Anda di halaman 1dari 7

HISTORIOGRAFI

TRADISIONAL
INDONESIA

SOFYAN SULEMAN
G2G122036
PENDAHULUAN
Historiografi adalah kajian mengenai kajian sejarawan dalam
pengembangan sejarah sebagai disiplin ilmu setelah
melakukan penelitian. Bentuknya berupa setiap karya sejarah
mengenai topik tertentu. Historiografi disampaikan sebagai
hasil penyusunan imajinasi tentang masa lampau sesuai
dengan jejak-jejak atau fakta yang ada. Penulisan historiografi
memerlukan kemahiran dalam seni menulis. Kebebasan
menulis dibatasi oleh sejumlah ketentuan akademis yang
berlaku dan sikap kehati-hatian untuk menghindari
penyampaian yang melebihi fakta (Sudrajat, Dkk. 2017).
HISTORIOGRAFI TRADISIONAL
Historiografi Tradisional atau penulisan sejarah tradisional adalah penulisan sejarah yang
dimulai dari zaman Hindu sampai masuk dan berkembangnya Islam di Indonesia. Penulisan
sejarah pada zaman ini berpusat pada masalah-masalah pemerintahan dari raja-raja yang
berkuasa, bersifat istanasentris, yang mengutamakan keinginan dan kepentingan raja.
Tujuan penulisan sejarah (historiografi) tradisional adalah untuk menghormati dan
meninggikan kedudukan raja, nama raja, serta wibawa raja, agar raja tetap dihormati, tetap
dipatuhi, dan dijunjung tinggi. Dalam Historigrafi Tradisional Indonesia terdapat dua masa
masa yaitu Pada masa Hindu-Buddha dan Masa Islam.
Berikut adalah ciri-ciri atau karakteristik historiografi tradisional
1. Hanya membahas aspek tertentu, seperti aspek keturunan (genealogi) dan aspek
kepercayaan (religius),
2. Hanya membicarakan peristiwa tertentu yang dianggap penting dan perlu ditanamkan di
tengah masyarakat untuk kepentingan istana.
3. Hanya membicarakan peristiwa tertentu yang dianggap penting dan perlu ditanamkan di
tengah masyarakat untuk kepentingan istana.
4. Historiografi tradisional lebih sering memuat kehidupan raja dan bangsawan.
5. Historiografi tradisional menekankan pada struktur bukan proses.
HISTORIOGRAFI PADA MASA HINDU-
BUDDHA
Historiografi pada masa Hindu-Buddha lebih dominan disajikan dalam bentuk prasasti, baik yang berbahan batu
ataupun logam. Namun, ada juga yang tertuang dalam bentuk kitab, terutama sejak kerajaan Kahuripan, sekitar awal
abad ke-10 M. Isi historiografi pada masa ini terutama berorientasi pada raja dan penguasa. Konsekuensinya, kadar
objektivitas isinya perlu diuji secara cermat apabila digunakan sebagai bahan penelitian sejarah.
Tradisi historiografi pada masa Hindu-Buddha berkembang pesat, terbukti dari adanya sekitar 1.000 naskah
yang tersebar di berbagai kawasan Nusantara. Berdasarkan isinya, historiografi Hundu-Buddha dibedakan menjadi
tutur (kitab keagamaan), castra (kitab hukum), wiracarita (cerita kepahlawanan) dan ragam isi lainnya tentang ajaran
keagamaan, sejarah dan ajaran moral.
Pada awal masa Hindu-Buddha, mayoritas historiografi menggunakan bahasa Sansekerta dan tulisan yang
Pallawa. Bahasa dan tulisan itu merupakan privilage kalangan Brahmana. Mereka ini tinggal di lingkungan istana
berdampingan dengan para raja dan bangsawan. Pada masa kerajaan Majapahit, di hasilkan karya sejarah kitab
Negarakertagama karangan Empu Prapanca pada tahun 1365 isi kitab Negarakertagama adalah:
1. Sejarah raja-raja Singasari dan Majapahit dengan masa pemerintahannya
2. Keadaan kota Majapahit dan daerah daerah kekuasaannya
3. Kisah perjalanan Raja Hayam Wuruk ketika berkunjung ke daerah kekuasaannya di Jawa timur beserta daftar
candi-candi yang ada
4. Kehidupan keagamaan dan pelaksanaan upacara upacara keagamaan di kerajaan misalnya upacara Ssrada untuk
menghormati roh Gayatri dan menambah kesaktian raja.
HISTORIOGRAFI PADA MASA ISLAM
Pada masa Islam, tradisi penulisan sejarah terus berlanjut. Tema-temanya sebagian ada yang
disesuaikan dengan kebudayaan Islam, dan sebagian lainnya merupakan hasil ciptaan yang baru.
Namun isinya menunjukan tradisi tulis yang menjadi dasar dimulainya tradisi sejarah. Tradisi tulis
tersebut terkait dengan kebudayaan Hindu-Buddha, Islam atau sintesis dari kebudayaan tersebut.
Hasil-hasil kesustraan Islam yang berkembang di daerah Jawa, sebagian besar merupakan
perkembangan dari kesutraan zaman Hindu-Buddha yang disesuaikan dengan budaya Islam.
Adapun jenis-jenis penulisan sejarah zaman Islam meliputi hikayat dan babad.
Pada awal perkembangannya, kebanyakan historiografi Islam Indonesia berisi mitos dari pada
sejarah dalam pengertian Barat. Historiografi Islam Indonesia tentang sejarah awal Islam tidak
terlalu bisa dijadikan pegangan, walaupun begitu tidak dapat diabaikan sama sekali. Hal ini
disebabkan karena historiografi tersebut adalah hasil pribumi dan merupakan produk tradisi
kebudayaan yang sama dan bukan pada historitasnya
Adapun contok corak awal Historiografi Islam adalah sebagai berikut:
1. Hikayat, ini merupakan bentuk cerita yang selalu disampaikan dalam bentuk puisi yang sering
disebut sajak seperti Hikayat Hang Tuah
2. Babad adalah cerita klasik yang menceritakan asal usul daerah, kerajaan dan cerita-cerita
mengenai hal yang terjadi pada daerah atau kerajaan tersebut contohnya seperti Babad Cirebon
(yang isinya berupa kisah pangeran cakrabuana yang membangun kota Cirebon serta
perkampungan muslim)
METODE PENULISAN SEJARAH
1. Metode Heuristik (pencarian dan
pengumpulan sumber)
2. Metode Verifikasi (kritik sumber)
3. Metode Interpretasi (analisis dan sintesis
sumber sejarah= fakta sejarah)
4. Historiografi (penulisan fakta sejarah)
TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai