Anda di halaman 1dari 17

Perkembangan Historiografi

Sejarah di Indonesia
Historiografi terbentuk dari dua akar kata
yaitu history (sejarah) dan graph (tulisan).
Jadi historiografi artinya adalah tulisan
sejarah, baik itu yang bersifat ilmiah
(problem oriented) maupun yang tidak
bersifat ilmiah (no problem oriented).
Historiografi Tradisional
Tradisi penulisan sejarah setelah masyarakat
Indonesia mengenal tulisan. Antara zaman
Hindu-Budha dan zaman kerajaan-kerajaan
Islam
Corak penulisan sejarah yang banyak ditulis
oleh para pujangga kraton, karya-karya
mereka bertujuan untuk mengagungkan
kedudukan raja (bersifat Politis)
Karakteristik Historiografi Tradisional
1.Istana Sentris, dimana karya-karya
didalamnya banyak mengungkapkan sekitar
kehidupan keluarga istana/keraton
2.Bersifat Religis-magis, seorang raja ditulis
sebagai manusia yang memiliki kekuatan
gaib. Seorang raja keberadaannya di muka
bumi merupakan sebagai perwujudan atau
perwakilan dari Tuhan
3.Bersifat regio-sentrisme, Penulisannya banyak
dipengaruhi faktor kedaerahan baik berupa
cerita gaib atau dewa di daerah tersebut
4.Feodalisme Sentris
5.Tidak membedakan hal-hal yang khayal dan
hal-hal yang nyata
6.Sumber datanya sulit ditelusuri kembali
bahkan terkadang mustahil dan sulit
dibuktikan
Contoh karya sejarah yang berbentuk
historiografi tradisional yang ditulis oleh para
pujangga keraton dari kerajaan hindu/budha
sebagai berikut : Babad Tanah Pasundan,
Babad Parahiangan, Babad Tanah Jawa,
Pararaton, Nagarakertagama, Babad Galuh,
Babad Sriwijaya, dan lain-lain.
Karya historiografi tradisional yang ditulis para
pujangga dari kerajaan Islam diantaranya:
Babad Cirebon, Babad Banten, Babad
Dipenogoro, Babad Demak, Babad Aceh dan
lain-lain
Historiografi Kolonial
Historiografi warisan kolonial dan untuk
kepentingan penjajah. Penulisan ini lebih
menonjolkan aspek politik dan ekonomi.
Mereka menyebut pemberontakan untuk
setiap perlawanan yang dilakukan oleh rakyat
indonesia.
Istilah Hindia Belanda atau Hindia Nederland
yaitu daerah Hindia (Indonesia) yang “dimiliki”
oleh Belanda. Bangsa Belanda sebagai
“pemilik” memandang diri pribadinya sebagai
yang dipertuan dan sebagai bangsa yang
termulia, sehingga bangsa Indonesia hanya
mendapat gelar “bumi putera” atau orang
negeri.
Karakteristik Historiografi Kolonial
1.Belanda Sentrisme atau Neerlando Sentrismus
artinya sejarah Indonesia di tulis dari sudut
pandang kepentingan orang-orang Belanda yang
sedang berkuasa (menjajah) di Indonesia
2.Eropasentrisme, artinya selain ditulis dari sudut
pandang kepentingan orang Belanda, ditulis juga
sesuai dengan kepentingan bangsa Eropa pada
umumnya.
3.ahistoris artinya Orang Belanda dianggap
sebagai manusia paling sempurna dalam
berbagai kehidupan di Nusantara, peran mereka
ditulis sampai berlembar-lembar sementara peran
rakyat pribumi sebagai pemilik sangat sederhana
dan dituangkan dalam halaman sangat minim.
4.Semua untuk kepentingan politik kolonial
Contoh karya historiografi kolonial yang paling
popular adalah sebuah buku yang ditulis oleh
Raffles judul History Of Java,
H.J. de Graaf judul Geschiedenis van Indonesia
(Sejarah Indonesia), B.H.M. Vleke judulGeschiedenis
van den Indischen Archipel (Sejarah Nusantara),
G.Gonggrijp judul Schets ener aconomische
Geschiedenis van Nederlands-Indie (Sejarah
Ekonomi Hindia Belanda), Geschiedenis van
Nederlandsche-Indie (Sejarah Hindia Belanda)
Historiografi Modern
Historiografi modern muncul akibat tuntutan
ketepatan teknik dalam mendapatkan fakta
sejarah. Fakta sejarah didapatkan melalui
penetapan metode penelitian, memakai ilmu-ilmu
bantu, adanya teknik pengarsipan dan rekonstruksi
melalui sejarah lisan.
Karakteristik Historiografi Modern
1.Bersifat Indonesia sentrisme. ditulis dari sudut
kepentingan rakyat Indonesia
2.Bersifat metodologis, artinya penulisan sejarah
Indonesia menggunakan pendekatan ilmiah
berdasarkan teknik penulisan yang ilmiah.
3.Bersifat kritis historis, yang berarti substansi
penulisan sejarah Indonesia secara ilmiah dapat
dipertanggungjawabkan.
4.Menggunakan pendekatan multidimensional
5.Mengungkapkan dinamika masyarakat Indonesia
dari berbagai aspek kehidupan yang kemudian
dijadikan bahan kajian

Anda mungkin juga menyukai