Dosen Pengampu;
Disusun Oleh:
1
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah, Puji syukur kami haturkan kehadirat Allah SWT, karena atas berkat
rahmat, taufiq, hidayah serta karunia-Nya Makalah tentang Sejarah Peradaban Islam
dengan judul “Periode Islam Pada Masa Tiga Kerajaan Besar” dapat terselesaikan
dengan baik dan tepat pada waktunya. Adapun tujuan penulisan makalah ini adalah untuk
memenuhi tugas mata kuliah Sejarah Peradaban Islam.
Dalam Penyelesaian makalah ini, kami cukup banyak mengalami kesulitan
terutama disebabkan oleh kurangnya ilmu pengetahuan yang menunjang. Namun,berkat
bimbingan dan bantuan dari berbagai pihak, akhirnya makalah ini dapat terselesaikan
dengan cukup baik. Karena itu,sudah sepantasnya jika kami mengucapkan terimakasih
kepada:
1. Orang Tua dan Keluarga kami yang banyak memberikan motivasi
2. Bapak Dr. Moh. Sodiq,M.Pd.I Sebagai dosen pembimbing kami untuk
memberikan arahan dan bimbingan kepada kami setiap saat
3. Pihak-pihak yang sudah membantu terselesainya tugas makalah ini.
Kami sadar sebagai seorang mahasiswa makalah ini jauh dari kata sempurna dan
masih terdapat beberapa kekurangan,oleh karena itu kami sangat mengharapkan kritik
dan saran yang membangun dari pembaca untuk penyempurnaan makalah ini. Demikian
kata pengantar in dibuat,kami memohon maaf yang sebesar-besarnya apabila terdapat
kesalahan.
Wassalamu’alaikum Wr.Wb.
Tim Penyusun
2
DAFTAR ISI
A. Kata Pengantar 2
B. Daftar Isi 3
C. BAB I Pendahuluan 4
1. Latar Belakang 4
2. Rumusan Masalah 5
3. Tujuan 5
D. BAB II Pembahasan 6
5. Masa Kemajuan 15
6. Masa Kemunduran 18
8. Masa Kemajuan 20
9. Masa Kemunduran 22
1. Kesimpulan 23
3
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. RumusanMasalah
Berangkat asal paparan diatas, kita tarik beberapa pokok konflik yg menjadi
pembahasan pada makalah ini yaitu:
1. Sebutkan faktor-faktor yg menyebabkan dinasti Abassiyah mengalami
kemunduran!
2. Jelaskan kondisi peradaban Islam selesainya runtuhnya dinasti Abassiyah!
tiga. Jelaskan bagaimana masa pemerintahan Turki Usmani!
3. Sebutkan 3 kerajaan yg sangat berperan penting pada sejarah peradaban Islam!
4. Apa kemajuan yg dicapai oleh 3 kerajaan tersebut?
C. Tujuan
5
BAB II
PEMBAHASAN
A. DINASTI MUNGGAL INDIA
Dunia Islam pada Abad ke-17 bertumpu kepada tiga kerajaan besar, yaitu
Kerajaan Syafawi di Persia, Mughal di India, dan Turki Utsmani di Turki dengan dua
periode. Periode 1500-1700 merupakan fase kemajuan Islam melalui tiga kerajaan
besar tersebut. Kerajaan Mughal berdiri seperempat abad sesudah berdirinya
Kerajaan Syafawi. Jadi, di antara tiga kerajaan besar Islam tersebut, kerajaan inilah
yang termuda. Kerajaan Mughal bukanlah kerajaan Islam pertama di anak Benua
India.1 Jauh sebelum Kerajaan Mughal berdiri, sebenarnya semenjak abad I hijriyah,
Islam sudah masuk ke India.
1
Moh. Nurhakim. Sejarah dan Peradaban, 26
2
Ibid, 148
6
dan Kabul.
Di luar India Syah Syah Suri memperkokoh kekuasaanya dan
melakukan pembaruan dibidang administrasi, keuangan, perdagangan,
komunikasi keadilan, perpajakan, dan pertanian. Namun ia wafat pada 22 Mei
1545. Tahtanya digantikan kepada putranya Ismail Syah yang memerintah dari
1545-1553. Ia tidak sesukses ayahnya, setelah ia wafat. Tahtanya digantikan
kepada anaknya Firuz yang masih muda, berumur 12 tahun. Namun ia dibunuh
oleh pamannya sendiri, Mubariz Khan, yang menjadi penguasa meskipun
menghadapi tantangan.
