Anda di halaman 1dari 6

1

Pertemuan6SejarahKebudayaanIslam
Peradaban Asia Timur: Cina
Oleh: Dr. Ratna Puspitasari, M.Pd.
Selasa, 11 Oktober 2016

Historiografi China merupakan warisan peradaban tertua yang bernilai sejarah yang sangat
tinggi dan bersifat abadi. China merupakan sebuah negara yang berhasil menemukan kertas,
tinta, dan system percetakan, hal-hal itulah yang membuat masalah penulisan sejarah
berkembang di China. Berdasarkan pembabakan sejarah China yang terbagi tiga yaitu masa
dongeng (pra-sejarah), klasik (masa dinasti), dan masa modern (masa Republik) maka
penulisan sejarahnya pun memiliki perbedaan satu sama lain tetapi masih bersifat continuitas
sebagai kesatuan sejarah China, khusus untuk masa dongeng belum mengenal tulisan, jadi
belum ada Historiografi dan hanya berupa oral history.

A. Pembagian Historiografi Cina


1. Kaisar Kuning (Huang Ti)
Untuk pertama kali melakukan penunjukan sejarawan-sejarawan istana. Huang Ti
merupakan salah satu pembentuk legendaries kebudayaan cina.
2. Dinasti shang (1751-1111 SM)
Arkheologi modern membuktikan bahwa peramal istana dinasti shang telah menyimpan
arsip-arsip ramalan mereka yang telah ditulis pada tulang dan batok kura- kura.
3. Masa awal dinasti Chou (1111-221 SM)
Catatan terpisah-pisah, terutama bab tertentu dari Shu Ching atau “Sejarah
klasik”mencerminkan suatu minat yang terus menerus pada sejarah keturunan para raja,
tata cara dan legitimasi politik.
4. Masa dinasti Han awal (Ch’ien Han 206SM-9M)
Sejarawan agung Ssu Ma-ch’ien meneruskan pekerjaan ayahnya menyusun sejarah. Ia
menulis Shih chi kitab sejarah pertama yang memuat sejarah Cina dari zaman yang
samar-samar sampai pada kira-kira tahun 100 SM.
5. Masa dinasti Han kemudian
Pan Pu, sejarawan istana menulis kitab sejarah yang merupakan buku pertama dari
rangkaian sejarah dinasti (tuan tai shih). Buku ini menjadi model dan ditiru para
sejarawan lainnya untuk penulisan buku-buku sejarah dinasti pada masa kemudian.
6. Zaman perpecahan (220-586) dominasi bangsa bar-bar
Budhisme perlahan merembes kedalam pemikiran bangsa Cina, namun
demikianbudhisme hanya berpengaruh sangat kecil terhadap pemikiran kesejarawan
cina.masa awal zaman ini merupakan zaman besar kedua pemikiran kreatif cina. Liu
Hsieh (465-522), menulis sebuah buku besar mengenai kesusasteraan. Sebagian dari
buku ini membahas masalah historiografi yaitu pentingnya prinsip-prinsip umum,
batasan- batasan untuk memilih hal-hal khusus ukuran untuk mempercayai materi, serta
persoalan keobjektifan dan prasangka.
7. Dinasti Tang (618-906) Zaman keemasan kesenian dan kesusasteraan.
Pada masa awal Tang diadakan perluasan atas aparat birokrasi yang bertugas mencatat
peristiwa-peristiwa, memproses dokumen, memelihara arsip dan menulis sejarah.
Menjelang akhir Tang, system neo-confusianisme menghasilkan rasionalisme baru
penulisan sejarah, minat atas kejadian gaib dan interpretasinya mulai berkurang.
8. Masa Sung (960-1279)
Penulisan sejarah para neo-confusianisme memperlihatkan suatu kecermatan baru dalam
menulis sejarah, kecenderungan untuk menggunakan sumber-sumber tak resmi dan
2

