Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH

PENGEMBANGAN EVALUASI PEMBELAJARAN

Makalah ini Disusun untuk Memenuhi Tugas Terstruktur Dasar-dasar


Pendidikan Kurikulum

Dosen Pengampu : Dr. H. Nawawi, M.Pd

Disusun Oleh :

Khulwun Khilyatin Nawal (1908101049)

Nahdia Syanaz (1908101051)

Kelas/Semester : PAI B / 4

PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

IAIN SYEKH NURJATI CIREBON

TAHUN 2019-2020
KATA PENGANTAR

Puji syukur saya panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat
serta karunia-Nya kepada kami sehingga kami mampu untuk menyelesaikan makalah
ini atas ridho-Nya. Sholawat serta salam tak lupa pula kami curahkan kepada baginda
Nabi Muhammad SAW yang telah membawa kita dari jaman kegelapan hingga jaman
terang benderang seperti sekarang ini.
Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna, tetapi kami
semaksimal mungkin mengupayakan agar makalah ini tersusun dengan baik dengan
berbagai sumber referensi, oleh karena itu kritik dan saran yang bersifat membangun
selalu kami harapkan demi kesempurnaan makalah ini.
Akhir kata, kami sampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah
memberi dukungan kepada kami berupa support dan do’a dalam penyusunan makalah
ini dari awal sampai akhir. Semoga Allah SWT senantiasa meridhai dan melindungi
kita semua. Aamiin.

Cirebon, 05 Juni 2021

Penyusun

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR................................................................................................. i
DAFTAR ISI................................................................................................................ ii
BAB I : PENDAHULUAN.......................................................................................... 1
1. Latar Belakang......................................................................................... 1
2. Rumusan Masalah.................................................................................... 1
3. Tujuan...................................................................................................... 1

BAB II : PEMBAHASAN.......................................................................................... 3
A. Konsep Dasar Evaluasi Pembelajaran..............................................................
B. Model-model Evaluasi Pembelajaran...............................................................
C. Prinsip-prinsip Evaluasi Pembelajaran............................................................
D. Obyek Evaluasi Pembelajaran.........................................................................
E. Instrumen Evaluasi Pembelajaran...................................................................
F. Perencanaan Evaluasi Pembelajaran...............................................................
G. Analisis Hasil Evaluasi Pembelajaran.............................................................

BAB IV : PENUTUP................................................................................................... 7
KESIMPULAN............................................................................................................ 7
DAFTAR PUSTAKA.................................................................................................. 8

ii
BAB 1
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Evaluasi dapat didefinisikan sebagai suatu proses sistematis untuk
menentukan atau membuat keputusan sampai mana tujuan-tujuan pembelajaran
dicapai siswa. Atau singkatnya, evaluasi adalah suatu proses untuk menggambarkan
siswa dan menimbangnya dari segi nilai dan arti.
Objek atau sasaran evaluasi pembelajaran adalah segala sesuatu yang
menjadi titik pusat pengamatan, karena evaluator menginginkan informasi tentang
sesuatu tersebut. Jika dikaitkan dengan pembelajaran, maka objek evaluasinya
adalah anak didik. Namun jika dikaitkan dengan pengajaran, tentu saja objek
evaluasinya adalah para pendidik. Pada ranah yang lebih luas lagi, jika penilaian
atau evaluasi itu dikaitkan dengan dunia pendidikan, tentu saja objeknya adalah
dunia pendidikan itu sendiri dengan berbagai stakeholder di dalamnya yang
mencakup semua aspek yang berkelindan di dalam dunia pendidikan itu sendiri.
B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian dari evaluasi pembelajaran?
2. Apa saja model-model evaluasi pembelajaran?
3. Apa prinsip-prinsip dari evaluasi pembelajaran?
4. Bagaimana Obyek evaluasi pembelajaran?
5. Apa saja instrumen evaluasi pembelajaran?
6. Apa saja perencanaan evaluasi pembelajaran?
7. Bagaimana analisis hasil evaluasi pembelajaran?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian evaluasi pembelajaran
2. Untuk mengetahui model-model evaluasi pembelajaran
3. Untuk mengetahui prinsip-prinsip evaluasi pembelajaran
4. Untuk mengetahui obyek evaluasi pembelajaran
5. Untuk mengetahui instrumen evaluasi pembelajaran
6. Untuk mengetahui perencanaan evaluasi pembelajaran
7. Untuk mengetahui analisis hasil evaluasi pembelajaran

