Anda di halaman 1dari 10

“Kebudayaan Sebagai Identitas Nasional dan Penunjang Sejarah Publik”

Tugas Ini Disusun Untuk Memenuhi Tugas Ujian Akhir Semester Ganjil Mata Kuliah
Sejarah Publik

Disusun oleh :
Siti Syainatunnisa
(22881900

UNIVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYASA


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
JURUSAN PENDIDIKAN SEJARAH
2021
PENDAHULUAN

Budaya atau kebudayaan berasal dari bahasa Sanskerta yaitu buddhayah, yang
merupakan bentuk jamak dari buddhi (budi atau akal) diartikan sebagai hal-hal yang
berkaitan dengan budi dan akal manusia.
Budaya adalah suatu cara hidup yang berkembang dan dimiliki bersama oleh sebuah
kelompok orang dan diwariskan dari generasi ke generasi. Budaya terbentuk dari
banyak unsur yang rumit, termasuk sistem agama dan politik, adat istiadat, bahasa,
perkakas, pakaian, bangunan, dan karya seni. Bahasa, sebagaimana juga budaya,
merupakan bagian tak terpisahkan dari diri manusia sehingga banyak orang
cenderung menganggapnya diwariskan secara genetis.
Ketika seseorang berusaha berkomunikasi dengan orang-orang yang berbeda budaya
dan menyesuaikan perbedaan-perbedaannya, membuktikan bahwa budaya itu
dipelajari.
Indonesia merupakan salah satu Negara yang mempunyai banyak keanekaragaman
budaya yang sangat menarik dan unik. Dalam era modernisasi sekarang ini, tidak
sedikit penduduk Indonesia yang menganut budaya asing dan melupakan budaya
sendiri. Perkembangan teknologi dan masuknya budaya barat ke Indonesia, tanpa
disadari secara perlahan telah menghancurkan kebudayaan daerah.
Sejarah publik adalah lingkup luas aktivitas yang dilakukan oleh orang dengan
keahlian dalam disiplin ilmu sejarah dan secara umum bekerja di luar lingkungan
akademis khusus. Praktik sejarah publik sangat berkaitan dengan bidang pelestarian
kesejarahan, ilmu kearsipan, sejarah lisan, kurator museum, komunitas sejarah dan
bidang terkait lainnya. Bidang ini menjadi semakin terspesialisasi di Amerika Serikat
dan Kanada sejak akhir 1970-an. Sebagian besar lingkungan umum untuk praktik
sejarah publik adalah museum, rumah bersejarah dan tempat bersejarah, taman, lokasi
pertempuran, arsip, perusahaan film dan televisi, dan semua tingkat pemerintahan.

Latar belakang
1. Bagaimana latar belakang kebudayaan dapat terbentuk
2. Bagaimana peran kebudayaan dalam sejarah publik
3. Apa saja Problematika yang dihadapi oleh kebudayaan belakangan ini
PEMBAHASAN
Latar Belakang Terbentuknya Kebudayaan
Indonesia adalah negara yang terkenal dengan kekayaan suku, adat, dan budayanya.
Oleh karena itu, sebagai generasi penerus, kita wajib menjaga segala peninggalan
yang ada, misalnya adalah situs sejarah, barang-barang peninggalan sejarah, dan
sebagainya.

Untuk menjaganya, kita dapat mengikuti komunitas-komunitas yang fokus terhadap


bidang tersebut. Banyak komunitas pemerhati budaya dan sejarah yang berkembang
di tanah air. Mereka melakukan berbagai kegiatan untuk memperkenalkan sampai
dengan melakukan penyelamatan terhadap situs sejarah.

Budaya atau kebudayaan berasal dari bahasa Sansekerta yaitu buddhayah, yang
merupakan bentuk jamak dari buddhi (budi atau akal) diartikan sebagai hal-hal yang
berkaitan dengan budi dan akal manusia. Dalam bahasa Inggris, kebudayaan disebut
culture, yang berasal dari kata Latin Colere, yaitu mengolah atau mengerjakan. Bisa
diartikan juga sebagai mengolah tanah atau bertani.

