1. PBB Didirikan secara resmi pada tanggal 24 Oktober 1945. Tujuan PBB antara lain memelihara perdamaian dunia, menjaga hubungan persaudaran antar bangsa, dan mengadakan kerjasama internasional. Indonesia menjadi anggota PBB pada tanggal 28 September 1950 yaitu menjadi anggota ke-60 PBB. Indonesia pernah keluar dari PBB pada tanggal 7 Januari 1965 hal ini disebabkan oleh Malaysia diangkat menjadi Dewan Keamanan tidak tetap PBB. Pada tanggal 28 September 1966, Indonesia kembali menjadi anggota PBB. Dalam organisasi PBB, Indonesia turut serta dengan mengirimkan pasukan garuda dalam misi pasukan perdamaian PBB. Indonesia telah mengirimkan Misi Garuda I sampai Misi Garuda XXVI-C2. Menurut data Kementerian Luar Negeri pada Senin, 21 Maret 2016, Indonesia menjadi kontributor terbesar ke-10 pasukan pemeliharaan perdamaian PBB dari 124 negara. Saat ini, pemerintah Indonesia telah menugaskan 2.843 personel TNI dan POLRI yang bertugas di 10 Misi Pemeliharaan Perdamaian PBB. 2. Gerakan Nonblok (GNB) o sebagai salah satu negara penggagas KAA yang merupakan cikal bakal digagasnya Gerakan Nonblok o sebagai salah satu negara pengundang pada KTT GNB yang pertama. Hal ini karena Indonesia merupakan salah satu pendiri GNB dan berperan besar dalam mengundang mengajak negara lain untuk bergabung dalam KTT. o menjadi ketua dan penyelenggara KTT GNB yang ke X yang berlangsung pada 1-7 September 1992 di Jakarta dan Bogor. o Indonesia menjadi perintis dibukanya kembali dialog utara-selatan, yaitu dialog yang memperkuat hubungan antara negara berkembang (selatan) terhadap negara maju (utara). 3. Deklarasi Djuanda Deklarasi Djuanda membuat batas kontinen laut kita diubah dari 3 mil batas air terendah menjadi 12 mil dari batas pulau terluar wilayah Indonesia semakin menjadi luas dari sebelumnya hanya 2.027.087 km2 menjadi 5.193.250 km2. Deklarasi Djuanda memantapkan Indonesia sebagai Archipelagic State Principle atau negara kepulauan. Deklarasi Djuanda diterima di dunia internasional setelah ditetapkan dalam Konvensi Hukum Laut PBB yang ke-3 di Montego Bay (Jamaika) pada tahun 1982 (United Nations Convention On The Law of The Sea/UNCLOS 1982). 4. Association of South East Asian Nations (ASEAN) o KTT ASEAN I tahun 1976 di Bali, Indonesia dijadikan secretariat ASEAN yang berkedudukan di Jakarta. o Sekretaris jenderal ASEAN yang pertama dijabat Letjen H.R. Dharsono dari Indonesia. o Indonesia menjadi inisiator dan motor penggerak jalannya roda organisasi ASEAN dalam berbagai event dan bidang. o Indonesia mengusulkan konsep ASEAN Community yang disepakati menjadi keputusan KTT ASEAN ke-9 di Bali (Bali Concord II). ASEAN Community meliputi tiga pilar, yaitu ASEAN Security Community, ASEAN Socio-Cultural Community, dan ASEAN Economic Community. o Saat Indonesia menjadi ketua ASEAN Standing Committee (ESC) tahun 2003–2004, Indonesia telah menyelenggarakan dan mengetuai rangkaian Pertemuan Menteri Luar Negeri ASEAN (ASEAN Ministerial Meeting/AMM), Past Ministerial Conference (PMC), dan ASEAN Regional Forum (ARF) tanggal 29 Juni–2 Juli 2004. Pembahasan dititikberatkan untuk menindaklanjuti hasil KTT ASEAN ke-9 di Bali, yaitu mengenai ASEAN Security Community Plan of Action dan ASEAN Socio- Cultural Community Plan of Action 5. Organisasi Konferensi Islam (OKI) Mendamaikan sengketa antara Pakistan dan Bangladesh Masalah minoritas muslim Moro di Filipina juga diperjuangkan Indonesia dalam forum OKI Indonesia adalah Negara diluar Timur Tengah yang paling memperjuangkan hak-hak Palestina. 6. Jakarta Informal Meeting (JIM) o Jakarta Informal Meerting merupakan upaya bangsa Indonesia dalam ikut serta dalam menjaga perdamaian dunia terutama di kawasan Asia Tenggara. o Menyediakan tempat secara tidak resmi untuk menyelesaikan konflik pertikaian di Kamboja atau sebagai mediator antara pihak yang bertikai di Kambodja. o Salah satu penggagas terbentuknya pemerintahan transisi di Kamboja dengan membentuk United Nation Transitional Authority in Cambodia (UNTAC) tanggal 28 Februari 1992. o Negara terbanyak pengirim pasukan perdamaian untuk menyelesaikan konflik yang terjadi di Kamboja.