Humayyun memanfa’atkan kekacauan pemerintahan musuhnya,
sehingga bisa merebut kembali Delhi dan Arga. Namun ia wafat karena
kecelakaan, jatuh dari lantai dua perpustakaan Sher Mandal, di Delhi, pada
Januari 1556.
5
Ibid., 149
6
Semacam Panglima Daerah Militer (Pangdam) yang memimpin divisi tentara
7
Siti Maryam, dkk, Sejarah , 184
8
Ibid., 184
9
Ibid., 185
10
Ibid.,185
8
b. Jahanghir (1605-1628 M)
11
Siti Maryam, dkk, Sejarah..., 189
9
Mughal.12
b. Bidang Ekonomi
Kontribusi Mughal dibidang ekonomi adalah memajukan
pertanian terutama untuk tanaman padi, kacang, tebu, rempah-
rempah, tembakau dan kapas. Pemerintah membentuk lembaga
khusus untuk mengatur masalah pertanian.
Disamping pertanian, pemerintah juga memajukan industry
tenun. Hasil industry ini banyak dekspor keluar negeri seperti Eropa,
Arabia, Asia Tenggara dan lain-lain. Pada masa Jahangir, banyak
investor asing yang diizinkan menanamkan investasinya, seperti
mendirikan pabrik pengolahan hasil pertanian di Surath.
12
.http://www.istijabangel.wordpress//2012/07/10/Kerajaan-Mughal-Kegemilangan-Sejarah-Islam-di-India.
13
Siti Maryam, dkk, Sejarah..., 187-188
10
warna-warni. Bangunan yang menunjukkan ciri ini antara lain: benteng
merah, istaa-istana, makam kerajaan dan yang paling tujuh keajaiban
dunia yang dibangun oleh Syekh Jehan khusus untuk istrinya Noor
Mahal yang cantik jelita. Bangunan lain yang bermotif sama adalah
Masjid Raya Delhi yang berlapis marmer dan sebuah istana di Lahore.
Kebijakan-kebijakan dalam pengembangan kebudayaan
ditampakkan adanya bentuk perpaduan antara unsur Islam dengan
Hindu. Bentuk ini misalnya dapat dilihat secara jelas pada arsitektur
dan lukisan pada beberapa benteng dan istana di Ajmer, Agra,
Allahabad, Lahore, dan Fathepur Sikri. Sejumlah bangunan dinding
yang berkelok-kelok untuk menyangga bagian atap, bentuk-bentuk
zoomorphic, motif lonceng dan rantai, dan sejumlah sarana lainnya,
seluruhnya telah digunakan dalam konstruksi bangunan masjid dan
istana zaman sebelumnya. Kubah yang lahir dari tradisi arsitektur
Muslim dipakai baik untuk masjid maupun kuil.
Bidang sastra juga menonjol. Banyak karya sastra yang diubah
dari bahasa Persia ke bahasa India. Pada masa Akbar berkembang
bahasa Urdu, yang merupakan perpaduan dari berbagai bahasa yang ada
di India. Bahasa urdu ini kemudian banyak dipakai di India dan Pakisan
sekarang. Sastrawan Mughal yang terkenal adalah malik Muhammad
Jayashi, dengan karya monumentalnya Padmavat, sebuah karya alegoris
yang mengandung kebajikan jiwa manusia. Sastrawan lain adalah Abu
Fadhl yang juga sejarawan. Karyanya berjudul Akbar Nama dan Ain e-
Akbari, yang mengupas sejarah Mughal berdasarkan figure
pimpinannya.14
14
Moh. Nurhakim. Sejarah dan Peradaban........................, 150
11
sejumlah besar uang dan tanah untuk membangun pusat pendidikan di
Lucknow.
Di tiap-tiap masjid memiliki lembaga ingkat dasar yang dikelola
oleh seorang guru. Pada masa Syah Jehan didirikan sebuah pergurua
tinggi di Delhi. Jumlah ini semakin bertambah ketika pemerintah
dipegang oleh Aurangzeb. Dibidang ilmu agama berhasil dikodifikasika
hokum islam yang dikenal dengan sebutan Fatwa-I-Alamgri.