1
BAB II
PEMBAHASAN

A. Konsep dasar evaluasi pembelajaran


1. Pengertian evaluasi pembelajaran
Kata evaluasi sering digunakan dalam pendidikan dalam konteks ini
evaluasi berarti penilaian atau pengukuran namun banyak dari kita yang
belum memahami secara tepat arti kata evaluasi pengukuran dan penilaian
bahkan banyak orang mengartikan ketiganya dengan satu pengertian yang
sama hal ini karena orang hanya mengidentikkan kegiatan evaluasi sama
dengan menilai karena biasanya aktivitas mengukur sudah termasuk di
dalamnya pengukuran penilaian dan evaluasi merupakan kegiatan yang
tidak dapat dipisahkan satu sama lain dan dalam pelaksanaannya harus
dilakukan secara berurutan.
Berikut ini beberapa pengertian evaluasi dari para ahli:
a. Menurut Cross, evaluasi merupakan proses yang menentukan kondisi,
dimana suatu tujuan telah dapat dicapai. Definisi ini menerangkan
secara langsung hubungan evaluasi dengan tujuan suatu kegiatan
mengukur derajat, di mana suatu tujuan dapat dicapai. Sebenarnya,
evaluasi juga merupakan proses memahami, memahami arti
mendapatkan dan mengkomunikasikan suatu informasi bagi keperluan
mengambil keputusan.1
b. Sufflebeam, mendefinisikan evaluasi merupakan proses
menggambarkan, memperoleh, dan menyajikan informasi yang berguna
untuk menemukan suatu alternatif keputusan.2
c. Menurut bloom, evaluasi adalah pengumpulan pernyataan secara
sistematis untuk menetapkan apakah dalam kenyataannya terjadi
perubahan dalam diri siswa dan menetapkan sejauh mana tingkat
perubahan dalam pribadi siswa atau tidak.3

1
Sofan Amri, Pengembangan dan model pembelajaran dalam kurikulum 2013, (Jakarta, PT Prestasi
Pustakaraya, 2013), h, 207.
2
Sitiatava rizema putra, desain evaluasi belajar berbasis kinerja, (Yogyakarta: Diva Press, 2013), h, 73
3
Ibid

2
d. Zainul dan Nasution menyatakan bahwa evaluasi dapat dinyatakan
sebagai proses pengambilan keputusan menggunakan informasi yang
diperoleh melalui pengukuran hasil belajar baik menggunakan
instrumen tes maupun non tes.4
e. Arikunto mengungkapkan bahwa evaluasi adalah serangkaian kegiatan
yang ditujukan untuk mengukur keberhasilan program pendidikan.5
Dengan demikian, evaluasi dapat didefinisikan sebagai suatu
proses sistematis untuk menentukan atau membuat keputusan sampai
mana tujuan-tujuan pembelajaran dicapai siswa.
Atau singkatnya, evaluasi adalah suatu proses untuk
menggambarkan siswa dan menimbangnya dari segi nilai dan arti.
Berdasarkan pengertian tersebut, ada beberapa hal yang perlu
Dipahami lebih lanjut:
a. Evaluasi adalah suatu proses bukan hasil (produk). Hasil yang
diperoleh dari kegiatan evaluasi adalah kualitas sesuatu titik baik
yang menyangkut nilai atau arti, sedangkan kegiatan untuk sampai
pada pemberian nilai dan arti itu adalah evaluasi. Membahas
evaluasi berarti mempelajari bagaimana proses pemberian
pertimbangan mengenai kualitas sesuatu.
b. Tujuan evaluasi adalah untuk menentukan kualitas sesuatu, terutama
yang berkenaan dengan nilai dan arti.
c. Dalam proses evaluasi harus ada pemberian pertimbangan titik
melalui pertimbangan inilah ditentukan nilai dan arti atau makna
dari sesuatu yang sedang dievaluasi.
d. Pemberian pertimbangan tentang nilai dan arti haruslah berdasarkan
kriteria tertentu titik tanpa kriteria yang menjelaskan pertimbangan
nilai dan arti yang diberikan bukanlah suatu proses yang dapat
diklasifikasikan sebagai evaluasi.