B. Kasus-kasus ancaman terhadap IPOLEKSOSBUD HANKAM
1. Contoh kasus ancaman pada bidang Ideologi Pemberontakan PKI di Madiun pada tahun 1948. Partai Komunis Indonesia (PKI) mengadakan pemberontakan pada tanggal 30 September 1948 yang dikenal dengan Gerakan G30 S PKI yaitu gerakan yang ingin mengganti ideologi Pancasila dengan ideologi komunis. Kasus yang terjadi pada salah satu penyanyi dangdut Indonesia yaitu Zaskia Gotik yang tersandung hukum karena ia menghina lambang negara Indonesia pada Selasa, 15 Maret 2016, mengatakan hari proklamasi kemerdekaan Indonesia jatuh pada 32 Agustus dan menyebutkan lambang sila kelima Pancasila adalah bebek nungging. Semua itu diucapkannya saat tampil di sebuah acara televisi nasional
2. Contoh kasus Ancaman Integrasi Nasional Dalam Bidang Politik
Politik uang (money politics) Kasus korupsi yang marak terjadi pada Pemil 2019 kemarin, banyak partai politik yang melakukan politik uang ini dengan cara konvensional yaitu dengan memberikan sejumlah uang maupun barang Politik SARA Politik sara adalah politik yang mengeksplorasikan perbedaan agama dan etnis bahkan ideologi. Contoh kasusnya adalah puluhan orang yang mengaku warga Lenteng Agung, Jakarta Selatan berdemo menolak Lurah Susan dengan alasan agama Lurah Susan yang dilantik sebagai Lurah Lenteng Agung baru-baru ini merupakan produk kebijakan lelang lurah dari Gubernur DKI Jakarta, Jokowi penolakan atas Lurah Susan atas alasan agama sangatlah tidak tepat. Politik Oligarki Sebagai kasus contohnya, berkaitan dengan kasus suap yang ditijikan kepada Ratu Atut dan adiknya Tubagus (Wawan), yang ternyata memiliki Dinasti Politiknya sendiri, diantaranya Kakak Tri Atut sebagai Walikota Tanggerang Selatan, Kakak Tri Atut menjadi Walikota Serang, dan anak tirinya Hervani yang menjadi wakil bupati Pandeglang. Hal ini menimbulkan kontroversi karena sistem politik di Banten ridak lagi murni atas nama domokrasi. Penyerangan batas wilayah negara Kasus Ambalat. Ambalat adalah blok laut yang terletak di Laut Sulawesi dan Selat Makasar di dekat perpanjangan perbatasan darat antara Sabah Malaysia dan Kalimantan Timur. Persoalan klaim dimulai saat adanya perjanjian Tapal Batas Kontonental Indonesia yang ditanda tangani oleh Indonesia dan Malaysia. Namun Indonesia akhirnya melihat hal tersebut sebagai ekspansi terhadap wilayah Indonesia dan mengurangi kedaulatan NKRI.
