INDIA
Dosen Pengampu :
Disusun Oleh:
1. Muhammad Asy’ari
MANDAILING NATAL
T. A 2024
KATA PENGANTAR
Puji sukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, karena atas karunia-Nya
kami dapat menyelesaikan tugas ini.
Penulis
DAFTAR ISI
BAB I
PENDAHULUAN
1.2 Permasalahan
Dengan di buatnya karya tulis ini, saya mempunyai tujuan pokok yang
ingin di capai adalah sebagai berikut:
a. Memenuhi Salah Satu Tugas Mata Pelajaran Agama.
b. Mengetahui Sejarah Kerajaan Mughal.
c. Menambah Wawasan Kita Tentang Sejarah Kerajaan Mughal.
1.4 Pembahasan
BAB II
PEMBAHASAN
B. Humayun (1530-1556),
Sepeninggal Babur, tahta Kerajaan Mughal diteruskan oleh anaknya
yang bemama Humayun. Humayun memerintah selama lebih dari
seperempat abad (1530-1556 M). Pemerintahan Humayun dapat dikatakan
sebagai masa konsolidasi kekuatan periode I. Sekalipun Babur berhasil
mengamankan Mughal dari serangan musuh, Humayun masih saja
menghadapi banyak tantangan. Ia berhasil mengalahkan pemberontakan
Bahadur Syah, penguasa Gujarat yang bermaksud melepaskan diri dari
Delhi. Pada tahun 1450 Humayun mengalami kekalahan dalam
peperangan yang dilancarkan oleh Sher Khan dari Afganistan. Ia
melarikan diri ke Persia.
D. Jahangir (1605-1627)
Kepemimpinan Jihangir yang didukung oleh kekuatan militer yang
besar. Semua kekuatan musuh dan gerakan pemberontakan berhasil
dipadamkan, sehingga seluruh rakyat hidup dengan aman dan damai. Pada
masa kepemimpinannya, Jehangir berhasil menundukkan Bengala (1612
M), Mewar (1614 M) Kangra. Usaha-usaha pengamanan wilayah serta
penaklukan yang ia lakukan mempertegas kenegarawanan yang diwarisi
dari ayahnya yaitu Akbar.
E. Syah Jihan (1628¬-1658)
Tampil meggantikan Jihangir. Bibit-bibit disintegrasi mulai tumbuh
pada pemerintahannya. Hal ini sekaligus menjadi ujian terhadap politik
toleransi Mughal. Dalam masa pemerintahannya terjadi dua kali
pemberontakan. Tahun pertama masa pemerintahannya, Raja Jujhar Singh
Bundela berupaya memberontak dan mengacau keamanan, namun berhasil
dipadamkan. Raja Jujhar Singh Bundela kemudian diusir. Pemberontakan
yang paling hebat datang dari Afghan Pir Lodi atau Khan Jahan, seorang
gubernur dari provinsi bagian Selatan. Pemberontakan ini cukup
menyulitkan. Namun pada tahun 1631 pemberontakan inipun dipatahkan
dan Khan Jahan dihukum mati.
F. Aurangzeb (1658-1707)
Menghadapi tugas yang berat. Kedaulatan Mughal sebagai entitas
Muslim India nyaris hancur akibat perang saudara. Maka pada masa
pemerintahannya dikenal sebagai masa pengembalian kedaulatan umat
Islam. Penulis menilai periode ini merupakan masa konsolidasi II Kerajaan
Mughal sebagai sebuah kerajaan dan sebagai negeri Islam. Aurangzeb
berusaha mengembalikan supremasi agama Islam yang mulai kabur akibat
kebijakan politik keagamaan Akbar.
B. Bidang Ekonomi
1) Terbentuknya sistem pemberian pinjaman bagi usaha pertanian.
