DISUSUN OLEH:
KELOMPOK VI/IAT-1B
Dengan menyebut nama Allah Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang, puji
syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, yang telah melimpahkan Rahmat, Hidayah dan
Inayah-Nya sehingga kami dapat merampungkan penyusunan makalah Sejarah Peradaban
Islam dengan judul “Peradaban Islam Masa Dinasti Abbasiyah” tepat pada waktunya.
Bani Abbasiyah menjadi dinasti kekhalifahan terlama sepanjang sejarah berdirinya
agama Islam yang berkuasa mulai tahun 750 M – 1258 M (132 H – 656 H), dan ibukota
pemerintahan dipindahkan ke Baghdad dari Damaskus pada 762 M. Dalam sejarah berdirinya
dinasti Abbasiyah, mereka memerintah seluruh Asia Barat dan Afrika Utara.
Bani Abbasiyah lebih fokus kepada dataran Irak dan Iran daripada wilayah pesisir
seperti Israel, Suriah, Lebanon dan Mesir. Baghdad dengan cepat berkembang menjadi kota
besar dan maju dihuni oleh sekitar hampir setengah juta orang pada tahun 800-an masehi.
Kemunduran Dinasti Abbasiyah disebabkan oleh dua Faktor, yaitu internal dan
eksternal. Dari faktor internal kemunduran Dinasti Abbasiyah, yang paling dominan
berpengaruh terhadap kemunduran Dinasti Abbasiyah adalah karena umat Islam
meninggalkan ajaran agamanya.
i
hancurnya Abbasiyah umat Islam mengalami kemiskinan dan perekonomian dikuasai oleh
bangsa Barat hingga saat ini.
Kelompok VI
ii
DAFTAR ISI
BAB I : PENDAHULUAN
BAB II : PEMBAHASAN
DINASTI ABBASIYAH
A. Kesimpulan .................................................................................................... 14
B. Saran .............................................................................................................. 14
Daftar Pustaka
iii
BAB I
PENDAHULUAN
B. Rumusan Masalah
1. Apa yang melatar belakangi berdirinya Dinasti Abbasiyah?
2. Siapa saja pemimpin pada masa Pemerintahan Dinasti Abbasiyah?
3. Apa kemajuan yang dicapai pada masa Pemerintahan Dinasti Abbasiyah?
4. Apa yang menyebabkan Kemunduran Dinasti Abbasiyah?
5. Kapan peristiwa Kemunduran Dinasti Abbasiyah?
1
BAB II
PEMBAHASAN
DINASTI ABBASIYAH
Dinasti Abbasiyah atau Kekhalifahan Abbasiyah atau biasa dikenal Bani Abbasiyah
merupakan kekhalifahan kedua Islam yang berkuasa di Baghdad, Irak. Pada masanya
kekhalifahan Abbasiyah berkembang pesat dan menjadikan Islam sebagai pusat pengetahuan
dunia.
Anggota dari bani Umayyah yang selamat melarikan diri dari Damaskus dan
menuju Spanyol dengan menyeberangi Laut Tengah lalu mendirikan Kekhalifahan
Umayyah. Keturunan bani Umayyah yang selamat memerintah Spanyol untuk waktu
yang lama.
Bani Abbasiyah lebih fokus kepada dataran Irak dan Iran daripada wilayah
pesisir seperti Israel, Suriah, Lebanon dan Mesir. Baghdad dengan cepat berkembang
menjadi kota besar dan maju dihuni oleh sekitar hampir setengah juta orang pada
tahun 800-an masehi.
2
Pemerintahan Abbasiyah berkembang selama tiga abad dan mulai meredup
setelah bangsa Turki yang sebelumnya menjadi bagian dari tentara kekhalifahan
bernama Mamluk mulai naik daun. Hingga sekarang, keturunan dari Bani Abbasiyah
termasuk suku al – Abbasi banyak tinggal di timur laut Tikrit, Irak.