3. Contoh kasus Ancaman Integrasi Nasional Dalam Bidang Ekonomi
o Ketergantungan pada pihak asing Wilayah di Indonesia yang menghasilkan minyak bumi begitu banyak, antara lain: Irian Jaya, Jawa Timur, Kalimantan Timur dan Riau merupakan salah satu penghasil minyak terbesar di Indonesia bahkan Laut Jawa yang merupakan daerah perairan juga ikut menghasilkan sumber daya tersebut. Akan tetapi banyaknya daerah penghasil minyak bumi di Indonesia belum menjamin ketercukupan dan murahnya harga minyak di Indonesia sendiri. Akan tetapi Indonesia harus mengimport minyak dari luar negeri untuk mencukupi kebutuhan tersebut. Padahal di negeri tercinta ini banyak kantong-kantong minyak bumi yang masih belum dijamah oleh pemerintah. 4. Contoh kasus Ancaman Integrasi Nasional Dalam Bidang Sosial Perang Konflik Sampit adalah pecahnya kerusuhan antar etnis di Indonesia, berawal pada Februari 2001 dan berlangsung sepanjang tahun itu. Konflik ini dimulai di kota Sampit, Kalimantan Tengah dan meluas ke seluruh provinsi, termasuk ibu kota Palangka Raya. Konflik ini terjadi antara suku Dayak asli dan warga migran Madura dari pulau Madura. Konflik tersebut pecah pada 18 Februari 2001 ketika dua warga Madura diserang oleh sejumlah warga Dayak. Konflik Sampit mengakibatkan lebih dari 500 kematian, dengan lebih dari 100.000 warga Madura kehilangan tempat tinggal. Banyak warga Madura yang juga ditemukan dipenggal kepalanya oleh suku Dayak. Terorisme Bom Bali 2002 adalah rangkaian tiga peristiwa pengeboman yang terjadi pada malam hari tanggal 12 Oktober 2002. Dua ledakan pertama terjadi di Paddy's Pub dan Sari Club (SC) di Jalan Legian, Kuta, Bali, sedangkan ledakan terakhir terjadi di dekat Kantor Konsulat Amerika Serikat. Rangkaian pengeboman ini merupakan pengeboman pertama yang kemudian disusul oleh pengeboman dalam skala yang jauh lebih kecil yang juga bertempat di Bali pada tahun 2005. Peristiwa ini dianggap sebagai peristiwa terorisme terparah dalam sejarah Indonesia. Kemiskinan absolut Keterbatasan ekonomi membuat warga Kecamatan Katapang, Bandung, Jawa Barat terpaksa tinggal di kandang kambing. Hidayat bersama keluarganya diketahui sudah tinggal di kandang kambing tersebut sejak 5 tahun terakhir. Untuk memenuhi kebutuhan hidupnya, Hidayat yang kehilangan pekerjaan setelah mengalami kecelakaan dan mengakibatkan kakinya patah kini hanya mencari nafkah dengan mengumpulkan barang rongsokan, dan istrinya mencari kayu bakar untuk dijual. Meski bantuan dari tetangga kerap diterima, keluarga Hidayat mengaku belum pernah sekalipun mendapat perhatian dari pemerintah setempat. Padahal lokasi rumah kandang kambingnya berada sangat dekat dengan pusat pemerintahan Kabupaten Bandung. 