Anda di halaman 1dari 17

MAKALAH

DINASTI-DINASTI FATIMIYAH DAN AGHLABIYAH


Disusun Untuk Memenuhi Tugas Terstuktur
Mata Kuliah : Sejarah Peradaban Islam Klasik
Dosem Pengampu : Akhmad Affandi, M,Ag

Disusun Oleh :
Kelompok 7
A.Zeni Amsari (1708101114)
Melisah (1908101072)
Farhaul Auliani (1908101044)

Kelas : PAI B / 4

KEMENTRIAN AGAMA REPUBLIK INDONESIA


ISTITUT AGAM ISLAM NEGERI (IAIN)
SYEKH NURJATI CIREBON
2020/2021

i
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT, yang telah memberikan Rahmat dan Karunia-
Nya kepada kita semua sehingga kami bisa menyelesaikan makalah ini. Sholawat beserta
salam selalu tercurah kepada Nabi kita Muhammad SAW., beserta keluarga-Nya,
sahabat-sahabat-Nya, dan kita selaku umatnya hingga akhir zaman.

Adapun makalah ini kami buat untuk menyelesaikan tugas dari mata kuliah
Sejarah Perdaban Islam Klasik yang berjudul “Dinasti-Dinasti Fatimiyah dan
Abghaliyah”. Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna. Hal ini
karena kemampuan dan pengalaman kami yang masih ada dalam keterbatasan. Untuk itu,
kami mengharapkan saran dan kritik yang sifatnya membangun, demi perbaikan dalam
makalah ini yang akan datang.

Semoga makalah ini bermanfaat bagi kita semua serta terutama bagi para
pembaca dan kami mengucapkan banyak terimakasih kepada teman-teman dan kepada
Bapak Akhmad Affandi, M,Ag yang selalu memberi arahan agar pembuatan makalah ini
bisa terselesaikan dengan baik. Akhir kata kami sampaikan terimakasih kembali, semoga
Allah SWT senantiasa meridhai segala usaha kita.

Amin

Cirebon, 02 April 2021

Penyusun

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR…………………………………………………………………………….i
DAFTAR ISI……………………………………………………………………………………...ii
BAB I PENDAHULUAN…………………………………………………………………………1
A. Latar Belakang…………………………………………………………………………….1
B. Rumusan Masalah…………………………………………………………………………1
C. Tujuan Masalah……………………………………………………………………………1
BAB II PEMBAHASAN………………………………………………………………………….2
A. Masa Dinasti Fathimiyah………………………………………………………………….2
B. Para penguasa Dinasti Fathimiyah………………………………………………………...2
C. Kemajuan Peradaban pada Dinasti Masa Dinasti Fathimiyah…………………………….5
D. Kemunduran dan Kehancuran Dinasti Fathimiyah………………………………………..8
E. Berdirnya Dinasti Aghlabiyah…………………………………………………………...10
F. Keberhasilan Dan Kemunduran Yang Dicapai Dinasti Aghlabiyah……………………..11
BAB III KESIMPULAN…………………………………………………………………………13
DAFTAR PUSTAKA……………………………………………………………………………14

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Perkembangan peradaban dan kebudayaan serta kemajuan besar yang dicapai Dinasti
Abbasiyah pada periode pertama telah mendorong para penguasa untuk hidup mewah,
bahkan cenderung ingin lebih mewah dari pendahulunya, Kehidupan mewah khalifah-
khalifah ini ditiru oleh para hartawan dan anak-anak pejabat. Kecendrungan bermewah-
mewah dtambah dengan kelemahan khalifah dan faktor lainnya menyebabkan roda
pemerintahan terganggu dan rakyat menadi miskin. Kondisi ini memberi peluang kepada
tentara profesional untuk mengambil kendali pemerintah. Usaha mereka berhasil
sehingga kekuasaan sesungguhnya berada ditangan mereka. Sementara kekuasaan bani
abbasiyah didalam khalifah abbasiyah yang didirikan mulai pudar, dan ini merupakan
awal dari keruntuhan dinasti ini, meskipun setelah itu usianya masih dapat bertahan lebih
dari empat ratus tahun.

