Anda di halaman 1dari 24

MAKALAH

DINASTI ABBASIYYAH
Makalah Ini Dibuat Untuk Memenuhi Tugas
Mata Kuliah : Sejarah Dakwah
Dosen Pengampu: Machfud Syaefudin, M.Si

Disusun oleh:

1. Zufar Rafi Zulkarnain


2. Muhammad Darul Ulum
3. Afini Rizqi

( 2041115050 )
( 2041115051 )
( 2041115053 )

PROGRAM STUDI BIMBINGAN KONSELING ISLAM


JURUSAN USHULUDDIN DAKWAH
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI (STAIN)
PEKALONGAN
2015

KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah Yang Maha Esa yang telah melimpahkan
rahmat-Nya sehingga kami bisa menyelesaikan makalah tentang sejarah dakwah
pada masa Bani Abbasiyyah dengan tepat waktu.
Kami menyadari bahwa tanpa adanya bantuan, dukungan, dan kerjasama
yang baik dari semua pihak, makalah ini tidak akan terselesaikan dengan baik.
Untuk itu, kami mengucapakan terimakasih.
Mengingat pengetahuan dan kemampuan kami yang terbatas makalah ini
masih jauh dari sempurna. Maka dari itu, kami mengharapkan kritik dan saran
yang membangun demi kesempurnaan makalah ini. Semoga pengalaman
membuat makalah ini dapat menjadi dorongan bagi kami untuk karya yang lebih
sempurna. Akhirnya kami berharap makalah ini dapat bermanfaat bagi semua
pihak.

Pekalongan, November 2015

Penulis

DAFTAR ISI
Kata Pengantar....................................................................................................... i
Daftar Isi ............................................................................................................... ii
BAB I : Pendahuluan
A. Latar Belakang........................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah..................................................................................... 2
C. Tujuan Pembahasan................................................................................... 2
BAB II : Pembahasan
A.
B.
C.
D.
E.

Awal Berdirinya Bani Abbasiyah..............................................................


Nama-nama Khalifah Pemerintahan Abbasiyyah...................
Sistem Pemerintahan, Politik dan Bentuk Negara..............
Masa Keemasan.................................................................
Perkembangan Perkembangan yang terjadi Pada Masa
Pemerintahan Abbasiyyah.................................................
...........................................................................................

10
F. Masa Kemunduran.............................................................
...........................................................................................
14
BAB III : Penutup
A. Kesimpulan........................................................................
...........................................................................................
18

ii

3
5
8
9

BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Masa kejayaan islam mengalami puncak keemasan adalah pada masa
Daulah bani Abbasiyah, pada masa itu berbagai kemajuan dalam segala bidang
mengalami peningkatan seperti bidang pendidikan, ekonomi, politik dan sistem
pemerintahannya. Masa keemasan yang terjadi pada masa daulah bani Abbasiyah
terjadi disaat masa kholifah Harun Ar-rasyid, dikala ia memimpin pemerintahan
tersebut semua bidang dalam pemerintahan mengalami kemakmuran, karena
adanya sistem pembayaran pajak dari hasil bumi yang dikelola kembali untuk
kepentingan rakyatnya.
Oleh karena itu masyarakat merasakan kesejahteraan pada masa
pemerintahan Harun Ar-rasyid tersebut. Selain dari kepemipinan, kemajuan dan
kejayaan islam pada masa daulah bani abbasiyah terjadi karena adanya gerakan
penerjemahan yang dilakukan oleh orangorang yang diutus oleh pemerintah
bahkan mendapat bayar yang besar dari pemerintahan. Berbagai buku yang
berasal dari bahasa Persia dan yunani mulai diterjemahkan kedalam bahasa arab
pada masa itu. Pada masa itu juga lahir berbagai ahli filsafat islam seperti ibnu
sina, alfarabi, ar-raji dan berbagai ahli filsafat ilmu yang lainnya.
Para ahli filsafat islam tersebut tidak hanya mendalami satu ilmu
melainkan keseluruhan dalam bidang ilmu, seperti kedokteran, matematika,
filsafat, astronomi dan sebaginya. Sehingga tidak aneh kalau pada masa
pemerintahan daulah bani Abbasiyah mengalami puncak keemasan dan kejayaan.
Karena dalam pemerintahan daulah bani Abbasiyah banyak silih berganti
kepemimpinan, dan hal itu juga yang secara tidak langsung yang menyebabkan
kemunduran dan kehancuran dari daulah bani Abbasiyah tersebut. Kemungkinan
besar karena kurangnya kecakapan dari pemerintah yang memimpin negara, selain
itu juga banyak pejabat pemerintahan yang hanya mementingkan kepentingan
sendiri tanpa memperhatikan kepentingan rakyatnya, sehingga banyak terjadi
korupsi dan ajang menikmati kemewahan untuk memperkaya dirinya, akibatnya
pengeluaran kas negara lebih banyak dari pada pemasukan negara. Hingga
muncullah berbagai faktor intern maupaun akstern yang menyebabkan
kemunduran daulah bani Abbasiyah hingga akhirnya hancur.

