Tari tradisional adalah tarian yang berkembang dan dilestarikan secara turun-
temurun di suatu daerah tertentu. Tarian ini biasanya memiliki berbagai ciri
khas yang menonjolkan falsafah, budaya dan kearifan lokal setempat di mana
tarian tersebut berkembang. Sehingga dapat ditebak bahwa masing-masing
daerah akan memiliki keunikan tersendiri.
Menurut Soedarsono
Tari merupkan sebuah ekspresi jiwa yang digunakan oleh manusia dalam bentuk
gerakan yang indah dan ritmis.
Menurut M. Jazuli
Menurut M. Jazuli yaitu Tari merupakan sebuah gerak tubuh yang sangat selaras dan
seirama dengan musik yang biasa dipakai untuk mengatakan suatu maksud dan tujuan
tertentu.
2. Tari rakyat / folklasik: kental dengan nuansa sosial, merujuk adat dan
kebiasaan masyarakat, gerak, rias, dan kostum sederhana. Contoh :
polostomo, tari cikeruhan, gaplek, erang, geboy, bardin dll.
1. Tali bali : gerakan bola mata penari yang ke kanan-kiri dengan cepat.
5. Tarian papua : kaki penari cenderung bergerak secara ritmis dan dinamis
Aceh : Tari saman, Tari bines, Rapai geleng, tari tarek pukat
Jawa Barat : Tari Jaipong, Tari buyung, tari topeng Cirebon, tari merak
Jawa Tengah : tari ronggeng, tari bedhaya ketawang, tari kretek, tari
gambyong
Jawa timur : tari reog ponorogo, tari gandrung banyuwangi, tari
wayang topeng, tari jaranan buto
Tarian ini bersifat non etnik, yakni bukan dari jenis tari tradisi yang
erat kaitannya dengan adat istiadat masyarakat.
Jadi, bisa dikatakan, tarian jenis ini bukanlah jenis tari yang
berfungsi untuk melengkapi acara ritual dan kebudayaan.