Akibat dari kebijakan yang lebih menekankan pembinaan peradaban dan kebudayaa
islam dari persoalan politk itu, provinsi-provinsi tertentu dipinggiran mulai lepas dari
genggaman penguasa Bani Abbas. Ini bisa terjadi dalam salah satu dari dua cara: pertama,
seorang pemimpin lokal memimpin suatu pemberontakan dan berhasil memperoleh
kemerdekaan penuh. Kedua, seorang yang ditunjuk menjadi gubernur oleh khalifah,
kedudukannya semakin bertambah kuat,seperti daulah Aghlabiyah ditunisia.

B.Rumusan Masalah
1. Apa itu dinasti aghlabiyah
2. Apa itu dinasti fatimiyah
3. Apa saja kemunduran Dinasti Fatimiyah
C.Tujuan Penulisan
1. Menjelaskan dinasti aghlabiyah
2. Menjelaskan dinasti fatimiyah
3. Untuk mengetahui kemunduran Dinasti Fatimiyah

1
BAB II
PEMBAHASAN

A. Dinasti Fatimiyah 909-1171

1. Masa Dinasti Fatimiyah


Diantara beberapa dinasti Syi’ah didalam islam, dinasti fatimiahlah yang bisa disebut
paling besar.kemelut dalam lingkungan dau;at Fathimiyah (909-1171 M) di Mesir itu
memuncak pada tahun 556 H/1161 M sampai kepada tumbang pada tahun 567 H/1171M.
Dinasti Fatimiah ini didirikan oleh kaum Syi’ah dari sekte Ismailiah. Berdirinya dinasti
Fathimiyah dilatarbelakangi melemahnya Dinasti Abbasiyah. Ubaidillah Al-Mahdi
mendirikan Dinasti Fathimiyah yang lepas dari kekuasaan Abbasiyah. Dinasti ini
mengalami puncak kejayaan pada masa kepemimpinan Al-Aziz. Kebudayaan Islam
berkembang pesat pada masa Dinasti Fathimiyah, yang ditandai dengan berdirinya
Masjid Al-Azhar. Masjid ini berfungsi sebagai pusat pengkajian Islam dan ilmu
pengetahuan.

2. Para penguasa Dinasti Fathimiyah

1. Al-Mahdi (909-934 M).

Al-Mahdi merupakan penguasa Fathimiyah yang cakap. Dua tahun semenjak


penobatannya, ia menghukum mati pimpinan propaganda yakni Abu Abdullah Al-
Husain karena terbukti bersekongkol dengan saudaranya yangbernama Abdul Abbas
untuk melancarkan perebutan jabatan Khalifah. Pada tahun 920 H, Khalifah Al-
Mahdi mendirikan kota baru di pantai Tunisia dan menjadikannya sebagai ibu kota
Fathimiyah. Kota ini dinamakan kota Mahdiniyah.

2. Al-Qa’im (934-949 M)

Al-Mahdi digantikan oleh puteranya yang tertua yang bernama Abdul Qasim dan
bergelar Al-Qa’im. Al-Qa’im merupakan prajurit pemberani, hampir setiap ekspedisi
militer dipimpinnya sendiri secara langsung. Ia merupakan khalifah pertama yang

2
menguasai lautan tengah. Al-Qaim meninggal pada tahun 946 M. Al-Qaim digantikan
olehputranya yang bernama Al-Manshur.