Kebudayaan dapat diartikan sebagai keseluruhan pengetahuan manusia sebagai


makhluk sosial yang digunakannya untuk memahami dan menginterpretasi
lingkungan dan pengalamannya, serta menjadi pedoman bagi tingkah lakunya. Suatu
kebudayaan adalah milik bersama anggota suatu masyarakat atau suatu golongan
sosial, yang disebarkan kepada anggota-anggotanya dan diwariskan kepada generasi
berikutnya melalui proses belajar dan dengan menggunakan simbol-simbol yang
terwujud dalam bentuk yang terucapkan maupun yang tidak (termasuk juga berbagai
peralatan yang dibuat oleh manusia).

Dan dengan demikian, setiap anggota masyarakat mempunyai suatu pengetahuan


mengenai kebudayaannya tersebut yang dapat tidak sama dengan anggota-anggota
lainnya, disebabkan oleh pengalaman dan proses belajar yang berbeda dan karena
lingkungan-lingkungan yang mereka hadapi tidak selamanya sama. Munculnya
budaya juga dipengaruhi karena adanya sebuah interaksi.

Peran Komunitas Sejarah Salam Sejarah Publik

Arus informasi yang luar biasa besar mengancam keberagaman identitas dan
keberagaman budaya. Penyeragaman budaya mulai muncul dengan adanya Budaya
digital yang pada akhirnya akan semakin menggeser identitas-identitas setiap bangsa
(Amboro, 2015); (Alishahi, Refiei, & Souchelmaei, 2019).
Dalam situasi demikian keberadaan identitas, sebagai sumber daya keselamatan
budaya yang kuat, semakin diperlukan di era globlisasi (Igosheva, Paliy, Krolman,
Takhtamyshev, & Kasyanov, 2019).
Kesadaran mengenai pentingnya identitas di era globalisasi kini perlahan mulai
tampak dan menguat. Pencarian identitas tersebut banyak masyarakat temukan dari
masa lalu mereka, karena dari masa lampaulah manusia berasal. Hal ini juga yang
kemudian meningkatkan minat masyarakat terhadap sejarah.
Boorstin dalam Widja mengemukakan bahwa justru dalam masyarakat yang semakin
didominasi oleh teknologi dan kemajuan, semakin diperlukan juga adanya kesadaran
sejarah (Widja, 2002). Tentu ini dapat dimengerti karena sejarah akan selalu
mengingatkan kembali siapa manusia (identitasnya) dan asal-usulnya, relevan dengan
situasi krisis identitas pada era globalisasi saat ini.
Sejarah sebagai salah satu identitas masyarakat kini mulai dihadirkan kembali
keberadaannya. Sadar bahwa masa lalu adalah pembentuk mereka hingga mereka ada
pada masa saat ini. Upaya memanfaatkan sejarah sebagai bagian dari identitas ini
mulai tampak sebagai fenomena penyelamatan dan penggalian kembali memori-
memori yang telah lama mengendap bahkan nyaris musnah dan hilang.
Masyarakat atau publik mulai melakukan gerakan dalam menemukan kembali
identitas mereka. Oleh karena itu, saat ini mulai dijumpai aktivitas berbagai
kelompok masyarakat yang menunjukkan ketertarikan mereka terhadap sejarah
melalui kebudayaan. Aktivitas kesejarahan oleh masyarakat ini disebut juga dengan
sejarah publik. Beragam aktivitas kesejarahan tersebut antara lain seperti diskusi-
diskusi publik bertema sejarah, publikasi sejarah ilmiah maupun populer, hingga
muncul dan terbentuknya komunitas-komunitas pegiat sejarah dan budaya.
Uniknya beragam aktivitas kesejarahan yang dilakukan oleh publik ini tak lagi
didominasi oleh para ahli dan akademisi dengan latar belakang keilmuan sejarah.
Dalam aktivitas kesejarahan publik ini, sejarah telah benar-benar menjadi milik
semua anggota masyarakat secara bersama-sama.
Pemanfaatan sejarah publik untuk merevitalisasi kota (Hurley, 2010) juga banyak
dilakukan untuk menjaga memori tentang kawasan perkotaan atau wilayah yang
memiliki nilai sejarah dan budaya. Pengembangan kota berwawasan sejarah dengan
tetap mempertahankan keaslian tata ruang, bangunan-bangunan bersejarah, menjadi
penting.
Di Indonesia pendekatan sejarah publik melalui pelestarian kawasan bersejarah dan
budaya telah banyak dilakukan, seperti kawasan Kota Tua Jakarta, Kota Lama
Semarang, kota-kota vorstenlanden dan kota kolonial di berbagai daerah. Hal ini
bertujuan untuk tetap menjaga memori kolektif masa lalu, dan sebagai bentuk
pelestarian warisan budaya.
Salah satu upaya dalam menanamkan kecintaan terhadap budaya asli kita adalah
memberikan pembelajaran budaya Indonesia melalui sistem berbasis multimedia
yang terkomputerisasi. Dengan multimedia pengenalan tentang kebudayaan Indonesia
akan lebih menarik, interaktif dan praktis.
Multimedia adalah penggunaan komputer untuk menyajikan dan menggabungkan
teks, suara, gambar, animasi dan video dengan alat bantu (tool) dan koneksi (link)
sehingga pengguna dapat melakukan navigasi, berinteraksi, berkarya dan
berkomunikasi.