Dinasti Abbasiyyah | Sejarah Dakwah

Karena untuk membangun kembali sesuatu yang telah terjadi adalah


dengan mempelajari sejarah sebagai cerminan untuk berhatihati, sehingga teliti
agar dapat menghindari hal-hal yang menghambat terbangunnya itu dan hal yang
menyebabkan kehancurannya itu. sehingga kita termotivasi untuk membangun
kembali peradaban islam dan dapat membangun kejayaan islam Pada masa
sekarang.
B. Rumusan Masalah
A. Asal mula daulah bani abbasiyah
B. Bentuk pemerintahan dari daulah bani abbasiyah
C. Masa kejayaan dan kemajuan dari daulah bani abbasiyah
D. Masa kemunduran daulah bani abbasiyah.
C. Tujuan Pembahasan
1. Untuk menambah pemahaman pada diri kita mengenai sejarah peradaban
islam pada masa daulah bani abbasiyah
2. Untuk memenuhi tugas mata kuliah sejarah dakwah.
3. Agar dapat memahami dan mengerti agar menjadi cerminan dari sejarah
tersebut untuk dapat membangun kembali sejarah peradaban islam pada
masa kini dan yang akan datang agar islam ini benar- benar berjaya di
muka bumi ini.

Dinasti Abbasiyyah | Sejarah Dakwah

BAB II
PEMBAHASAN
A. Awal Berdirinya Bani Abbasiyah
Kekuasaan Dinasti Bani Abbasiyah adalah melanjutkan
kekuasaan Dinasti Bani Umayyah. Dinamakan Daulah Abbasiyah
karena para pendiri dan penguasa Dinasti ini adalah keturunan
Abbas,

paman

nabi

Muhammad

SAW.

Dalam

kekuasaan

dinastinya, pusat pemerintahan dipindah ke Kufah dan akhirnya


ke baghdad sampai runtuhnya daulah abbasiyyah. Baghdad di
juluki sebagai Madinah as Salam. 1. Dinasti Abbasiyah didirikan
oleh Abdullah al-Saffah ibn Muhammad ibn Ali ibn Abdullah ibn
al-Abbass. Dia dilahirkan di Humaimah pada tahun 104 H. Dia
dilantik menjadi Khalifah pada tanggal 3 Rabiul awwal 132 H.
Kekuasaan Dinasti Bani Abbasiyah berlangsung dari tahun 7501258 M.
Mereka berpendapat bahwa periode awal merupakan periode
keemasan dalam ilmu, sastra, pemerintahan, dan politik. Periode
ini dikenal dengan istilah khalifah abasiyyah yang agung.
Sedangkan periode kedua merupakan periode kemunduran.
Periode ini di tandai dengan melemahnya pemimpin, hilangnya
wibawa khalifah, terpecahnya negeri negeri, dan berkuasanya
hawa nafsu.
Sebelum daulah Bani Abbasiyah berdiri, terdapat 3 tempat
yang menjadi pusat kegiatan kelompok Bani Abbas, antara satu
dengan yang lain mempunyai kedudukan tersendiri dalam
memainkan peranannya untuk menegakkan kekuasaan keluarga
besar paman nabi SAW yaitu Abbas Abdul Mutholib (dari
namanya Dinasti itu disandarkan). Tiga tempat itu adalah
Humaimah, Kufah dan Khurasan.
Menurut A. Syalabi pemerintahan Abbasiyyah berlangsung
dari tahun 132 H hingga tahun 656 H.Tempo pemerintahan
1 Wahyu Ilahi & Harjani Hefni, Pengantar Sejarah Dakwah, (Kencana :
Jakarta,2007) hlm.117

Abbasiyyah dibagi menjadi 3 periode yaitu :2


-

Periode Pertama (132-232 H) Kekuasaan pada periode ini

berada di tangan para khalifah


Periode Kedua (232-590 H) Kekuasaan hilang dari tangan

para khalifah
Periode Ketiga (590-656 H) Kekuasaan berada di tangan
khalifah kembali, namun hanya di Baghdad dan kawasankawasan sekitarnya.

Peta kekuasaan Dinasti Abbasiyyah


Berdirinya

Dinasti

Abbasiyyah

tidak

bisa

dilepaskan

dari

munculnya berbagai masalah di periode-periode terakhir dinasti


umayyah. Masalah-masalah tersebut kemudian bertemu dengan
beberapa kepentingan yang satu dengan memiliki keterkaitan.
Diantaranya banyak terjadi pemberontakan, yang kemudian
menjadi momentum yang tepat untuk menjatuhkan dinasti
umayyah yang dimotori oleh Abu Abbas al-Safah 3.

2 A. Syalabi, Sejarah dan Kebudayaan Islam Jilid ,(Al Huzna Dzikra :


Jakarta,1997) hlm.2

Akhirnya terjadi pertempuran antara khalifah Marwan (umayyah)


yang termasuk
pasukan

Khalifah terakhir

abbasiyyah

yang

dinasti Umayyah dengan

dipimpin

oleh

Abu

Muslim.