4
Ibid
5
Ibid., h. 74

3
B. Model-model evaluasi pembelajaran
Model evaluasi pembelajaran merupakan desain evaluasi yang
dikembangkan oleh para ahli evaluasi yang biasanya dinamakan = pembuatnya atau
tahap evaluasi nya.
1. Model Kirkpatrick
Kirkpatrick, salah seorang ahli evaluasi program training dalam bidang
pengembangan sumber daya manusia menawarkan model evaluasi yang
diberi nama Kirkpatrick's training evaluation dalam evaluasi ini ada empat
lafal program training yaitu: reaction, learning, behavior, dan raesult.
2. Model CIPP
konsep model evaluasi CIPP(Context, Input, Process and Product) pertama
kali ditawarkan oleh stufflebeam pada 1965 sebagai hasil usahanya
mengevaluasi The Elementary and Secondary Education Act (ESEA)
dengan tujuan perbaikan bukan pembuktian.
3. Model Wheel (roda) dari Beebe
model ini berbentuk roda karena menggambarkan usaha evaluasi yang
berkaitan dan berkelanjutan dan satu proses ke proses selanjutnya. Tahap
tersebut ialah pembentukan tujuan pembelajaran pengukuran outcomes
pembelajaran, dan penginterpretasian hasil pengukuran dan penilaian.
4. Model Provus (Discrepanct Model)
Stake menekankan adanya dua dasar kegiatan dalam evaluasi yang
berangkat dari asumsi bahwa untuk mengetahui kelayakan suatu program.
5. Model stake
stage menekankan adanya dua dasar kegiatan dalam evaluasi yaitu,
description dan judgenent dan membedakan adanya tiga tahap dalam
program pendidikan. Yaitu, antecedent (context), transaction (process) dan
outcomes
6. Model Brinkerhoff
Brinkerhoff & Cs (1983) mengemukakan tiga golongan evaluasi yang
disusun berdasarkan penggabungan elemen-elemen yang sama seperti
evaluator evaluator lain namun dalam komposisi dan versi mereka sendiri.
7. Model Tyler
Model ini dibangun atas dasar dua pemikiran, pertama evaluasi ditunjukkan
pada tingkah laku peserta didik, dan kedua evaluasi harus dilakukan pada

4
tingkah laku awal peserta didik sebelum melaksanakan kegiatan
pembelajaran dan sudah melaksanakan kegiatan pembelajaran (hasil).
8. Model Alkin
Menurut Malvin Alkin (1969), evaluasi adalah suatu proses untuk
meyakinkan keputusan, mengumpulkan informasi, memilih informasi yang
tepat dan menganalisis informasi sehingga dapat di susun laporan bagi
pembuat keputusan dan memilih beberapa alternatif.
9. Illuminative Model (Malcom Parlett dan Hamilton)
Model ini lebih menekankan pada evaluasi terbuka (open ended). Kegiatan
evaluasi dihubungkan dengan learning milieu, dalam konteks sekolah
sebagai lingkungan material dan psikososial, di mana guru dan peserta didik
dapat berinteraksi.
C. Prinsip-prinsip evaluasi pembelajaran
1. Kontinuitas
evaluasi tidak boleh dilakukan secara insidental, karena pembelajaran itu
sendiri adalah suatu proses yang kontinu. Oleh sebab itu, Anda harus
melakukan evaluasi secara kontinu. Hasil evaluasi yang diperoleh pada
suatu waktu harus senantiasa dihubungkan dengan hasil-hasil pada waktu
sebelumnya, sehingga dapat diperoleh gambaran yang jelas dan berarti
tentang perkembangan peserta didik titik perkembangan belajar peserta
didik tidak dapat dilihat dari dimensi produk saja tetapi juga dimensi proses
bahkan dari dimensi input.
2. Komprehensif
dalam melakukan evaluasi terhadap suatu objek, Anda harus mengambil
seluruh objek itu sebagai bahan evaluasi. Misalnya, jika objek evaluasi itu
adalah peserta didik, maka seluruh aspek kepribadian peserta didik itu harus
dievaluasi, baik yang menyangkut kognitif, afektif maupun psikomotor.
Begitu juga dengan objek objek evaluasi yang lain.
3. Adil dan objektif
Dalam melaksanakan evaluasi, Anda harus berlaku adil tanpa pilih kasih..
semua peserta didik harus diperlakukan sama tanpa pandang bulu.. Anda
juga hendaknya bertindak secara objektif, apa adanya sesuai dengan
kemampuan peserta didik.
4. Kooperatif

