1 Rumusan masalah :
1. Bagaimana Perkembangan Historiografi Kontemporer Indonesia?
1.2 Pembahasan
Historiografi Kontemporer adalah sejarah masa kini atau lebih jelasnya sejarah
dimana penulis pada waktu tertentu. Adapun tujuan dari sejarah kontemporer ini yaitu untuk
membuat konsep, kontekstual, dan historicise, untuk menjelaskan beberapa aspek masa lalu
atau untuk memberikan pemahaman sejarah dan perkembangan saat ini. Didalam
menggunakan sejarah masa lalu sebagai latar belakang masa sekarang. Dari segi lain, semua
karya-karya sejarah memuat informasi mengenai sejarah kontemporer. Karya-karya sejarah
mempunyai kualitas yang berbeda dimana melibatkan begitu banyak ilmu bantu, khususnya
ilmu-ilmu humaniora.
Penggunaan ilmu-ilmu bantu dalam penulisan sejarah Indonesia, tidak bisa dipungkiri
telah memperkuat dan mengembangkan corak baru dari apa yang selama ini sering disebut
kalangan sejarawan Indonesia sebagai sejarah baru itu sendiri, sebagaimana yang baru saja
diisyaratkan
juga
mengalami
perkembangan
yang
cukup
signifikan.
Pada
awal
kemunculannya terutama sejak 1960-an sejarah baru pada umumnya dipahami sebagai
alternatif, jika tidak sebagai tandingan sejarah lama yang cenderung merupakan sejarah
politik. Setelah mengalami perkembangan sejarah baru dapat dipahami sebagai sejarah
sosial, yakni sejarah yang lebih menekankan kepada kajian atau analisa terhadap faktorfaktor bahkan ranah-ranah sosial yang mempengaruhi terjadinya peristiwa-peristiwa sejarah
itu sendiri. Bahkan sejarah tercipta dan berkembang bukan semata-mata karena faktor politik,
tetapi lebih disebabkan oleh faktor sosial. Dengan kata lain, politik tidak lagi dipandang
sebagai faktor terpenting apalagi satu-satunya faktor yang memunculkan peristiwa sejarah.
Menurut Sartono Kartodirjo sejarah sosial adalah sejarah mengenai gerakangerakan sosial yang muncul dan berkembang dalam sejarah. Bahkan sejarah tentang
gerakan-gerakan sosial, yang cenderung marjinal dan menyempal dari arus utama
masyarakat atau tatanan sosial politik yang mapan. Dalam kerangka inilah kita dapat
menempatkan secara pas gerakan-gerakan sosial semacam gerakan petani di Banten, atau
gerakan-gerakan radikan dan rahasia Sarekat Islamyang banyakdikaji Sartono (Kartodirjo,
1996: 1937, 1992, 157-159).