Pertempuran tersebut terjadi di suatu tempat yang bernama Zab


yang terletak antara kota Mousil dan Toriel. Dalam pertempuran
tersebut pasukan Marwan mengalami kekalahan yang yang
sangat berat dan Ia melarikan diri ke Damaskus hingga Mesir,
dan akhirnya terbunuh di Mesir. Dengan demikian berakhirlah
riwayat dinasti Umayyah dan lahirlah dinnasti baru yang
perjuangan menuju tampuk kekhalifahan cukup panjang, yaitu
Dinasti Abbasiyyah. Kemudian di sebuah besar Kufah, Abu Abbas
al-Safah menerima baiat sebagai khalifah Dinasti Abbasiyyah
pertama pada tanggal 28 Nopember 749 M.
Menurut

Imam

Fuadi

apabila

dicermati

tentang

keberhasilan pendirian dinasti Abbasiyyah ini ada beberapa


faktor yang bisa dijelaskan diantaranya :4
1. Solidaritas kekeluargaan
2. Lemahnya Bani Umayyah.
3. Bani Umayyah bercorak Arab sentris.
4. Kekuatan Militer Abbasiyyah
Dari sini dapat diketahui bahwa bangkitnya Daulah Abbasiyah
bukan saja pergantian Dinasti akan tetapi lebih dari itu adalah
penggantian

struktur

sosial

dan

ideologi.

Sehingga

dapat

dikatakan kebangkitan Daulah Bani Abbasiyah merupakan suatu


revolusi.
B. Nama-nama Khalifah Pemerintahan Abbasiyyah
1. Abu Abbas as-Saffah
2. Abu Jafar al-Manshur
3. Abu Abdullah Muhammad al-Mahdi bin al-Manshur
4. Abu Musa Al Hadi
5. Abu Jafar Harun ar-Rasyid
6. Abu Musa Muhammad al-Amin
7. Abu Jafar Abdullah al-Mamun
8. Abu Ishak Muhammad al-Mutashim
3 Imam Fuadi, Sejarah Peradaban Islam,(Teras : Yogyakarta,2011),
hlm.105
4 Ibid, hlm.112-114

9. Abu Jafar Harun al-Watsiq


10.
Abu Fadhl Jafar al-Mutawakkil
11.
Abu Jafar Muhammad al-Muntashir
12.
Abu Abbas Ahmad al-Mustain
13.
Abu Abdullah Muhammad al-Mutas
14.
Abu Ishak Muhammad al-Muhtadi
15.
Abu Abbas Ahmad al-Mutamid
16.
Abu Abbas Ahmad al-Mutadhid
17.
Abu Muhammad Ali al- Muktaf
18.
Abu Fadhl Jafar al-Muqtadir
19.
Abu Mansur Muhammad al-Qahir
20.
Abu Abbas ahmad ar-Radhi
21.
Abu Ishak Ibrahim al-Muttaqi
22.
Abu Qasim Abdullah al-Mustakf
23.
Abu Qasim al-Mufadhal al-Muthi
24.
Abu Fadhl Abdul Karim at-Thai
25.
Abu Abbas Ahmad al-Qadir
26.
Abu Jafar Abdullah al-Qaim
27.
Abu Qasim Abdullah al-Muqtadi
28.
Abu Abbas Ahmad al-Mustazhir
29.
Abu Manshur al-Fadhl al-Murtasyid
30.
Abu Jafar Manshur ar-Rasyid
31.
Abu Abdullah Muhammad al-Muqtaf
32.
Abu Munzhafar al-Mustanjid
33.
Abu Muhammad al-Hassan al-Mustadhi
34.
Abu Abbas an-Nashir
35.
Abu Nashr Muhammad az-Zahir
36.
Abu Jafar al-Manshur al-Mustanshir
37.
Abu Ahmad Abdullah al-Mustashim5

5A. Syalabi,Op.cit hlm. 4-5

SILSILAH KHALIFAH DINASTI ABBASIYYAH

C. Sistem Pemerintahan, Politik dan Bentuk Negara


Pada

zaman

Abbasiyah

konsep

kekhalifahan

berkembang sebagai sistem politik. Menurut pandangan


para pemimpin Bani Abbasiyah, kedaulatan yang ada pada
pemerintahan (Khalifah) adalah berasal dari Allah, bukan
dari rakyat sebagaimana diaplikasikan oleh Abu Bakar dan
Umar pada zaman Khulafaur Rasyidin. Hal ini dapat dilihat
dengan perkataan Khalifah Al-Mansur Saya adalah sultan
Tuhan diatas buminya .
Pada
zaman
Dinasti
pemerintahan

yang

Bani

diterapkan

Abbasiyah,

berbeda-beda

pola
sesuai

dengan perubahan politik, sosial, ekonomi dan budaya.


