Anda di halaman 1dari 26

TUGAS TERSTRUKTUR DOSEN PENGAMPU

Pemasaran Perpustakaan Dr. Ahmad Syawqi, S.Ag, S.IPI,

M.Pd.I BAURAN PEMASARAN PERPUSTAKAAN

Di Susun Oleh:

ARPIAH 190101120926

INDAH WIDIYANTI 190101120935

LARAS SHARI ASTRIA RAHAYU 190101120895

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI ANTASARI


FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN
S1 ILMU PERPUSTAKAAN DAN INFORMASI ISLAM
BANJARMASIN
2020
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami panjatkan kepada Allah SWT, yang telah memudahkan kami
dalam menyelesaikan tugas makalah ini dengan baik. Sholawat serta salam tak lupa pula kita
ucapkan kepada junjungan kita Nabi Muhammad SAW.

Dengan rahmat dan karunia-Nya, Alhamdulillah makalah yang berjudul ” Bauran


Pemasaran Perpustakaan” ini dapat di selesaikan. Kami menyadari sepenuhnya bahwa masih
banyak kekurangan yang terdapat dalam makalah ini, sesuai dengan fitrahnya manusia
diciptakan Allah sebagai makhluk yang tak luput dari kesalahan dan kekhilafan.

Demikan kata pengantar yang dapat kami berikan untuk makalah ini, semoga makalah
yang telah kami susun ini bermanfaat bagi kita semua.

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.................................................................................................................... ii
DAFTAR ISI.................................................................................................................................. iii

BAB I PENDAHULUAN ................................................................................................... 2


A. LATAR BELAKANG ............................................................................................... 2
B. RUMUSAN MASALAH ........................................................................................... 2
C. TUJUAN MASALAH ............................................................................................... 3

BAB II PEMBAHASAN..................................................................................................... 4

1. Pengertian Bauran Pemasaran .................................................................................... 4


2. Produk......................................................................................................................... 4
3. Price............................................................................................................................ 12
4. Place ............................................................................................................................ 13
5. Promosi........................................................................................................................ 14
6. People, Proses, dan Phyiscal evident........................................................................... 16

BAB III PENUTUP ............................................................................................................... 20

A. KESIMPULAN.......................................................................................................... 20
B. SARAN ...................................................................................................................... 20

DAFTAR PUSTAKA.......................................................................................................... 21

iii
BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Perpustakaan merupakan lembaga non departemen yang memasarkan jasa berupa


informasi yang tidak mendapatkan keuntungan berupa kompensasi. Perpustakaan
sebagai lembaga jasa yang memberikan berbagai jenis kebutuhan informasi yang
diperlukan pemustaka. Pada prakteknya tidak semua perpustakaan dimanfaatkan oleh
pemustaka, sehingga pemanfaatan perpustakaan bisa dikatakan rendah. Oleh sebab itu,
diperlukan manajemen pemasaran demi menarik minat pemustaka baik yang berada di
sekitar perpustakaan atau berada di luar perpustakaan. Perpustakaan sebagai lembaga
jasa tentu harus memberikan layanan yang baik atau bisa yang mengarah pada layanan
prima. Untuk memberikan layanan yang baik, tentu harus ada fungsi pemasaran.
Tentu ada perbedaan manajemen pemasaran barang dan jasa, sedangkan perpustakaan
merupakan lembaga jasa non-profit. Untuk itu, perlu adanya Marketing Mix atau
bauran pemasaran pada jasa. Bauran pemasaran (Marketing Mix) merupakan
rangkaian pemasaran strategis yang dapat dikendalikan untuk mengetahui respon
pasar sasaran yang diinginkan oleh perusahaan (Kotler dalam Mahfoedz, 2005:15).

Bauran pemasaran dibutuhkan lembaga atau organisasi seperti Perpustakaan guna


meluaskan layanan di perpustakaan agar dapat Bersaing dengan lembaga lain baik
perpustakaan ataupun lembaga Informasi yang lain. Dalam sebuah organisiasi inilah
salah satu kegiatan yang harus dilakukan Dalam mendekatkan produk (sumber-
sumber informasi) pada para Penggunanya yaitu kegiatan pemasaran. Berkaitan
dengan hal tersebut penulis Mencoba akan mengangkat konsep bauran pemasaran
(marketing mix) dalam Kegiatan pemasaran perpustakaan

B. RUMUSAN MASALAH
1. Apa yang dimaksud produk ?
2. Apa yang dimaksud dengan price dan place ?
3. Apa yang dimaksud dengan promosi ?
4. Apa yang dimaksud dengan People, Proces, dan Phiyscal Evidance ?

2
C. TUJUAN MASALAH
1. Mengetahui apa itu produk
2. Mengetahui apa itu price dan place
3. Mengetahui apa itu promosi
4. Mengetahui apa itu People, Proces, dan Phiyscal Evidance
BAB II

PEMBAHASAN

Bauran Pemasaran menurut Kotler (2005 dalam lestari 2010) didefinisikan sebagai
seperangkat alat pemasaran yang digunakan oleh perusahaan untuk mendapatkan tujuan
pemasarannya di pasar sasaran secara terus menerus. Bauran pemasaran dari 4P kemudian
berkembang menjadi 7P yakni Product, Price, Promotion, People, Phyischal Evidance, dan
1
Proces (Garoufallou et. Al., 2013). Adapun merupakan penjelasan mengenai 7P berikut;

1. PRODUK
Pengertian produk dalam kegiatan pemasaran perpustakaan ialah produk atau jasa
yang ditawarkan oleh perpustakaan yang pada dasarnya berupa informasi baik
terekam maupun tercetak. Selain itu, pengertian produk juga dapat bersifat intangible
(tidak terlihat), misalnya menjawab pertanyaan dari pengguna tentang suatu topik
tertentu dan tidak langsung maupun lewat telepon; bersifat tangible (terlihat),
misalnya pengguna perpustakaan ingin memperoleh daftar buku atau artikel tentang
topik tertentu, produk ini bisa berupa print out (hasil cetakan) dari daftar buku atau
2
artikel yang dipesan.