usaha keras untuk menerangkan secara rasional yang dikombinasikan


dengan kepercayaan kuat akan kekuatan moral.
9. Masa Dinasti Manchu (ching, 1644-1911)
Perasaan yang tiadk puas dengan kekolotan neo confusianisme telah
menyebabkan timbulnya suatu gerakan kritik yang sangat penting. Empirisme-rasional
menyebabkan munculnya prinsip dan metode baru dalam geografis historis, epigrafi,
ilmu purbakala dll. KuYen Wu (1613-1682) menjadi pioneer dengan memulai
suatu metode riset induktif dan ini membawa akibat jauh terhadap sejarah dan fisiologi.
Chao I (1725-1814) menulis dengan sanagt tajam pola-pola dan kekuatan yang selalu
berulang dalam sejarah. Chang hsueh-C’ing (1738-1801) mengetengahkan suatu
pandangan sejarah yang lebih luas. Ia mengajukan sintesis sejarah dan gagasan mengenai
mutu seorang sejarawan.

B. Karakteristik Historiagrafi Cina


1. Hal paling utama dari pendekatan ini adalah menggunakan konteks Cina (internal) untuk
menjelaskan berbagai macam hal yang terjadi dalam sejarah Cina daripada konteks
eksternal (Barat). Misalnya tentang kasus pemberontakan Taiping. Sebelum pendekatan
ini diterapkan, secara turun-temurun dipercaya pemberontakan Taiping ini bisa terjadi
karena persinggungan antara Cina dengan Barat. Hal ini menempatkan Cina seolah-
olah memliki pola pikir yang kolot dan tidak mau berkembang. Padahal setelah
pendekatan kecinaan diterapkan maka dapat disimpulkan bahwa pemberontakan
ini terjadi karena keterkaitan antara berbagai hal dalam intern Cina, contoh:
membludaknya jumlah penduduk Cina sehingga menimbulkan pengangguran dan
membutuhkan para gentry yang lebih banyak juga. Contoh lainnya adalah penempatan
Sun Yat-sen sebagai figur sentral revolusi 1911, setelah ditelaah muncul pemikiran baru
bahwa ada intrik dalam pengangkatan Sun Yat Sen sebagai orang yang mencolok
mampu membebaskan Cina dari era kedinastianselama hampir 2000 tahun. Sejarah
Cina yang ditulis oleh sejarawan Barat pada masa itu karena ada pengaruh faham
nasionalisme yang dianut oleh Kuomintang, faham yang sama dengan faham Amerika.
2. Kedua adalah pendekatan kewilayahan yang membagi Cina secara horizontal sehingga
sejarah regional dapat dijelaskan dengan lebih rinci. Pembagian wilayah Cina menjadi
dua zona yaitu zona pesisir (littoral) dan zona pedalaman (hinterland). Contoh lainnya
adalah pendekatan kedaerahan yang diperkenalkan oleh G. William Skinner. Pendekatan
ini dipergunakan untuk menganalisis arus urbanisasi di Cina pada abad ke-19. Skinner
membagi Cina menjadi 9 daerah. Menurut Cohen kelebihan pendekatan model Skinner
ini terletak pada penekanan terhadar ruang dan waktu, antara pusat dan dan daerah
penunjang (peripheral).
3. Yang ketiga adalah pembagian secara vertikal masyarakat Cina sesuai dengan statusnya.
Dengan pendekatan ini, sejarah rakyat yang awalnya tidak dipandang menjadi lebih
banyak dibahas, sehingga kaum petani yang awalnya dianggap sebelah mata dalam
sejarah, dikembalikan sesuai dengan peranannya dalam sejarah Sejarah lokal dan tokoh-
tokoh menjadi lebih banyak diangkat.
4. Penggunaan berbagai macam teori, metodologi, dan teknik dari berbagai macam disiplin
ilmu untuk dipadukan ke dalam analisis sejarah.
5. Teori dan metodologi dari ilmu-ilmu sosial lain diterapkan dalam historiografi supaya
historiografi menjadi lebih berimbang dan berkembang. Misalnya, Buku Elizabeth Perry
yang menggunakan metodologi antropologi dalam penulisan sejarah pemberontak petani
di bukunya Rebels and Revolutionaries in North China, 1845-1945.
3