5. Contoh kasus Ancaman Integrasi Nasional Dalam Bidang Budaya Negeri Jiran Malaysia mengklaim kebudayaan Indonesia sebagai miliknya Malaysia mengklaim dan mempatenkan batik motif “Parang Rusak”, angklung, wayang kulit hingga rendang. Sehingga Sekjen Departemen Kebudayaan dan Pariwisata, Sapta Nirwandar menyatakan bahwa pemerintah telah mendaftarkan batik dan angklung ke UNESCO, sebagai masterpiece world heritage. Langkah ini merupakan reaksi setelah munculnya klaim tersebut. Lagu yang sangat mirip “Rasa Sayang” menjadi soundtrack iklan pariwisata Malaysia yang dicurigai diambil dari lagu “Rasa Sayange”. Lagu ini pernah di- upload di situs resmi pariwisata Malaysia, dan disiarkan oleh televisi-televisi di Malaysia. Klaim ini menuai kecaman hebat dari masyarakat Indonesia hingga DPR. Tapi Malaysia sempat berdalih lagu tersebut sudah terdengar di Kepulauan Nusantara sebelum lahirnya Indonesia. Sehingga tak bisa diklaim sendiri oleh Indonesia. Demikian juga lagu “Indang Bariang” yang merupakan lagu asal daerah Sumatera tersebut. Para seniman Ponorogo kaget oleh munculnya Tari Barongan yang sangat mirip Reog Ponorogo. Padahal Pemerintah Kabupaten Ponorogo telah mendaftarkan Reog Ponorogo dan mendapatkan Hak Cipta No.026377 pada 11 Februari 2004. Oleh Malaysia, tarian ini diberi nama Tari Barongan. Website Kementerian Kebudayaan, Kesenian dan Warisan Malaysia pernah memampangnya dan menyatakan tarian itu warisan dari Batu Pahat, Johor dan Selanggor Malaysia. 6. Contoh kasus Ancaman Integrasi Nasional Dalam Bidang Pertahanan dan Keamanan Negara Persengketaan antara Indonesia dengan Malaysia mencuat pada tahun 1967 ketika dalam pertemuan teknis hukum laut antara kedua negara, masing-masing negara ternyata memasukkan pulau Sipadan dan pulau Ligitan ke dalam batas-batas wilayahnya. Kedua negara lalu sepakat agar Sipadan dan Ligitan dinyatakan dalam keadaan status status quo akan tetapi ternyata pengertian ini berbeda. Pihak Malaysia membangun resor parawisata baru yang dikelola pihak swasta Malaysia karena Malaysia memahami status quo sebagai tetap berada di bawah Malaysia sampai persengketaan selesai, sedangkan pihak Indonesia mengartikan bahwa dalam status ini berarti status kedua pulau tadi tidak boleh ditempati/diduduki sampai persoalan atas kepemilikan dua pulau ini selesai. Organisasi Papua Merdeka (disingkat OPM) adalah organisasi yang didirikan pada tahun 1965 untuk mengakhiri pemerintahan provinsi Papua dan Papua Barat yang saat ini di Indonesia, yang sebelumnya dikenal sebagai Irian Jaya, dan untuk memisahkan diri dari Indonesia. Gerakan ini dilarang di Indonesia, dan memicu untuk terjadinya kemerdekaan bagi provinsi tersebut yang berakibat tuduhan pengkhianatan Penyadapan bukti ketahanan Indonesia kurang, karena kurangnya penguasaan teknologi yang semakin maju. Penyadapan adalah masalah yang mengancam keamanan baik dari individu maupun orang banyak. Penyadapan ini pula berkaitan dengan sila ke-dua dan ke-lima.