Selain itu juga ikut kelompok keturunan bangsa Persia, pimpinan Abu Musli
al-Khurasany bekerja sama menaklukkan dinasti Umayyah. Pada akhirnya kaum
Abbasiyah berhasil menaklukkan pemimpin terakhir Umayyah, yaitu Marwan bin
Muhammad. Abu Abbas al-Saffah berhasil meruntuhkan Bani Umayyah dan diangkat
sebagai khalifah.
3
Selama tiga abad bani Abbasiyah memegang kekuasaan kekhalifahan,
mengusung kepemimpinan gaya Islam dan menyuburkan kembali ilmu pengetahuan
dan pengembangan budaya di Timur Tengah. 1
a. Para khalifah tetap dari keturunan arab, sedang para manteri, panglima,
gubernur, dan para pegawai lainnya dipilih dari keturunan Persia dan
mawali.
b. Kota Baghdad digunakan sebagai ibu kota Negara, yang menjadi pusat
kegiatan politik, ekonomi, sosial dan kebudayaan.
c. Kebebasan berfikir sebagai HAM diakui sepenuhnya.
d. Para menteri keturunan Persia di beri kekuasaan penuh untuk menjalankan
tugasnya dalam pemerintahan.
Selanjutnya periode II, III, IV, kekuasaan politik abbasiyah sudan mengalami
penurunan, terutama kekuasaan politik sentral. Hal ini dikarenakan Negara-negara
bagian (kerajaan-kerajaan kecil) sudah tidak menghiraukan kekuasaan pusat, kecuali
pengakuan politik saja. Panglima di daerah sudah berkuasa di daerahnya, dan mereka
telah mendirikan atau membentuk pemerintahan sendiri. Selama dinasti ini berkuasa,
pola pemerintahan yang di tetapkan berbeda-beda sesuai dengan perubahan pilitik,
kebudayaan, ekonomi dan sosial.
4
Pada sejarawan biasanya membagi masa pemerintahan bani abbasiyah menjadi 5
periode :
Periode ini juga berhasil menyiapkan landasan bagi perkembangan filsafat dan
ilmu pengetahuan dalam islam. Masa pemerintahan Abu al-abbas, pendiri dinasti ini
sangat singkat, yaitu dari tahun 750-754 M. karena itu pembina sebenarnya dari
daulah abbasiyah adalah abu ja’far al-mansur (754-775 M).
Pada mulanya ibu kota Negara adalah al-hasyimiyah, dekat kufah. Namun,
untuk lebih memantapkan dan menjaga stabilitas Negara ke kota yang baru berdiri itu,
al-mansur memindahkan ibu kota Negara ke kota yang baru dibangunnya, yaitu
Baghdad dekat bekas ibu kota Persia tahun 762 M.2
Artinya: Maka apakah mereka tidak memperhatikan unta bagaimana diciptakan, dan
langit bagaimana ditinggikan, dan gunung-gunung bagaimana ditegakkan, dan bumi
bagaimana dihamparkan (Al-Ghasyiyah/88: 17-20).
Dalam al-Qur’an (750) ayat yang mendorong para Muslim untuk menelaah
alam ini, merenungkan, menyelidiki dengan menggunakan akal budi dan berusaha
memperoleh pengetahuan serta pemahaman alamiah sebagai bagian hidup manusia.
Walaupun pada tahap awal dari pengembangan Islam, persoalan ini belumlah dapat
berjalan dengan kondusif karena perhatian para Muslim lebih pada persoalan lain.
Barulah pada masa Dinasti Abbasiyah penyelidikan dan pengembangan ilmu
pengetahuan itu berjalan dengan baik, yang menjadi cikal bakal pengembangan ilmu
pengetahuan modern. Menurut Beriffault seperti yang dikutif oleh CA. Qadir (2005:
2) mengatakan bahwa yang disebut ilmu pengetahuan itu muncul sebagai akibat dari
metode eksperimen baru, yang dikenalkan ke bangsa Eropa oleh bangsa Arab dan
merupakan sumbangan paling penting dari umat Islam. Perkembangan lembaga ilmu
pendidikan mencerminkan terjadinya perkembangan dan kemajuan ilmu pengetahuan.