C. Pandangan Orang Cina Tentang Sejarah


Istilah Shih (sejarah) dalam terminology Cina memiliki bermacam-macam arti.
Konsepsi cina mengenai sejarah ditentukan oleh unsur-unsur tertentu dalam pandangan oarng
cina mengenai dunia.
1. Etnosentris. Sejarah terutama berhubungan dengan “kerajaan ditengah” yaitu bangsa-
bangsa “bar-bar”. Mereka adalah manusia yang harus dipencilkan, disucikan atau
dibudayakan menurut kebudayaan Cina.
2. Holisme. Pandangan bahwa manusia dan kejadian alam saling berkaitan secara
menyeluruh. Buku sejarah sekitar tahun 1000, perhatian utama dicurahkan pada bencana
alam sebagai syarat akan terjadi sesuatu.
3. Pandangan bahwa sejarah merupakan tanggung jawab yang berasal dari masa keemasan.
4. Konsep siklus dalam sejarah politik. Kebiasaan berfikir yang menghubungkan manusia
dengan gejala alam membawa sejarawan untuk melihat semua gejala sama dari tahap-
tahap siklus dalam semua lingkunagn kebudayaan.
5. Pandangan bahwa adsa suatu dinamika moral dalam berbagai kegiatan manusia.
Keyakinan ini membawa kecenderungan untuk member warna moral kepada semua
pernyataan sebab-akibat.

D. Bidang dan Tujuan Historiografi


Tujuan penulisan sejarah terikat dengan keinginan kelas pejabat Negara pada
umumnya adalah memelihara stabilitas dan ketenteraman dengan cara dijalankannya
pemerintahan dan ditegakkannya pengawasan social, memelihara kekolotan confusianis,
memelihara etika-etika dasar confusianis dalam masyarakat dalam kesusasteraan dan
kesenian dan perlindungan kedudukan golongan literaty dan gentry dari ancaman kaisar yang
otokratis atau golongan yang haus kekuasaan.
Ruang lingkup penulisan sejarah cina :
1. Pemusatan perhatian sangat besar terhadap sejarah politik dan pelajaran mengenai
stabilitas dan perubahan yang dapat ditarik dari situ.
2. Sejarah pranata diliaht dari ibu kota dan kaca mata resmi. Bagian ekonomi dipusatkan
pada fungsi regular pemerintahan. Bagian geografi berkaitan dengan goegrafi
administarsi. Biogragi banyak memceritakan pos-pos kepegawaian dan peranan
socialnya seperti menteri yang setia, ahli kesusasteraan, pejabat yang tegas dsb.
3. Sedikit perhatian pada kelompok-kelompok yang berlawanan dengan golongan literati,
seperti tokoh-tokoh militer, pedagang dsb. Ditulis terutama apabila dianggap sebagai
penyebab kelemahan atau keruntuhan suatu dinasti.
4. Sedikit tentang agama-agama yang dianggap murtad. Ada satu bagian dalam sejarah
resmi yang membahas budjisme dan taoisme.
E. Metode Sejarah
Metode yang digunakan sejarwan Cina ada 2 yaitu:
1. Metode pencatatan kejadian-kejadian kontemporer
a) Para sejarawan istana bertugas untuk mencatat setiap hari segala peristiwa istana seperti
audiensi, upacara, asal-usul kaisar, keputusan dsb.
b) Sejarawan tak resmi, mencatat peristiwa-peristiwa yang dialaminya, perjalanan,
kehidupan keluarga atau kawan-kawan dekatnya.
2. Metode kompilasi berdasarkann urutan waktu dari catatan-catatan diatas.
a) Dari masa ke masa sejarawan istana mengedit dan mengambil intisari catatan sehari-
hari serta menyusunnya berdasarkan urutan waktu.
b) Hal serupa juga dilakukan oleh sejarawan tak resmi. Misalnya: terciptanya suatu tipe
baru biografi tak resmi, juga berkembangnya sejatah lokal.
4

