Kelompok III:
1. Adelia Febrianti
2. Ario Pandu Adil Atallah
3. Nadia Finanta Sari
4. Nova Fadillah Putri
Kami menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini tidak terlepas dari bantuan
banyak pihak yang dengan tulus memberikan doa, saran dan keritik sehingga
makalah ini dapat terselesaikan.
Kami menyadari sepenuhnya bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna
dikarenakan terbatasnya pengalaman dan pengetahuan yang kami miliki. Oleh
karena itu, kami mengharapkan segala bentuk saran serta masukan bahkan kritik
yang membangun dari berbagai pihak. Akhirnya kami berharap semoga makalah
ini dapat memberikan manfaat bagi perkembangan dunia pendidikan.
ii
DAFTAR ISI
COVER ...................................................................................................................i
C. Tujuan ...........................................................................................................2
A. Kesimpulan....................................................................................................7
B. Saran .............................................................................................................7
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kelompok sosial dapat berupa kelompok sosial primer dan kelompok sosial
sekunder. Sedangkan komunikasi sosial dapat secara langsung maupun tidak
langsung. Kelompok social primer dengan hubungan langsung apabila tanpa
melalui perantara. Misalkan untuk mengenal lebih jauh dari kelompok primer
dapat kita lihat yaitu pada keluarga.
iv
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan
Makalah ini dibuat dengan maksud untuk membahas tentang mata pelajaran
pendidikan agama islam dengan judul hidayatus salihin yang dikemukakan
oleh abdus samad secara berkelompok dan dibentuk suatu makalah.
Berkelompok, dan arti penting hidup berkelompok dalam kelompok sosial.
Sehingga dengan pembahasan ini diharapkan siswa/i dapat semakin luas
wawasan dan pengetahuannya, yang akan sangat berguna ketika terjun di
dalam masyarakat.
v
BAB II
PEMBAHASAN
Dengan Sairus Salikin dan Hidayatus Salikin telah secara sangat cerdas
mengupas Lubab Ihya' Ulumuddin dan Bidayatul Hidayat karya Al-Ghazali.
Al-Palimbani tidak menempuh jalur kritik kepada kelemahan-kelemahan
karya Al-Ghazali, melainkan dia menyatakan kekaguman kepada sang ulama
ahli tasawuf akhlaqi yang masyhur itu. Untuk kekaguman itulah Al-Palimbani
menyempurnakan beberapa kelemahan itu, misalnya menjelaskan status
Alhadits yang dipakai Al-Ghazali sebagai dalil naqli di dalam dua kitab
tersebut.
Syech Abd al Shamad al Falembani adalah salah satu ulama sufi yang juga
mempunyai peran dalam penyebaran islam di Nusantara. Untuk
menanggulangi penyimpangan dan pengamalan ajaran keagamaan di
Nusantara, beliau menterjemahkan dua buah karya Al Ghazaliy, Lubab Ihya
Ulum al Din dan Bidayat al Hidayat.Dua karya tersebut menyajikan sebuah
sistem ajaran tasawuf, yang dikemudian hari al Falembani banyak juga
mengarang kitab-kitab tasawuf beberapa kitab terkenal diantaranya adalah
Kitab Hidayat al Salikin dan Siarus Salikin yang masih digunakan sampai
saat ini.
Dalam artikel ini akan membahas tentang isi dari dua kitab terkenal
karangan Syech Abd al Shamad al Falembani yakni Hidayat al Salikin dan
vii
Siarus Salikin. Choiriyah Choiriyah, “Pemikiran Syekh Abdussomad Al-
Palimbani Dalam Kitab Faidhal Ihsani (Tinjauan Terhadap Tujuan
Dakwah),”Ghaidan 1, no. 1 (2017): 41–49. hal. 413 Sulaiman Mohammad
Nur, “Hidayat Al Salikin (Analisa Hadis Dalam Mempengaruhi Budaya
Melayu Palembang),”Jurnal Ilmu Agama 17, no. 1 (2016): 79–95. hal. 14
Mohammad Nur.ibid. Biografi Syaikh Abdus Samad Al-Palimbani Beberapa
referensi menyatakan bahwa sejarah hidup Syekh Abdus Shomad al-
Palimbani masih belum banyak diketahui,karena di dalam tulisan-tulisannya
ia tidak memberikan keterangan tentang dirinya.