Produk di sini menggambarkan apa yang ditawarkan atau yang disediakan dalam
situs web, yang mana menggambarkan layanan yang ada di perpustakaan tersebut.
Product disini bisa berupa brand, layanan perpustakaan pada dasarnya sama yang
membedakan adalah bagaimana perpustakaan tersebut mampu mempopulerkan
sebuah layanan yang bisa dijadikan sebagai brand perpustakaan tersebut. sehingga
perpustakaan dapat memberikan sesuatu yang berbeda bagi pemustaka yang
mengunjungi situs web tersebut. Pada product terdapat physical evidence yang
menggambarkan bentuk fisik dari layanan. Untuk perpustakaan bentuk fisik dapat
berupa gambar atau tampilan dari bentuk fisik perpustakaan (gedung atau ruang

1
Sari, A. M. (2018). Analisis Pemasaran Perpustakaan Sekolah Dasar di Kecamatan Tambaksari (Studi
Perbandingan Strategi Promosi Perpustakaan Antara SD Mardi Putera dengan SDK Santa Theresia
Dalam Pemanfaatan Koleksi) (Doctoral dissertation, Universitas Airlangga). hal. 3
2
Rachmawati, T. S. (2012). FAKTOR 4P, 3P, DAN 4C SERTA APLIKASINYA DALAM KEGIATAN
PEMASARAN PERPUSTAKAAN (LIBRARY MARKETING). BACA: Jurnal Dokumentasi dan Informasi,
28(1),
40-49. Hal. 42
layanan) tersebut yang ditampilkan di situs web baik dalam bentuk gambar atau video
dan bentuk fisik dari tampilan web tersebut, sehingga tampilan web tersebut dibuat
3
semenarik mungkin dengan desain yang unik dan berbeda.

Produk dari lembaga pengelola informasi seperti perpustakaan adalah informasi


dan pengetahuan. Media yang digunakan untuk menyimpan informasi atau
pengetahuan yang oleh Rowley disebut information product. seperti halnya buku,
majalah, atau bahan lainnya adalah barang yang dapat disentuh (tangible), sedangkan
informasi atau pengetahuan yang didapat dari buku, majalah, atau bahan lainnya
merupakan barang yang tidak dapal disentuh (intangible).

Eaton dan Bowden dalam Rowley (2006, 17) menambah karakteristik yang
dimiliki informasi sebagai berikut.

1. Informasi tidak pernah akan hilang ketika diberikan pada orang lain.
Sebagai ilustrasi, seorang pengajar yang menyampaikan kuliah kepada
mahasiswa tidak pernah akan kehilangan informasi biarpun infomasi yang
ia miliki telah ia sampaikan kepada mahasiswa, dan pada saat yang sama
mahasiswa yang mendengarkan kuliah tersebut juga akan mendapat
informasi baru dari pengajarnya.
4
2. Nilai informasi tidak akan mudah dihitung

3
Prasetyawan, A. (2019). Strategi Bauran Pemasaran Perpustakaan Di Era Digital. BIBLIOTIKA: Jurnal
Kajian Perpustakaan dan Informasi, 3(1), 8-14. Hal. 11
4
Bahrul Ulumi, Yanis Rusli, dan Sri Suharmini Wahyuningsih. Pemasaran Jasa Informasi Perpustakaan.
(Tangeran Selatan: Universitas Terbuka,2014). Hal 2.4 – 2.5
Prinsip pemilihan produk atau jasa, dalam hal ini bila diaplikasikan di
perpustakaan adalah:

a. Kualitas barang/jasa harus baik. Keberadaan koIeksi yang lengkap, dan aktual
mempunyai nilai relevansi tinggi.
b. Cara menggunakan dan memanfaatkan koleksi tidak rumit. Pemanfaatan alat-
alat bibliografis, seperti katalog.
c. Barang atau jasa harus mudah dikenal (mudah dilihat) serta mudah dicerna oleh
pengetahuan. Kaitannya dengan dunia perpustakaan dan pemasaran jasa
informasi adalah prosedur peminjaman, pelayanan serta penelusuran yang cepat,
tepat dan akurat.
d. Resiko/kerugian ditekan sekecil mungkin.
5
e. Berkaitan dengan sesuatu yang telah diakrabi oleh konsumen.

Sebagai organisme hidup, perpustakaan harus merancang dirinya sebagai lembaga


dinamis yang dapat mengikuti kebutuhan pelanggannya. Untuk itu, perpustakaan tidak
hanya menerima saja layanan yang sudah ada. Kalau perlu, perpustakaan membuka
layanan khas yang berbeda antara satu dengan yang lainnya. Jasa layanan ini
merupakan produk utama dari sebuah perpustakaan. Berikut ini adalah layanan yang
ada di perpustakaan. .

1. Layanan Sirkulasi

Layanan sirkulasi merupakan nama lain dari jasa peminjaman koleksi


perpustakaan. Layanan peminjaman ini meliputi peminjaman, pengembalian,
dan denda bila ada keterlambatan dalam pengembalian koleksi tersebut.
Layanan ini dimulai dari pendaftaran anggota sebagai syarat untuk dapat
melakukan transaksi peminjaman, dan begitupun sebaliknya, bila seseorang
berhenti menjadi anggota harus menyerahkan kembali kartu perpustakaan yang
pernah mereka pegang.