5
Dalam kegiatan evaluasi, Anda hendaknya bekerja sama dengan semua
pihak, seperti orangtua peserta didik, sesama guru, kepala sekolah, termasuk
dengan peserta didik itu sendiri.
5. Praktis
praktis mengandung arti mudah digunakan, baik bagi anda sendiri yang
menyusun alat evaluasi maupun orang lain yang akan menggunakan alat
tersebut. Untuk itu, Anda harus memperhatikan bahasa dan petunjuk
mengerjakan soal.
D. Obyek Evaluasi Pembelajaran
Objek atau sasaran evaluasi pembelajaran adalah segala sesuatu yang
menjadi titik pusat pengamatan, karena evaluator menginginkan informasi tentang
sesuatu tersebut.6 Jika dikaitkan dengan pembelajaran, maka objek evaluasinya
adalah anak didik. Namun jika dikaitkan dengan pengajaran, tentu saja objek
evaluasinya adalah para pendidik. Pada ranah yang lebih luas lagi, jika penilaian
atau evaluasi itu dikaitkan dengan dunia pendidikan, tentu saja objeknya adalah
dunia pendidikan itu sendiri dengan berbagai stakeholder di dalamnya yang
mencakup semua aspek yang berkelindan di dalam dunia pendidikan itu sendiri.

Begitu juga dengan objek yang dikaitkan dengan sistem pembelajaran, maka
tentu saja yang dievaluasi adalah sistem pembelajaran dan pengajaran yang
digunakan. Dengan demikian, dalam evaluasi pembelajaran, maka objeknya bisa
bermacam-macam, mulai dari sistem, anak didik, pendidik, hingga institusi sekolah
itu sendiri. Namun, karena buku ini mengkhususkan pada evaluasi pembelajaran,
maka objek evaluasi pembelajaran tentu saja adalah anak didik dan pendidik itu
sendiri.

Sebagai objek evaluasi pembelajaran, anak didik adalah bahan mentah atau
input yang akan diolah dan dikembangkan menjadi manusia yang berpengetahuan,
berketerampilan, dan berkepribadian yang baik. Dalam hal ini, anak didik yang baru
masuk itu memiliki karakteristik atau kekhususan tersendiri yang bisa
memengaruhi keberhasilan dalam belajar.7 Karena itulah, sebagai objek evaluasi,

6
RD. Brinkerhoff dalam RD. Brinkerhoff, et.al., Program Evaluation a Practitioner’s Guide for Trainers
and Educators, hlm. ix.
7
Suharsimi Arikunto, Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan,, hlm. 304

6
ada tiga aspek yang bisa dievaluasi dalam diri anak didik itu, yaitu (1) aspek
kepribadian; (2) aspek kemampuan; (3) aspek sikap.8

E. Instrumen Evaluasi Pembelajaran

Instrumen evaluasi pembelajaran dapat dibedakan menjadi 2, yaitu:

1. Tes Objektif
Tes Objektif adalah tes tertulis yang menuntut siswa memilih jawaban yang
telah disediakan atau memberikan jawaban singkat dan pemeriksaannya dilakukan
secara objektif (seragam) terhadap semua murid. Ada beberapa jenis tes bentuk
objektif yaitu: pilihan ganda, bentuk pilihan benar salah, menjodohkan, dan isian
singkat.
a. Pilihan ganda
Tes pilihan ganda merupakan bentuk tes objektif yang menyajikan soal dan
beberapa pilihan jawaban yang hanya ada satu jawaban yang benar. Tes pilihan
ganda dapat diskor dengan mudah, cepat, dan memiliki obyektifitas yang tinggi
untuk mengukur tingkat kognitif peserta didik. Bentuk tes ini sangat cocok
digunakan pada ujian yang berskala besar dan hasilnya harus segera
diumumkan, seperti: ujian akhir sekolah dan ujian nasional. Namun, untuk
menyusun tes berbentuk soal pilihan ganda yang berkualitas membutuhkan
waktu yang lama dan penulis soal akan kesulitan membuat pengecoh yang
homogen.9

