Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH

“PERADABAN ISLAM PADA MASA DINASTI UMAYYAH DAN


DINASTI ABBASIYAH”
Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Teologi dan Moderasi Islam
Dosen Pengampu:
Guntur Guswantoro, S. Pd. M. Pd

Disusun Oleh:
Nur Fazila (2022110177)
Jusni (2022110160)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM


SEKOLAH TINGGI ILMU TARBIYAH AL-ANSHAR
TANJUNG SELOR
2023/2024

1
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh


Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT karena atas nikmat iman,
Islam, umur dan kesehatan makalah yang berjudul “Peradaban Islam Masa Dinasti
Umayyah dan Abbasiyah” ini dapat terselesaikan. Tak lupa sholawat dan salam selalu
tersampaikan kepada panutan dan junjungan kita Nabi Muhammad Saw, semoga kita
mendapatkan syafa’at beliau di akhirat kelak, Aamiin Ya Rabbal ‘Aalaamiin.
Terima kasih penulis ucapkan kepada dosen pengampu mata kuliah Teologi dan
Moderasi Islam yakni Bapak Guntur Guswantoro, S. Pd. M. Pd yang mana telah
mengamahkan kepada penulis untuk membuat makalah ini dan beliau juga menjelaskan
sistematika penulisan makalah yang baik, rapi, dan berbobot. Semoga beliau selalu
diberikan kesehatan agar dapat selalu menyampaikan ilmu dan pengetahuannya kepada
semua orang, Aamiin Ya Rabbal ‘Aalaamiin.
Terkait dengan terbentuknya makalah ini tentunya tidak lepas dari kesalahan dan
kekurangan dalam isinya, maka dari itu penulis membuka pintu saran dan kritik guna
dalam penulisan karya ilmiah selanjutnya penulis lebih memperhatikan sistematika
penulisan yang telah ditentukan. Demikian pengantar yang dapat penulis sampaikan.

Wassalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

Sebuku, 7 Desember 2023

Penulis

2
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Bani Umayyah atau kekhalifahan Umaiyah adalah kekhalifahan Islam pertama
setelah masa Khulafaur Rasyidin yang memerintah dari 661-750 M di jazirah Arab
yang berpusat di Damaskus, Syiria, serta dari 756-1031 di Cordoba-Andalusia,
Spanyol. Masa kekhalifahan Bani Umayyah hanya berumur 90 tahun yaitu dimulai
pada masa kekuasaan Muawiyah bin Abi Sufyan, dimana pemerintahan yang bersifat
Islamiyyah berubah menjadi kerajaan turun-temurun. Yaitu setelah Al-Hasan bin
‘Ali bin Abi Thalib menyerahkan jabatan kekhalifahan kepada Muawwiyah dalam
rangka mendamaikan kaum muslimin yang pada saat itu sedang dilanda fitnah akibat
terbunuhnya Utsman bin Affan yakni pada peristiwa perang Jamal dan penghianatan
dari orang-orang Khawarij dan Syi’ah.
Nama Dinasti Umayyah diambil dari nama nenek moyang mereka yaitu
Umayyah bin Abdi Syams bin Abdimanaf. Ia adalah salah seorang terkemuka dalam
dalam persukuan pada zaman Jahiliyah, bergandeng dengan pamannya Hasyim bin
Abdimanaf. Umayyah dan Hasyim berebut pengaruh politik dalam proses-proses
sosial-politik pada zaman Jahiliyah, namun Umayyah lebih dominan. Hal itu
disebabkan karena ia merupakan pengusaha yang kaya, dan memiliki harta yang
melimpah. Harta dan kekayaan menjadi faktor dominan untuk merebut hati di
kalangan Qureisy, sehingga Hasyim tidak dapat mengimbangi keponaknnya tersebut.
Dari dinasti Umayyah ini terdapat 14 Khalifah yang bergantian memimpin
dalam masa pemerintahan, dimulai dari Muawwiyah (661) sampai dengan Marwan
II (750).
Bani Abbasiyah berdiri pada tahun 132 H atau bertepatan pada tahun 750 M.
Menurut buku Sejarah Kebudayaan Islam karya Abu Achmadi dan Sungarso, pendiri
dan khalifah pertama dinasti ini adalah Abu Abbas As-Saffah.
Dinasti Bani Abbasiyah berlangsung mulai dari tahun 132 H/750 M sampai tahun
656 H/1258 M. Dinasti ini didirikan dan dipimpin oleh keturunan Abbas bin Abdul
Muthalib, paman Rasulullah SAW. Oleh karena itu disebut dengan Dinasti