Problematika yang dihadapi oleh komunitas sejarah dalam menyesuaikan


konsumsi masyarakat

Pengetahuan menyebabkan akulturasi kebudayaan yang tidak sesuai dengan nilai-


nilai luhur yang terkandung di dalam kebudayaan daerah. Masuknya kebudayaan
barat tanpa disaring oleh masyarakat dan diterima secara mentah/apa adanya,
mengakibatkan terjadinya degradasi yang sangat luar biasa terhadap kebudayaan asli.
Budaya Indonesia secara perlahan mulai punah, berbagai budaya barat yang
menghantarkan kita untuk hidup modern yang meninggalkan segala hal yang
tradisional, hal ini memicu orang bersifat antara lain sebagai sikap individualis dan
materialistis.
Berkurangnya nilai budaya dalam diri hendaknya perlu perhatian khusus untuk
menjaga segala budaya yang kita miliki. Salah satu penyebabnya karena saat ini
kebudayaan daerah hanya dikenalkan lewat buku bacaan sehingga kurang menarik
minat untuk mempelajarinya. Sedangkan kualitas buku-buku bacaan tentang
pengenalan budaya daerah yang baik belum tentu menarik minat untuk membacanya.
Dunia masuk dalam era globalisasi dimana tujuan dari globalisasi adalah objek
penduduk dunia menjadi satu masyarakat dunia tunggal. Dengan demikian, di era
globalisasi ini semakin terbukanya sekat – sekat pemisah antar suatu negara terhadap
negara lainnya. Terbukanya arus komunikasi dan informasi yang didukung dengan
majunya alat – alat komunikasi yang saat ini sudah mudah didapatkan oleh setiap
orang membuat begitu banyak budaya asing masuk ke Indonesia dan meningkatkan
posisi kebudayaan Indonesia tergeser jauh dari idealnya.