Sistem politik yang dijalankan oleh Daulah Bani Abbasiyah
I antara lain :
a. Para Khalifah tetap dari keturunan Arab, sedang para
menteri, panglima, Gubernur dan para pegawai lainnya
dipilih dari keturunan Persia dan mawali
b. Kota Baghdad digunakan sebagai ibu kota negara, yang
menjadi

pusat

kegiatan

politik,

ekonomi

sosial

dan

kebudayaan.
c. Ilmu pengetahuan dipandang sebagai suatu yang sangat
penting dan mulia .
d. Kebebasan berfkir sebagai HAM diakui sepenuhnya .
e. Para menteri turunan Persia diberi kekuasaan penuh untuk
menjalankan tugasnya dalam pemerintah
Selanjutnya periode II , III , IV, kekuasaan Politik
Abbasiyah

sudah

mengalami

penurunan,

terutama

kekuasaan politik sentral. Hal ini dikarenakan negaranegara

bagian

(kerajaan-kerajaan

kecil)

sudah

tidak

menghiraukan pemerintah pusat , kecuali pengakuan


politik saja . Panglima di daerah sudah berkuasa di
daerahnya ,dan mereka telah mendirikan atau membentuk
pemerintahan sendiri misalnya saja munculnya DaulahDaulah kecil, contoh; daulah Bani Umayyah di Andalusia
atau Spanyol, Daulah Fatimiyah .
Pada masa awal berdirinya Daulah Abbasiyah ada 2

tindakan yang dilakukan oleh para Khalifah Daulah Bani


Abbasiyah untuk mengamankan dan mempertahankan dari
kemungkinan

adanya

gangguan

atau

timbulnya

pemberontakan yaitu : pertama, tindakan keras terhadap


Bani Umayah . dan kedua pengutamaan orang-orang
turunan persi.
Dalam menjalankan

pemerintahan,

Khalifah

Bani

Abbasiyah pada waktu itu dibantu oleh seorang wazir


(perdana mentri) atau yang jabatanya disebut dengan
wizaraat . Sedangkan wizaraat itu dibagi lagi menjadi 2
yaitu: 1) Wizaraat Tanfiz (sistem pemerintahan presidentil )
yaitu wazir hanya sebagai pembantu Khalifah dan bekerja
atas nama Khalifah. 2) Wizaaratut Tafwidl (parlemen
kabimet). Wazirnya berkuasa penuh untuk memimpin
pemerintahan . Sedangkan Khalifah sebagai lambang saja .
Pada kasus lainnya fungsi Khalifah sebagai pengukuh
Dinasti-Dinasti lokal sebagai gubernurnya Khalifah.
Selain itu, untuk membantu Khalifah

dalam

menjalankan tata usaha negara diadakan sebuah dewan


yang bernama diwanul kitaabah (sekretariat negara) yang
dipimpin oleh seorang raisul kuttab (sekretaris negara).
Dan dalam menjalankan pemerintahan negara, wazir
dibantu beberapa raisul diwan (menteri departemendepartemen). Tata usaha negara bersifat sentralistik yang
dinamakan an-nidhamul idary al-markazy.
Selain itu, dalam zaman daulah Abbassiyah juga
didirikan angkatan perang, amirul umara, baitul maal,
organisasi kehakiman., Selama Dinasti ini berkuasa, pola
pemerintahan

yang

diterapkan

berbeda-beda

sesuai

dengan perubahan politik, sosial, ekonomi dan budaya.


D. Masa Keemasan
Dasar dasar pemerintahan Daulah Abasiyyah diletakkan oleh Abu
Abbas dan Abu Jafar Al-Mansyur. Setelah sendi sendi negara
kuat, muncullah masa keemasan pada tuju khalifah berikutnya,

yaitu al-mahdi (775-785M), Al-Hadi (775-786M), Harun ar-Rasyid


(786-809M), al-Makmun (813-833M), Al-Mutashim (833-842M),
al-watsiq (842-847M), dan al-Mutawakkil (847-861M).6
Pada masa al-Mahdi, perekonomian daulah abasiyyah mulai
meningkat
pertanian

dengan
dan

meningkatnya

pertambangan.

pendapatan

Puncak

dari

popularitas

sektor
daulah

abbasiyyah terjadi pada masa khalifah Harun al-Rasyid dan


putranya al-Makmun. Harun banyak memanfaatkan kekayaan
negara untuk keperluan sosial, rumah sakit, lembaga pendidikan,
dokter,

dan

farmasi.

Pada

masa

pemerintahannya

sudah

terdapat 800 dokter. Negara Islam di masa Harun menjadi negara


super power yang tiada tandingannya.
Daulah abasiyyah adalah daulah yang berdiri dengan tegas
di atas panji-panji Islam. Selama lima abad perjalanannya,
daulah ini menjadi sarana dakwah dan pendukung dakwah Islam.
Dengan semangat dakwah yang tinggi, daulah ini menjadi
kerajaan Islam yang telah mengubah dunia dari gelap menjadi
terang; dari mundur menjadi maju.
Dakwah pada masa ini dibagi menjadi dua level, yaitu:
level negara dan penguasa; dan level masyarakat.
1. Level Negara dan Penguasa
a. Para khalifah abasiyyah masa keemasan adalah juga seorang
ulama yang