C. Faktor pendorong dan penghambat persatuan dan kesatuan bangsa :
FAKTOR PENDORONG PERSATUAN BANGSA INDONESIA : 1. Faktor Sejarah yang Menimbulkan Rasa Senasib dan Seperjuangan Bangsa Indonesia memiliki suatu sejarah yang panjang. Perasaan senasib dan seperjuangan mampu membangun semangat persatuan dan kesatuan bangsa Indonesia dalam mencapai kemerdekaan. 2. Keinginan untuk Bersatu di Kalangan Bangsa Indonesia yang Dinyatakan dalam Sumpah Pemuda Faktor ini ditumbuhkan oleh jiwa pemuda pada masa itu. Kesadaran akan pentingnya bersatu merupakan modal kuat pemuda dalam melawan penjajah. Semangat persaatuan ditularkan melalui Sumpah Pemuda. Rasa kesadaran untuk bersatu akan mendorong persatuan dan kesatuan bangsa 3. Rasa Cinta Tanah Air di Kalangan Bangsa Indonesia Sikap rasa cinta tanah air merupakan suatu cara berpikir, bersikap, dan berbuat yang menunjukkan kesetiaan, kepedulian, dan penghargaan yang tinggi terhadap bangsa, sosial, budaya, ekonomi, dan politik bangsa. 4. Rasa Rela Berkorban untuk Kepentingan Bangsa dan Negara Banyak kepentingan pribadi yang ditinggalkan para pahlawan dalam memperjuangkan kepentingan bangsa dan negara. Sikap rela berkorban demi penetingan bangsa merupakan modal penting bagi persatuan dan kesatuan. 5. Kesadaran dalam hidup bermasyarakat, sehingga timbul keinginan dari dalam hati untuk selalu membantu sesama, mengikuti kegiatan sosial, dan lain-lain. 6. Proklamasi Kemerdekaan, Pancasila, dan UUD 1945, Bendera Merah Putih, Lagu Kebangsaan Indonesia Raya, serta Bahasa Indonesia
FAKTOR PENGHAMBAT PERSATUAN INDONESIA
A. Faktor Penghambat Internal 1. Masyarakat Indonesia yang heterogen Berdasarkan sensus penduduk tahun 2010, jumlah penduduk Indonesia yaitu lebih dari 237 juta jiwa dan dari jumlah tersebut terdiri dari 1.128 suku bangsa yang tinggal di Indonesia.Bukan hanya itu, Indonesia juga memiliki 6 agama resmi yaitu Islam, Khatolik, Protestan, Hindu, Budha dan Konghucu.Hal itu membuktikan bahwa Indonesia memang kaya akan keberagamannya. Untuk mewujudkan integrasi nasional di Indonesia dilihat dari faktor internalnya sangat sulit untuk mencapainya. Karena syarat tercapainya integrasi nasional adalah terciptanya kesepakatan bersama mengenai norma-norma dan nilai-nilai sosial yang dijadikan suatu pedoman. Dengan beragamnya kebudayaan di Indonesia sulit juga untuk menyepakati suatu norma dan nilai sosial yang akan dijadikan suatu pedoman. 2. Wilayah negara yang begitu luas dan terdiri atas ribuan pulau Indonesia adalah negara kepulauan terbesar di dunia yang terdiri dari 13.466 pulau dengan luas wilayah lebih dari 1,9 juta Km2. Dengan wilayah yang begitu luas, menjadi salah satu faktor yang menghambat terwujudnya integrasi nasional di Indonesia karena begitu jauhnyan jangkauan antar daerah di Indonesia. 3. Kurangnya kesadaran di dalam diri masing-masing rakyat Indonesia terhadap segala ancaman dan gangguan yang muncul dari luar. Kurangnya kesadaran terhadap segala ancaman dan gangguan yang muncul dari luar akan berdampak pada munculnya disintegrasi nasional, karena pada zaman sekarang ini bentuk ancaman tidak berupa peperangan fisik ataupun penjajahan secara fisik, akan tetapi ancaman dan gangguan tersebut dalam bentuk perang pemikiran dan perang budaya, dimana terjadinya perubahan sosial akibat masuknya budaya luar yang dapat memecah belah masyarakat Indonesia. 