3. Mu’iz Lidinillah (965-975 M)

Ketika Al-Manshur meninggal putranya yang bernama Abu Tamim Ma’ad


menggantikan kedudukannya sebagai khalifah dengan bergelar Mu’iz Lidinillah.
Banyak keberhasilan yang dicapainya. Pertama kali ia menetapkan untuk
mengadakan peninjauan keseluruh penjuru wilayah kekuasaanya untuk mengetahui
kondisi yang sebenarnya. Selanjutnya, Mu’iz menetapkan langkah-langkah yang
harus ditempuh demi tercapainya keadilan dan kemakmuran. Pada tahun 969 M,
Jauhar berhasil menduduki Fustat tanpa suatu perlawanan. Jauhar segera membangun
kota Fustat menjadi kota baru dengan nama Qahirah (kairo).

Semenjak tahun 973 M kota ini dijadikan sebagai ibu kota pemerintahan dinasti
Fathimiyah. Selanjutnya Mu’iz mendirikan masjid Al-Azhar. Masjid ini oleh khalifah
Al-Aziz dijadikan sebagai pendidikan tinggi Al-Azhar. Khalifah Mu’iz meninggal
pada tahun 975 M, setelah memerintah selama 23 tahun, ia merupakan khalifah yang
terbesar. Ia adalah pendidiri dinasti Fathimiyah di Mesir.

4. Al-Aziz (975-996 M)

Al-Aziz menggantikan kedudukan ayahnya, Mu’iz. Kemajuan imperium


Fathimiyah mencapai puncakanya pada masa pemerintahan ini. Pembangunan fisik
dan seni arsitektur merupakan lambang kemajuan pada masa ini. Bangunan megah
banyak didirikan dikota kairo. Al-Aziz meninggal pada tahun 996 M dan bersamaan
dengan ini berakhirlah kejayaan dinasti Fathimiyah.

5. Al-Hakim (996-1021 M)

Sepeninggal Al-Aziz, khalifah Fahimiyah oleh anaknya yang bernama Abu Al-
Mansyur Al-Hakim. Ketika naik tahta ia berusia sebelas tahun. Selama bertahun-
tahun Al-Hakim berada di bawah pengaruh seorang gubernurnya yang Barjawan.

3
Pada tahun 1306 M, ia menyelesaikan pembangunan Dar Al-Hikmah sebagai sarana
penyebaranteologi Syi’ah, sekaligus untuk kemajuan kemajuan kegiatan pengajaran.

6. Az-Zahir (1021-1036 M)

Al-Hakim digantikan oleh putranya yang bernama Abu Hasyim Ali dengan gelar
Az-Zahir. Ia naik tahta pada usia enam belas tahun, sehingga pusat kekuasaan
dipegang oleh bibinya yang bernama Sitt Al-Mulk. Sepeninggal bibinya, Az Zahir
menjadi raja boneka ditangan menterinya. Pada masa pemerintahan ini rakyat
menderita kekurangan bahan makanan harga barang tidak dapat terjangkau. Kondisi
ini disebabkan terjadinya musibah banjir terus menerus. Az-Zahir meninggal pada
1036 M, setelah memerintah selama 16 tahun.

7. Al-Muntasir (1036-1095)

Az-Zahir digantikan oleh anaknaya yang bernama Abu Tamim Ma’ad yang
bergelar Al-Muntasir, pemerintahannya selama 61 tahun. Pada masa ini kekuasaan
Fathimiyah mengalami kemunduran secara drastis. Sepeninggal Al Muntasir pada
tahun 1095 M, imperium Fathimiyah dilanda konflik dan permusuhan. Tidak ada
seorang pun khalifah sesudah Al-Mutasir mampu mengendalikan kemerosotan
imperium ini.