cinta ilmu. Mereka memuliakan ulama dan

pujangga.
b. Mendorong dan memfasilitasi upaya penerjemahan berbagai
ilmu dari
berbagai bahasa ke bahasa arab.
c. Melakukan perluasan dan pembinaan wilayah dakwah.
d. Mendorong dan memfasilitasi pembaruan sistem pendidikan.7
2. Level masyarakat
Meskipun Islam pada level negara menunjukan kelusuhan, tetapi
dengan rahmat allah, pada level masyarakat aktivitas keislaman
tidak tidur, dan tidak terlalu terpengaruh oleh kelemahan dan
kerusakan yang terjadi di level negara. Masjid-masjid dan
6 Wahyu, Op.Cit. hlm 118
7 Wahyu, Op.Cit. hlm 120

sekolah-sekolah penuh dengan kajian ilmiah. Disaat imam Ahmad


meninggal dunia, jenazah beliau di antar oleh jamaah yang tak
terhitung jumlahnya. Inilah perbedaan orang yang menguasai
hati dengan orang yang menguasai dunia.
Masjid- majid di baghdad, bahsrah, kufah dan lainnya di
penuhi para ulama, penceramah, ahli hadis, dan lainnya. Mereka
memiliki pengaruh besar dalam pencerahan iman masyarakat.8
E. Perkembangan Perkembangan yang terjadi Pada
Masa Pemerintahan Abbasiyyah
Beberapa

langkah

strategis

yang

dilakukan

oleh

pemerintahan Abbasiyyah antara lain :


Perkembangan di Bidang Politik
a) Melenyapkan kekuatan dinasti Umayyah yang tersisa.
b) Memadamkan gerakan-gerakan pemberontakan
Perkembangan di Bidang Ekonomi
Tercatat dalam sejarah bahwa pendapatan negara pada
Khalifah al-Rasyid telah mencapai 272 juta dirham 4 juta dinar
per tahun. Unsur-unsur ekonomi yang dikembangkan zaman
dinasti Abbasiyyah adalah sebagau berikut.
a) Pertanian
b) Perindustrian
c) Perdagangan
Adapun pendapatan negara pada saat pemerintahan bani
Abbas ini secara umum adalah dari :
1)
2)
3)
4)
5)

Pajak hasil bumi yang disebut dengan kharaj


Pajak jiwa yang disebut dengan jizyah
Berbagai macam bentuk zakat
Pajak perniagaan dan cukai yang disebut dengan syur
Pembayaran pihak musuh yang kalah dalam perang yang

disebut fai
6) Rampasan perang atau ghanimah
Adapun pengeluaran negara pada saat pemerintahan bani
Abbas ini secara umum adalah meliputi :
1) Untuk pembayaran gaji pada qadhi, gubernur, buruh, dan
pegawai lainnya.
2) Untuk perbaikan aliran sungai dan membangun irigasi
guna untuk mengairi daerah yang jauh dari sumber air.
8 Wahyu, Op.Cit. hlm 121

3) Untuk biaya para narapidana dan tawanan musyrik


4) Untuk biaya perang
5) Untuk hadiah bagi ulama dan sastrawan
Perkembangan di Bidang Administrasi
Kekuasaan pemerintahan dinasti Abbasiyyah dibagi ke
dalam beberapa propinsi atau disebut juga imarah, dan setiap
imarah

dipimpin

oleh

seorang

gubernur.

Hal

ini

untuk

mempermudah jalannya pemerintahan di setiap daerah. Propinsipropinsi di zaman dinasti Abbasiyyah berjumlah 12 propinsi
diantaranya adalah sebagai berikut :
1) Kufah dan sawwad
2) Bashrah
3) Hijaz
dan

7) Khurasan
8) Mosul
9) Jazirah,

Yamamah
4) Yaman
5) Ahwaz
6) Parsi

Azerbaijan
10)
Suriah
11)
Mesir dan Afrika
12)
Sind

Armania,

Perkembangan Ilmu Pengetahuan


Perkembangan Ilmu pengetahuan dan teknologi mencapai
puncak kejayaan pada masa pemerintahhan Harun ar-Rasyid ,
kemajuan intelektual pada waktu itu setidaknya dipengaruhi oleh
dua hal yaitu:
1. Terjadinya Asimilasi antara bangsa Arab dan bangsa-bangsa
lain yang lebih dahulu mengalami perkembangan dalam ilmu
pengetahuan. Pengaruh Persia pada saat itu sangat penting
dibidang pemerintahan. selain itu mereka banyak berjasa
dalam perkembangan ilmu flsafat dan sastra. Sedangkan
pengaruh Yunani masuk melalui terjemah-terjemah dalam
banyak bidang ilmu, terutama Filsafat.
2. Gerakan Terjemah
Pada masa daulah ini usaha penerjemahan kitab-kitab asing
dilakukan dengan giat sekali. Pengaruh gerakan terjemahan
terlihat dalam perkembangan ilmu pengetahuan umum
terutama di bidang astronomi, kedokteran, flsafat, kimia dan
sejarah. Dari gerakan ini muncullah tokoh-tokoh Islam dalam
ilmu pengetahuan, antara lain ;
a.Bidang flsafat: al-Kindi, al-Farabi, Ibnu Bajah, IbnuTufail,

Ibnu Sina, al-Ghazali,Ibnu Rusyid.