3
Abbasiyah. Terdapat tiga faktor penting yang menyebabkan berdirinya Dinasti Bani
Abbasiyah.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana proses berdirinya Dinasti Umayyah?
2. Siapa saja khalifah Dinasti Umayyah dan khalifah Dinasti Abbasiyah?
3. Bagaimana proses berdirinya Dinasti Abbasiyah?
C. Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui proses berdirinya Dinasti Umayyah.
2. Untuk mengetahui proses berdirinya Dinasti Abbasiyah.
3. Untuk mengetahui khalifah Dinasti Umayyah dan khalifah Dinasti Abbasiyah.

4
BAB II
PEMBAHASAN

A. Proses Berdirinya Dinasti Umayyah dab Dinasti Abbasiyah


a. Dinasti Umayyah
Bani Umayyah atau kekhalifahan Umaiyah adalah kekhalifahan
Islam pertama setelah masa Khulafaur Rasyidin yang memerintah dari 661-
750 M di jazirah Arab yang berpusat di Damaskus, Syiria, serta dari 756-
1031 di Cordoba-Andalusia, Spanyol. Nama Dinasti Umayyah diambil dari
nama nenek moyang mereka yaitu Umayyah bin Abdi Syams bin
Abdimanaf. Ia adalah salah seorang terkemuka dalam dalam persukuan pada
zaman Jahiliyah.
Masa kekhalifahan Bani Umayyah hanya berumur 90 tahun yaitu
dimulai pada masa kekuasaan Muawiyah bin Abi Sufyan, dimana
pemerintahan yang bersifat Islamiyyah berubah menjadi kerajaan turun-
temurun. Yaitu setelah Al-Hasan bin ‘Ali bin Abi Thalib menyerahkan
jabatan kekhalifahan kepada Muawwiyah dalam rangka mendamaikan kaum
muslimin yang pada saat itu sedang dilanda fitnah akibat terbunuhnya
Utsman bin Affan yakni pada peristiwa perang Jamal dan penghianatan dari
orang-orang Khawarij dan Syi’ah.
Suksesi kepemimpinan secara turun-temurun dimulai ketika
Muawiyah bin Abi Sufyan mewajibkan seluruh rakyatnya untuk menyatakan
setia terhadap anaknya, Yazid bin Muawiyah. Muawiyah bermaksud
mencontoh sistem dinasti di Persia dan Bizantium.
Dari dinasti Umayyah ini terdapat 14 Khalifah yang bergantian
memimpin dalam masa pemerintahan, dimulai dari Muawwiyah (661 M)
sampai dengan Marwan II (750 M).
b. Dinasti Abbasiyah
Bani Abbasiyah berdiri pada tahun 132 H atau bertepatan pada
tahun 750 M. Menurut buku Sejarah Kebudayaan Islam karya Abu
Achmadi dan Sungarso, pendiri dan khalifah pertama dinasti ini adalah
Abu Abbas As-Saffah.

5
Dinasti Bani Abbasiyah berlangsung mulai dari tahun 132 H/750
M sampai tahun 656 H/1258 M. Dinasti ini didirikan dan dipimpin oleh
keturunan Abbas bin Abdul Muthalib, paman Rasulullah SAW. Oleh
karena itu disebut dengan Dinasti Abbasiyah.
Terdapat tiga faktor penting yang menyebabkan berdirinya Dinasti
Bani Abbasiyah, yaitu:
• Faktor berdirinya Bani Abbasiyah yang pertama adalah karena
merasa lebih berhak daripada Bani Umayyah atas kekhalifahan
Islam. Apalagi Bani Hasyim yang secara nasab keturunan lebih
dekat dengan Nabi Muhammad SAW.
• Faktor kedua adalah karena sistem pemerintahan Dinasti Umayyah
makin menyimpang jauh dari nilai-nilai agama Islam.
• Faktor yang terakhir adalah karena Bani Abbasiyah merupakan
orang-orang yang tersingkir dari kekuasaan Dinasti Umayyah
sehingga mereka melakukan pemberontakan terhadap
pemerintahan yang berkuasa.