8. Al-Musta’li (1095-1101 M)

Putra termuda Al-Mustansir yang bergelar Al-Musta’li menduduki tahta


kekhalifahan sepeninggal sang ayah al Mustansir. Setelah Al-Musta’li meninggal,
anaknya yang masih muda bernama Al-Amir Manshur dengan gelar Al Amir
dinobatkan sebagai khalifah. Setelah Al-Amir menjadi korban pembunuhan politik,
kemenakan Al-Hafiz memproklamirkan diri sebagai khalifah. Anaknya Abu Manshur
Ismail, dengan gelar Az-Zafir menggantikan kedudukan ayahnya setelah Al-Hafiz
wafat. Az-Zafir meninggal pada tahun 1154 M Anak Az-Zafir yang masih kecil
menggantikan kedudukan ayahnya dengan gelar Al-Faiz, ia meninggal sebelum
dewasa dan digantikan kemenekannya Al-Azid. Al-Azid keras untuk menegakkan
kedudukannya dari serangan raja Yarusalem.
4
Dalam keadaan yang kacau, datang sultan Shalahuddin Al Ayyubi, pejuang dalam
perang salib. Sultan Shalahuddin menurunkan Al-Azid dari khalifah Fathimiyah pada
tahun 1171 M. Degan demikian, dinasti Fathimiyah ini sudah berakhir.

3. Kemajuan Peradaban pada Dinasti Masa Dinasti Fathimiyah

a) Bidang Politik

Pada masa pemerintahan Fatimiyah, Negara dipimpin oleh seorang imam atau
khalifah, para imam bagi fatimi memang sesuatu yang diwajibkan, ini merupakan
penerapan kekuasaan yang turun temurun, mulai dari Nabi Muhammad, Ali bin Abi
Thalib, kemudian selanjutnya di teruskan oleh para imam. Imamah ini diwariskan
dari seorang bapak kepada anak laki-laki yang paling tua dari keturunan mereka. Dan
menjadi syarat pent- ing yang harus dipenuhi dalam pengangkatan seorang imam
adalah adanya nash atau wasiat khusus dari imam sebelumnya.1 Baik wasiat yang
dikemukakan di hadapan umat islam secara umum, atau hanya diketahui oleh orang-
orang tertentu sebagian dari mereka saja.

Bentuk pemerintahan pada masa Fatimi- yah merupakan suatu bentuk


pemerintahan yang dianggap sebagai pola baru dalam sejarah Mesir. Dalam
pelaksanaannya Khalifah adalah kepala yang bersifat temporal dan spiritu- al.
Pengakatan dan pemecatan penjabat tinggi berada di bawah kontrol kekuasaan
Khalifah.

Keberhasilan Pemerintahan Fatimiah yang dapat menaklukan mesir merupakan


kesuksesan yang besar. secara politis dinasti Fatimiah merupakan ancaman tersendiri
bagi kekuasaan Dinasti Abbasiyah.Kekuasaan Fatimiah yang demikian luas didukung
oleh kondisi politik yang stabil dan perekonomian yang bagus.

Masjid al-Azhar yang kemudian berkembang menjadi universitas al-Azhar


dibangun pada masa awal pendudukan orang-orang Fatimiah ke Mesir ini. Demikian

1
Ajid Thohir, Opcit, 117.

5
juga Kota Kairo yang dibangun megah dan dipercantik.
b) Bidang Adminstrasi

Kementrian negara terbagi menjadi dua yaitu ahli pedang dan ahli pena. Ahli
pedang menduduki urusan militer dan keamanan serta pengawal pribadi sang
Khalifah. Ahli pena menduduki beberapa jabatan:

1) Hakim,

2) Pejabat atau Dar Al-Hikmah,

3) Inspektur pasar yang bertugas menertibkan pasar dan jalan, 4

4) Pejabat keuangan yang menangani segala urusan keuangan negara,

5) Regu pembantu istana,

6) Petugas pembaca Al-Qur’an. Tingkat terendah ahli pena adalah pegawai


negeri yaitu petugas penjaga dan juru tulis dalam berbagai departemen.

c) Kondisi sosial

Mayoritas khalifah Fathimiyah bersikap moderat penuh perhatian kepada urusan


agama nonmuslim. Mayoritas khalifah Fathimiyah berpola hidup mewah dan
santai.dinasti Fathimiyah berhasil dalam mendirikan sebuah negara yang sangat luas
dan peradaban yang berlainan didunia timur. Hal ini sangat menarik perhatian karena
sistem administrasinya yang sangat baik sekali, aktivitas artistik, luasnya toleransi
relijiusa, efisiensi angkatan perang dan angkatan laut, kejujuran pengadilan dan
turutamannya perlindungannya terhadap ilmu pengetahuan dan kebudayaan.