Layanan sirkulasi bertujuan untuk memudahkan orang dapat membaca dalam


waktu yang longgar. Mereka, pelanggan, tidak harus menghabiskan waktu di
5
Widuri, N. R. (2012). Pemasaran jasa informasi dl perpustakaan. BACA: Jurnal Dokumentasi dan
Informasi, 25(3-4), 68-72. Hal. 70
perpustakaan untuk membaca buku. Di sini letak keunggulan perpustakaan
dengan toko buku. Sebenarnya, perpustakaan dan toko buku sama-sama
membuka layanan sirkulasi, tetapi keduanya memiliki perbedaan yang prinsip,
yaitu apabila perpustakaan menginginkan buku yang dipinjam pelanggan
kembali tepat pada waktunya, sementara kalau toko hanya mempersilakan
sirkulasi, asalkan pelanggan sudah membayar untuk hanya buku yang diambil.

Model layanan sirkulasi berbeda antara satu perpustakaan dengan


perpustakaan lainnya. Sepertinya, kita tidak mengatakan mana yang terbaik
yang paling penting dari model peminjaman tersebut adalah sejauh mana model
mampu mengidentifikasi materi perpustakaan yang disirkulasikan.

2. Pinjam Antar perpustakaan (interlibrary loan)

Pada prinsipnya, tidak ada perpustakaan yang sangat lengkap yang dapat
mengoleksi semua bahan yang pernah diterbitkan. Menyadari kelemahan ini,
dua perpustakaan atau lebih berinisiatif untuk mengadakan kerja sama dalam
hal peminjaman, yang kemudian model peminjaman seperti ini disebut pinjam
antarperpustakaan. Untuk kelancaran pinjam antarperpustakaan, perpustakaan
peserta kerja sama harus membuat kesepakatan lebih dahulu mengenai apa
yang dapat dipinjamkan kepada anggota peserta kerja sama. Kemudian mereka
harus juga membuat kesepakatan mengenai prosedur peminjaman yang di
dalamnya meliputi formulir peminjaman, syarat peminjaman, pengiriman
materi perpustakaan (buku), biaya pengiriman materi tersebut, serta katalog
induk. Katalog induk punya nilai penting dan strategis dalam kerja sama
peminjaman. Dari katalog induk ini akan diketahui apa yang dimiliki dan tidak
dimiliki oleh perpustakaan tertentu serta dimana lokasi materi yang akan
dipinjam tersebut.

3. Pelatihan untuk Pengguna

Pelatihan untuk pengguna sering dikenal dengan sebutan library instruction


atau user education yang meliputi pelatihan untuk menggunakan fasilitas
perpustakaan seefektif dan seefisien mungkin. Seseorang yang masih baru dan
pertama masuk perpustakaan, kemungkinan dia akan merasa asing di
perpustakaan. Mungkin dia akan bertanya bagaimana cara menjadi anggota,
bagaimana cara menggunakan OPAC, bagaimana cara perpustakaan menyusun
koleksinya, bagaimana pula cara meminjam buku di perpustakaan dan masih
banyak hal lagi yang ingin dia ketahui. Secara singkat, pemakai ingin tahu
bagaimana cara memanfaatkan layanan perpustakaan. Namun, mengingat
keterampilan memanfaatkan informasi sering terbatas pada penggunaan
perpustakaan saja, akhirnya perpustakaan mengembangkan model pelatihan
yang sering disebut literasi informasi (information literacy).

Literasi informasi merupakan kemampuan untuk tahu mengeni kebutuhan


informasi, untuk dapat mengidentifikasi, menemukan, mengevaluasi, dan
secara efektif menggunakan informasi tersebut untuk isu atau masalah yang
dihadapi. Pelatihan literasi informasi merupakan pelatihan untuk
mengembangkan keterampilan memanfaatkan layanan infomasi perpustakaan,
teknologi informasi sampai pada etika berinformasi. Dari pelatihan diharapkan
para pelanggan dapat menjadikan keterampilan tersebut sebagai bahan
pembelajaran seumur hidup (long life learning).

4. Perpustakaan Keliling

Sebenarnya, perpustakaan keliling merupakan perpustakaan umum yang


melayani pelanggannya yang jauh dari tempat perpustakaan umum berada.
Perpustakaan keliling dapat mendatangi suatu tempat pada waktu tertentu,
namun tidak menutup kemungkinan dia akan bergerak ke tempat lain untuk
memberi jasa layanan peminjaman buku. Untuk itulah, perpustakaan keliling
sering disebut sebagai perpustakaan bergerak (mobile library) karena mereka
benar-benar berpindah dari satu tempat ke tempat lainnya. Di Indonesia,
perpustakaan keliling sangat berguna bagi warga karena dapat menyebarkan
informasi ke kalangan yang jauh dari kota atau perpustakaan umum. Wilayah
geografis Indonesia yang luas tidak memungkinkan mendirikan perpustakaan
di tengah desa. Sama tidak mungkinnya memaksa warga untuk mengunjungi
perpustakaan yang kebanyakan berada di kota.

Bagi sebagain besar warga desa, bepergian ke kota dan hanya untuk
membaca di perpustakaan, kurang menguntungkan dari sisi ekonomis. Mereka
8
tidak mungkin mengeluarkan banyak uang untuk sekedar membaca.
Persoalannya, mereka tidak punya uang untuk keperluan tersebut, di samping
mereka tidak punya cukup waktu maka perpustakaan keliling adalah solusi
yang nyata buat mereka.

5. Fotokopi

Perpustakaan tidak dapat menyediakan semua buku yang dibutuhkan oleh


penggunanya. Ada banyak buku yang tidak boleh dipinjam untuk dibawa
pulang. Buku-buku yang tidak boleh dibawa pulang ini biasanya buku-buku
yang berjumlah kecil atau koleksi langka atau buku-buku referensi. Atas
alasan ini perpustakaan menyediakan jasa layanan fotokopi. Dalam hukum
positif dikenal adanya hukum hak cipta, yaitu hukum yang melindungi karya
seseorang dari upaya penggandaan yang berlebihan. Untuk itu, perpustakaan
harus mengeluarkan peringatan bahwa fotokopi atas materi perpustakaan
adalah tanggungjawab pengguna jasa fotokopi.