B. Perkembangan Islam pada Masa Dinasti Umayyah dan Dinasti Abbasiyah


a. Dinasti Umayyah
Dalam upaya perluasan daerah kekuasaan Islam pada masa Dinasti
Umayyah, Muawiyah selalu mengerahkan segala kekuatan yang dimilikinya
untuk merebut kekuasaan di luar Jazirah Arab, antara lain upayanya untuk
terus merebut kota Konstantinopel. Ada tiga hal yang menyebabkan
Muawiyah terus berusaha merebut Bizantium, yaitu :
a. Kota tersebut adalah basis kekuatan Kristen Ortodoks, yang pengaruhnya
dapat membahayakan perkembangan Islam.
b. Orang-orang Byzantium sering melakukan pemberontakan dan
pengrusakan ke daerah Islam.
c. Byzantium termasuk wilayah yang memiliki kekayaan yang melimpah.
Pada waktu Dinasti Umayyah berkuasa, daerah islam membentang ke
berbagai negara yang berada di benua Asia dan Eropa. Dinasti Umayyah, juga terus
memperluas peta kekuasaannya ke daerah Afrika Utara pada masa Khalifah Walid

6
bin Abdul malik, dengan mengutus panglimanya Musa bin Nushair dan mengutus
Thariq bin Ziyad untuk merebut wilayah Andalusia.
Pada masa Dinasti umayyah beberapa kemajuan di berbagai sektor berhasil
dicapai. Antara lain :
a. Kemajuan Bidang Ilmu Hadits
b. Kemajuan Bidang Ilmu Tafsir
c. Kemajuan Bidang Ilmu Fiqih
d. Kemajuan dalam Bidang Arsitektur
e. Kemajuan dalam Bidang Organisasi Militer
f. Kemajuan dalam Bidang Perdagangan
g. Kemajuan dalam Bidang Seni
h. Kemajuan dalam Bidang Ilmu Pengetahuan
i. Kemajuan dalam Bidang Politik dan Seni Budaya
Pada masa ini khalifah telah banyak memberikan konstribusi yang
besar. Yakni dengan dibangunnya rumh sakit di setiap kota yang pertama oleh
Khalifah Walid Bin Abdul Malik. Di bangun juga panti asuhan dan panti
jompo.

b. Dinasti Abbasiyah
Setelah Bani Umayyah tidak lagi berkuasa, kekuasaan kekhalifahan
Islam berganti ke Dinasti Abbasiyah, yang berdiri pada tahun 750 hingga
1258. Dinasti Abbasiyah didirikan oleh keturunan dari paman Nabi
Muhammad, yaitu Abbas bin Abdul Muthalib. Selama Kekhalifahan
Abbasiyah berlangsung, dunia Islam mengalami kemajuan yang signifikan
pada beberapa bidang, khususnya di bidang ilmu pengetahuan dan
Pendidikan.
Kemajuan ilmu pengetahuan diawali dengan kegiatan
menerjemahkan naskah-naskah asing, terutama dari bahasa Yunani ke
bahasa Arab. Kemudian, didirikan pula pusat pengembangan ilmu dan
perpustakaan Bait al-Hikmah, serta terbentuknya mazhab-mazhab ilmu
pengetahuan dan keagamaan. Pada masa kepemimpinan Khalifah Harun al-

7
Rasyid (786-809), pemerintahan Dinasti Abbasiyah semakin gemilang. Sang
khalifah mendirikan berbagai bangunan untuk keperluan sosial, seperti
rumah sakit, lembaga pendidikan, dan farmasi.
Dibidang sastra, kota Bagdad dikenal memiliki hasil kayra yang
indah dan banyak digandrungi Masyarakat setempat, diantaranya adalah Alf
Lailah wa Lailah atau kisah 1001 malam.
Di Kota Bagdad pula, lahir para ilmuwan, ulama, filsuf, dan
sastrawan Islam ternama seperti Al-Khawarizmi (ahli astronomi dan
matematika), al-Kindi (filsuf Arab pertama), dan al-Razi (filsuf, ahli fisika,
dan kedokteran). Untuk semakin memajukan ilmu pengetahuan, para
khalifah di masa Dinasti Abbasiyah mencetuskan beberapa kebijakan, yaitu:
• Menggalang penyusunan buku
• Menggalang penerjemahan buku-buku ilmu pengetahuan dari
bahasa asing.
• Mengaktifkan kegiatan ilmiah
• Mengembangkan pusat-pusat kegiata ilmu pengetahuan