2) Adanya sistem pemerintahan lokal yang digunakan untuk
mengumpulkan hasil pertanian dan melindungi petani. Setiap
perkampungan petani dikepalai oleh seorang pejabat lokal, yang
dinamakan muqaddam atau patel, yang mana kedudukan yang
dimilikinya dapat diwariskan, bertanggungjawab kepada atasannya
untuk menyetorkan penghasilan dan menghindarkan tindak kejahatan.
Kaum petani dilindungi hak pemilikan atas tanah dan hak
mewariskannya, tetapi mereka juga terikat terhadapnya.
3) Sistem pengumpulan pajak yang diberlakukan pada beberapa propinsi
utama pada imperium ini. Perpajakan dikelola sesuai dengan system
zabt. Sejumlah pembayaran tertentu dibebankan pada tiap unit tanah
dan harus dibayar secara tunai. Besarnya beban tersebut didasarkan
pada nilai rata-rata hasil pertanian dalam sepuluh tahun terakhir. Hasil
pajak yang terkumpul dipercayakan kepada jagirdar, tetapi para pejabat
lokal yang mewakili pemerintahan pusat mempunyai peran penting
dalam pengumpulan pajak. Di tingkat subdistrik administrasi lokal
dipercayakan kepada seorang qanungo, yang menjaga jumlah pajak
lokal dan yang melakukan pengawasan terhadap agen-agen jagirdar,
dan seorang chaudhuri, yang mengumpulkan dana (uang pajak) dari
zamindar.
4) Perdagangan dan pengolahan industri pertanian mulai berkembang.
Pada asa Akbar konsesi perdagangan diberikan kepada The British
East India Company (EIC) -Perusahaan Inggris-India Timur- untuk
menjalankan usaha perdagangan di India sejak tahun 1600. Mereka
mengekspor katun dan busa sutera India, bahan baku sutera, sendawa,
nila dan rempah dan mengimpor perak dan jenis logam lainnya dalam
jumlah yang besar.
C. Bidang Agama
1) Pada masa Akbar, perkembangan agama Islam di Kerajaan Mughal
mencapai suatu fase yang menarik, di mana pada masa itu Akbar
memproklamasikan sebuah cara baru dalam beragama, yaitu konsep
Din-i-Ilahi. Karena aliran ini Akbar mendapat kritik dari berbagai
lapisan umat Islam. Bahkan Akbar dituduh membuat agama baru. Pada
prakteknya, Din-i-Ilahi bukan sebuah ajaran tentang agama Islam.
2) Namun konsepsi itu merupakan upaya mempersatukan umat-umat
beragama di India. Sayangnya, konsepsi tersebut mengesankan
kegilaan Akbar terhadap kekuasaan dengan simbol-simbol agama yang
di kedepankan[22]. Umar Asasuddin Sokah, seorang peneliti dan Guru
Besar di Fakultas Adab UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta menyamakan
konsepsi Din-i-Ilahi dengan Pancasila di Indonesia. Penelitiannya
menyimpulkan, “Din-i-llahi itu merupakan (semacam Ideologi/dasar
pemerintahan Akbar) dan Pancasilanya bagi bangsa Indonesia.[23]
3) Perbedaan kasta di India membawa keuntungan terhadap
pengembangan Islam, seperti pada daerah Benggal, Islam langsung
disambut dengan tangan terbuka oleh penduduk terutama dari kasta
rendah yang merasa disia-siakan dan dikutuk oleh golongan Arya
Hindu yang angkuh. Pengaruh Parsi sangat kuat, hal itu terlihat dengan
digunakanya bahasa Persia menjadi bahasa resmi Mughal dan bahasa
dakwah, oleh sebab itu percampuran budaya Persia dengan budaya
India dan Islam melahirkan budaya Islam India yang dikembangkan
oleh Dinasti Mughal.
4) Berkembangnya aliran keagamaan Islam di India. Sebelum dinasti
Mughal, muslim India adalah penganut Sunni fanatik[24]. Tetapi
penguasa Mughal memberi tempat bagi Syi’ah untuk mengembangkan
pengaruhnya.