Dari masa panjang sekitar tiga setengah abad Mughal berkuasa, tetapi
masa perkembangan dan kejayaannya hanya dapat dipertahankan sekitar satu
abad, yaitu sampai dengan masa Aurangzeb (1658-1707 M). Setelah masa
Aurangzeb, Mughal mengalami kemunduran secara berangsur-angsur dalam
waktu sekitar kurang dekiti dari dua abad. Di masa Sultan Bahadur Syah,
Mughal mengalami kejatuhannya yaitu ketika sultan terakhir Bahadur Syah
diusir dari istananya. Banyak faktor penyebab kemunduran dan
kehancurannya, antara lain. 16
15
Ibid., 189
16
Ibid., 150-151
13
2. Kelemahan Ekonomi. Kemunduran politik Mughal sangat
menguntungkan bangsa-bangsa Barat untuk menguasai jalur
perdagangan. Selanjutnya Inggris melalui Persyarikatan Dagang India
Timur atau The East India Company (EIC) menguasai perdagangan
India.
3. Intervensi Politik dan Militer dari kekuatan imperialis Barat. Konflik
laten antara kekuasaan Islam dengan umat hindu dimanfaatkan oleh
Barat dengan melakukan politik devide et impera.
4. Terjadi stagnasi dalam pembinaan kekuatan militer sehingga operasi
militer Inggris di wilayah-wilayah pantai tidak dapat segera dipantau
oleh kekuatan maritim Mughal.
5. Kemerosotan moral dan hidup mewah di kalangan elite politik, yang
mengakibatkan pemborosan dalam penggunaan uang negara.Pendekatan
Aurangzeb yang terlampau “kasar” dalam melaksanakan ide-ide puritan
dan kecenderungan asketisnya, sehingga konflik antaragama sangat
sukar diatasi oleh sultan-sultan sesudahnya
6. Semua pewaris tahta kerajaan pada paro terakhir adalah orang-orang
lemah dalam bidang kepemimpinan.
14
Safi al-Din (1252-1334 M). 17
Dalam rentang waktu yang tidak terlalu lama murid-murid tarekat ini
berubah menjadi tentara-tentara yang teratur, fanatik dalam kepercayaan mazhab
Syi’ah dan menentang setiap orang yang tidak bermazhab Syi’ah. Gerakan
Safawiyah selanjutnya bertambah luas dan berkembang sehingga yang pada
mulanya hanya gerakan keagamaan saja berkembang dan bertambah menjadi
gerakan politik.
2. Masa Kemajuan
Selama Daulah Safawiyah berkuasa di Persia (Iran) di sekitar abad ke-16
dan ke-17 M, masa kemajuannya hanya ada di tangan dua Sultan, yaitu: Ismail I
(1501- 1524 M), dengan puncak kejayaannya pada masa Sultan Syah Abbas I
(15581622 M).
3. Sultan Ismail
Dalam keadaan genting seperti ini terjadi persaingan segi tiga antara
pimpinan suku- suku Turki, pejabat-pejabat Persia dan tentara Qishilbash dalam
memperebutkan pengaruh dan kekuasaan untuk memimpin Daulah Safawiyah.
17
Hamka, Sejarah Umat Islam, Jilid 3, Jakarta: Bulan Bintang, 1981, h. 60.
15
Kondisi yang memprihatinkan tersebut baru dapat diatasi setelah Sultan
kelima Daulah Safawiyah Abbas I, naik tahta. Ia memerintah Daulah Safawiyah
selama empat puluh tahun (1588-1628 M).
Syah Abbas
Segera setelah Sultan Syah Abbas I diangkat menjadi Sultan, ia mengambil
langkah- langkah pemulihan kekuasaan Daulah Safawiyah yang sudah
memprihatinkan itu. Pertama, ia berusaha menghilangkan dominasi pasukan
Qizilbash atas Daulah Safawiyah dengan cara membentuk pasukan baru yang
anggota-anggotanya terdiri dari budak-budak berasal dari tawanan perang,
Georgia, Armenia dan Sircassia yang telah ada semenjak Sultan Tahmasp I, yang
kemudian disebutnya dengan pasukan “Ghullam”
Kedua, Mengadakan perjanjian damai dengan Turki Usmani, dengan syarat,
Abbas I terpaksa menyerahkan wilayah Azerbaijan, Georgia dan sebagian
wilayah Luristan. Selain jaminan itu, Abbas I berjanji tidak akan menghina tiga
khalifah pertama dalam Islam (Abu Bakar, Umar ibn Khattab dan Usman ibn
Affan) dalam khutbah-khutbah Jum’at. Sebagai jaminan atas syarat-syarat
tersebut, ia menyerahkan saudara sepupunya, Haidar Mirza sebagai Sandera di
Istambul.18
Usaha-usaha yang dilakukan Abbas I berhasil membuat pemerintahan
Daulah Safawiyah menjadi kuat kembali, setelah itu, dalam kondisi
pemerintahannya yang sudah stabil, Abbas I mulai memusatkan perhatiannya ke
luar berusaha mengambil kembali wilayah-wilayah kekuasaan Safawiyah yang
sudah hilang.