6. Ruang Baca

Hampir semua perpustakaan memiliki ruang baca. Ruang ini disediakan


khusus oleh perpustakaan untuk pembacanya. Mengingat ruang baca milik
bersama, maka tata tertib yang selalu ada dalam ruang baca tersebut adalah
bahwa pengguna dan pengunjung perpustakaan tidak boleh gaduh, ataupun
makan minum dalam ruangan tersebut. Pelanggaran terhadap aturan akan
mengganggu kegiatan pengguna perpustakaan lainnya. Menurut
perkembangannya, layanan ruangan di perpustakaan tidak hanya ruang baca
saja, tapi juga ruang-ruang lainnya. Dewasa ini perpustakaan sudah maju
dalam menyikapi perkembangan zaman. Bila dulu di perpustakaan hanya
mengidentikkan dirinya sebagai tempat yang sepi saja, namun sekarang tidak.
bahkan di perpustakaan tertentu perpustakaan menyediakan salah satu pojok
ruang sebagai cafe yang tentu menyediakan bahan minuman dan makanan.
Tidak hanya itu, perpustakaan sekarang dituntut untuk membuat ruang diskusi
juga. Peruntukan ruang nampaknya tidak hanya untuk sebuah aktifitas
membaca saja, tapi dapat ditingkatkan lebih dari hanya jasa.
7. Study Carrel

Study carrel merupakan layanan berupa tempat yang didesain khusus &
untuk kepentingan belajar individual. Kadang Pengguna perpustakaan tidak
mau diganggu oleh penggunanya lainnya, atau pengguna tersebut secara
khusus ingin sendirian tanpa gangguan orang lain. Tempat inilah yang paling
dapat mengakomodasi pengguna untuk keperluan tersebut.

8. Fasilitas Komputer

Semua perpustakaan sekarang nyaris berbantuan komputer untuk


melaksanakan kegiatan rutin seperti untuk sirkulasi, OPAC, maupun menolah
materi yang ada di perpustakaan. Fasilitas komputer sangat membantu
meringankan pekerjaan staf di perpustakaan. Dalam pembuatan kartu katalog
umpamanya. Dulu sebelum ada komputer, untuk membuat kartu katalog
memerlukan mesin ketik yang tidak semua staf di perpustakaan terampil
menggunakan alat tersebut. Tidak jarang staf perpustakaan melakaukan
kesalahan dalam mengetik yang berakibat harus mengetik ulang katalog
tersebut. Sekarang ini, keadaanya sudah sangat berbeda. Kartu katalog dapat
dibuat dengan sangat mudah karena masing-masing perpustakaan sudah punya
software tenentu untuk membuat katalognya.

9. Silang Layang

Nama layanan ini sering dikacaukan dengan pinjam antar perpustakaan,


padahal kedua istilah tersebut berbeda. Silang layang ini merupakan layanan
kerja sama dua perpustakaan atau lebih dalam hal pemberian jasa infomasi di
dalamnya pinjam antarperpustakaan. Jasa informasi ini dapat berupa jasa
penelusuran maupun jasa referens. Kerja sama silang layang ini dapat berupa
pemanfaatan fasilitas yang ada di perpustakaan, di masing masing
perpustakaan anggota kerja sama.

10. Jasa Referensi Dan Informasi

Jasa informasi bermakna penyediaan data dan informasi kepada pengguna,


sedangkan jasa referensi adalah penyediaan dan pengorganisasian pekerjaan
referens oleh sebuah perpustakaan. Untuk jasa informasi, pustakawan tidak
hanya menunggu pertanyaan atau bersifat pasif, tetapi dapat jemput bola.
Perpustakaan dapat saja mengirimkan informasi ringan, tetapi sangat berguna
untuk pelanggannya Misalnya saja, memberi pesan lewat sms. lsinyapun dapat
bermacam-macam dari hal yang bersifat ringan semisal memberi pesan agar
tidak telibat dalam penyalahgunaan narkoba sebab sejatinya narkoba tidak
hanya merusak jiwa dan raga pemakainya, tetapi juga masa depan pemakainya
dan harapan orang tuanya. Dapat saja jasa informasi tersebut berupa infomasi
yang diberikan kepada pelanggan perpustakaan mengenai peta perjalanan bila
pelanggan sedang melakukan perjalanan.

11. Jasa Terjemahan

Materi atau bahan perpustakaan tidak hanya terdiri atas satu bahasa saja,
katakan Bahasa Indonesia. Banyak meteri di perpustakaan yang menggunakan
bahasa asing semisal Arab ataupun Inggris. Mengingat tidak semua pengguna
perpustakaan dapat menguasai bahasa asing tersebut, maka sebenarnya sangat
terbuka bagi perpustakaan untuk membuka layanan terjemahan. Layanan ini
akan membantu dalam hal mengasah keterampilan berbahasa tulis di samping
sangat membantu dalam hal pendapatan berupa uang. Layanan ini sangat
membantu staf yang menerjemahkan, perpustakaan sebagai lembaga, dan juga
pemakai perpustakaan sebagai pelanggan layanaIl perpustakaan. Namun,
layanan ini sangat tergantung pada suatu perpustakaan apakah ada staf yang
berkualifikasi untuk tugas tersebut.

12. Jasa Pemencaran Informasi Terpilih

Dalam praktik sehari-hari, nama layanan ini tidak begitu populer d' kalangan
pengguna perpustakaan. Namun demikian, bukannya tidak mungkin layanan ini
dilaksanakan di sebuh perpustakaan. Praktiknya, layanan ini adalah penyediaan
informasi terkini yang ada di majalah, lalu informasi ini diseberluaskan kepada
para pelanggan perpustakaan. Misalnya, pustakawan memfotokopi daftar isi
majalah ilmiah terkini kemudian mendistribusikan daftar ini tersebut kepada
pelanggan perpustakaan. Layanan ini sering dihadapkan kendala bahwa
majalah yang dilanggan seringkali tidak dapat datang secara tepat waktu.
13. Layanan konsultasi

Seperti banyak dikemukakan banyak penulis bahwa perpustakaan tidak


hanya melayani peminjaman semata, tetapi juga melayani konsultasi seperti
konsultasi studi maupun informasi beasiswa. Layanan konsultasi termasuk
cara yang paling mudah mendekatkan perpustakaan dengan penggunanya.
Tidak jarang pengguna menanyakan tugas kuliah yang sedang dihadapi, baik
berkaitan dengan materi maupun metode penelitian yang digunakan dalam
6
tugas tersebut.