b.Bidang kedokteran: Jabir ibnu Hayan , Hunain bin Ishaq,
Tabib bin Qurra ,Ar-Razi.
c. Bidang Matematika: Umar al-Farukhan , al-Khawarizmi.
d.Bidang astronomi: al-Fazari, al-Battani, Abul watak, alFarghoni dan sebagainya.
Dari hasil ijtihad dan semangat riset, maka para ahli
pengetahuan, para alim ulama, berhasil menemukan berbagai
keahlian

berupa

penemuan

berbagai

bidang-bidang

ilmu

pengetahuan, antara lain


1. Ilmu Umum
a.Ilmu Filsafat
1) Al-Kindi (809-873 M) buku karangannya sebanyak 236
2)
3)
4)
5)

judul.
Al Farabi (wafat tahun 916 M) dalam usia 80 tahun.
Ibnu Bajah (wafat tahun 523 H)
Ibnu Thufail (wafat tahun 581 H)
Ibnu Shina (980-1037 M). Karangan-karangan

yang

terkenal antara lain: Shafa, Najat, Qoman, Saddiya dan


lain-lain
6) Al Ghazali (1085-1101 M). Dikenal sebagai Hujjatul Islam,
karangannya:

Al

Munqizh

Minadl-Dlalal,Tahafutul

Falasifah,Mizanul Amal,Ihya Ulumuddin dan lain-lain


7) Ibnu Rusd (1126-1198 M). Karangannya : Kulliyaat, Tafsir
Urjuza, Kasful Afllah dan lain-lain
b. Bidang Kedokteran
1) Jabir bin Hayyan (wafat 778 M). Dikenal sebagai bapak
Kimia.
2) Hurain bin Ishaq (810-878 M). Ahli mata yang terkenal
disamping sebagai penterjemah bahasa asing.
3) Thabib bin Qurra (836-901 M)
4) Ar Razi atau Razes (809-873 M). Karangan yang terkenal
mengenai cacar dan campak yang diterjemahkan dalam
bahasa latin.
c. Bidang Matematika
1) Umar Al Farukhan: Insinyur Arsitek Pembangunan kota
Baghdad.
2) Al Khawarizmi: Pengarang kitab Al Gebra (Al Jabar),
penemu angka (0).
d. Bidang Astronomi
Berkembang subur di kalangan umat Islam, sehingga

banyak para ahli yang terkenal dalam perbintangan ini seperti :


1) Al Farazi : pencipta Astro lobe
2) Al Gattani/Al Betagnius
3) Abul wafat : menemukan jalan ketiga dari bulan
4) Al Farghoni atau Al Fragenius
e. Bidang Seni Ukir
Beberapa seniman ukir terkenal: Badr dan Tariff (961-976 M)
dan ada seni musik, seni tari, seni pahat, seni sulam, seni lukis
dan seni bangunan.
2. Ilmu Naqli
a. Ilmu Tafsir, Para mufassirin yang termasyur: Ibnu Jarir ath
Tabary, Ibnu Athiyah al Andalusy (wafat 147 H), As Suda,
Mupatil bin Sulaiman (wafat 150 H), Muhammad bin Ishak
dan lain-lain
b. Ilmu Hadist, Muncullah ahli-ahli hadist ternama seperti: Imam
Bukhori (194-256 H),
Imam Muslim (wafat 231 H), Ibnu Majah (wafat 273 H),Abu
Daud (wafat 275 H), At Tarmidzi, dan lain-lain
c. Ilmu Kalam, Dalam kenyataannya kaum Mutazilah berjasa
besar dalam menciptakan ilmu kalam, diantaranya para
pelopor itu adalah: Wasil bin Atha, Abu Huzail al Allaf, Adh
Dhaam, Abu Hasan Asyary, Hujjatul Islam Imam Ghazali
d. Ilmu Tasawuf, Ahli-ahli dan ulama-ulamanya adalah : Al
Qusyairy

(wafat

465

H).

Karangannya

ar

Risalatul

Qusyairiyah, Syahabuddin (wafat 632 H). Karangannya :


Awariful Maarif, Imam Ghazali : Karangannya al Bashut, al
Wajiz dan lain-lain.
e. Para Imam Fuqaha, Lahirlah para Fuqaha yang sampai
sekarang aliran mereka masih mendapat tempat yang luas
dalam

masyarakat

Islam.

Yang

mengembangkan

faham/mazhabnya dalam zaman ini adalah: Imam Abu


Hanifah, Imam Malik, Imam Syafi, Imam Ahmad bin Hambal
dan Para Imam Syiah (Hasjmy, 1995:276-278).
Perkembangan Peradaban di Bidang Fisik
Perkembangan peradaban pada masa daulah Bani
Abbasiyah sangat maju pesat, karena upaya-upaya

dilakukan oleh para Khalifah di bidang fsik. Hal ini dapat


kita lihat dari bangunan -bangunan yang berupa:
a. Kuttab, yaitu tempat belajar dalam tingkatan pendidikan
rendah dan menengah.
b. Majlis Muhadharah,yaitu tempat pertemuan para ulama,
sarjana,ahli pikir dan pujangga untuk membahas masalahmasalah ilmiah.
c. Darul Hikmah, Adalah perpustakaan yang didirikan oleh
Harun Ar-Rasyid. Ini merupakan perpustakaan terbesar yang
di dalamnya juga disediakan tempat ruangan belajar.
d. Madrasah, Perdana menteri Nidhomul Mulk adalah orang
yang mula-mula mendirikan sekolah dalam bentuk yang ada
sampai sekarang ini, dengan nama Madrasah.
e. Masjid, Biasanya dipakai untuk pendidikan

tinggi

dan

tahassus.
Pada masa Daulah Bani Abbassiyah, peradaban di
bidang

fsik

seperti

kehidupan

ekonomi:

pertanian,

perindustrian, perdagangan berhasil dikembangkan oleh


Khalifah Mansyur.

