridha memiliki pemikiran bahwa umat islam harus dibawa
kembali kepada ajaran islam yang murni terbebas dari segala bid’ah yang mendatang dan
merujuk kepada sumber paling utama yaitu al-Qur’an dan as-Sunnah. Dan menganjurkan
ketoleransian antar madzhab.

Page
12
DAFTAR PUSTAKA

Nasution Harun. 2003. Pembaharuan dalam Islam Sejarah Pemikiran dan Gerakan. Jakarta:
Bulan Bintang.

Mappiaswan Andi. 2015. Pemikiran Sayyid Muhammad Rasyid Ridha Dalam Pengembangan
Islam (Suatu tinjauan Historis) [skripsi]. Makassar: UIN Alauddin Makassar.

Yafrianti Fitri. 2014. Sejarah Pembaharuan Pemikiran Dan Pembaharuan Rasyid Ridha.
[internet] http://sakura-ilmi.blogspot.com/2014/07/sejarah-pembaharuan-pemikiran-
dan.html [di akses 7 Juli 2014].

Saputra Harja. 2012. Biografi dan ide-ide pembaharuan islam. [internet].


https://www.harjasaputra.com/riset/biografi-dan-ide-ide-pembaharuan-rasyid
ridha.html. [ diakses 28 Oktober 2012].

Anonim. BAB II Mengenal Rasyid Ridha. [internet].


http://digilib.uinsby.ac.id/8782/5/bab%202.pdf .

Page
13

Anda mungkin juga menyukai