Anda di halaman 1dari 7

Makalah kelompok 3

Unsur unsur dan ciri ciri historiografi tradisional


Created by:
Arisandi
Jalaludin rahmat
Leni sri rahayu
Siti ambiah
Pengertian historiografi tradisional

Penulisan sejarah tradisional adalah penulisan sejarah


yang dimulai dari zaman Hindu budha sampai masuk dan
berkembangnya Islam di Indonesia. Atau sekitar abad 4
masehi hingga 16 masehi.
Penulisan sejarah di zaman Hindu-Buddha pada umumnya
ditulis diprasasti dengan tujuan agar generasi penerus
dapat mengetahui peristiwa di zaman kerajaan pada masa
dulu, di mana seorang raja memerintah.
Sedang penulisan sejarah (historiografi) tradisional pada
masa kedatangan dan berkembangnya Islam di Indonesia
umumnya berupa Babad, Hikayat, Silsilah atau Kronik.
Unsur unsur historiografi tradisional

1. Mitologi
2.Legenda.
3. Hugiografi.
4.Simbolisme.
5.Sugesti.
6.Geneaologi
Mitologi: dihubungkan dengan dewa - dewa, bidadari, tokoh - tokoh wayang
dan nabi - nabi. Hal seperti ini pada dasarnya merupakan suatu proses
internalisasi dari pengalaman spiritual manusia tentang kenyataan lalu di
ungkapkan melalui kisah sejarah.
Legenda :Berkaitan erat dengan unsur air, tanah, tumbuh - tumbuhan, api dan
udara. Sebagai contoh rajakula yang merupakan asal usul yang aneh dan ajaib,
riwayat rajakula dihubungkan dengan awal kehidupan manusia di dunia ini.
Hugiografi : Dalam hal ini melukiskan kemukjizatan seorang tokoh yang dengan
kesaktiannya menciptakan sesuatu yang luar biasa. Dalam penulisan
historiografi tradisional ini masih banyak dipengaruhi oleh magis yang
berpengaruh di alam, baik makhluk hidup atau benda - benda mati Kepercayaan
tentang perbuatan magis atau sihir yang dilakukan oleh tokoh - tokoh tertentu,
misalnya kehebatan sihir Mpu Bharada yang digambarkan dalam perjalanannya
dari daerah Wurare ke Bali hanya dengan menggunakan selembar daun kluwih.
Simbolisme : berupa lambang misalnya cahaya
berkilat di angkasa, benda pusaka keramat atau kata -
kata kiasan. Sebagai contoh adanya anggapan bahwa
pakaian seorang raja yang digunakan mengandung
kesaktian seperti kesaktian sang raja sendiri.
Sugesti : Berupa ramalan - ramalan, firasat, suara
gaib, tabir mimpi.
Geneologi : merupakan gambaran mengenai
pertautan antara individu dengan yang lain atau
suatu generasi dengan generasi berikutnya. Silsilah
sangat penting untuk melegitimasikan kedudukan
mereka.
Ciri ciri historiografi tradisional
Religio sentris, artinya segala sesuatu dipusatkan pada raja atau keluarga raja (keluarga istana), maka sering juga
disebut istana sentris atau keluarga sentris atau dinasti sentris.
Bersifat feodalistis-aristokratis, artinya yang dibicarakan hanyalah kehidupan kaum bangsawan feodal, tidak ada sifat
kerakyatannya. Historiografi tersebut tidak memuat riwayat kehidupan rakyat, tidak membicarakan segi-segi sosial dan
ekonomi dari kehidupan rakyat.
Religio magis, artinya dihubungkan dengan kepercayaan dan hal-hal yang gaib.
Tidak begitu membedakan hal-hal yang khayal dan hal-hal yang nyata.
Tujuan penulisan sejarah tradisional untuk menghormati dan meninggikan kedudukan raja, dan nama raja, serta wibawa
raja; agar supaya raja tetap dihormati, tetap dipatuhi, tetap dijunjung tinggi. Oleh karena itu banyak mitos, bahwa raja
sangat sakti, raja sebagai penjelmaan/titisan dewa. Raja atau pemimpin dianggap mempunyai kekuatan gaib dan
kharisma (bertuah, sakti).
Bersifat regio-sentris (kedaerahan), maka historiografi tradisional banyak dipengaruhi daerah, misalnya oleh cerita-cerita
gaib atau cerita-cerita dewa di daerah tersebut.
Memiliki subjektifitas yang tinggi sebab penulis hanya mencatat peristiwa penting di kerajaan dan permintaan sang raja.
Bersifat melegitimasi (melegalkan/mensahkan) suatu kekuasaan sehingga seringkali
anakronitis (tidak cocok)
Kebanyakan karya-karya tersebut kuat dalam genealogi (silsilah) tetapi lemah dalam hal
kronologi dan detil-detil biografis.
Pada umumnya tidak disusun secara ilmiah tetapi sering kali data-datanya bercampur
dengan unsur mitos dan realitas (penuh dengan unsur mitos).
Sumber-sumber datanya sulit untuk ditelusuri kembali bahkan terkadang mustahil untuk
dibuktikan.
Dipengaruhi oleh faktor budaya masyarakat dimana naskah tersebut ditulis sehingga
merupakan hasil kebudayaan suatu masyarakat.
Cenderung menampilkan unsur politik semata untuk menujukkan kejayaan dan
kekuasaan sang raja.

Anda mungkin juga menyukai