d) Kemajuan ilmu pengetahuan dan kesustraan

Seorang ilmuwan yang paling terkenal pada masa Fatimiyah adalah Yakub Ibnu
Killis. Ia berhasil membangun akademi-akademi keilmuan yang mengahabiskan
ribuan dinar perbulannya. Pada masanya, ia berhasil mem- besarkan seorang ahli fisika
yang bernama Muhammad Attamimi. Disamping Attamimi ada juga seorang ahli

6
sejarah yang bernama Muhammad Ibnu Yusuf Al Kindi dan Ibnu Salamah Al
Quda’i. seorang ahli sastra yang muncul pada masa Fatimiyah adalah Al Aziz yang
berhasil membangun masjid Al Azhar.2

Kemajuan keilmuan yang paling fundamental pada masa Fatamiyah adalah ke-
berhasilannya membangun sebuah lembaga keilmuan yang disebut Darul Hikam atau
Darul Ilmi yang dibangun oleh Al Hakim pada tahun 1005 Masehi. Ilmu astronomi
banyak dikembangkan oleh seorang astronomis yaitu Ali Ibnu Yunus kemudian Ali
Al Hasan dan Ibnu Haitam. Dalam masa ini kurang lebih seratus karyanya tentang
matematika, astronomi, filsafat dan kedokteran telah dihasilkan.
Ibnu khilis merupakan salah seorang wizir Fathimiyah yang sangat
memperdulikan pengajaran. Ia mendirikan sebuah lembaga pendidikan dan
memberinya subsidi setiap bulan Khalifah Fathimiyah mendirikan sejumlah sekolah
dan perguruan tinggi, perpustakaan umum dan lembaga ilmu pengetahuan. Para
khalifah Fathimiyah yang umumnya mencintai berbagai seni termasuk seni arsitektur.
Khalifah juga mendatangkan sejumlah arsitek Romawi untuk membantu
menyelesaikan tiga buah gerbang raksasa di Kairo dan benteng-benteng perbatasan
wilayah Bizantium.

e) Bidang Ekonomi

Mesir mengalami kemakmuran ekonomi dan fitalitas kultural yang mengungguli


Irak dan daerah-daerah lainnya. Hubungan dagang dengan dunia non Islam dibina
dengan baik termasuk dengan India dan negeri-negeri mediterania yang beragama
Kristen.

Pada suatu festival, Khalifah kelihatan sangat cerah dan berpakaian indah. Istana
Khalifah yang dihuni oleh 30.000 orang terdiri dari 1.200 pelayan dan pengawal juga
terdapat masjid-masjid, perguruan tinggi, rumah sakit dan pemondokan Khalifah yang

2
Jamaluddin Surur Muhammad, Tarikh ad Daulah Fathimiyah (Kairo: Dar al Fikr, al Arabi,1995).

7
berukuran sangat besar menghiasi kota Kairo baru. Pemandian umum yang dibangun
dengan baik terlibat sangat banyak disetiap tempat di kota itu. Pasar yang mempunyai
20.000 toko luar biasa besarnya dan dipenuhi berbagai produk dari seluruh dunia.
Keadaan ini menunjukkan bahwa kemakmuran yang begitu berlimpah dan kemajuan
ekonomi yang begitu hebat pada masa Fatimiyah di Mesir.

Di segi pertanian Dinasti Fatimiyah juga mengalami peningkatan, keberhasilan


pertanian di Mesir pada masa ini bisa dikelompok- kan kepada dua sektor:

1. Daerah pinggiran-pinggiran sungai Nil

2. Tempat-tempat yang telah ditentukan pemerintah untuk dijadikan lahan per-


tanian.