Khususnya budaya Indonesia banyak di dominasi oleh budaya asing, dalam hal ini
budaya barat. Contohnya cara berpakaian khususnya di kalangan anak muda
Indonesia bahkan makanan yang di konsumsi sehari-hari anak bangsa pun
kebanyakan didominasi oleh kebudayaan barat. Nilai-nilai nasional pun mulai luntur
dan membuat identitas dari bangsa Indonesia semakin sulit dibaca oleh banyak orang.
Jika kita tidak mempertahankan budaya kita maka identitas bangsa kita pun lambat
laun akan menjadi pudar bahkan hanya menjadi catatan sejarah saja yang akan
dibacakan oleh generasi mendatang.
Banyak kalangan anak muda mengikuti budaya barat dengan banyak alasan seperti
ingin cantik, modern, dll. meskipun terlihat budaya tersebut menyalahi budaya
Indonesia yang baik dan sopan dalam berpakaian. Ada beberapa faktor penyebab
yang membuat hal ini terjadi di kalangan masyarakat modern Indonesia.
Kurangnya kesadaran masyarakat akan nilai-nilai budaya Indonesia, dan memilih
untuk mengikuti budaya yang terkesan lebih modern, up-to-date, dan praktis. Budaya
asing memang mengikuti perkembangan zaman, tetapi banyak juga budaya Indonesia
yang dapat dikembangkan dalam koridor norma bangsa Indonesia.
Pembelajaran budaya di sekolah sangat minim diajarkan. Banyak institusi pendidikan
dasar dan menengah yang sudah menganggap bahwa pembelajaran mengenai budaya
lokal sudah tidak relevan lagi. Padahal pelajaran ini dapat membangun budaya bangsa
serta cara beradaptasi dengan budaya lokal di tengah perkembangan zaman ini.
Lunturnya budaya asli bangsa Indonesia sebagai identitas negara sangat terasa ketika
budaya Indonesia terkontaminasi dengan budaya barat, sehingga negara ini
kehilangan arah dalam kemajuan zaman. Lunturnya budaya kecil seperti berpakaian
tentu saja membawa dampak besar terhadap budaya-budaya lainnya seperti, jika pada
zaman dahulu budaya hormat-menghormati sangat terlihat antara orang tua dan anak
maupun kakak dan adik, hal itu sudah jarang terlihat di kalangan anak muda
sekarang.
Orang tua yang tadinya adalah orang yang sekarang sangat disukai oleh anak-anak,
zaman orang tua sudah menjadi “teman” bagi anak-anak. Budaya peduli terhadap
lingkungan, dan budaya mematuhi aturan-aturan pemerintah pada zaman dahulu yang
terdapat di anak-anak muda, tetapi zaman sekarang jarang sekali orang yang
mencintai lingkungan dan peraturan pemerintah. Kebiasaan makan siang tersebut
tidak hanya berdampak pada moral anak bangsa, tetapi juga berdampak pada
lingkungan kita. Begitu banyak alam yang tercemar membuat keindahan Indonesia
berkurang.

Bukan hanya budaya berpakaian, budaya mencintai lingkungan dan hal-hal lain yang
ada dilanggar, nilai-nilai keagamaan pun mulai luntur. Seperti agama Islam pada saat
dulu iklim mulai, tetapi sejak budaya asing masuk-nilai Islam seperti selalu menutup
aurat mulai hilang.
Banyak anak-anak yang bangga memamerkan auratnya dengan alasan kekinian dan
modern. Jika dibandingkan antara zaman sekarang dan zaman dahulu, dapat
diibaratkan seperti bumi dan langit. Sangat memprihatin melihat bangsa kita saat ini,
moral masyarakat sudah sangat jauh dari etika ketimuran bangsa kita. Budaya asli
kita yang rapuh dan luntur ini menyebabkan kemelut atau masalah bangsa kita
semakin kompleks.
Memelihara budaya Indonesia adalah kewajiban bagi seluruh rakyat Indonesia.
Jangan pernah membiarkan pergeseran keberadaan budaya Indonesia sehingga
melunturkan nilai-nilai dan norma-norma bangsa Indonesia.