b. Pilihan Benar-Salah
Bentuk tes Benar-Salah (B-S) adalah soal yang mengandung dua
kemungkinan jawaban, yaitu benar atau salah. Fungsi bentuk soal benar salah
adalah untuk mengukur kemampuan peserta didk untuk membedakan antara
fakta dengan pendapat. Agar soal dapat berfungsi dengan baik, maka materi
yang ditanyakan sebaiknya homogen dari segi isi. Bentuk soal ini banyak
digunakan untuk mengukur kemampuan mengidentifikasi informasi

8
Anas Sudijono, Pengantar Evaluasi Pendidikan, hlm. 25.
9
Idrus Alwi, Pengaruh Jumlah Alternatif Jawaban Tes Objektif Bentuk Pilihan Ganda terhadap
Reliabilitas Tingkat Kesukaran dan Daya Pembeda, Jurnal Ilmiah Faktor Exacta, Vol. 3 No. 2, 2010

7
berdasarkan hubungan yang sederhana.10 Cara mengerjakan soal ini dengan
melingkari atau menandai pada jawaban yang dianggap benar. Kelebihan tes
benar salah yaitu: mudah disusun dan dilaksanakan, dapat dinilai dengan cepat
dan objektif, dan dapat mecakup materi yang lebih luas. Sedangkan kekurangan
dari tes ini yaitu, peserta didik cenderung menjawab dengan coba-coba,
memiliki derajat validitas dan reliabilitas yang rendah, dan sering terjadi
kekaburan untuk membuat soal yang benar-benar jelas.
c. Menjodohkan
Tes menjodohkan yaitu bentuk tes yang terdiri atas kumpulan soal dan
kumpulan jawaban yang keduanya dikumpulkan pada dua kolom yang berbeda,
yaitu kolom pertanyaan sebelah kiri dan kolom jawaban sebelah kanan. Tugas
murid ialah mencari dan menempatkan jawabanjawaban sehingga sesuai atau
cocok dengan pertanyaan. Bentuk tes ini digunakan untuk mengukur
kemampuan peserta didik dalam mengidentifikasi informasi berdasarkan
hubungan yang sederhana dan kemampuan menghubungkan antara dua hal.
Semakin banyak hubungan antara premis dengan respon dibuat, maka semakin
baik soal yang disajikan.
d. Isian Singkat
Tes Isian Singkat adalah tes yang ditandai dengan adanya jawaban pada
tempat kosong yang disediakan oleh guru untuk menulis jawabannya dengan
singkat sesuai dengan petunjuk. Cara menyusun tes isian singkat yaitu: 1) soal
yang disusun sebaiknya tidak menggunakan soal yang terbuka sehingga siswa
dapat menjawab dengan terurai, 2) Pernyataan sebaiknya hanya mengandung
satu alternatif jawaban, 3) Titik-titik kosong sebagai tempat jawaban hendaknya
diletakkan pada akhir atau tengah kalimat, 4) Dapat menggunakan gambar-
gambar sehingga soal dapat dipersingkat dan jelas.11
2. Tes non-objektif
Tes non-objektif atau disebut tes uraian yaitu tes yang pertanyannya
membutuhkan jawaban peserta didik untuk menguraikan, mengorganisasikan dan
menyatakan jawaban dengan kata-katanya sendiri dalam bentuk, teknik, dan gaya
yang berbeda satu dengan yang lainnya. Bentuk uraian sering juga disebut bentuk

10
Zainal Arifin, Evaluasi Pembelajaran, (Jakarta: Direktorat Jenderal Pendidikan Islam Kemenag,
2012), 154.
11
Suharsimi Arikunto, Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan, (Jakarta: Bumi Aksara, 2009), 173