2. Harga (Price)

Harga merupakan sejumlah uang yang harus dikeluarkan pelanggan untuk


memperoleh produk hasil perusahaan. Dalam konteks permasaran perpustakaan
maksud dari harga disini yaitu penetapan biaya produksi dan harga pertukaran antara
Organisasi/perpustakaan dengan konsumen/pengguna atas produk atau jasa yang
7
diberikan. Price (harga) pada perpustakaan tidak berhubungan dengan keuntungan
berupa uang. Melainkan Keuntungan yang didapat berupa kepuasan dan
meningkatnya kunjungan pemustaka di Perpustakaan. Pricing disini mengacu pada
bagaimana perpustakaan mampu memahami kebutuhan dari masyarakat secara khusus
8
dan menanggapi permintaan dari pemustaka. Dalam Menentukan suatu kebijakan
jenis layanan yang akan diberikan terlebih dahulu perlu diawali dengan studi
kelayakan sehingga pada gilirannya layanan yang disajikan akan memberikan nilai
kepuasan bagi Pelanggan/pengguna serta dapat mendatangkan nilai tambah bagi
9
Perpustakaan.

6
Bahrul Ulumi, Yanis Rusli, dan Sri Suharmini Wahyuningsih. Pemasaran Jasa Informasi Perpustakaan.
(Tangeran Selatan: Universitas Terbuka,2014). Hal 2.11 - 2.17
7
Rachmawati, T. S. (2012). FAKTOR 4P, 3P, DAN 4C SERTA APLIKASINYA DALAM KEGIATAN
PEMASARAN PERPUSTAKAAN (LIBRARY MARKETING). BACA: Jurnal Dokumentasi dan Informasi,
28(1),
40-49. Hal. 43 - 44
8
Prasetyawan, A. (2019). Strategi Bauran Pemasaran Perpustakaan Di Era Digital. BIBLIOTIKA: Jurnal
Kajian Perpustakaan dan Informasi, 3(1), 8-14. Hal. 11
9
Rachmawati, T. S. (2012). FAKTOR 4P, 3P, DAN 4C SERTA APLIKASINYA DALAM KEGIATAN
PEMASARAN PERPUSTAKAAN (LIBRARY MARKETING). BACA: Jurnal Dokumentasi dan Informasi,
28(1),
40-49. Hal. 43
3. Tempat (Place)

Pengertian tempat disini merupakan perencanaan dan pelaksanaan program


penyaluran jasa / produk melalui lokasi layanan yang tepat, pada waktu yang tepat
10
dengan jumlah yang tepat sesuai dengan kebutuhan dan keinginan konsumen. Dan
mengenai Place pada perpustakaan merupakan bagaimana jasa atau layanan
perpustakaan dapat dirasakan oleh pemustaka. Dalam bidang perpustakaan,
penyebarluasan informasi harus menciptakan kepuasan, kesenangan, serta kepraktisan
bagi pengguna. Dalam kegiatan pemasaran jasa informasi perlu diperhatikan Iokasi
yang strategis, mudah dijangkau oleh semua pihak dalam segala kesempatan; Iokasi
pemasaran yang berada dipusat lalu Iintas dari berbagai penjuru.

Berkaitan dengan Ini, Helen Coote (I994) menegaskan bahwa place dapat diartikan
juga sebagai cara yang digunakan dalam memberikan pelayanan kepada
pengguna/pelanggan, misalnya apakah jam buka perpustakaan menyesuaikan dengan
kebutuhan para pengguna, apakah pengguna dapat dengan mudah mengakses koleksi,
apakah tinggi rak-rak buku yag ada di perpustakaan telah sesuai dengan standar serta
dapat dengan mudah dijangkau oleh pengguna, apakah ada staf profesional yang
11
ditempatkan di meja informasi.

Tempat berhubungan dengan kemudahan keberadaan tempat pemasaran, Seperti


Penempatan bahan pustaka di rak-rak filling dapat dijangkau serta Penyajian dan
sumber-sumber informasi melalui jaringan kerja Perpustakaan untuk menjangkau
masyarakat yang tidak dapat datang Ke perpustakaan. Hal-hal yang dapat
memberikan kemudahan kepada pengguna merupakan Penawaran dalam
kegiatan pemasaran
12
perpustakaan.

Organisasi apapun, baik yang berorientasi pada keuntungan maupun berorientasi


pada keuntungan (profit) menginginkan dapat menemukan lokasi yang strategis.

10
Widuri, N. R. (2012). Pemasaran jasa informasi dl perpustakaan. BACA: Jurnal Dokumentasi dan
Informasi, 25(3-4), 68-72. Hal 70
11
Rachmawati, T. S. (2012). FAKTOR 4P, 3P, DAN 4C SERTA APLIKASINYA DALAM KEGIATAN
PEMASARAN PERPUSTAKAAN (LIBRARY MARKETING). BACA: Jurnal Dokumentasi dan Informasi,
28(1),
40-49. Hal. 44
12
Ibid, hal. 44
Secara potensial, lokasi sangat berpengaruh pada calon pelanggan untuk mencari tahu
dan selanjutnya melakukan transaksi pada organisasi tersebut, termasuk di dalamnya
perpustakaan. Di beberapa nega maju, lokasi perpustakaan selalu di tempat yang
strategis, yang memudahkan rakyat banyak dapat berkunjung ke sana. Di samping itu,
mereka menjadi perpustakaan sebagai cerminan peradaban warga setempat. Semakin
megah gedung perpustakaan, semakin besar perhatian warga kepada perpustakaan
Tidak berlebihan bila gedung perpustakaan dapat memenuhi kriteria baik yaitu
nampak estetis dan fungsional. Artinya, bahwa gedung perpustakaan tampak indah
bila dilihat dari luar dan pada saat yang sama ruang yang ada di dalamnya juga dapat
memenuhi unsur fungsi sebagai penyimpan informasi tempat para staf bekerja, dan
13
juga tempat para pelanggan memenuhi kebutuhan informasinya.