C. Khalifah Dinasti Umayyah dan Khalifah Dinasti Abbasiyah


a. Khalifah Dinasti Umayyah
➢ Muawiyah bin Ai Sufyan (41-61 H / 661-680 M)
Muawwiyah membagi dua kelompok dewan Syuro, yaitu dewan
Syuro Khos (pusat) dan Majelis Syuro sementara (ad hoc) yang memiliki
jumlah lebih banyak terdiri dari berbagai provinsi dan kota, di satu sisi ia
membuka ruang untuk system pemerintahan yang lebih terbuka dan di sisi
lain ia juga mengampanyekan bentuk pemerintahan monarki dengan
mengangkat anaknya Yazid menjadi putera mahkota.
Semasa pemerintahan Umayyah peta islam melebar ke timur
sampai kabu, Kandahar, Ghazni, Balakh, bahkan sampai kota Bukhara.
Selain itu kota Samarkand dan Tirmiz menjadi wilayah kekuasaannya. Di
selatan tentanranya sampai ke tepi sungai Sind (Indus), akan tetapi

8
wilayah Sind menjadi permanen dalam kekuasaan islam pada masa
khalifah Walid bin Abdul Malik tahun 707-715 M.
Di barat, panglima ‘Uqbah bin Nafi’ menaklukkan Carthage
(kartagona), ibukota Bizantium di Ifriqiya dan mendirikan masjid
bersejarah Qayrawan dengan membangun pusat militer di kota Qayrawan.
Muawwiyah juga berusaha untuk menaklukkan Konstantinopel,
ibukota Romawi Timur yang selalu menjadi ancaman kedaulatan islam
sebanyak dua kali. Walaupun mengalami kegagalan, namun tentara
Muawwiyah berhasil menguasai pulau Rodes, Sijikas, Kreta, dan pulau-
pulau lain di laut tengah.
Muawwiyah juga seorang administrator ulung, dalam banyak hal
ia melakukan perubahan. Ia menerapkan untuk pertama kalinya Diwan Al
Khotim dan Diwan Al Barid, diwan-diwan ini kemudian berkembang
maju pada masa pemerintahan Abdul Malik, dan ia juga yang pertama kali
membentuk pasukan pengawal pribadi yang terkenal dengan pasukan
bertombak pengawal raja.
Muawwiyah meninggal dunia pada bulan Rajab, tahun 60 H. bagi
khalifah Bani Umayyah, Muawwiyah merupakan teladan dalam hal
kelembutan, semangat, kecerdasan, dan kenegarawanan. Bukan saja raja
pertama, tetapi raja arab yang terbaik.
➢ Yazid bin Muawiyah (61-66 H / 680-685 M)
Masa pemerintahan Yazid sangat singkat, kurang lebih tiga
tahun.Ia dibai’at oleh rakyat dengan sepenuh hati terutama penduduk
Mekah dan Madinah. Yazid memiliki kemampuan dan memimpin perang
lebih baik, jika dibandingkan dengan Hasan dan Husein, ia memimpin
perang melawan Bizantium sebanyak 27 kali walaupun tidak berhasil
menaklukkan konstantinopel.
Masa pemerintahannya meskipun monarki, namun masih terdapat
majelis syuro dan para penguasa dinasti ini tetap menggunakan sebutan
Khalifah.
Pemerintahan Yazid ditandai dengan empat kejadian
penting.Pertama, cucu Nabi SAW Husein bin Ali terbunuh di Karbala