Sungai Nil merupakan sebagian pendukung bagi kelansungan hidup orang-orang


Mesir, kadang-kadang sungai nil ini menuai penyusutan air sehingga masyarakat
merasa kesulitan untuk mengambil air untuk dimi- num, untuk binatang ternak,
maupun untuk pengairan tanam-tanaman mereka, namun se- baliknya adakalanya
sungai nil ini pasang naik, sehingga dataran-dataran Mesir kebanjiran, menyebabkan
kerusakan lahan dan tanaman. Untuk mengatasi hal tersebut mereka mem- buat
gundukan-gundukan dari tanah dan batu sebatas tinggi air takkala banjir.3

4. Kemunduran dan Kehancuran

a. Kemunduran

Para sejarawan menyimpulkan kemunduran dinasti Fatimiah disebabkan oleh


beberapa faktor sebagai berikut:

 Figur khalifah yang lemah

3
M. Lapidus Ira, Sejarah Sosial Ummat Islam (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 1999), 533,537.

8
Khalifah yang dianggap figur yang lemah disebabkan oleh beberapa hal.
Diantaranya adalah diangkat dalam usia muda.
Terdapat beberapa nama khalifah yang diangkat dalam usia muda, diantaranya
adalah khalifah al-Hakim yang diangkat dalam usia 11 tahun .al-Zahir juga
menjadi khalifah pada usia 16 tahun, al-Muntashir usia 11 tahun. Karena faktor
usia khalifah masih muda terkadang muncul sikap sewenang-wenang khalifah.

 Perebutan kekuasaan di Tingkat Istana

Sebagai akibat dari diangkatnya khalifah di usia muda mengakibatkan peranan


wazir menjsdi sangat penting dan kompetitif, sehingga perebutan kekuasaan
antara Wazir tak terhindarkan lagi. Konflik yang terjadi semakin hari semakin
melemahkan kekuasaan khalifah fatimiah. Demikian juga pada masa al-Adhid
juga terjadi pertentangan, terutama perebutanan wazir antara Syawar dan Dirgham.
Dan dari pertentangan inilah secara berangsur-angsur Dinasti fatimiah mengalami
kehancurannya.

 Konflik di tubuh Militer

Pada masa khalifah al-Muntashir, di masa ini kekuasaan Dinasti Fatimiah


merosot tajam. Tentara profesional betul-betul tidak bisa dikendalikan sang
khalifah. Kelompok-kelompok militer yang yang terdiri dari orang turki,Sadan,
Barbar, dan Armenia bersaing sengit dan terkadang terjadi pertempuran diantara
mereka.

 Bencana alam berkepanjangan

Pada masa al-Muntashir, selama 7 tahun (1065-1072), Mesir ditimpa musibah


kelaparan akibat kekeringan. Sungai nil sebagai urat nadi wilayah Mesir saat itu
mengalami kekeringan menyebabkan pertanian mengalami kegagalan.

 Keterlibatan non-islam dalam pemerintahan

9
Sebagian orang non-muslim dipercaya menjadi mentri,petugas pajak, dan
bahkan penasehat dalam bidang politik, ekonomi dan ilmu pengetahuan, juga
terdapat para dokter dan para pejabat yang mengendalikan kerja operasional
kekhalifahan.kenyataan ini secara berangsur-angsur dapat melemahkan dan
menggerogoti kondisi kekhalifahan Fatimiah,

b. Kehancuran

Setelah kekuasaan berjalan sekitar dua setengah abad, kemudian khalifah


fathimiyah mengalami kehancuran, kehancuran ini terjadi pada masa kekhalifahan al-
Adhid. Kehancuran ini selain dari akumulasi berbagai faktor juga disebabkan oleh
adanya kekuatan kaum salajiqah dan pasukan salib yang banyak terlibat dalam
urusan-urusan kekhalifahan. Para wasir juga mempertahankan kekuasaannya
sehingga konflik-konflik kerap muncul dimasa khalifah al-Adhid.