4. Promotion
Menurut Kotler (2009, p.10) “ Pemasaran adalah proses sosial yang dengan
proses satu individu dan kelompok mendapatkan apa yang dibutuhkan dan inginkan
dengan menciptakan, menawarkan, dan secara bebas mempertukarkan produk dan
jasa yang bernilai dengan pihak lain” . Sedangkan American Marketing Association,
seperti yang dikutip oleh Kotler (2009, p.8) menawarkan definisi pemasaran sebagai
“ proses perencanaan dan pelaksanaan pemikiran, penetapan harga, promosi, dan
penyaluran gagasan, barang, dan jasa untuk menciptakan pertukaran yang memenuhi
14
sasaran-sasaran individu dan organisasi.”
Promosi di sini maksudnya adalah bagaimana mempromosikan atau
mempasarkan layanan yang ada di perpustakaan baik layanan langsung ataupun tidak
langsung ke dalam promosi tersebut melalui web perpustakaan. Perpustakaan dapat
mempromosikan layanan, koleksi, acara yang akan berlangsung, serta segala sesuatu
tentang perpustakaan. pada promotion terdapat bauran promosi, pada bauran tersebut
yang digunakan pada promosi layanan pada situs web adalah sales promotion dan
juga bisa word of mouth. Pada sales promotion pada layanan situs web perpustakaan

13
Bahrul Ulumi, Yanis Rusli, dan Sri Suharmini Wahyuningsih. Pemasaran Jasa Informasi Perpustakaan.
(Tangeran Selatan: Universitas Terbuka,2014). Hal 2.20
14
Nugroho, R., & Japarianto, E. (2013). Pengaruh People, Physical Evidence, Product, Promotion, Price Dan
PlaceTerhadap Tingkat Kunjungan Di Kafe Coffee Cozies Surabaya. Jurnal Manajemen Pemasaran Petra, 1(2),
1-9.
melalui segala jenis layanan di promosikan secara keseluruhan sehingga pemustaka
atau pengakses web mengetahui layanan apa saja yang ada di perpustakaan tersebut,
sebarapa banyak masyarakat yang tertarik sehingga akan menciptakan promosi
dengan word of mouth ( dari mulut ke mulut) jika layanan yang dirasa memuaskan
bagi pemustaka. Pada umumnya yang dilakukan seperti mempromosikan segala
layanan, buku terbaru, banyaknya masyarakat yang mengakses layanan tersebut,
seberapa banyak buku yang dipinjam, dan lain sebagainya. Layanan yang ada dapat
menjadi alat promosi yang baik karena memberitahukan sebarapa banyak masyarakat
yang berkunjung sehingga, menarik minat masyarakat untuk mengetahui apa saja
15
yang disediakan di perpustakaan tersebut.

Tujuan promosi perpustakaan tersebut sebagai berikut.

1. Menarik perhatian masyarakat akan pentingnya perpustakaan sebagai


lembaga penyedia jasa layanan informasi. Bagi masyarakat, lembaga
informasi seperti perpustakaan merupakan lembaga yang selalu menjaga hasil
budaya dan peradaban umat manusia. Dari perpustakaan ini pula dapat
diketahui capaian budaya yang pernah dihasilkan umat manusia.

2. Menciptakan kesan yang baik, bagi pelanggan aktual maupun potensial. Kesan
baik tersebut harus selalu dijaga oleh perpustakaan sebagai lembaga yang
bisnis utamanya adalah pelayanan. Keramahan staf perpustakaan serta
keterampilan mereka dalam berkomunikasi dengan pelanggan merupakan
kunci utama dalam menciptakan kesan yang baik bagi pelanggan dan calon
pelanggan.

3. Membangkitkan minat masyarakat dalam memperoleh informasi dan


pengetahuan melalui membaca. Sebenarnya, yang selalu berkembang pesat
adalah teknologi yang digunakan untuk merekam informasi. Zaman dulu
orang menggunakan papirus, kulit binatang, maupun kulit pohon sebagai
bahan utama untuk merekam informasi hingga akhirnya ditemukan kertas.

15
Prasetyawan, A. (2019). Strategi Bauran Pemasaran Perpustakaan Di Era Digital. BIBLIOTIKA: Jurnal
Kajian Perpustakaan dan Informasi, 3(1), 8-14. Hal. 12
Saat ini banyak infomasi yang direkam dengan bahan kertas, bahkan digital
sebagaimana banyak kita jumpai. Ternyata apapun media dan teknologinya,
masyarakat tetap harus membaca. Hanya dengan cara membaca mereka akan
memperoleh informasi yang seluas - luasnya, dan hanya dengan membaca saja
mereka dapat berekreasi menjelajahi dunia tanpa harus melakukan perjalanan
secara fisik. Untuk itu, upaya promosi peningkatan minat baca tidak hanya
berlaku untuk umur tertentu saja, tetapi juga untuk semua golongan dan untuk
semua kalangan. Gim (2008) memberi alasan keuntungan membaca, yaitu
membaca adalah makanan terbaik buat pikiran; membaca menyebabkan
perubahan cara berpikir; dan membaca akan mengubah kualitas hidup baik
fisik, keuangan, karir, mental, sosial, dan spiritual.