Beliau adalah anak didik dari ulama terkenal di kota Madinah yaitu Syekh
Muhammad Ibn Abdulkarim as-Sammani al-Madani. Ketika Abdus Shomad
berada di Mekkah, beliau pernah mengadakan komunikasi dengan Pangeran
Mangkubumi di Yogyakarta, Mangkunegaraan di Susuhunan Prabu Djaka di
Surakarta. Melaui surat-surat, beliau tidak hanya menyampaikan hal yang
berkaitan dengan ilmu agama saja, tetapi juga berhubungan dengan politik
dalam kaitannya dengan penjajahan Belanda.
viii
Kitab Hidayatus Salikin fi Suluki Maslakil Muttaqin Hidayatus Salikin yang
ditulisnya dalam bahasa Melayu pada 1192H/1778 M, sering disebut sebagai
terjemahan dari Bidayah al-Hidayah karya Al-Ghazali. Tetapi di samping
menerjemahkannya, Al-Palimbani juga Solihin, Melacak Pemikiran Tasawuf
di Nusantara (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2005). hal. 926 Abdullah
Syukri bin Idrus Shahab, Ziarah Kubra & Sekilas Mengenai Ulama dan
Auliya Palembang Darussalam (Palembang: Panitia Pelaksana Ziarah Kubra
Ulama dan Auliya Palembang Darussalam, 2005). hal. 697 Syekh Abdus
Shomad al-Palimbani, Hidayatus Shalikin, terj. oleh Kemas Andi Syarifudin,
Cetakan Ke3. (Surabaya: Pustaka Hikmah Perdana, 2013). hal. Ix membahas
berbagai masalah yang dianggapnya penting di dalam buku itu dengan
mengutip pendapat Al-Ghazali dari kitab-kitab lain dan para sufi yang
lainnya. Di sini ia menyajikan suatu sistem ajaran tasawuf yang memusatkan
perhatian pada cara pencapaian ma’rifah kesufian melalui pembersihan
batindan penghayatan ibadah menurut syariat Islam.Kitab Hidayatus Salikin
merupakan uraian dari kitab Bidayatul Hidayah, yaitu ringkasan kitab
Ihya Ulumuddin karangan Hujjatul IslamImam al-Ghazali. Berisikan
berbagai-bagai amalan berdasarkan al-Quran,Hadist dan pendapat para ulama.
Dalam penyusuan kitab ini, pengarang membagi kepada Muqaddimah dan 7
Bab serta diakhir dengan penutup. Isi kitab ini berjumlah 190 halaman.
ix
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Islam merupakan agama yang benar. Karena ajaran agama islam bersifat
komprehensif membahas masalah-masalah manusia baik dunia ataupun
akhirat. Dan agama islam merupakan agama yang sesuai dengan fitrah
manusia. Oleh
karena itu agama islam harus disebarluaskan kepada ummat manusia agar
dapat memeluk agama islam (bagi non muslim) serta memperdalam ajaran
islam (bagi kaum muslim). Dan salah satu jalan untuk menyebarluaaskan
agama islam adalah dengan berdakwah. Seperti diungkapkan sebelumnya,
bahwa islam adalah agama yang komprehensif dan tidak terkecuali dakwah.
B. Saran
Penelitian ini adalah bagian dari upaya penulis dalam memahami makna kata
Dakwah dalam al-Qur’an dengan berbagai macam maknanya. Kata Dakwah
x
bukanlah satu-satunya karya yang memiliki banyak makna, akan tetapi masih
banyak kosakata di dalam al-Qur’an yang perlu dikaji dan difahami lebih
mendalam dan terperinci sehingga tidak sebatas makna terjemahan.Dengan
adanya kajian ini, semoga bisa memperjelas makna Dakwah dalam al-Qur’an.
xi