Pada tahun 1171 M khalifah al-Adhid meninggal dunia, maka dengan demikian
hancurlah sudah kekuasaan khalifah fathimiyah setelah berkuasa sekitar 280 tahun.
Kemudian kekuasaan dipimpim oleh Shalahuddin dengan dinasti keturunannya yaitu
dinasti Ayyubiyah.4

B. Dinasti Aghlabiyah (148-296H/800-909M)

1. Berdirnya Dinasti Aghlabiyah


Dinasti Aghlabiyah didirikan di Aljazariyah dan sisilia oleh Ibrahim bin Aghlab,
seorang yang dikenal mahir di bidang administrasi. Dengan kemampuan Ilmu
administrasinya, ia mampu mengatur roda pemerintahannya dengan baik.Dinasti
Aghlabiyah merupakan tonggak terpenting dalam sejarah konflik Berkepanjangan antara
asia dan eropa.dibawah pimpinan Ziyadatullah 5 ,suatu Armada bajak laut dikerahkan
untuk menggoyang pesisir Italia, perancis, cosica dan sardina. kemudian pada tahun 827

4
Sejarah Peradaban Islam hlm 248-257

5
Yatim Badri Dr, MA, Sejarah Peradaban Islam, Ed.1-20-Jakarta: PT Raja Grafindo Persada Jakarta 2008

10
M, Ziyadatullah mengirim sebuah Ekspedisi untuk merebut sisilia dari Bizantium dan
berhasil dikuasai pada tahun 902 M.sisilia yang berada dipulau laut tengah tersebut
dijadikan pangkalan Untuk penyerangan daratan,daratan eropa yang kristen.Konstribusi
terpenting Dalam ekspedsi tersebut adalah menyebarnya peradaban islam hingga ke eropa.
Bahkan ronaisans di Italia terjadi karena transmisi ilmu pengetahuan melalui Pulau ini.
Secara periodik,Dinasti Aghlabiyah dikuasai oleh beberapa penguasa,yaitu :

 Ibrahim bin Aghlab 800 – 811 M

 Abdullah I bin Ibrahim 811 – 816 M

 Ziyadatullah bin Ibrahim 816 – 837 M

 Abu Iqbal bin Ibrahim 838 – 841 M

 Abu Al-Abbas Muhammad 841 – 856 M

 Abu Ibrahim Ahmad 856 – 863

 Ziyadatullah II bin Ahmad 864 – 874 M

 Ibrahim II bin Ahmad 874 – 902 M

 Abu Al-Abbas Abdullah II 902 – 903 M

 Abu Mudhar Ziyadatullah III 903 – 909 M

2. Keberhasilan Dan Kemunduran Yang Dicapai Dinasti Aghlabiyah


Dinasti aghlabiyah terkenal dengan prestasinya di bidang arsitektur, terutama dalam
pembangunan masjid. Pada masa Ziyadatullah yang kemudian disempurnakan oleh Ibrahim
II, berdiri dengan megahnya masjid yang besar Yaitu mesjid Qairawan, menara masjidnya
yang merupakan warisan dari bentuk Bangunan Umayah merupakan bangunan tertua di
afrika.Oleh karena itu lah Qairawan menjadi kota suci ke empat setelah Mekah, Madinah,
dan Yerusalem Masjid tersebut disebut sebagai masjid terindah dalam islam karena ditata
sedemikian indah, selain itu dibangun pula sebuah mesjid di Tunisia. Pada masa Kekuasaan