4. Untuk memperoleh tanggapan dari masyarakat luas. Promosi mengenai apa


yang dimiliki perpustakaan seharusnya sampai kepada masyarakat sebagai
pelanggan perpustakaan. Tanggapan masyarakat harus dijadikan dasar
perpustakaan untuk memperbaiki diri dan upaya untuk memenuhi kebutuhan
16
informasi masyarakat.

5. People, Proces, dan Phiyscal Evidance

a. People
People atau orang-orang yang dimaksud dalam hal ini adalah staf perpustakaan.
Termasuk didalamnya yakni cara dimana mereka berkomunikasi, berperilaku,
melayani pengguna memainkan peran yang menentukan, mempengaruhi layanan
kualitas serta menciptakan persepsi positif atau negatif terhadap perpustakaan.
Dalam hal perilaku staf, lebih ditekankan pada penampilan, sopan santun,
kemauan untuk membantu, kemampuan komunikasi, kecepatan pelayanan dan
17
efisiensi pelayanan.

16
Bahrul Ulumi, Yanis Rusli, dan Sri Suharmini Wahyuningsih. Pemasaran Jasa Informasi
Perpustakaan.
17
Sari, A. M. (2018). Analisis Pemasaran Perpustakaan Sekolah Dasar di Kecamatan Tambaksari (Studi
Perbandingan Strategi Promosi Perpustakaan Antara SD Mardi Putera dengan SDK Santa Theresia
Dalam
Pemanfaatan Koleksi) (Doctoral dissertation, Universitas Airlangga). hal. 4
16
Selain itu people dalam konteks lain di perpustakaan, siapa saja boleh datang
ke perpustakaan untuk sekedar jalan-jalan, baca informasi di sana atau mengakses
database informasi, atau bahkan sengaja ke perpustakaan untuk memenuhi
kebutuhan informasinya. Kebolehan ini terbuka untuk semua anggota masyarakat.
Berarti secara potensial anggota masyarakat merupakan pelanggan perpustakaan
karena memanfaatkan jasa maupun produknya. Perpustakaan mengadakan
pembelian produk informasi, seperti buku, majalah, maupun online database.
Dalam posisi ini, perpustakaan merupakan intermediary bagi anggota masyarakat.
Perpustakaan merupakan pelanggan bagi toko buku atau vendor. Pada saat yang
sama, pengguna perpustakaan juga merupakan pelanggan perpustakaan karena
mereka memanfaatkan produk informasi perpustakaan.
People yang termasuk dalam pengguna perpustakaan adalah sebagaimana
tersebut di atas, yaitu pembaca, pengguna pengunjung, klien anggota, dan
pelanggan. Bagi perpustakaan People adalah sumber daya manusia perpustakaan
yang bertanggung jawab atas keberlangsungan Perpustakaan. Mengingat
perpustakaan merupakan sebuah organisme hidup tentu perpustakaan memerlukan
18
sumber daya manusia yang menjalankan roda kegiatan perpustakaan.
b. Process
Process atau proses yang dimaksud adalah efisiensi dan efektivitas pengelolaan
sumber daya manusia dan operasi perpustakaan untuk memenuhi kebutuhan
pengguna seperti peminjaman, layanan referensi, bantuan telepon dan penyediaan
19
layanan informasi online.
Koleksi juga dapat berkembang. Ketika koleksi masih berjumlah sedikit,
barangkali perpustakaan menggunakan sistem tertutup ketika pengguna tidak
diperkenankan masuk ke dalam ruang koleksi, Pengguna hanya boleh membuka
katalog untuk mengetahui apa yang dimiliki perpustakaan. Browsing koleksi
perpustakaan hanya dapat dilakukan lewat katalog saja. Kebijakan ini diambil
dengan pertimbangan bahwa koleksi perpustakaan masih berjumlah sedikit dan
18
Bahrul Ulumi, Yanis Rusli, dan Sri Suharmini Wahyuningsih. Pemasaran Jasa Informasi
Perpustakaan.
19
Sari, A. M. (2018). Analisis Pemasaran Perpustakaan Sekolah Dasar di Kecamatan Tambaksari (Studi
Perbandingan Strategi Promosi Perpustakaan Antara SD Mardi Putera dengan SDK Santa Theresia
Dalam
Pemanfaatan Koleksi) (Doctoral dissertation, Universitas Airlangga). hal. 4
17
staf masih mampu melayani dengan mengambilkan buku-buku yang ada di
perpustakaan.
Ketika koleksi dan pengguna mengalami peningkatan jumlahnya perpustakaan
akan menyesuaikan sistem yang cocok untuk melayani pengguna. Barangkali
perpustakaan akan menggunakan sistem terbuka ketika pengguna diperbolehkan
mengakses langsung ke koleksi. Cara pelayanan yang ada di perpustakaan tidak
pernah berhenti. Perpustakaan akan selalu mengadakan inovasi untuk memuaskan
penggunanya termasuk ketika layanan perpustakaan tidak hanya sebatas pada
peminjaman koleksi tercetak saja. Adalah sangat mungkin perpustakaan
meminjamkan alat untuk membaca koleksi elektronik atau sering disebut e-book
reader, e-book device atau e-reader. Sekarang ini sudah banyak tersedia alat yang
digunakan untuk membaca koleksi elektronik tersebut.
Dewasa ini perpustakaan melanggan online journal. Langganan atas online
journal ini memungkinkan perpustakaan melayani penggunanya dengan cara
mengunjungi mereka. Perpustakaan sangat mungkin mengirimkan bahan yang
dibutuhkan oleh penggunanya secara online. Nampak dari sini bahwa
perpustakaan harus selalu beradaptasi dengan teknologi sehingga cara ini akan
20
membuat pengguna puas teradap layanannya.
c. Phiscall evidence
Physical Evidence atau bukti fisik yakni kesan yang diciptakan oleh
lingkungan sekitar di mana layanan disediakan termasuk juga pada fasilitas
khusus atau perpustakaan. Termasuk didalamnya yakni fasilitas bersih dan rapi,
arsitektur bangunan, dekorasi, pencahayaan, AC, peralatan teknologi / akses yang
21
tenang, kegunaan, operasi, pencarian mudah dan kinerja navigasi.
fisik akan sangat mendukung suatu organisasi, bahkan dalam banyak hal
seseorang akan melihat sesuatu berdasarkan pada sarana fisik. Organisasi yang
melayani jasa pada para pengguannya juga tidak dapat mengesampingkan sarana
fisikinya. Di perpustakaan, seringkali calon pelanggan potensial menilai sesuatu
berdasar pada tampilan sarana fisiknya saja sebagai faktor pendukung. Sebagai

