BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Lembaga pendidikan formal sekolah merupakan salah satu tempat berlangsungnya
proses belajar mengajar yang diusahakan dengan sengaja untuk menyajikan pengalaman
bagi siswa supaya mereka dapat tumbuh dan berkembang menuju tingkat
kedewasaan.Terselenggaranya pendidikan baik oleh pemerintah kolonial maupun
perguruan kebangsaan Indonesia telah melahirkan kalangan terpelajar yang peduli dan
sadar akan nasib bangsanya. Kita sebagai generasi penerus harus mencontoh bagaimana
para pejuang, para pemimpin awal bangsa ini yang giat menuntut ilmu melalui pendidikan
yang melahirkan pemikir-pemikir handal dalam masa kebangkitan nasional. Karena itulah
kami memilih membuat makalah tentang “Kebangkitan Nasional”. Agar kita semua sadar
betapa gigihnya dan sulitnya para pejuang kita merebut kemerdekaan, agar kita sadar akan
pentingnya sebuah kemerdekaan, yang semestinya kita isi dengan belajar giat, melestarikan
alam dan menjaga lingkungan, agar kemerdekaan itu menjadi bermakna.
B. TUJUAN DAN KEGUNAAN MAKALAH
Tujuan kami dalam pembuatan makalah ini adalah :
1. Mengetahui bahwa kemerdekaan itu didapat dengan susah payah.
2. mengetahui bagaimana usaha para pahlawan pendidikan dalam meraih kemerdekaan.
C. Kegunaan pembuatan makalah ini adalah :
1. Agar kita menyadari betapa pentingnya sebuah kemerdekaan.
2. Kita dapat mencontoh para pejuang yang gigih mendapatkan kemerdekaan.
D. RUANG LINGKUP PEMBAHASAN
Guna menghindari kesalahan pengertian dan kesalahan menafsirkan makna yang
terkandung dalam makalah ini penulis memandang perlu untuk memberikan batasan atau
ruang lingkup terhadap masalah yang di bahas. Ruang lingkup masalah yang dimaksud
adalah sebagaimana yang dikemukakan sebagai berikut
1. Makalah ini dibuat berdasarkan sumber-sumber dari buku-buku pelajaran dan buku-buku
referensi tentang Kebangkitan Nasional.
2. Makalah ini tidak hanya mencakup tentang Kebangkitan Nasional, tetapi juga mencakup
tentang Kemerdekaan Republik Indonesia.
BAB II
PEMBAHASAN
Kalangan terpelajar dari berbagai daerah menyadari nasib sama sebagai jajahan Belanda
Nasib sama itu lebih lanjut memunculkan tekad untuk merdeka sebagai satu bangsa.
Upaya memperjuangkan kemerdekaan bangsa Indonesia menghadapi kendala amat berat
sebagai berikut. Pengaruh politik kolonialisme Belanda sudah tertanam lama dan dalam di
tengah masyarakat Indonesia. Tidak semua masyarakat Indonesia mau merdeka, terutama yang
merasakan keuntungan dari pemerintah kolonial. Sebagian besar masyarakat belum menyadari
sebagai satu bangsa. Mereka masih terikat pada daerah masing-masing. Menghadapi kendala
berat itu, kalangan terpelajar bertekad untuk tanpa kenal lelah menumbuhkan kesadaran
masyarakat Indonesia sebagai satu bangsa. Untuk menemukan cara yang tetap, mereka
mempelajari berbagai buku mengenai demokrasi dan nasionalisme yang tumbuh di Eropa,
Asia, Amerika, dan Afrika. Dan belajar dan mengamati itu, kalangan terpelajar memutuskan
untuk membentuk organisasi kebangsaan ( organisasi yang melepaskan diri dari sifat-sifat
kedaerahan ).
5. PERHIMPUNAN INDONESIA
Perhimpunan Indonesia (PI) berasal dari Organisasi pelajar Indonesia bernama Indische
Vereeniging. Organisasi itu didirikan pada tahun 1908 sebagai forum komunikasi di antara para
pelajar Indonesia yang merantau di luar negeri.