5) Pada masa ini juga dibentuk sejumlah badan keagamaan berdasarkan
persekutuan terhadap mazhab hukum, tariqat Sufi, persekutuan
terhadap ajaran Syaikh, ulama, dan wali individual. Mereka terdiri dari
warga Sunni dan Syi’i.
6) Pada masa Aurangzeb berhasil disusun sebuah risalah hukum Islam
atau upaya kodifikasi hukum Islam yang dinamakan fatwa Alamgiri.
Kodifikasi ini menurut hemat penulis ditujukan untuk meluruskan dan
menjaga syari’at Islam yang nyaris kacau akibat politik Sulakhul dan
Din-i- Ilahi.
B. Bidang Sosial
Semenjak Islam masuk ke India, pengaruh mendasar yang utama
adalah masalah penghapusan kasta yang telah mendarah daging ratusan
tahun lamanya. Islam tidak mengenal kasta, sehingga oleh sebagian
masyarakat Islam di India terutama pada kasta rendah, kedatangan Islam
disambut dengan senang hati. Dampaknya adalah terjadinya transformasi
sosial karena kesetaraan penduduk dalam memperoleh akses ekonomi dan
untuk bagian tertentu adalah menjadi pegawai pemerintah dan tentara.
Perubahan menonjol lainnya adalah masalah kesetaraan gender.
Keberadaan kaum wanita yang selama ratusan tahun menjadi kelompok
kelas dua terangkat oleh masuknya Islam di India. Upacara Sati
(menceburkan diri ke api seorang perempuan dalam pembakaran mayat
suaminya) terus terkikis oleh pengaruh Islam di India. Namun demikian
bukan berarti upacara Sati ini terhapus begitu saja di India. Sampai dengan
abad XX upacara Sati masih dilakukan oleh sebagian masyarakat India.
Kisah yang cukup menarik adalah munculnya empat ratu (raja
perempuan) di kerajaan Bhopal yang melepaskan diri dari Mohul abad
XIX. Salah satu dari keempat ratu tersebut adalah Syahjihan Begum
(1868-1901) yang menikah dengan seorang ulama besar Maulvi Sayid
Muhammad Shadieq Hasan Kan.
Tidak bisa dipungkiri bahwa pengaruh Islam di India telah
mengangkat jutaan kaum tertindas dari kasta rendah. Namun di sisi lain
kedatangan Islam menyebabkan kemunduran kebudayaan Hindu yang
telah berlangsung berabad-abad sebelum Masehi. Bahkan beberapa sikap
raja Muslim kadang menyakitkan sebagian masyarakat Hindu.
Hal ini tentu bukan disebabkan oleh ajaran Islam itu sendiri, tetapi
oleh sikap dan karakter individu raja tersebut. Sebagai contoh adalah
kebijakan yang dilakukan Aurangzib dalam memperlakukan masyarakat
Hindu. Misalnya ia melarang pembangunan kuil-kuil untuk orang
Hindu dan pemberlakuan pajak lebih berat pada masyarakat Hindu.16
Hal ini sebagai salah satu penyebab semakin memudarnya kewibawaan
kesultanan Moghul.
2) Bangunan
Sultan Akbar tidak hanya terkenal sebagai raja yang disegani
karena keberaniannya dalam peperangan. Pemerintahan beliau juga
meninggalkan berbagai bangunan penting seperti bangunan masjid dan
istana di kota Agra.
Pada tahun 1636 Sultan Shah Jahan berhasil menguasai dua
kerajaan penting berhasil dikuasai yakni Ahmadnagar dan Bijabur.
Pada saat perluasan kekuasaan tersebut permaisurinya Mumtaz-i-
Mahal meninggal tahun 1631. Begitu cintanya pada istrinya, Shah
Jahan mengenangnya dengan membuat mega proyek makam Mumtaz
Mahal yang artinya mutiara istana yang dibangun tahun 1631-1648
dengan melibatkan 20.000 pekerja17.