9
menyebabkan golongan Syiah lahir secara sempurna dan menjadi
penentang utama kekuasaannya 1.Kedua, pasukan Yazid dibawah
pimpinan Muslim bin ‘Uqbah menyerang kota Madinah dalam peperangan
di Harra, hal itu disebabkan ketidak setujuan warga Madinah atas
pemerintahan Yazid2. Ketiga, penyerangan dan pengepungan kota
Mekkahserta pengrusakan Ka’bah (yang pada waktu itu mengakui
Abdullah bin Zubair sebagai khalifah mereka) oleh tentara Yazid yang
masih dibawah pimpinan Hushain bin Numair. Namun saat pengepungan
dan penyerangan terjadi terdengar kabar bahwa Yazid meninggal dunia
pada tahun 683, maka para tentara tersebut menghentikan penyerangan
dan pengepungan kota Mekkah serta kembali ke Damaskus 3.Keempat,
mengangkat kembali ‘Uqbah bin Nafi’ menjadi gubernur kedua kalinya di
Ifriqiyah.
Pemerintahan pun dipegang oleh putera Yazid, Muawwiyah II.Ia
tidak terlalu tertarik dengan kekuasaan, dan setelah memangku jabatan
selama beberapa bulan Muawwiyah II meninggal dunia, dialah khalifah
terakhir dari keluarga Abu Sufyan.
➢ Abdul Malik bin Marwan bin Hakam (66-87 H / 685-705 M)
Setelah meninggalnya Marwan bin Hakam kondisi kekhalifahan
kacau dan hamper terjadi perang antar suku, akan tetapi dengan
diangkatnya abdul Malik bin Marwan sebagai Khalifah semua dapat
terkendali.
Periode pemerintahannya adalah periode emas dinasti Umayyah.Ia
mengadakan berbagai macam pembaruan, diantaranya penggunaan
Bahasa arab secara resmi sebagai Bahasa Negara setelah sebelumnya
kekhalifahan menggunakan Bahasa Qibti, Suryani dan Yunani dalam
pemerintahan.Ia juga mencetak mata uang dengan nama Dinar, Dirham
dan Fals. Kemudian ia mendirikan kantor kas Negara di Damaskus. Selain
itu, pertama kali dalam sejarah Bahasa arab menggunakan (.) dan (,) dan

1
M.Abdul karim, Sejarah Pemikiran dan Peradaban Islam, (Pustaka Book Publisher:
Yogyakarta, 2007), Cet 1, hal 118.
2
Tarikh Al Islam As Siyasi, hal 230.
3
M.Abdul karim, Sejarah Pemikiran dan Peradaban Islam, (Pustaka Book Publisher:
Yogyakarta, 2007), Cet 1, hal 118.

10
pembaharuan kaidah yang telah dimulai pada masa khalifah Ali bin Abi
Tholib.
Pelayanan pos dan telekomunikasi juga ditingkatkan dnegan
menugaskan seorang dinas pos yang akan segera mengirim berita penting.
Khalifah Abdul Malik terkenal sebagai seorang yang suka
arsitektur, ia mendirikan masjid Qubbatus Syaqra’ dan istana-istana serta
bangunan yang indah4.
➢ Walid bin Abdul Malik bin Marwan (87-97 H / 705-715 M)
Ekspansi ke barat secara besar-besaran dilanjutkan di zaman Al-
Walid bin Abdul Malik. Masa pemerintahan Walid adalah masa
ketentraman, kemakmuran, dan ketertiban. Umat Islam hidup bahagia.
Pada masa pemerintahannya tercatat suatu ekspedisi militer dari Afrika
Utara menuju wilayah barat daya, benua Eropa, yaitu pada tahun 711 M.
Al-Jazair, Maroko, Spanyol, Kordova, dengan cepat dapat dikuasai.
➢ Umar bin Abdul Aziz (98-101 H / 717-720 M)
Semula Umar menolak untuk menerima amanah sebagai khalifah,
namun karena didesak oleh kaum muslimin ketika itu akhirnya ia
menerima walaupun dengan berat.Ucapannya yang terkenal ketika
menerima amanh itu ialah “Innalillah Wainna Ilaihi Rojiun”, seperti orang
sedang ditimpa mushibah.
Setelah menjadi khalifah ia kirimkan seluruh harta kekayaan ke
kantor kas Negara, termasuk perhiasan pribadi istrinya, Fathimah binti
Abdul Malik yang didapat dari pemberian ayahnya.Ia menanggalkan
semua kemewahan hidupnya demi memikul amanah ini.
Suatu ketika ia pernah terlmabat perg ke masjid di hari jumat,
karena pakaian satu-satunya yang dipenuhi tempelan jahitan belum kering
dicuci. Di lain hari anak bungsunya menghadap kepadanya karena sudah
tidak tahan dengan makanan-makanan kasar yang menjadi konsumsi
mereka, ia berkata: wahai anakku, apakah kau senang makan makanan
lezat sedangkan yahmu masuk neraka?”.