Pada tahun 1925, Indonesische Vereeniging berganti nama menjadi Perhimpunan
Indonesia(PI). Tokoh PI antara lain Mohammad Hatta, Ali Sastroamijoyo, Abdulmajid
Joyoadiningrat, Sastro Mulyono, dan Sartono. PI bergabung dengan liga antiimperialisme dan
penindasan kolonial. Dalam kongre liga pada tahun 1926 di Prancis, Hatta secara tegas
menyuarakan tuntutan kemerdekaan Indonesia. Pada tahun 1927, PI keluar dari liga, setelah
kaum komunis mendominasi liga tersebut. Pada tanggal 10 Juni 1926, Mohammad Hatta, Ali
Sastroamijoyo, Abdulmajid Joyoadiningrat, dan Nazir Pamuncak ditangkap, dengan tuduhan
menghasut pemberontokan melawan pemerintah.Sebelum sidang pengadilan setahun
kemudian , keempatnya dibebaskan. Sejak saat itu, gerak-gerik PI diawasi dengan ketat.
1. Kondisi Politik
Setelah memeproklamasikan kemerdekaan pada tanggal 17 Agustus 1945, kondisi politik dan
keamanan dalm negeri Indonesia masih rawan dan sangat labil. Pengambilan kekuasaan dari
tangan tangan Jepang sering menimbulkan bentrokan bersenjata. Situasi ini bertambah parah
setelah kedatangan pasukan Sekutu (AFNEI) yang diboncengi tentara NICA (Belanda).
Sementara itu, dalam sistem pemerintah dalam negeri mulai berkembang ke arah
penyimpangan UUD 1945. hal ini diawali dengan kemenangan kelompok sosialis yang
dipimpin oleh Sutan Syahrir dan Amir Syarifudin yang berhasil memebentuk “ Badan Pekerja
Komite Nasional Indonesia Pusat (BPKNIP).
2. Kondisi Ekonomi
Kondisi perekonomian Indonesia pada awal kemerdekaan sangat parah, untuk mengatasi
keadaan ekonomi yang tidak menentu tersebut, pemerintah mengambil kebijaksanaan salah
satunya ialah dengan menyelenggarakan konferensi ekonomi dan berhasil menghapus sistem
autarki lokal warisan Jepang, kemudian menggantinya dengan sistem sentralisasi.
A. KESIMPULAN
Berdasarkan hasil pembahasan, maka penulis dapat menarik kesimpulan sebagai berikut :
Kebangkitan bangsa Indonesia ditandai oleh munculnya nasionalisme di negara Indonesia
sendiri. Sekarang Nasionalisme tersebut bermakna luas karena mencakup bidang politik,
ekonomi, dan sosial.
Nasionalisme politik : Upaya menggulingkan segala bentuk kolonialisme dan imperialisme,
kemudian membangun negara merdeka sendiri. Nasionalisme ekonomi : Upaya untuk
memberantas segala bentuk eksploitasi sumber daya ekonomi, kemudian membangun
peerekonomian yang memakmurkan seluruh rakyat.
Nasionalisme sosial : Upaya untuk menyingkirkan pengaruh asing yang merusak dalam rangka
membangun kepribadian bangsa yang khas dan mandiri.
B. SARAN-SARAN
Berdasarkan kesimpulan dan hasil pembahasan diatas penulis dapat memberikan saran sebagai
berikut :
1. Kita sebagai warga negara Indonesia harus bersyukur kepada Tuhan Yang Maha Esa karena
atas izinnya lah kita berhasil mendapatkan kemerdekaan.
2. Marilah kita tegakkan sifat Nasionalisme, karena dengan sifat Nasionalisme kita Dapat
merehabilitasi keadaan Ekonomi, politik dan Sosial budaya di negara kita Tercinta Indonesia.
3. Kemerdekaan yang kita peroleh dengan susah payah seharusnya kita isi dengan
Belajar giat, karena Nasionalisme berawal dari kalangan terpelajar yang Memepelopori awal
Kebangkitan Nasional.
4. Kita wajib mencontoh semangat para pejuang dalam merebut kemerdekaan.
DAFTAR PUSTAKA
Matroji, 2000, IPS Sejarah untuk SLTP kelas 2, Jakarta : Erlangga
Marwati, 1984, Sejarah Nasional Indonesia Jilid III-VI, Jakarta : Balai Pustaka
Siswanto. 2002, Sejarah 3a SMA, Jakarta Selatan : Sunda Kelapa
Email ThisBlogThis!Share to TwitterShare to Facebook