TUGAS MANDIRI
KEMUHAMMADIYAHAN
A1 PAGI
JUMADI (2207220011)
FAKULTAS TEKNIK
KOTA MEDAN
2023/2024
KATA PENGANTAR
PENDAHALUAN......................................................................................................................4
BAB II........................................................................................................................................5
PEMBAHASAN........................................................................................................................5
BAB III.......................................................................................................................................8
PENUTUP..................................................................................................................................8
3.1 Kesimpulan.......................................................................................................................8
3.2 Saran.................................................................................................................................9
DAFTAR PUSTAKA..............................................................................................................10
BAB I
PENDAHALUAN
PEMBAHASAN
Muhammad Rasyid bin Ali Ridha bin Syamsuddin bin Baha'uddin Al-Qalmuni Al-
Husaini (bahasa Arab: اEيد رضEد رشE ;محمtransliterasi, Muḥammad Rashīd Riḍā; lahir di Suriah
Utsmaniyah, 23 September 1865[1] atau 18 Oktober 1865 – meninggal di Mesir, 22 Agustus
1935)[2] dikenal sebagai Rasyid Ridha) adalah seorang intelektual muslim dari Suriah yang
mengembangkan gagasan modernisme Islam yang awalnya digagas oleh Jamaluddin al-
Afghani dan Muhammad Abduh. Ridha mempelajari kelemahan-kelemahan masyarakat
muslim saat itu, dibandingkan masyarakat kolonialis Barat, dan menyimpulkan bahwa
kelemahan tersebut antara lain kecenderungan umat untuk mengikuti tradisi secara buta
(taqlid), minat yang berlebihan terhadap dunia sufi dan kemandegan pemikiran ulama yang
mengakibatkan timbulnya kegagalan dalam mencapai kemajuan di bidang sains dan
teknologi. Ia berpendapat bahwa kelemahan ini dapat diatasi dengan kembali ke prinsip-
prinsip dasar Islam dan melakukan ijtihad dalam menghadapi realita modern. Mulai
tahun 1898 hingga wafat(1935), Ridha menerbitkan surat kabar yang bernama Al-Manar.
Nasabnya sampai kepada Ahlul Bait.
Kakek dan ayah Rasyid Ridha adalah ulama terkenal yang berasal dari keluarga terpandang
dan disegani masyarakat. Sejak kecil, Rasyid Ridha belajar membaca dan menghafal Al
Quran dari sang ayah. Ia mulai pendidikan formal di Madrasah Al-Wathaniyyah al-Islamiyah
di Tripoli, yang masih berada di bawah kekuasaan Kesultanan Utsmaniyah. Namun karena
sekolah itu mempersiapkan muridnya menjadi pegawai pemerintah, Rasyid Ridha hanya
bertahan selama satu tahun, sebelum pindah ke sekolah Islam negeri. Sekolah tersebut
didirikan oleh ulama besar Syaikh Hasan al-Jisr, yang nantinya memiliki andil besar dalam
pembentukan ide pembaruan Rasyid Ridha. Di sekolah ini ia tidak hanya belajar mengenai
ilmu keislaman, hadis, dan ilmu pengetahuan modern, tetapi juga mendalami karya Al-
Ghazali dan Ibnu Taimiyyah, yang mengilhaminya untuk membuat gerakan reformasi Islam.
2.2 Ide Pembaharuan Rasyid Ridho
Pada 1897, Muhammad Rasyid Ridha lulus dari sekolah Syaikh Hasan al-Jisr dan setelah itu
memilih pindah ke Kairo, Mesir. Tahun berikutnya, ia bertemu kembali dengan Muhammad
Abduh dan mengutarakan keinginannya untuk menerbitkan surat kabar yang memuat masalah
sosial, budaya, dan agama. Sejak itu, Rasyid Ridha menjadi sosok murid terdekat dan paling
setia kepada Muhammad Abduh. Pada 1898, Rasyid Ridha berhasil menerbitkan majalah
mingguan yang diberi nama Al-Manar. Al-Manar banyak terinspirasi dari Al-'Urwah Al-
Wutsqa, yang diterbitkan untuk tujuan menyebarluaskan ide-ide pembaruan Islam dan
memelihara kesatuan negara Muslim di tengah perkembangan zaman.
