Anda di halaman 1dari 6

Pengertian Tari Tradisional

Tari tradisional adalah tarian yang berkembang dan dilestarikan secara turun-
temurun di suatu daerah tertentu. Tarian ini biasanya memiliki berbagai ciri
khas yang menonjolkan falsafah, budaya dan kearifan lokal setempat di mana
tarian tersebut berkembang. Sehingga dapat ditebak bahwa masing-masing
daerah akan memiliki keunikan tersendiri.

Pengertian Tari Menurut Para Ahli


Dibawah ini terdapat beberapa pendapat dari Para Ahli mengenai pengertian Tari yaitu,
diantaranya sebagai berikut ini :

 Menurut Soedarsono
Tari merupkan sebuah ekspresi jiwa yang digunakan oleh manusia dalam bentuk
gerakan yang indah dan ritmis.

 Menurut Suadarsa Pringgo Broto


Tari merupakan suatu ketentuan yang berupa sebuah bentuk gerakan tubuh yang indah
dan di dalam ruangan.

 Menurut M. Jazuli
Menurut M. Jazuli yaitu Tari merupakan sebuah gerak tubuh yang sangat selaras dan
seirama dengan musik yang biasa dipakai untuk mengatakan suatu maksud dan tujuan
tertentu.

 Menurut Drs. I Gede Ardika


Menurut Drs. I Gede Ardika Tari merupakan suatu bentuk karya yang dapat mengaitkan
banyak hal, sehingga semua orang dapat menyesuaikan diri untuk menyelaraskan
gerakan tariannya.
Ciri Ciri tari tradisional

1. Memiliki pakem atau aturan gerakan dasar yang wajib diikuti.


2. Diiringi oleh musik tradisional khas daerah setempat.
3. Mengenakan kostum pakaian tradisional khas daerah setempat.
4. Diajarkan dan dipelajari secara lisan atau dari mulut ke mulut secara
langsung dari generasi lama ke generasi penerusnya.
5. Mengandung filosofi yang berasal dari buah pikiran kearifan lokal
setempat.
6. Memiliki fungsi sosial adat seperti untuk untuk kepentingan upacara
adat atau kegiatan lokal lainnya.
7. Terkadang memiliki syarat khusus berupa waktu, tempat, dan bahkan
hanya beberapa orang terpilih saja yang diperbolehkan membawakannya.

Fungsi Tari Tradisional

Menurut Soedarsono dalam (Sekarningsih, 2006, hlm.5)


fungsi tari tradisional meliputi berbagai sarana untuk
upacara adat tergantung dari kebudayaan masing-
masing daerah yang memegang tradisi. Fungsi-fungsi
tersebut meliputi:

 Upacara Ritual, dalam fungsi ini tari harus memenuhi


kaidah yang telah turun-temurun dijaga menjadi
tradisi. Biasanya diselenggarakan pada saat tertentu
dan dilakukan oleh orang-orang tertentu pula.
 Upacara penobatan Raja atau Kepala Adat seperti
pada Tari Bedhaya Ketawang dari Jawa Tengah.
 Upacara kematian seperti pada Tari Mapeliang dari
Sulawesi.
 Upacara untuk membangun rumah seperti pada tari
Seru Kju No Gawi di daerah Timor.
Jenis Tari Tradisional

1. Tari klasik: terdapat standardisasi, memiliki nilai estetis yg tinggi,


memiliki makna yang dalam, disajikan dengan penampilan sangat
mewah. Contoh: tari bedhaya, tari srimpi, tari golek, bondan.

2. Tari rakyat / folklasik: kental dengan nuansa sosial, merujuk adat dan
kebiasaan masyarakat, gerak, rias, dan kostum sederhana. Contoh :
polostomo, tari cikeruhan, gaplek, erang, geboy, bardin dll.

Keunikan gerak pada tari tradisional

1. Tali bali : gerakan bola mata penari yang ke kanan-kiri dengan cepat.

2. Tari gendhing sriwijaya : gerak pada jari tangan yang lentik.

3. Tari Pagelu : gerakan dengan kaki yang tertahan pada lantai

4. Tari minang: gerakan tangan yg kuat, kadang mengalun kadang patah-


patah. Gerakan minang banyak dipengaruhi gerak pencak silat.

5. Tarian papua : kaki penari cenderung bergerak secara ritmis dan dinamis

6. Tarian suku dayak : gerak unik yg menyelipkan bulu enggang di jari-jari


tangan penari.

Macam tari tradisional berdasarkan daerah asalnya:

 Aceh : Tari saman, Tari bines, Rapai geleng, tari tarek pukat

 Jawa Barat : Tari Jaipong, Tari buyung, tari topeng Cirebon, tari merak

 Jawa Tengah : tari ronggeng, tari bedhaya ketawang, tari kretek, tari
gambyong
 Jawa timur : tari reog ponorogo, tari gandrung banyuwangi, tari
wayang topeng, tari jaranan buto

 Tari sumatera utara : tari tor-tor, tari maena

 Tari sumatera barat : tari piring, tari paying

 Tari sumatera selatan : Tari seluang mudik

 Bali : Tari barong, tari kecak, tari pendet

 Tari Papua : tari suanggi, tari sajojo


Tari Kreasi Baru

Tari kreasi merupakan jenis tarian yang memiliki gerakan berirama,


senada dengan alunan musiknya.

Umumnya, tarian ini ditampilkan dalam waktu dan tempat khusus,


untuk menceritakan pikiran, maksud, dan perasaan kepada
penonton, baik secara tunggal maupun berpasangan.

Tarian ini bersifat non etnik, yakni bukan dari jenis tari tradisi yang
erat kaitannya dengan adat istiadat masyarakat.

Jadi, bisa dikatakan, tarian jenis ini bukanlah jenis tari yang
berfungsi untuk melengkapi acara ritual dan kebudayaan.

Tari kreasi memiliki ciri-ciri khusus, yakni sebagai berikut.

 Lebih memprioritaskan repertoar pla gerakan, sebagai hasil


eksplorasi.
 Pesan atau makna yang timbul dari tarian, menjadi uangkapan
ekspresi pribadi.
 Menampilkan kebebasan dalam berkreasi, secara koreografi.
 Tidak menampilkan identitas kultural.

Secara umum, seni tari difungsikan untuk menunjukkan dan


menyajikan hiburan yang estetis.

Karena bertujuan untuk pementasan, sudah barang tentu


penampilan sebuah teri memerlukan latihan yang berulang, dan
mempunyai kaidah-kaidah khusus yang mesti dipertimbangkan.
Seperti wirama, wirasa, wiraga dan yg lainnya.

Jenis-jenis tari kreasi

1. Tari kreasi berpola tradisi


tari kreasi yang digarap berdasarkan kaidah tari tradisi, baik
dari koreografinya, iringan musiknya, tata rias dan busana,
serta teknik pementasannya.
2. Tari kreasi berpola non tradisi
Yakni jenis tari kreasi yang digarap lepas, tanpa masuk dalam
pola-pola tradisi yang mengikat, baik dalam unsur koreografi,
tata rias, iringan musik, tata busana, serta tekni
pertunjukannya.
Contoh tari kreasi baru
1. Tari banjar kemuning
2. Tari garuda nusantara
3. Tari Merak
4. Tari kupu-kupu
5. Tari manupuren

Anda mungkin juga menyukai