Pada tahun 1597 M Abbas I memindahkan ibu kota Daulah Safawiyah ke
Isfahan, sebagai persiapan untuk melanjutkan langkah melakukan perluasan
wilayah ekspansinya ke daerah-daerah bagian timur, setelah memperoleh
kemenangan-kemenangan di wilayah timur, barulah Abbas I mengalihkan
serangannya ke wilayah barat, berhadapan dengan Turki Usmani.19
16
mengambil wilayah-wilayah kekuasaan Daulah Safawiyah yang dulu diambil
Turki Usmani. Nampaknya rasa permusuhan dari dua Daulah Islamiyah yang
berbeda aliran agama (Syi’ah, Sunni) ini tidak pernah padam sama sekali. Kapan
ada kesempatan di situ mereka berperang Pada tahun 1602 M di saat Turki
Usmani berada di bawah pemerintahan Sultan yang lemah, Sultan Muhammad
III pasukan Abbas I mengarahkan serangan- serangannya ke wilayah-wilayah
yang dikuasai dulu oleh Turki Usmani tersebut, kemudian mereka menyerang
dan berhasil menguasai daerah Tabriz, Sirwan dan Baghdad.
Adapun yang menjadi faktor keberhasilan Abbas I dalam ekspansi wilayah,
antara lain, kuatnya dukungan militer, karena pada masa Abbas I sudah ada dua
kelompok militer, yaitu pasukan militer Qisilbash dan pasukan militer Ghullam
yang dibentuknya sendiri, mereka memberikan dukungan penuh bagi ekspansi-
ekspansinya.
Faktor kedua, ambisi Sultan yang sangat besar bagi memperluas wilayah
Daulah Safawiyah sehingga ia rela melakukan perjanjian damai dengan Turki
Usmani dan untuk itu ia menyerahkan sebagian wilayah kekuasaannya kepada
mereka, masa damai tersebut dipergunakannya menciptakan keamanan dalam
negerinya, bermodalkan keamanan tersebut ia dapat melakukan ekspansi ke luar.
Faktor ketiga, didukung oleh kecakapan diri Sultan yang berbakat dan
profesional dalam merancang strategi politik, kapan saatnya harus mengalah dan
kapan saatnya harus menyerang musuh.
Bila dibandingkan dengan dua Daulah lainnya, yaitu Daulah Turki Usmani
dan Daulah Mughal dalam waktu yang sama, kalau di bidang ilmu pengetahuan
Daulah Safawiyah ini jauh lebih unggul.20
5. Kemajuan kebudayaan dan seni
Setelah tercipta stabilitas politik, ekonomi dan keamanan dalam
pemerintahan Sultan Abbas I maka ia dapat mengalihkan perhatiannya pada
bidang lain; Sultan telah menjadikan kota Isfahan, ibu kota kerajaan, menjadi
kota yang sangat indah. Di kota tersebut berdiri bangunan-bangunan besar lagi
20
Hamka, Sejarah Umat Islam, Jilid 3, Jakarta: Bulan Bintang, 1981, h. 71-73.
17
indah, masjid-masjid, rumah-rumah sakit, sekolah-sekolah, jembatan-jembatan,
diperindah dengan taman-taman wisata yang ditata dengan baik, sehingga ketika
Abbas I wafat, di Isfahan telah terdapat 162 masjid, yang terbesar di antaranya
adalah masjid “Syah Isfahan”, 48 akademi, 1802 penginapan dan 273
pemandian umum.
5. Masa Kemunduran
Sepeninggal Abbas I Daulah Safawiyah berturut-turut diperintah oleh enam
Sultan yaitu Safi Mirza (1628-1642 M), Abbas II (1642-1667 M), Sulaiman
(1667- 1694 M), Husein (16941722 M), Tahmasp II (1722-1732 M) dan Abbas
III (1732-1736 M).
C. Turki Usmani.
21
Ibid, 73
19
Daulah Turki Usmani adalah satu-satunya daulah di antara sekian banyak
Daulah yang ada dalam Islam yang berhasil menaklukkan Konstantinopel
walaupun sudah banyak Daulah yang berusaha menaklukkannya sebelumnya.
Turki Usmani kembali menyumbangkan wilayah yang cukup luas bagi dunia
Islam, mereka berhasil melakukan ekspansi Islam ke Eropa Timur. Bahkan
mereka adalah satu-satunya yang berhasil menaklukkan Konstantinopel yang
menjadi ibu kota Kerajaan Romawi itu oleh Sultan Muhammad Al-Fatih (Sang
Penakluk) pada tahun 1453. M. Maka dengan dikuasainya Konstantinopel itu
pintu ekspansi ke Eropa semakin menjadi sukses dan terbuka.