Bagi Rasyid Ridha, ajaran Islam harus sesuai dengan apa yang ditetapkan dalam Al Quran
serta hadis, dan tidak berubah meski situasi masyarakat terus berkembang. Ia menyuarakan
ijtihad, menentang taklid, bidah, dan khufarat. Di saat yang sama, umat Islam harus
mengikuti perkembangan zaman agar tidak terjerat kebodohan, tetapi dengan tetap berpegang
teguh pada Al Quran dan hadis. Selain itu, dasar dan prinsip mengenai hal-hal muamalah
yang terdapat dalam Al Quran, pelaksanaan diserahkan kepada manusia untuk menentukan
dengan potensi akal pikirannya, dengan melihat situasi dan kondisi, sepanjang tidak
menyimpang dari prinsip dasar ajaran Islam. Pemikiran-pemikiran Rasyid Ridha yang
tertuang dalam Al-Manar pun menyebar luas melampaui dunia Arab.
Beberapa pemikiran Rasyid Rida tentang pembaruan Islam adalah sebagai berikut:
3. Akal dapat dipergunakan untuk menafsirkan ayat dan hadis tanpa meninggalkan
prinsip umum.
5. Kemunduran umat Islam disebabkan banyaknya unsur bid’ahdan khurafat yang masuk
ke dalam ajaran Islam.
6. Kebahagiaan dunia dan akhirat diperoleh melalui hukum yang diciptakan Allah Swt.
8. Khalifah adalah penguasa di seluruh dunia Islam yang mengurusi bidang agama dan
politik.
9. Khalifah haruslah seorang mujtahid besar dengan bantuan para ulama dalam
menerapkan prinsip hukum Islam sesuai dengan tuntutan zaman.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Rasyid Ridha sendiri adalah seorang jurnalis dan tokoh reformis Islam. Beliau memiliki nama
lengkap Muhammad Rasyid bin Ali Ridha bin Syamsuddin bin Baha'uddin Al-Qalmuni Al-
Husaini.
Rasyid Rida adalah murid Muhammad Abduh yang terdekat. Ia lahir pada tahun 1865 di Al-
Qalamun, suatu desa di Lebanon yang letaknya tidak jauh dari Kota Tripoli (Suria).
Beberapa pemikiran Rasyid Rida tentang pembaruan Islam adalah sebagai berikut:
3. Akal dapat dipergunakan untuk menafsirkan ayat dan hadis tanpa meninggalkan
prinsip umum.
5. Kemunduran umat Islam disebabkan banyaknya unsur bid’ahdan khurafat yang masuk
ke dalam ajaran Islam.
6. Kebahagiaan dunia dan akhirat diperoleh melalui hukum yang diciptakan Allah Swt.
8. Khalifah adalah penguasa di seluruh dunia Islam yang mengurusi bidang agama dan
politik.
9. Khalifah haruslah seorang mujtahid besar dengan bantuan para ulama dalam
menerapkan prinsip hukum Islam sesuai dengan tuntutan zaman.
3.2 Saran
Jika kita ambil poin singkat, Adapun ide pembaharuan yang dilakukan oleh Rasyid
Ridhaantara lain yaitu dalam bidang politik, bidang pendidikan, dan bidang keagamaan.1.
bidang politik, Rasyid Ridha memiliki pemikirian bahwa dengan negara kekhalifaan
umat bisa bersatu2. bidang pendidikan, Rasyid Ridha memiliki pemikiran bahwa perlunya
membangkitkan danmembangun serta memperluas lembaga pendidikan agar terhapusnya
orang-orang bodoh.Beliau juga menganjurkan dengan konsep jihad untuk menghadapi
tantangan modern barat.3. bidang keagamaan, Rasyid Ridha memiliki pemikiran bahwa umat
islam harus dibawa kembali kepada ajaran islam yang murni terbebas dari segala bid’ah yang
mendatang dan merujuk kepada sumber paling utama yaitu al-Qur’an dan as-Sunnah. Dan
menganjurkan ketoleransian antar madzhab.
DAFTAR PUSTAKA
https://www.scribd.com/document/409656682/Makalah-Rasyid-Ridha
https://www.kompas.com/stori/read/2023/02/09/180000579/biografi-muhammad-rasyid-
ridha-dan-pemikirannya?page=all#:~:text=Rasyid%20Ridha%20juga%20memiliki
%20ide,berupaya%20memajukan%20ide%20pengembangan%20kurikulum.
https://id.wikipedia.org/wiki/Rasyid_Ridha
https://an-nur.ac.id/rasyid-ridha-biografi-dan-pemikirannya/