F. Modernisasi Historiografi
Historiografi tradisional cina terhenti karena adanya beberapa hal yang
mempengaruhi perkembangan historiografi yaitu:
1. Terjadinya fase-fase runtuhnya system kekaisaran cina
2. Masuknya pengaruh barat. Mula-mula ditolak namun kemudian menjadi kompromistis
dan akomodatif (periode 1860-1905) dan pada akhirnya makin besar penerimaan
terhadap pemikiran dan pranata barat (mulai 1905)
Perguruan tinggi merupakan lembaga baru pertama untuk mengadakan studi sejarah.
Universitas-universtas terkenal pada tahun 1930-1931 menyediakan beberapa kedudukan
bagi sejarawan. Gerakan pembaharuan sejarah sangat menonjol dalam gerakan 4 mei 1919.
Gerakan ini pada dasarnya mencari suatu kebudayaan baru cina yang bias diterapkan pada
kepentingan masyarakat modern. Sejarah analisis telah menggantikan cara-cara kompilasi
dalam historiografi tradisional cina.
Tahun 1930-1945 menjadi masa suram karena adanya penyerangan Jepang. 1945-
1949 pemerintahan nasionalis bersikap tidak toleran terhadap pendapat yang berbeda,
sehingga keadaan menjadi tegang dan penindasan makin banyak terjadi. 1949 para sejarawn
harus memilih tetap tinggal di Cina atau pindah ke Taiwan. Setelah tahun 1949 ada dua pusat
penelitian sejarah yaitu RRC di Cina dan RRCdi Taiwan.
Sejak 1949 sejarawan RRC selalu dipaksa untuk menyempurnakan penguasaan atas
Marxisme dan menggunakan teori-teori Marxis untuk memunculkan sejarah baru dengan
segera, yang cocok dengan pemerintahan baru. Di Taiwan, Academia Sinica dihidupkan
kembali. Universitas Nasional Taiwan mempunyai fakultas sejarah.
China merupakan sumber peradaban bagi wilayah-wilayah disekitarnya. Korea, Jepang,
Taiwan, Indo-Cina, Semenanjung Malaya, Mongolia, Tibet, dan Asia Tengah. Hal ini terjadi
karena China merupakan salah satu peradaban yang mempengaruhi dunia. Dengan tingkat
peradaban yang diatas rata-rata pada masanya, China menjadi tolak ukur kemajuan suatu
peradaban dan bangsa. Misalnya saja kertas, kompas, teknik percetakan, teknik pertanian,
filsafat, dan pengobatan merupakan hasil peradaban China yang mempengaruhi peradaban
lainnya di dunia.
Sejarah China merupakan sebuah rentetan sejarah yang dimulai dari masa prasejarah
(dongeng), masa dinasti (klasik), sampai pada masa Republik Rakyat China (modern),
dengan setiap masa memiliki ciri dan karakteristik tersendiri baik dari itu kebudayaan,
politik, maupun dari sosial kemasyarakatannya. Misalnya pada jaman pra-sejarah yang
berperan dari jaman ini adalah magic, pada jaman ini dongeng, mistis, merupakan hal yang
paling dominan, sehingga hal ini mempengaruhi aspek-aspek kehidupan masyarakat China
itu sendiri. Pada jaman klasik, yang menonjol adalah peranan penguasa dalam aspek
kehidupan sangat besar, kaisar menguasai seluruh aspek kehidupan masyarakatnya, dengan
pola yang terus berulang, setiap kaisar naik atau turun dari tahta selalu berujung dengan
pemberontakan dan kematian, hal itu yang mewarnai pergantian dinasti di China. Pada jaman
modern ini, “ekonomi sebagai panglima” merupakan landasan utama kemajuan China.
Dengan idiologi negara komunisme, China berhasil mengembangkan sebuah sistem ekonomi
kapitalis, dengan dua hal yang bertentangan ini malahan dapat memajukan China menjadi
sebuah negara yang maju pada abad ke-21 ini.
Historiografi China merupakan warisan peradaban tertua yang bernilai sejarah yang
sangat tinggi dan bersifat abadi. China merupakan sebuah negara yang berhasil menemukan
kertas, tinta, dan system percetakan, hal-hal itulah yang membuat masalah penulisan sejarah
berkembang di China. Berdasarkan pembabakan sejarah China yang terbagi tiga yaitu masa
dongeng (pra-sejarah), klasik (masa dinasti), dan masa modern (masa Republik) maka
5