4M.Abdul karim, Sejarah Pemikiran dan Peradaban Islam, (Pustaka Book Publisher:
Yogyakarta, 2007), Cet 1, hal 120.

11
Kebijakan Umar dalam menata adminstrasi terfokus untuk
memberikan jaminan keamanan bagi rakyat, demi memberikan keamanan
dan kenyamanan bagi rakyat ia meninggalkan kebijakan-kebijakan
pendahulunya yang memfokuskan pada perluasan dan penguasaan
Negara.
Kebijakan yang ditetapkan; mengatur para penguasa dan pejabat
daerah. Netral dan adil dalam pemberian hak dan kewajiban kepada orang
arab dan mawali. Mereka yang tidak cakap dan mampu, ber-KKN dan
Zalim serta tidak memihak kepada kepentingan rakyat dipecat tanpa
pandang bulu.
Ia adalah satu-satunya khalifah Bani Umayyah yang mampu
meredam konflik antar golongan dan sekte, para da’I, alim ulama, dan sufi
berbondong-bondong dating dari berbagai kawasan, masa itu betul-betul
masa keemasan islam.
Umar pun telah memikirkan penggantinya yang lain dari pada yang
diwasiatkan Abdul Malik yakni Yazid bin Abdul Malik. Ia sadar Yazid
bin Abdul Malik tidak layak untuk memangku jabatan itu. Tetapi sebelum
ia melakukan apa yang sebaiknya dilakukan maut telah menyambutnya, ia
meninggal pada tahun 720.
➢ Yazid bin Abdul Malik bin Marwan bin Hakam (101-105 H / 717-720
M)
Penguasa yang satu ini terlalu gandrung kepada kemewahan dan
kurang memperhatikan kehidupan rakyat. Masyarakat yang sebelumnya
hidup dalam ketentraman berubah menjadi kacau. Dengan latar belakang
dan kepentingan etnis politis, masyarakat menyatakan konfrontasi
terhadap pemerinyahannya.
➢ Hisyam bin Abdu Malik bin Marwan (105-125 H / 724-743 M)
Pada masa ini kekacauan semakin bertambah bahkan ada satu
kekuatan baru yang menjadi tantangan berat bagi Dinasti Umayyah .
kekuatan itu berasal dari Bani Hasyim yang didukung oleh golongan
mawali. Pada perkembangan berikutnya, kekuatan ini dapat
menghancurkan Dinasti Umayyah.

12
b. Khalifah Dinasti Abbasiyah
➢ Abul Abbas as-Ṣaffah,
Nama lengkap Abul Abbas as-Ṣaffah adalah Abdullah bin
Muhammad bin Ali bin Abdullah bin Abbas, dilahirkan di Hamimah
pada tahun 104 H. Pemimpin gerakan Abbasiyah dilahirhan dari
seorang ibu bernama Rabtah binti Abaidullah al-Hariṡi, sedangkan
ayahnya bernama Muhammad bin Ali. Ia mendapat gelar As-Saffah
yang berarti pengalir darah dan pengancam siapa saja yang
membangkang (pihak yang menentang).
Abul Abbas adalah seorang yang bermoral tinggi dan memiliki
kesetiaan. Beliau disegani dan dihormati oleh kerabat-kerabatnya. Ia
memiliki pengetahuan yang luas, pemalu, budi pekerti yang baik, dan
dermawan. Menurut as-Sayuṭi, Abul Abbas as- Ṣaffah ialah manusia
yang paling sopan dan selalu menepati janjinya. Pada tanggal 3 Rabiul
Awal 132 H, ia dibaiat menjadi khalifah pertama Dinasti Abbasiyah
yang berpusat di Kuffah. Hanya saja, dua tahun kemudian (134 H),
pusat pemerintahan dipindahkan dari Kufah ke daerah Anbar (kota
Kuno di Persia)
.Semasa pemerintahannya, Abul Abbas tidak banyak melakukan
perluasan wilayah, tetapi lebih memilih memperkuat pemerintahan
dalam negeri. Abul Abbas menjadi khalifah selama 4 tahun 9 bulan. Ia
wafat dalam usia 33 tahun di kota Anbar bulan Zulhijah tahun 136
H/753M.