Diawal kebangkitan Islam lembaga pendidikan sudah berkembang, lembaga
pendidikan terdiri dari dua tingkat (Hassan, 1889: 129), Yaitu: Pertama, dalam masjid
dan Maktab/Kuttab, yaitu lembaga pendidikan terendah, tempat anak-anak mengenal
dasar-dasar bacaan, hitungan dan tulisan serta tempat para remaja belajar dasar-dasar
6
agama seperti, tafsir, hadits, fikih, dan bahasa. Kedua, tingkat pendalaman. Para
pelajar yang ingin mendalami ilmunya, pergi keluar daerah menuntut ilmu kepada
orang ahli dalam bidangnya masing-masing. Pada umumnya, ilmu yang dituntut
adalah ilmu-ilmu agama.
7
keluarga Barmak diberi kepercayaan menjadi wazir (perdana menteri) seperti
diuraikan pada bab-bab terdahulu.
Kelima, tidak adanya ekspansi perluasan wilayah kekuasaan Islam dan tidak
adanya pemberontakan-pemberontakan pada menyebabkan stabilitas negara terjamin
untuk aspek sosial dan intelektual. Pemberontakan hanya terjadi pada masa awal
Dinasti Abbasiyah yaitu masa Al-Saffah dan Al-Mansur, setelah khalifah kedua
pemberontakan yang tergolong besar relatif tidak terjadi seiring dengan kuatnya
tentara militer Abbasiyah. Dengan kondisi keamanan yang stabil memberikan
kesempatan untuk mengembangkan ilmu pengetahuan.
Ketujuh, berpindahnya ibu kota dari Syam ke Baghdad, yang diberi nama
Madinah As-Salam. Pusat pemerintahan yang sangat strategis terletak dekat dengan
Eufrat, Dajlah, dan ditengah Irak sehingga memudahkan para pedagang dari luar
datang. Selain letak yang strategis, tanah tersebut subur dan udaranya sangat sejuk (A-
Isy, 2007: 33).
8
Perkembangan ilmu pengetahuan pada masa Abbasiyah mengalami kemajuan yang
luar biasa baik ilmu agama, filsafat, ilmu alam dan ilmu sosial dan lain-lain, jauh
melebihi kemajuan masa-masa sebelumnya. Ilmu tafsir muncul seiring dengan
kebutuhan masyarakat akan petunjuk-petunjuk menjalankan kehidupan sehari-hari.
Ketika pada zaman Nabi seluruh problematika dan kalau ada ayat-ayat yang kurang
dipahami masyarakat akan langsung menanyakan kepada Nabi.
Ada berbagai faktor yang menyebabkan terjadinya transmisi atau biasa disebut
manuskrip pengetahuan ke dunia barad, perpindahan manuskrip-manuskrip Islam ke
tangan Barat. Sebagian manuskrip diperoleh lewat perampokan dan penjarahan pada
masa kolonialisme. Yang lain, melalui proses transaksi jual-beli. Tapi, ada pula yang
sengaja dihadiahkan oleh penguasa Muslim.
Sepulang ke negara asal, para sarjana ini membawa harta karun berupa
manuskrip atau terjemahan manuskrip Islam. Termasuk, Canon of Medicine karya
Ibnu Sina. Pekerjaan penerjemahan ini terus berlangsung hingga abad ke-13 dan 14.
9
Karena itu, tidak mengherankan bila banyak karya Muslim yang kini hanya
ditemukan terjemahannya di perpustakaan Eropa.
Proses ini juga terkait dengan perpindahan ilmu pengetahuan dari dunia Islam
ke Barat. Mehdi Nakosteen dalam History of Islamic Origins of Western Education
A.D. 800-1350 : With an Introduction to Medieval Muslim Education
mengungkapkan, transformasi ilmu pengetahuan Islam ke Barat dibangun melalui dua
cara. Pertama, melalui para mahasiswa dan cendekiawan Eropa yang menimba ilmu
di sekolah-sekolah tinggi atau universitas Islam di Spanyol. Kedua, melalui hasil
karya cendekiawan Muslim yang diterjemahkan dari bahasa Arab ke bahasa mereka.