penulisan sejarahnya pun memiliki perbedaan satu sama lain tetapi masih bersifat continuitas
sebagai kesatuan sejarah China, khusus untuk masa dongeng belum mengenal tulisan, jadi
belum ada Historiografi dan hanya berupa oral history.
Yang pertama adalah masa dongeng (pra-sejarah), pada masa ini belum mengenal
tulisan, jadi masih berupa Orai History. Seperti pada umumnya, oral history di China bersifat
mistis, mitos dan dongeng. Misalnya ada dongeng mengenai awal terjadinya manusia dengan
putrid / dewa yang turun dari kahyangan, ada cerita mengenai seorang dewi yang
menciptakan ala mini yang begitu indah dengan kumpulan air dari penjuru langit, dsb. Pada
masa pra-sejarah ini didominasi oleh dongeng atau cerita mengenai awal terjadinya manusia
dan bumi.
Masa yang kedua adalah masa klasik. Pada masa ini, China sudah hadir sebagai salah
satu perdadaban yang mempengaruhi dunia selain Mesopotamia, Mesir, Babylonia, Romawi
dan Yunani. Masyarakat China sudah mengenal tulisan dan telah berhasil menemukan kertas
dan teknik percetakan, sehingga hal itulah yang membuat historiografi China semakin
berkembang pesat. Dari segi Historiografinya masa klasik ini dibagi dua yaitu masa klasik
awal (yang dimulai dari Dinasti Chou tahun 1027 SM – 221 SM) dan masa klasik akhir (yang
ditandai oleh Dinasti Sung 403 M – 959 M).
Historiografi China masa klasik awal sangat dipengaruhi oleh aliran Confusius. Dengan
didasari oleh Confusius inilah maka China banyak menghasilkan buku-buku mengenai
sejarah seperti Shang Su, Li Chi, Yi Ching. Pada masa Chou ini telah ada penyatuan hasil-
hasil tulisan dari “juru tulis kerajaan” dan dibukukan. Isi dari tulisan ini meliputi genealogi
kaisar Dnasti Chou, tata cara pemerintahan, hukum dan perundang-undangan, dan yang
paling penting adalah legitimasi politik seorang kaisar. Dari masa inilah, kerajaan memiliki
sebuah “team” yang bertugas untuk mencatat semua kejadian yang ada di kerajaan, serta
ekspedisi-ekspedisi yang dilakukan oleh kerajaan. Kemudian catatan tersebut dikumpulkan,
misalnya Chun Chiu.
Masa klasik akhir ditandai dengan berkuasanya Dinasti Sung pada tahun 403 M dan
masa klasik akhir ini berakhr ketika telah masuk paham-paham dari barat pada masa Dinasti
Manchu yang berakhir pada tahun 1912. Pada masa klaik akhr ini di bidang penulisan sejarah
terdapat karakteristik seperti penyusunan tulisan sejarah telah dilakukan dengan konsep
“temporal” yaitu, para sejarawan pada masa Sung telah menyusun sejarah yang kronologis.
Misalnya buku yang berjudul Tzu Chih Tung Chien yaitu tulisan mengenai proses berdirinya
dinasti Sung, yang babakan waktunya dimulai dari masa Negara Berperang sampai pada
berdirinya Dinasti Sung.
Selain sudah bersifat kronoligis, historiografi pada masa Sung juga telah menggunakan
pendekatan subjek. Yaitu penggunaan sumber-sumber rakyat kecil dan adanya wawancara
dalam pemperoleh data. Pada masa ini juga, tingkat “melek huruf” semakin tinggi, sehingga
banyak orang yang menulis sejarah tidak hanya dari kerajaan saja. Puncaknya adalah dengan
adanya pembagian tulisan sejarah berdasarkan karakteristik masing-masing, yaitu novel
sejarah, novel dongeng, dan novel percintaan. Sehingga tidak ada lagi percampuran mengenai
hal mistis, masalah asmara dengan sejarah yang benar-benar terjadi.
Yang terakhir adalah masa modern, seiring dengan perkembangan jaman, maka
perkembangan historiografi China juga mengalami perkembangan baik itun dari segi objek
kaiannya, ataupun dari aspek metodologinya. Historiografi China masa modern ditandai
dengan usaha untuk meningkatkan nasionalisme rakyat China, ini berkaitan dengan kondisi
politik dunia pada masa itu. Semua tulisan-tulisan sejarah di China berusaha untuk
membangkitkan nasionalisme dan kebanggaan akan tingginya peradaban China Klasik. Yang
paling berpengaruh pada masa ini adalah Mao Zedong dengan idiologi komunismenya.
Karena semakin gempurnya serangan budaya barat ke China, Mao semakin membentengi
para sejarawan dan intelektual dengan terus bertindak keras pada sejarawan agar terus berada
6

