NIM : 19407144013
Sejarah adalah pengalaman hidup manusia pada masa lalu dan akan terus berlangsung
sepanjang usia manusia. Sejarah dalam bahasa Indonesia berasal dari bahasa Melayu yang
menyerap kata syajarah dari bahasa Arab yang berarti pohon, keturunan, asak-usul, silsilah,
riwayat. Dengan masuknya kebudayaan Barat pada abad ke-15 yang membawa kata historie
(Belanda) history (Inggris) berasal dari bahasa Yunani, istoria yang berarti ilmu.
Menurut Aristoteles, istoria berarti suatu telaah sistematis mengenai gejala alam. Adapun
kata istoria biasanya diperuntukkan bagi penelaahan gejala-gejala yang berkaitan tentang
manusia dengan urutan kronologis. Dalam perjalanannya kata sejarah dalam bahasa Indonesia
lebih merujuk pada kata history (Inggris). Kata sejarah berarti (1) silsilah;asal-usul; (2)kejadian,
peristiwa yang benar-benar telah terjadi pada masa lampau; (3) ilmu, pengetahuan, cerita,
pelajaran tentang kejadian dan peristiwa yang benar-benar terjadi pada masa lampau, riwayat.
Kata sejarah secara singkat dapat diartikan sebagai kejadian-kejadian atau peristiwa pada
masa lampau yang berkait dengan kehidupan manusia. Ilmu yang mempelajari tentang kejadian-
kejadian itu disebut ilmu sejarah.
Gambaran umum tentang penulisan sejarah sejak zaman kuno sampai abad ke-
20,khusunya dalam peradaban Barat. Historiografi dilukiskan sebagai cerminan kebudayaan
kelompok. Mencakup segi-segi substantif, intelektual dan metodologis yang berguna untuk
peningkatan kritisme sejarah. Substansinya meliputi karya-karya Herodotus, Thucydides,
Polybius, Livius, Tacitus, Augustine, Orisius, Ibn Khaldun, Machiavelli, Mobillon, Voltaire, W.
Scott, Michelet dan Leopold von Ranke.
2. Historiografi Indonesia
Perkembangan penulisan sejarah Indonesia. Kajian tentang tradisi penulisan sejarah suku
bangsa-suku bangsa, penulisan sejarah kolonial dan sejarah mutakhir dengan segala dimensinya (
kronologis dan tematik).Historiografi memiliki pembagian waktu, berurutan dari historigrafi
tradisional, historiografi kolonial dan historiografi modern.
a. Historiografi Tradisional
Historiografi tradisional merupakan penulisan sejarah yang umumnya dilakukan oleh para
sastrawan atau pujangga keratin dan bangsawan kerajaan. Ciri-ciri historiografi tradisional
adalah istana-sentris, region-sentris, feodalis-aristokratis, subjektivitas tinggi, mengandung
anakronisme dalam penyusunannya, bertujuan melegitimasi kekuasaan serta kedudukan raja.
Berdasarkan pembagian waktunya, historiografi tradisional dibagi menjadi historiografi
tradisional Hindu-Buddha dan historiografi tradisional Islam.
b. Historiografi Kolonial
Historiografi kolonial adalah penulisan sejarah yang ditulis pada masa kolonial. Focus utama
historiografi kolonial adalah kehidupan warga Belanda (Eropa) di Hindia Belanda karena ditulis
oleh orang-orang Belanda atau Eropa. Tujuan penulisannya untuk memperkuat kedudukan
mereka di Indonesia. Ciri-ciri historiografi kolonial adalah Eropasentrisme, bersifat mitologis,
bersifat subjektif, mengabaikan sumber lokal, berisi tentang sejarah orang-orang besar dan
bersifat diskriminatif.
c. Historiografi Modern
Historiografi modern muncul akibat tuntutan ketepatan teknik untuk mendapatkan fakta-fakta
sejarah. Fakta sejarah didapat melalui penerapan metode penelitian, memakai ilmu bantu, adanya
teknik pengarsipan dan rekonstruksi sejarah melalui sejarah lisan. Masa ini dimulai dengan
munculnya studi sejarah kritis yang menggunakan prinsip-prinsip metode penelitian sejarah.
Historiografi modern tentunya berkembang sesuai dengan zaman. Historiografi modern masa
kini sudah semakin objektif dan kritis terhadap suatu peristiwa sejarah. Adapun ciri-cirinya ialah
bersifat metodologis, bersifat kritis historis, sebagai kritik terhadap historiografi nasional dan
munculnya peran-peran rakyat kecil.
Sumber:
2. Madjid, Dien M dan Johan Wahyudi .2014. Ilmu Sejarah Sebuah Pengantar. Jakarta: Prenada
Media Group