F. Masa Kemunduran
Menurut Badri Yatim, Berakhirnya kekuasaan dinasti Seljuk
atas Baghdad atau khalifah Abbasiyah merupakan awal dari
periode kelima. Pada periode ini, khalifah Abbasiyah tidak lagi
berada dibawah kekuasaan suatu dinasti tertentu, walaupun
banyak sekali dinasti Islam berdiri. Ada diantaranya yang cukup
besar, namun yang terbanyak adalah dinasti kecil. Para khalifah
Abbasiyah, sudah merdeka dan berkuasa kembali, tetapi hanya
di Baghdad dan sekitarnya. Wilayah kekuasaan khalifah yang
sempit ini menunjukkan kelemahan politiknya. Pada masa inilah
tentara Mongol dan tatar menyerang Baghdad. Baghdad dapat
direbut dan dihancurluluhkan tanpa perlawanan yang berarti.
Kehancuran baghdad akibat serangan tentara Moghol ini adalah
awal babak baru dalam sejarah islam, yang disebut masa
pertengahan. Dalam sejarah kekuasaan bani abbas terlihat

bahwa apabila khalifah kuat, para menteri cenderung berperan


sebagai kepala pegawai sipil, tetapi jika khalifah lemah, mereka
akan berkuasa mengatur roda pemerintahan.9
Disamping kelemahan khalifah, banyak faktor

lain

yang

menyebabkan khalifah abbasiyah menjadi mundur, masingmasing faktor tersebut saling berkaitan satu sama lain. Beberapa
diantaranya adalah sebagai berikut:
1. Persaingan antarbangsa
Khalifah abbasiyah didirikan
bersekutu

dengan

orang-orang

oleh

bani

persia.

abbas

yang

Persekutuan

dilatarbelakangi oleh persamaan nasib kedua golongan itu pada


masa bani umayyah berkuasa. Keduanya sama-sama tertindas.
Setelah khalifah abbasiyah berdiri, dinasti bani abbas tetap
mempertahankan persekutuan itu. Fanatisme kebangsaan ini
tampaknya dibiarkan berkembang oleh penguasa. Sementara itu,
para khalifah menjalankan sistem perbudakan baru. Budakbudak bangsa persia atau turki dijadikan pegawai dan tentara.
Mereka diberi nasab dinasti dan mendapat gaji. Oleh bani abbas,
mereka dianggap sebagai hamba. Sistem perbudakan ini telah
mempertinggi pengaruh bangsa persia dan turki. Karena jumlah
dan kekuatan mereka yang besar, mereka merasa bahwa negara
adalah milik mereka, mereka mempunyai kekuasaan atas rakyat
berdasarkan kekuasaan khalifah. Kecenderungan masing-masing
bangsa untuk mendominasi kekuasaan sudah dirasakan sejak
awal khalifah abbasiyah berdiri.10
2. Kemerosotan ekonomi
Pada periode pertama, pemerintah bani abbas merupakan
pemerintahanan yang kaya. Dana yang masuk lebih besar dari
yang keluar, sehingga bait al-Mal penuh dengan harta. Setelah
khalifah memasuki periode kemunduran, pendapatan negara
menurun,

sementara

pengeluaran

meningkat

lebih

9 Badri Yatim, Sejarah Peradaban Islam, (Rajawali Press : Jakarta,


2014), hlm. 79-80
10 Ibid, hlm.80-81

besar.

Menurunnya pendapatan negara itu disebabkan oleh makin


menyempitnya wilayah kekuasaan, banykanya terjadi kerusuhan
yang mengganggu perekonomian rakyat, diperingannya pajak,
dan banyaknya dinasti-dinasti kecil yang memerdekakan diri dan
tidak

lagi

membayar

upeti.

Sedangkan,

pengeluaran

membengkak antara lain disebabkan oleh kehidupan para


khalifah dan pejabat semakin mewah, jenis pengeluaran makin
beragam, dan para pejabat melakukan korupsi.11
3. Konflik keagamaan
Fanatisme keagamaan berkaitan erat dengan persoalan
kebangsaan. Karena cita-cita orang persia tidak sepenuhnya
tercapai,

kekecewaan

mempropagandakan

mendorong

ajaran

manuisme,

sebagian

mereka

zoroasterisme,

dan

mazdakisme. Munculnya gerakan yang dikenal dengan gerakan


zindiq ini menggoda rasa keimanan para khalifah.12
4. Ancaman dari luar
Apa yang disebutkan diatas adalah faktor-faktor internal.
Disamping

itu

ada

pula

faktor-faktor

eksternal

yang

menyebabkan khilafah abbasiyah lemah dan akhirnya hancur.