Refleksi

(pandangan Ninis Terhadap Perkembangan Budaya di Indonesia)


SIMPULAN
Sejarah publik adalah lingkup luas aktivitas yang dilakukan oleh orang dengan
keahlian dalam disiplin ilmu sejarah dan secara umum bekerja di luar lingkungan
akademis khusus. Praktik sejarah publik sangat berkaitan dengan bidang pelestarian
kesejarahan, ilmu kearsipan, sejarah lisan, kurator museum, dan bidang terkait
lainnya.
(Lanjutin ndiri)
DAFTAR PUSTAKA

Referensi Internet:
Puspadewi, Erika. Winarti, Murdiyah. 2021. “PERAN KOMUNITAS PECINTA
SEJARAH (KOMPAS) DALAM MENDUKUNG KEGIATAN PEMBELAJARAN
SEJARAH”. ejournal.upu.edu.[Online]
https://ejournal.upi.edu/index.php/factum/article/viewFile/28913/17034 Diakses Pada
Tanggal 10 Desember 2021.
Sulaeman, Achdijat. 2016. “TANTANGAN BUDAYA NASIONAL INDONESIA
DI ERA GLOBALISASI”. Bandung: Universitas Al-Ghifari. [Online]
http://repository.unfari.ac.id/xmlui/handle/123456789/24 Diakses Pada Tanggal 10
Desember 2021.
Yusuf, Edi. 2016. “Peran Komunitas Dalam Pelestarian Budaya Sangat Penting”.
republika.co.id. [Online]
https://m-republika-co-id.cdn.ampproject.org/v/s/m.republika.co.id/amp/odiljt334?
amp_js_v=a6&amp_gsa=1&usqp=mq331AQKKAFQArABIIACAw%3D
%3D#aoh=16390391386213&referrer=https%3A%2F
%2Fwww.google.com&amp_tf=Dari%20%251%24s&ampshare=https%3A%2F
%2Fwww.republika.co.id%2Fberita%2Fodiljt334%2Fperan-komunitas-dalam-
pelestarian-budaya-sangat-penting Diakses Pada Tanggal 10 Desember 2021.
Eprints.umpo.ac.id. “Budaya atau Kebudayaan”. [Online]
http://eprints.umpo.ac.id/1496/2/BAB-I.pdf Diakses Pada Tanggal 10 Desember
2021.
Mujahidah Haeril, Sitti. 2016. “Asal Usul Budaya dan Perkembangan Antropologi”.
Kompasiana.com. [Online]
https://www-kompasiana-com.cdn.ampproject.org/v/s/www.kompasiana.com/amp/
mujahaeril/asal-usul-budaya-dan-perkembangan-
antropologi_56fe75c30ab0bd9e0a9e0af0?
amp_js_v=a6&amp_gsa=1&usqp=mq331AQKKAFQArABIIACAw%3D
%3D#aoh=16391433684147&referrer=https%3A%2F
%2Fwww.google.com&amp_tf=Dari%20%251%24s&ampshare=https%3A%2F
%2Fwww.kompasiana.com%2Fmujahaeril%2Fasal-usul-budaya-dan-perkembangan-
antropologi_56fe75c30ab0bd9e0a9e0af0 Diakses Pada Tanggal 10 Desember 2021.
Kosmayandi, Patrick. 2016. “Budaya Sebagai Identitas Bangsa”. Kompasiana.com.
[Online]
https://www-kompasiana-com.cdn.ampproject.org/v/s/www.kompasiana.com/amp/
patrickkosmayandi/budaya-sebagai-identitas-bangsa_583ec50c737a6137048b4568?
amp_js_v=a6&amp_gsa=1&usqp=mq331AQKKAFQArABIIACAw%3D
%3D#aoh=16391434726841&csi=1&referrer=https%3A%2F
%2Fwww.google.com&amp_tf=Dari%20%251%24s&ampshare=https%3A%2F
%2Fwww.kompasiana.com%2Fpatrickkosmayandi%2Fbudaya-sebagai-identitas-
bangsa_583ec50c737a6137048b4568 Diakses Pada Tanggal 10 Desember 2021.

Anda mungkin juga menyukai