Turki Usmani mengalami kemajuannya pada masa Sultan Muhammad II
(1451-1484 M) atau Muhammad Al-Fatah. Beliau mengalahkan Bizantium dan
menaklukkan Konstantinopel pada tahun 1453 M yang merupakan kekuatan
terakhir Imperium Romawi Timur. Pada masa Sultan Salim I (1512-1520 M),
ekspansi dialihkan ke Timur, Persia, Syiria dan Mesir berhasil ditaklukkannya.
Ekspansi tersebut dilanjutkan oleh putranya Sulaiman I (1520-1526 M) dan
berhasil menaklukkam Irak, Belgaro,kepulauan Rhodes, Tunis dan Yaman. Masa
beliau merupakan puncak keemasan dari kerajaan Turki Usmani, karena dibawah
pemerintahannya berhasil menyatukan wilayah yang meliputi Afrika Utara,
Mesir, Hijaz, Irak, Armenia, Asia Kecil, Krimea, Balkan, Yunani, Bulgaria,
Bosnia, Hongaria, Rumania sampai batas sungai Danube dengan tiga lautan, yaitu
laut Merah, laut Tengah dan laut Hitam.
c) Bidang Keagamaan
Agama dalam tradisi masyarakat Turki mempunyai peranan besar
dalam lapangan sosial dan politik. Masyarakat di golongkan berdasarkan
agama, dan kerajaan sendiri sangat terikat dengan syariat sehingga fatwa
ulama menjadi hukum yang berlaku. Oleh karena itru, ajaran ajaran
thorikot berkembang dan juga mengalami kemajuan di Turki Usmani. Para
Mufti menjadi pejabat tertinggi dalam urusan agama dan beliau
mempunyai wewenang dalam memberi fatwa resmi terhadap problem
22
Hitti, Philip K. 2006. History of The Arab: Rujukan Induk dan Paling Otoriatif Tentang Sejarah Peradaban Islam,
Penj. Cecep Lukman Yasin dan Dede Slamet Riyadi. Jakarta: PT. Serambi Ilmu Semesta. Cet. Ke II, hal. 713-714
21
keagamaan yang terjadi dalam masyarakat.
22
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Tiga kerajaan Islam yang berperan penting dalam peradaban Islam yang
telah dibahas diatas terbentuk pada akhir abad ke-15 dan awal abad ke-16. Tiga
kerajaan Islam tersebut adalah Kerajaan Usmani di Turki,Kerajaan Mughal di India
dan Kerajaan Safawi di Persia. Tiga kerajaan Islam yang berperan penting dalam
peradaban Islam tersebut memprioritaskan pandangan kepada tradisi demokratis
Islam dan Membangun imperium absolut. Nampaknya setiap sendi kehidupan
mereka dijalankan dengan ketepatan sistematis serta birokratis dan berbagai kerajaan
yang mengembangkan sebuah administrasi yang rumit.
Setelah runtuhnya Bani Abbasiyah,Tiga kerajaan ini membangkitkan
kembali kejayaan Islam. Tetapi,meski mereka membangkitkan kembali kejayaan
Islam,hasil kemajuan yang dicapai oleh ketiga kerajaan besar ini berbeda dengan
kemajuan yang dicapai pada masa klasik Islam. Kemajuan yang didapat pada masa
klasik Islam lebih kompleks. Seperti contohnya pada bidang ilmu keagamaan,umat
Islam sudah bertaklid kepada imam besar yang lahir pada masa kerajaan Islam.
Apabila terdapat mujtahid,maka ijtihad yang dilakukan adalah ijtihad fi al-
madzhab,adalah ijtihad yag masih berada dalam batas-batas madzhab tertentu. Tetapi
bukanlah ijtihad mutlak,melainkan hasil pemikiran bebas yang mandiri. Filsafat
dianggap bid’ah. Tetapi pada masa klasik,Umat islam mengalami kemajuan di
bidang peradaban,kebudayaan,dan juga bidang politik,seperti pada bidang ilmu
pengetahuan dan pemikiran filsafat,pada masa Tiga kerajaan besar kemajuan dalam
bidang filsafat kecuali sedikit berkembang di kerajaan Safawi Persia. Juga ilmu
pengetahuan umum sukar untuk didapat. Yang dapat dibanggakan dalam masa ini
adalah hanya pada bidang kemiliteran,politik dan kesenian.
23
24