8
subjektif, karena dalam pelaksanaannya sering dipengaruhi oleh faktor subjektifitas
guru. Tes ini cocok digunakan untuk bidang studi ilmu-ilmu sosial. Bentuk tes
uraian terbagi menjadi 2 macam yaitu:
a. Uraian terbatas Peserta didik diberi kebebasan untuk menjawab soal yang
ditanyakan namun arah jawabannya dibatasi sehingga kebebasan tersebut menjadi
bebas yang terarah.
Contoh: 1) Sebutkan lima komponen dalam komputer!
2) Sebutkan lima rukun Islam!

b. Uraian Bebas Peserta didik bebas untuk menjawab soal dengan cara
sistematika sendiri. Bebas mengungkapakan pendapat sesuai dengan
kemampuannya. Namun guru tetap harus mempunyai acuan atau patokan dalam
mengoreksi jawaban peserta didik.

Contoh : 1) Bagaimana peranan komputer dalam pendidikan?

2) Jelaskan perkembangan islam di Indonesia!

Tes non-objektif in memiliki kelebihan dan kekuranagan. Kelebihan dari tes


ini yaitu: 1) Tes dapat dibuat dengan cepat dan mudah, 2) mendorong siswa untuk
berani mengemukakan pendapat dengan gaya bahasa sendiri dan menyusun kalimat
dalam bentuk yang bagus, dan 3) untuk mengukur tingkat pemahaman siswa.
Sedangkan kelemahan dari tes ini yaitu: kurang bisa mencakup isi materi
kesekuruhan, 2) Kadar validitas dan reliabilitas rendah karena pengetahuan siswa
yang betul-betul dipahami sulit diketahui, 3) Cara memeriksanya banyak
dipengaruhi unsur-unsur subyektif dan membutuhkan waktu yang lama untuk
mengoreksi.

Cara penyususnan tes non-objektif yaitu: 1) Butir-butir soal tes uraian dapat
mencakup materi yang telah diajarkan dan sesuai dengan indikator, 2) Penyusunan
kalimat soal sebaiknya berlainan dengan kalimat yang ada di buku namun
mengandung arti yang sama, 3) kalimat soal disusun secara ringkas, padat, dan jelas
sehingga mudah dipahami peserta didik, 4) Menyusun jawaban yang dikehendaki
pembuat soal (guru) untuk pedoman jawaban yang betul dan untuk mengurangi
faktor subyektifitas, dan 5) Membuat pedoman dalam menjawab tes.

9
E. Perencanaan Evaluasi Pembelajaran

Perencanaan pembelajaran meliputi penataan guru (pendidik), peserta didik dan


tenaga administrasi, penggunaan metode, material, prosedur yang merupakan unsur-
unsur perangkat pembelajaran yang harus terorganisasi secara sistematis dan
Pelaksanaan pembelajaran dikatakan berhasil apabila dapat mencapai tujuan yang telah
ditetapkan dalam perencanaan. Pelaksanaan yaitu kegiatan memadukan atau
mengintegrasikan sumber/potensi yang ada atau yang dapat disediakan kedalam
rangkaian kegiatan yang telah direncanakan secara sistematis dalam rangka mencapai
tujuan, meliputi: sumber daya manusia (yaitu peserta didik, pendidik dan sumber
belajar lainnya), tujuan belajar, bahan belajar, alat/media belajar, tempat belajar,
fasilitas atau sarana prasarana pendukung lainnya. Evaluasi dalam pembelajaran
merupakan penetapan nilai.13

Evaluasi bertujuan untuk mendapatkan informasi yang akurat mengenai tingkat


pencapaian tujuan pembelajaran oleh peserta didik sehingga pendidik dapat
mengupayakan tindak lanjutnya. Keberhasilan pencapaian tujuan pembelajaran dapat
dilihat dari hasil belajar siswa. Hasil belajar siswa tersebut diperoleh setelah proses
pembelajaran berlangsung.14

E. Analisis Hasil Evaluasi Pembelajaran


Analisis ialah proses untuk mengetahui informasi yang ditelah
dikumpulkan. Analisis termasuk mengolah data yang telah dikumpulkan untuk
menentukan kesimpulan yang telah didukung data tersebut, seberapa banyak ia
mendukung dan seberapa banyak ia tidak mendukung. Tujuan dari analisis ialah
membuat singkatan dari data dan menyimpulkan pesan-pesan yang ada di dalamnya
sebagai informasi yang dapat dipakai sebagai dasar yang tentatif untuk mengambil
suatu keputusan.
 Pelaporan Data Hasil Evaluasi
Pada akhir penggal waktu proses pembelajaran, antara lain akhir catur
wulan, akhir semester, akhir tahun ajaran, akhir jenjang pendidikan diperlukan