11
Ahmad, serta dibuat pula suatu peralatan pertanian dan irigasi untuk daerah ifrikiyah yang
kurang subur.
Akhir abad ke-9,posisi DInasti Aghlabiyah di ifrikiyah mengalami Kemunduran,dengan
masuknya propaganda syi’ah yang dilancarkan oleh Abdullah As-syi’ah atas isyarat
Ubaidillah Al-Mahdi telah menanamkan Pengaruh yang kuat dikalangan orang-orang bar bar
suku ketama kesenjangan sosial antar penguasa Aghlab di satu pihak dan orang-orang bar bar
di pihak Lain,telah menambah kuatnya pengaruh itu dan pada akhirnya membuahkan
Kekuatan militer.
Pada tahun 909 M.kekuatan militer tesebut berhasil berhasil kekuasaan aghlabid yang
terakhir, Ziyadatullah III sehingga Ziyadatullah diusir ke mesir setelah gagal mendapatkan
bantuan dari pemerintahan pusat di Baghdad.Ada juga yang berpendapat bahwa Ziyadatullah
Kalah Karena tidak mengadakan perlawanan apapun sebelum Dinasti Fatimiyah Invlasi dan
sejak itu pula, Ifrikiyah dikuasai oleh orang-orang syi’ah yang pada Masa selanjutnya
membentuk Dinasti Fatimiyah. Salah satu faktor mundurnya Aghlabiyah adalah hilangnya
hakikat kedaulatan dan ikatan-ikatan solidaritas Sosial semakin luntur. Kedaulatan pada
hakikatnya dimiliki oleh mereka yang Sanggup menguasai rakyat, sanggup memungut iuran
Negara, mengirimkan Angkatan bersenjata, melindungi pembatasan dan tak seorang
penguasa pun berada di atasnya.
Dengan semakin berkurangnya pengaruh Aghlabiyah terhadap masyarakat dikarenakan
adanya kesenjangan sosial, berakhirlah riwayat Diasti Aghlabiyah.

12
BAB III
KESIMPULAN

Diantara beberapa dinasti Syi’ah didalam islam, dinasti fatimiahlah yang bisa disebut
paling besar.kemelut dalam lingkungan dau;at Fathimiyah (909-1171 M) di Mesir itu
memuncak pada tahun 556 H/1161 M sampai kepada tumbang pada tahun 567 H/1171M.
Dinasti Fatimiah ini didirikan oleh kaum Syi’ah dari sekte Ismailiah. Berdirinya dinasti
Fathimiyah dilatarbelakangi melemahnya Dinasti Abbasiyah. Ubaidillah Al-Mahdi
mendirikan Dinasti Fathimiyah yang lepas dari kekuasaan Abbasiyah. Dinasti ini
mengalami puncak kejayaan pada masa kepemimpinan Al-Aziz. Kebudayaan Islam
berkembang pesat pada masa Dinasti Fathimiyah, yang ditandai dengan berdirinya
Masjid Al-Azhar. Masjid ini berfungsi sebagai pusat pengkajian Islam dan ilmu
pengetahuan.

Dinasti Aghlabiyah didirikan di Aljazariyah dan sisilia oleh Ibrahim bin Aghlab,
seorang yang dikenal mahir di bidang administrasi. Dengan kemampuan Ilmu
administrasinya, ia mampu mengatur roda pemerintahannya dengan baik.Dinasti
Aghlabiyah merupakan tonggak terpenting dalam sejarah konflik Berkepanjangan antara
asia dan eropa.dibawah pimpinan Ziyadatullah ,suatu Armada bajak laut dikerahkan
untuk menggoyang pesisir Italia, perancis, cosica dan sardina. kemudian pada tahun 827
M, Ziyadatullah mengirim sebuah Ekspedisi untuk merebut sisilia dari Bizantium dan
berhasil dikuasai pada tahun 902 M.

13
DAFTAR PUSTAKA

Ajid Thohir, Opcit, 117.


Jamaluddin Surur Muhammad, Tarikh ad Daulah Fathimiyah (Kairo: Dar al Fikr,
al Arabi, 1995).
M. Lapidus Ira, Sejarah Sosial Ummat Islam (Jakarta: PT. Raja Grafindo
Persada, 1999), 533, 537.
Yatim Badri Dr, MA, Sejarah Peradaban Islam, Ed.1-20-Jakarta: PT Raja
Grafindo Persada Jakarta 2008

14

Anda mungkin juga menyukai