20
Bahrul Ulumi, Yanis Rusli, dan Sri Suharmini Wahyuningsih. Pemasaran Jasa Informasi Perpustakaan.
(Tangeran Selatan: Universitas Terbuka,2014). Hal 2.44 – 2.45
21
Ibid. 5
18
ilustrasi bahwa penumpang akan lebih memilih bis yang baru daripada bis kuno.
Pertimbangannya sangat sederhana bahwa bis baru memiliki mesin baru dan
fasilitas lainnya yang juga baru. Perpustakaan juga mendapat tuntutan demikian.
Rata-rata pelanggan pasti menginginkan perpustakaan menempati gedung baru
dengan sarana yang komplit. Harapan tersebut adalah wajar sebab dewasa ini
pelanggan tidak hanya melihat perpustakaan sebagai tempat membaca atau
meminjam koleksi saja, melainkan juga sebagai tempat untuk rekreasi, tempat
diskusi, bahkan sebagai tempat moving class ketika pengajar dan mahasiswa
merasa jenuh dengan keadaan kelas. Tidak hanya sampai di situ, perpustakaan
ternyata mampu menempatkan dirinya sebagai tempat untuk refreshing di ruang
dengan menyaksikan film atau sekedar tempat untuk melihat televisi.
Untuk itu, ketika membangun gedung, perpustakaan dituntut untuk
mengidahkan prinsip-prinsip arsitektur dengan harapan bahwa :
1. memperoleh efektivitas kegiatan dan efisiensi waktu, tenaga, dan
anggaran;
2. menciptakan lingkungan yang nyaman suara, nyaman cahaya, nyaman
udara, dan nyaman warna;
3. meningkatkan kualitas pelayanan; meningkatkan kinerja petugas
pelayanan yang pasti penataan ruangan akan membaut kenyamanan
22
petugas dan penggunanya (Lasa Hs, 2005).

22
Bahrul Ulumi, Yanis Rusli, dan Sri Suharmini Wahyuningsih. Pemasaran Jasa Informasi Perpustakaan.
(Tangeran Selatan: Universitas Terbuka,2014). Hal 2.45

A. KESIMPULAN
19
B B III
A PENUTUP

Marketing Mix atau Bauran Pemasaran merupakan alat bagi marketer yang
berupa software pemasaran yang digunakan oleh perpustakaan atau lembaga
informasi untuk mencapai goal yang sudah ditentukan. Bagi perpustakaan itu sendiri
target merupakan kepuasaan pemustaka yang sangat dipentingkan. Hal tersebut sangat
dipentingkan dalam meningkatkan layanan perpustakaan untuk membutuhkan
berbagai informasi. Saat ini di zaman era digital para pustakawan menciptakan berbagai
cara kreaktif dengan memanfaatkan teknologi dalam penyampaian informasi yang ada di
perpustakaan yang berguna untuk menciptakan citra yang berbeda dari perpustakaan yang
lainnya.

Maka bauran pemasaran disinilah yang dibutuhkan dan dipergunakan oleh


perpustakaan dalam meningkatkan layanan perpustakaan dan dapat bersaingan dengan
perpustakaan lainnya. Bauran permasaran tersebut yaitu berupa 7 P yaitu Product, Price,
Place, Promotion, People, Process, and Customer Service.

B. SARAN

Dari penulisan makalah ini kami menginginkan kesempurnaan dalam penyusunan


makalah ini akan tetapi masih banyak kekurangan yang perlu kami perbaiki. Hal ini
dikarenakan minimnya pengetahuan kami. Oleh karena itu, kami meminta kritik dan
saran yang membangun dari para pembaca agar kami dapat memperbaiki makalah ini
dan sebagai bahan evaluasi untuk kedepannya

20
DAFTAR PUSTAKA

Ulumi, Bahrul,dkk. (2014). “ Pemasaran Jasa Informasi Perpustakaan” . Tangerang


Selatan : Universitas Terbuka.
Sari, A. M. (2018). “ Analisis Pemasaran Perpustakaan Sekolah Dasar di
Kecamatan Tambaksari (Studi Perbandingan Strategi Promosi
Perpustakaan Antara SD Mardi Putera dengan SDK Santa Theresia
Dalam Pemanfaatan Koleksi) ” Doctoral dissertation, universitas
erlangga.
Rachmawati, T. S. (2012). FAKTOR 4P, 3P, DAN 4C SERTA APLIKASINYA
DALAM KEGIATAN PEMASARAN PERPUSTAKAAN (LIBRARY
MARKETING). BACA: Jurnal Dokumentasi dan Informasi, Vol. 28, No. 1.
Prasetyawan, A. (2019). Strategi Bauran Pemasaran Perpustakaan Di Era Digital.
BIBLIOTIKA: Jurnal Kajian Perpustakaan dan Informasi, Vol. 3, No. 1.
Widuri, N. R. (2012). Pemasaran jasa informasi dl perpustakaan. BACA: Jurnal
Dokumentasi dan Informasi, 25(3-4), 68-72.
Nugroho, R., & Japarianto, E. (2013). Pengaruh People, Physical Evidence, Product,
Promotion, Price Dan PlaceTerhadap Tingkat Kunjungan Di Kafe Coffee
Cozies Surabaya. Jurnal Manajemen Pemasaran Petra, Vol.1, No, 2

Anda mungkin juga menyukai