Peradaban silih berganti. Ketika para sarjana Barat mulai menyadari kekuatan
ilmu pengetahuan, kejayaan ilmu pengetahuan di dunia Islam melemah. Puncaknya,
keruntuhan Baghdad pada 1258 M meninggalkan dampak besar dalam peradaban
Islam. Baghdad adalah wajah peradaban Islam.
10
Prancis memiliki bekas jajahan di Mesir, Turki, dan Afrika Utara. Belanda di
Indonesia sedangkan Inggris di anak benua India dan Timur Tengah. Italia di Afrika
Utara, Amerika di negara-negara Teluk, sedangkan Jerman di Turki. Spanyol, lain
cerita. Kejayaan Andalusia di Spanyol meninggalkan warisan manuskrip yang tidak
sedikit bagi negara Spanyol modern.
Puncak runtuhnya dinasti ini terjadi kira-kira 656 H/1258 M pada akhir
kekhalifahan Al-Mu’tasim Billah, diawali dari para pembangkang dan para
pemberontak yang tidak rela dan tidak terima dengan kepemimpinan bani Abbasiyah,
kelompok-kelompok separatis pun mulai ikut bermunculan. Ditambah lagi dari
serangan bangsa Mongol yang kejam dan ingin menguasai wilayah dinasti Abbasiyah.
Pemberontakan Zang
Zang mempunyai pemimpin yang bernama Muhammad bin ali ”bahbudz”, dia
sangat cerdik dalam berbagai strategi perang dan sangat hati-hati dalam melakukan
tindakan, dengan menempuh paham Khawarij Azariqah sebagai prinsipnya. Tetapi dia
sangat berlebihan dengan mengaku sebagai nabi, mengetahui hal ghaib, memiliki
11
kekuatan, dan wahyu. Pertama-tama yang dia lakukan adalah membangun benteng di
tepi barat sungai Abul Kashib dan menyerang pasukan Bashrah, pemberontakan
berlangsung kurang lebih empat belas tahun 870-883 M, dimulai dari masa khalifah
Al-Mu’tamid.
Penyebab Kemunduran
Dinasti Abbasiyah didirikan oleh Bani Abbas atau Al-Mansur 754 M, yang
bersekutu dengan Persia, karena persamaan nasib diantara kedua bangsa itu yang
pada masa dinasti Umayyah sama-sama tertindas. Dan setelah dinasti Abbasiyah
berdiri kecenderungan untuk berkuasa diantara kedua bangsa itu muncul.
12
Para menteri yang suka menghambur-hamburkan uang dan mengambil
keuntungan dari pungutan pajak uang rakyat, tanpa memberikannya pada khalifah
Al-Muqtadir 903-932 M. Sedangkan kebutuhan negara semakin meningkat,
tentara dan penjaga sangatlah banyak. Mereka menuntut gaji dan keadaan pun
semakin kacau.
3. Konflik keagamaan
13
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
B. Saran
Berpatokan pada hasil pembahasan dan hasil kesimpulan penelitian ini maka ada
beberapa hal yang menjadi saran penulis untuk pemerintah dan rakyat:
Pertama, bagi suatu bangsa atau negara dan pelaksana pemerintahan harus
menghindarkan faktor-faktor penyebab kemunduran suatu bangsa. Pemerintah harus
memiliki kekuatan dalam hal militer, ekonomi, menjaga persatuan, dan menjalankan
aturan pemerintah maupun agama. Agar suatu bangsa atau negara tetap berjalan
secara utuh.
14
Daftar Pustaka
Https://www.google.com/amp/s/sejarahlengkap.com/agama/islam/sejarah-berdirinya-dinasti-
abbasiyah-dalam-islam/amp
https://www.google.com/amp/s/m.republika.co.id/amp/owh2b9313