Pertama, perang salib yang berlangsung beberapa gelombang
atau periode dan menelan banyak korban. Kedua, serangan
tentara mongol ke wilayah kekuasaan islam. Sebagaimana telah
disebutkan, orang-orang kristen eropa terpanggil untuk ikut
berperang setelah paus urbanus II (1088-1099 M) mengeluarkan
fatwanya. Perang salib itu juga membakar semangat perlawanan
orang-orang kristen yang berada diwilayah kekuasaan islam.
Namun, diantara komunitas-komunitas kristen timur, hanya
armenia dan maronit lebanon yang tertarik dengan perang salib
dan melibatkan diri dalam tentara salib itu. Pengaruh salib juga
terlihat dalam penyerbuan tentara mongol. Disebutkan bahwa
bahwa hulaga khan, panglima tentara mongol, sangat membenci
islam karena ia banyak dipengaruhi oleh orang-orang budha dan
11 Ibid, hlm.82
12 Ibid, hlm.83-84

kristan nestorian. Gereja-gereja kristen bersosiasi dengan orangorang mongol yang anti islam itu dan diperkeras dikantongkantong

ahl

al

menghancurleburkan

kitab.

Tentara

pusat-pusat

islam,

mongol,
ikut

setelah

memperbaiki

yerussalam.13
Masa kemunduran di mulai sejak abasiyyah di perintah oleh
khalifah abu jafar Muhammad al-muntashir (247-248/861-862M)
sampai jatuhnya Baghdad saat khalifah berada di tangan Abu
Ahmad Abdullah al Mustashim (640-656/1242-1258).14
Beberapa faktor yang menyebabkan
daulah abasiyyah
mengalami kemunduran, diantaranya :
a. Adanya friksi dalam tubuh daulah abasiyyah.
b. Gaya hidup mewah dan foya foya pada lingkungan pejabat dan
keluarganya.
c. Khalifah yang berkuasa bukan sosok yang kuat.
d. Banyaknya serangan yang dilakukan kaum salibis ke Palestina.
e. Serangan Mongol ke jantung kota baghdad mengakhiri riwayat
daulah

abasiyyah.

13 Ibid, hlm.85
14 Wahyu, Op.Cit. hlm 119

BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Peradaban islam mengalami kejayan pada masa daulah bani abbasiyah,
pada waktu itu berbagai bidang mengalami kemajuan mulai dari bidang politik,
ekonomi, pendidikan dan lain sebagainya. Kemajuan pada waktu itu tidak hanya
semata oleh jasa para kholifah yang memimpin pemerintahan yang dengan
bijaksana, tetapi karena dukungan dari masyarakat sendiri yang hidup pada masa
pemerintahan tersebut.
Kemajuan pada waktu itu disebabkan pula adanya gerakan penerjemahan
yang dilakukan dari masakemasa pada saat pemerintahan daulah bani abbasiyah.
Penerjermahan yang dilakukan ini oleh sebagian kholifah diberi bayaran yang
sangat besar sekali, buku-buku yang diterjemahkan biasanya berasal dari bahasa
Persia, yunani dan bangsa eropa, buku-buku tersebut diterjemahkan kedalam
bahasa arab dan pada masa ini pula pertama kalinya dibangunkan perpustakan
yang diberi nama Al hikmah yang digunakan untuk membaca, menulis,
berdiskusi dan sebagai tempat riset pada waktu itu.
Kemajuan pada saat itu juga melahirkan beberapa ahli filsafat islam seperti
ibnu sina, al-farabi, ar-razi dan yang lainnya, yang ahli dalam berbagai bidang
misalnya kedokteran, astronomi, filsafat, astrologi dan matematika dan lain
sebagainya yang membangun kemajuan islam pada masa itu.
Karena kehidupan didunia ini tidak ada yang abadi begitu juga dengan
pemerintahan bani abbas ini, setelah mengalami kejayaan akhirnya dalam
berbagai bidang. kini tiba saatnya juga untuk mengalami kemunduran yang
dilakukan oleh para pemerintahannya sendiri yang tidak lagi memperhatikan
keadaan rakyatnya tetapi lebih mementingkan kepentingan sendiri, penerintahah
banyak melakukan korupsi dan memperkaya dirinya sendiri sehingga pengeluran
negara bertambah sangat banyak. Sehingga mulailah perekonomian pada saat itu
merosot, selain dari faktor intern juga ada beberapa faktor yang datangnya dari
luar seperti telah dipaparkan diatas.

DAFTAR PUSTAKA

Fuadi, Imam 2011. Sejarah Peradaban Islam, (Yogyakarta :


Teras)

Ilahi, Wahyu & Harjani Hefni, 2007. Pengantar Sejarah


Dakwah, (Jakarta : Kencana)

Syalabi, A, 1997. Sejarah dan Kebudayaan Islam Jilid ,


( Jakarta : Al Huzna Dzikra)

Yatim, Badri 2014. Sejarah Peradaban Islam, (Jakarta :


Rajawali Press)

Anda mungkin juga menyukai