4. Lemahnya nilai-nilai budaya bangsa akibat kuatnya pengaruh budaya asing Westernisasi ditolak karena Indonesia bukan negara Barat, Indonesia memiliki nilai dan norma yang jauh lebih baik. Sehingga jika westernisasi terjadi pada masyarakat Indonesia, maka akan semakin sulit terwujudnya integrasi nasional di Indonesia, karena terjadinya pertentangan antar norma-norma yang ada dalam masyarakat. B. Faktor Penghambat Eksternal 1. Kurangnya penghargaan terhadap kemajemukan yang memiliki sifat heterogen Jika kemajemukan Indonesia ini diapresiasikan dan diberi pengahargaan, maka masyarakat Indonesia akan merasa bangga menjadi warga negara Indonesia dan dengan kemajemukan tersebut dianggap sebagai suatu kelebihan menjadi warga negara yang dapat bersatu bukan sebagai hambatan dalam terwujudnya integrasi nasional. 2. Masih besarnya ketimpangan dan ketidakmerataan pembangunan dan hasil-hasil pembangunan Hal ini dapat menimbulkan berbagai rasa tidak puas dan keputusasaan di masalah SARA, gerakan separatisme dan kedaerahan, demonstrasi dan unjuk rasa. Karena pada hakikatnya manusia memiliki sifat yang tidak ingin dibeda-bedakan dalam perlakuannya. Jika terjadi ketidakmerataan pembangunan ini, maka akan sulit terwujudnya integrasi nasional di Indonesia karena terjadinya kecemburuan sosial disetiap daerahnya. 3. Pembauran Bangsa Pembauran bangsa merupakan usaha untuk menyatukan suku-suku bangsa dalam masyarakat bangsa Indonesia menjadi satu kesatuan yang utuh atau pemaduan masyarakat-masyarakat kecil yang banyak jumlahnya menjadi satu bangsa baru, yaitu Indonesia 4. Kurang rukunnya Antar Umat Beragama Kehidupan umat beragama di Indonesia sering menunjukkan betapa berkembangnya solidaritas sempit yang membawa kemrosotan semangat kebangsaan Indonesia.Dengan demikian kesadaran untuk menumbuhkan sikap saling pengertian kesulitan yang dihadapi masing-masing kelompok agama masih sangat rendah. 5. Perubahan Nilai-Nilai Ketidaksiapan dan ketidakmatangan budaya domestik untuk merangkul budaya barat yang masuk ke Indonesia. Akibat dari berkembangnya teknologi komunikasi juga muncul kelompok masyarakat yang merasa mandiri, kemudian muncul sikap egoisme. Hal tersebut dapat menyebabkan disintegrasi yang tidak tampak, yang hanya tampak apabila terdapat perpecahan politik atau serangan dari luar. 6. Permasalahan Politik
Ketidaksesuaian kebijakan-kebijakan pemerintah pusat yang diberlakukan pada
pemerintahan daerah juga sering menimbulkan perbedaan kepentingan yang akhirnya mneimbulkan konflik sosial karena dirasa ada ketidakadilan dalam pengelolaan dan pembagian hasil. 7. Permasalahan Ekonomi Kesenjangan sosial masyarakat Indonesia yang semakin lebar antara masyarakat kaya dengan masyarakat miskin dan adanya indikasi untuk mendapatkan kekayaan dengan tidak wajar yaitu melalui KKN. 8. Permasalahan Sosial Budaya Pluralitas kondisi sosial budaya bangsa Indonesia merupakan sumber konflik apabila tidak ditangani dengan bijaksana. Konflik tata nilai yang sering terjadi saat ini yakni konflik antara kelompok yang keras dan lebih modern dengan kelompok yang relatif terbelakang. 9. Permasalahan Pertahanan dan Keamanan Kemungkinan disintegrasi bangsa dilihat dari aspek pertahanan keamanan dapat terjadi dari seluruh permasalahan aspek asta gatra itu sendiri. Dilain pihak turunnya wibawa TNI dan Polri akibat kesalahan dimasa lalu dimana TNI dan Polri digunakan oleh penguasa sebagai alat untuk mempertahankan kekuasaannya bukan sebagai alat pertahanan dan keamanan negara. dan Kurangnya kesadaran di dalam diri masing-masing rakyat Indonesia terhadap segala ancaman dan gangguan yang muncul dari luar