di haluan “kiri”. Akibatnya penulisan sejarah menjadi cenderung “mao-isme” dan “realism
sosial” menjadi dominan. Salah satu karya yang terkenal adalah “ekspedisi militer ke utara”,
selain itu juga ada buku yang terkenal yang di buat Mao yaitu “buku merah” yang isinya
doktrinasi komunisme kepada rakyat China.
Dari uraian diatas bisa kita lihat bahwa, China memang salah satu peradaban yang
mempengaruhi dunia, banyak tulisan-tulisan China yang menjadi sumber utama bagi sejarah
suatu negara. Sejarah Indonesia masa Islam pun banyak terdapat di China. Hal ini
membuktikan bahwa China merupakan salah satu negara yang peduli dengan sejarah, bisa
saja hal itu yang membuat China menjadi sebuah negara yang besar. Karena “bangsa yang
bersar adalah bangsa yang tau dan sadar sejarah bangsanya sendiri”.

Referensi:
Creel, H. G. Chinese Thought from Confusius to Mao Tse tung. 1953. Chicago: The
University of Chicago Press.
---------. Short History of Chinese Philosophy. 1948. New York: The Free Press
Djumhur. (1974). Sejarah Pendidikan. Bandung: CV Ilmu
Lan.Joe Neo. tanpa tahun.Tiongkok Sepanjang Abad. Balai Pustaka
Liu, JeeLoo. An Introduction to Chinese Philosophy – From Ancient Philosophy to Chinese
Buddhism.
Tan G.Melly.2008. Etnis Tioghua Dan Pendidikan.Grafika MardiL:Bogor.
Yu-Lan, Fung. A History of Chinese Philosophy, vol. I & II. 1952. Princeton: Princeton
University Press.

Internet:
www.sejarah pendidikan cina masa klasik.com
www.pendidikan cina purba.com

Anda mungkin juga menyukai