12
Majid, Abdul. Perencanaan Pembelajaran: Mengembangkan Standar Kompetensi Guru. Bandung:
PT. Remaja Rosdakarya Offset. 2011, h. 45
13
Syaiful Sagala. Konsep dan Wacana Pembelajaran. Bandung: Alfabeta, 2013, h. 33
14
Widoyoko, Eko Putro. Evaluasi Program Pembelajaran; Panduan Praktis Bagi Pendidik dan Calon
Pendidik. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. 2011, h. 56

10
suatu laporan kemajuan peserta didik yang selanjutnya merupakan laporan
kemajuan lembaga pendidikan. Laporan ini akan memberikan bukti sejauhmana
tujuan pendidikan yang diharapkan oleh anggota masyarakat, khususnya orang tua
siswa dapat tercapai. Agar anggota masyarakat dapat menilai kemajuan sekolah
secara objektif, seyogyanya setiap lembaga pendidikan membuka diri untuk
memberikan informasi secara berkala. Pemberian informasi ini dapat berupa
Laporan Umum dan Laporan Khusus tentang prestasi yang dapat dicapai oleh
sekolah.
Menurut Suharsimi Arikunto (Arikunto, 1999), laporan hasil evaluasi ini
berupa catatan yang secara garis besarnya dibuat 2 macam, yakni:
1. Catatan Lengkap
Catatan lengkap adalah catatan tentang siswa yang berisi baik
prestasi maupun aspek-aspek pribadi yang lain, misalnya: kejujuran,
kebersihan, kerajinan, sikap sosial, kebiasaan bekerja, kepercayaan terhadap
diri sendiri, disiplin ketelitian dan sebagainya. Tentang isi catatannya, ada
yang hanya dinyatakan dengan kata singkat “Baik”, “Sedang”, “Kurang”
atau dengan keterangan yang lebih terperinci.
2. Catatan tidak lengkap
Catatan tidak lengkap adalah catatan tentang siswa yang berisi
gambaran tentang prestasi siswa, dan hanya sedikit saja menyinggung
tentang kepribadian. Tentang catatan prestasi belajar siswa itu sendiri dapat
dibedakan atas 2 cara: pertama, dengan pernyataan lulus-belum
lulus, kedua, dengan nilai siswa.

11
BAB III
KESIMPULAN

Evaluasi adalah suatu proses bukan hasil (produk). Hasil yang diperoleh dari
kegiatan evaluasi adalah kualitas sesuatu titik baik yang menyangkut nilai atau arti,
sedangkan kegiatan untuk sampai pada pemberian nilai dan arti itu adalah evaluasi.
Membahas evaluasi berarti mempelajari bagaimana proses pemberian pertimbangan
mengenai kualitas sesuatu.
Model evaluasi pembelajaran ialah Model Kirkpatrick, Model CIPP, Model
Wheel (roda), Model Provus, Model Stake, Model Brinkerhoff, Model Tyler, Model
Alkin, Illuminative Model.
Prinsip-prinsip evaluasi pembelajaran ialah Kontinuitas, Komprehensif, Adil
dan Objektif, Kooperatif, Prekatis.
Objek atau sasaran evaluasi pembelajaran adalah segala sesuatu yang menjadi
titik pusat pengamatan, karena evaluator menginginkan informasi tentang sesuatu
tersebut.

12
DAFTAR PUSTAKA

Sofan Amri, 2013. Pengembangan dan model pembelajaran dalam kurikulum 2013,
Jakarta
Idrus Alwi, 2010. Pengaruh jumlah Alternatif Jawaban Tes Objektif Bentuk Pilihan
Ganda terhadap Rellabilitas Tingkat Kesukaran dan Daya Pembeda, Jurnal
ilmiah Faktor Exacta
Zainal Arifin, 2012. Evaluasi pembelajaran, Jakarta.

13

Anda mungkin juga menyukai