Bangunan makam tersebut dilengkapi dengan masjid dan taman
dengan arsitek tinggi. Kemashurannya sampai di penjuru benua, dan
saat ini merupakan salah satu keajaiban dunia.
Shah Jahan juga telah membuat rencana bangunan makam untuk
dirinya yang rencananya tidak kalah indahnya dengan Mumtaz Mahal.
Tetapi wasiat itu tidak dilaksanakan penggantinya Aurangzib yang
tidak menyukai kemegahan bangunan. Jenazah Shah Jahan
dimakamkan berdampingan dengan istri tercintanya Mumtaz Mahal.
Shah Jahan juga meninggalkan berbagai bangunan indah dan
megah lainnya seperti Masjid Ja’mi, Istana Shah Jahanabad, Masjid
Mutiara di Agra, Dewan di Delhi, Agra, dan Lahore merupakan
kekhasan bangunan dengan kreasi tinggi perpaduan arsitek Persia dan
India. Aurangzib, walaupun tidak meninggalkan bangunan sebesar
masa Shah Jahan, tetapi juga membangun masjid Badshahi di Lahor
dan Pearl Mosque di Delhi, walaupun kecil tetapi berninai arsitek
tinggi dan kemewahan bangunan.
B. Taj Mahal
Merupakan salah satu keajaiban dunia di bidang seni bangunan. Di
Taj Mahal inilah, istri Syah Jehan. Mumtaz Mahal, dimakamkan.
Bangunan makam yang terletak di pinggir Sungai Jamuna di Agra ini
dibangun selama dua belas tahun, dari 1631 hingga 1643.
Untuk melaksanakan pembangunan Taj Mahal, Syah Jehan
mengundang sejumlah ahli bangunan dari Iran, Arab, dan Turki.
Sementara itu, yang menyiapkan gambar rancang sekaligus pengawas
pembangunan ialah Ustad Isa Irani.
D. Masjid Moti
Masjid Moti atau Masjid Mutiara adalah bangunan tempat ibadah
yang terletak di dalam kompleks Benteng Merah. Masjid ini dibangun
pada tahun 1659 oleh Aurangzeb, penerus Syah Jehan, untuk dirinya
sendiri. Masjid Moti memiliki tiga buah kubah berukuran kecil berhiaskan
marmer putih. Arsitektur lain yang menonjol dari bangunan masjid ini
adalah desain lengkung yang menghiasi tiga buah lorong yang
menghubungkan bagian ruang utama masjid dengan halaman.
E. Masjid Badshahl
Bangunan tempat ibadah peninggalan Aurangzeb lainnya adalah
Masjid Badsyahi. Masjid ini terletak di sebelah barat Benteng Lahore.
Pintu besarnya terletak di bagian timur yang terbuat dari batu merah.
Untuk mencapai pintu ini, harus melalui 22 anak tangga.
Di setiap sudut masjid terdapat empat menara. Di dalam setiap
menara, terdapat 204 anak tangga. Masjid terbesar yang kini berada di
Pakistan itu mampu menampung sekitar 75 ribu orang untuk
melaksanakan shalat. Namun, setelah Aurangzeb mangkat, tidak ada lagi
bangunan-bangunan baru yang dibangun oleh Kerajaan Mughal di anak
benua India.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
3.2 Saran
DAFTAR PUSTAKA
1. Http://Muhlis.Files.Wordpress.Com/2007/08/Kerajaan-Islam-Mughal-Di-
India.Pdf
2. Http://Staff.Uny.Ac.Id/Sites/Default/Files/132304486/4.Pengaruh
%20islam%20di%20asia%20selatan.Pdf
3. Http://Mashajirismail.Wordpress.Com/2011/02/02/Sejarah-Peradaban-
Islam-Pada-Kerajaan-Mughal-India/
4. Http://Nasirsalo.Blogspot.Com/2008/09/Kerajaan-Mughal-Di-India-Asal-
Usul.Html
5. Http://Bataviase.Co.Id/Node/Bukti-Sejarah-Kerajaan-Islam-Mughal-
India.Pdf