13
BAB III
PENUTUP

a. Kesimpulan
Bani Umayyah atau kekhalifahan Umaiyah adalah kekhalifahan Islam
pertama setelah masa Khulafaur Rasyidin yang memerintah dari 661-750 M di jazirah
Arab yang berpusat di Damaskus, Syiria, serta dari 756-1031 di Cordoba-Andalusia,
Spanyol. Masa kekhalifahan Bani Umayyah hanya berumur 90 tahun yaitu dimulai
pada masa kekuasaan Muawiyah bin Abi Sufyan. Nama Dinasti Umayyah diambil
dari nama nenek moyang mereka yaitu Umayyah bin Abdi Syams bin Abdimanaf. Ia
adalah salah seorang terkemuka dalam dalam persukuan pada zaman Jahiliyah,
bergandeng dengan pamannya Hasyim bin Abdimanaf. Umayyah dan Hasyim berebut
pengaruh politik dalam proses-proses sosial-politik pada zaman Jahiliyah, namun
Umayyah lebih dominan.
Dari dinasti Umayyah ini terdapat 14 Khalifah yang bergantian memimpin
dalam masa pemerintahan, dimulai dari Muawwiyah (661) sampai dengan Marwan II
(750).
Pada masa pemerintahan Dinasti Umayyah, pemerintahan agama Islam
mengalami banyak kemajuan baik dalam politik, seni budaya, maupun ilmu
pengetahuan. Tetapi, pemerintahan Dinasti Umayyah runtuh akibat banyaknya
penguasa yang berfoya-foya dan adanya pemberontakan dari golongan yang tidak
puas.
Dinasti Bani Abbasiyah berlangsung mulai dari tahun 132 H/750 M sampai
tahun 656 H/1258 M. Dinasti ini didirikan dan dipimpin oleh keturunan Abbas bin
Abdul Muthalib, paman Rasulullah SAW. Oleh karena itu disebut dengan Dinasti
Abbasiyah.
Selama Kekhalifahan Abbasiyah berlangsung, dunia Islam mengalami
kemajuan yang signifikan pada beberapa bidang, khususnya di bidang ilmu
pengetahuan dan Pendidikan.
Kemajuan ilmu pengetahuan diawali dengan kegiatan menerjemahkan
naskah-naskah asing, terutama dari bahasa Yunani ke bahasa Arab. Kemudian,
didirikan pula pusat pengembangan ilmu dan perpustakaan Bait al-Hikmah, serta

14
terbentuknya mazhab-mazhab ilmu pengetahuan dan keagamaan. Pada masa
kepemimpinan Khalifah Harun al-Rasyid (786-809), pemerintahan Dinasti
Abbasiyah semakin gemilang. Sang khalifah mendirikan berbagai bangunan untuk
keperluan sosial, seperti rumah sakit, lembaga pendidikan, dan farmasi.

b. Saran
Pada kesempatan yang baik ini penulis ingin menyampaikan saran:
Bagi pembaca, diharapkan mampu memberikan masukan kepada pemakalah jika
terdapat kekurangan dan kesalahan. Dan semoga makalah ini dapat memberikan
pengetahuan tentang Fungsi Al-Qur’an bagi Umat Manusia.

DAFTAR PUSTAKA

Aman, Samsul Munir. 2010. Sejarah Peradaban Islam. Jakarta Amzah.

Al-Ballawi, Salamah Muhammad Al-Harafi. 2016. Buku Pintar Sejarah Peradaban


Islam. Jakarta Timur: Pustaka Al-Kautsar.

15

Anda mungkin juga menyukai