Disusun Oleh:
PRIMASARI ASA PRATIWI (200204013)
i
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas rahmat
dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah ini dengan baik.
penulis juga berterima kasih kepada pihak-pihak yang telah membantu penulis
untuk menyelesaikan makalah ini tepat pada waktunya.
Makalah ini dibuat untuk memenuhi tugas Mata Literasi Digital Anak Usia
Dini, penulis berharap makalah ini dapat bemanfaat untuk menambah pengetahuan
bagi pembaca, khususnya tentang Penggunaan Aplikasi Perpustakaan Digital Let’s
Read untuk Menumbuhkan Minat Baca Anak Usia Dini.
Makalah ini masih memiliki banyak kekurangan. Oleh karena itu, penulis
mengharapkan kritik dan saran yang membangun khususnya dari dosen pengampu
dan pembaca guna menjadi acuan dalam bekal pengalaman bagi penulis untuk lebih
baik di masa yang akan datang. Atas perhatiannya penulis ucapkan terima kasih.
Penulis
i
DAFTAR ISI
ii
BAB I
PENDAHULUAN
1
Maka untuk mensiasati hal tersebut, salah satu strategi untuk
menumbuhkan minat baca anak usia dini adalah dengan memanfaatkan aplikasi
perpustakaan digital yang memungkinkan guru dan orang tua untuk
mengenalkan anak pada aktivitas membaca yang menyenangkan melalui
gadget. Salah satu aplikasi perpustakaan digital yang saat ini populer yang
diharapkan dapat meningkatkan minat baca anak usia dini adalah aplikasi Let’s
Read.
1.3 Tujuan
Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk mengetahui:
1. Apa itu aplikasi Let’s Read
2. Penggunaan aplikasi Let’s Read untuk anak usia dini
3. Bagaimana aplikasi Let’s Read dapat menumbuhkan minat baca anak usia
dini
2
BAB II
PEMBAHASAN
3
tinggi tingkatan membaca atau reading level yang kita pilih, semakin
banyak tulisan dan kompleks ceritanya.
Meski kebanyakan buku di Let’s Read aslinya berbahasa Inggris, khusus
untuk kawasan Asia, sudah banyak yang diterjemahkan dalam bahasa
nasional dan daerah negara-negara Asia. Untuk pembaca Indonesia dapat
memilih buku dengan bahasa Indonesia, Jawa, Sunda, Minangkabau dan
Bali.
2. Dapat Dibaca Tanpa Koneksi Internet
Supaya cerita-cerita dalam Let’s Read dapat dibaca kapan saja dan di mana
saja, kita bisa mengunduh dan membagikannya secara gratis dan legal.
Jadi meski tidak ada koneksi internet, anak-anak tetap bisa membaca buku
favoritnya yang sebelumnya sudah diunduh dari Let’s Read.
3. Cerita yang Berkualitas
Cerita-cerita dalam aplikasi dan situs Let’s Read sudah dipilih agar sesuai
dengan usia anak-anak. Meski sederhana, kisah-kisah tersebut edukatif
dan sesuai dengan kehidupan sehari-hari di sekitar kita. Berbagai jenis
cerita mulai dari petualangan sampai non fiksi dilengkapi dengan gambar
yang menarik sehingga anak bisa betah membaca buku sampai selesai.
4
siap digunakan. Pada aplikasi tersebut terdapat fitur untuk mengunduh buku
dalam format pdf. Nantinya, buku yang sudah diunduh dapat dibaca secara
luring ataupun dicetak untuk menjadi buku fisik. Hal ini tentunya sangat
memudahkan kita. Sebab kini, kita bisa membacakan buku untuk anak usia dini
kapanpun dan dimanapun tanpa perlu membawa buku anak yang tebal dan
berat. Sebab buku cerita anak digital dari Let’s Read sudah tersimpan di ruang
penyimpanan telepon genggam.
5
Read biasanya menggunakan laptop yang kemudian ditampilkan melalui LCD
proyektor. Disini anak dikenalkan pada beragam buku digital sekaligus juga
pada beragam perangkat teknologi. Proses ini seakan menjadi jalan tengah yang
menjembatani kebutuhan anak akan buku bacaan yang berkualitas sekaligus
mengakomodir rasa penasaran dan keinginan mereka menggunakan perangkat
digital.
Seperti yang telah dilakukan di lembaga TK Mentari Loa Janan. Kegiatan
guru membacakan buku melalui aplikasi Let’s Read yang ditampilkan melalui
LCD proyektor sudah mulai menjadi rutinitas disamping menggunakan buku
cetak. Kegiatan ini yang biasanya dilakukan untuk mengawali pembelajaran
terbukti sukses menarik perhatian dan antusiasme siswa.
Gambar 3: Guru membacakan buku melalui aplikasi Let's Read yang ditampilkan pada
LCD proyektor
Tidak hanya oleh pendidik di sekolah, aplikasi Let’s Read juga dapat
digunakan oleh orang tua untuk membacakan buku di rumah. Penggunaan buku
digital dalam aplikasi Let’s Read untuk menyiasati keterbatasan buku cetak/fisik
yang dimiliki oleh anak di rumah. Mengingat bagi sebagian orang tua, tidak bisa
sering-sering membeli buku bacaan bagi anak. Sementara yang kita ketahui
bersama bahwa saat ini hampir semua orang memiliki gawai. Maka orang tua
6
dapat mengunduh Let’s Read melalui gawainya untuk mengakses banyak buku
bacaan digital berkualitas untuk dibacakan kepada anak-anak mereka.
Gambar 4: Anak sedang membaca buku melalui Let's Read dengan pengawasan
orang tua
Selain dibaca secara daring, buku-buku dalam aplikasi Let’s Read juga
dapat kita cetak untuk dibaca secara fisik. Hal ini dapat menjadi pilihan agar
anak tidak terlalu lama terpapar dengan layar gawai maupun monitor. Mengingat
bahwa WHO (World Health Organization) dan IDAI (Ikatan Dokter Anak
Indonesia) telah memberikan panduan screen time pada anak untuk anak usia 2-
6 tahun yang termasuk usia pra-sekolah adalah tidak lebih dari 1 jam.
Gambar 5: Guru membacakan buku yang telah diunduh dan dicetak dari aplikasi Let's
Read 7
2.3 Aplikasi Let’s Read sebagai Media Menumbuhkan Minat Baca Anak
Usia Dini
Bagi anak usia dini, buku hanyalah alat peraga yang membantu mereka
untuk menyerap ilmu. Minat baca adalah ruh yang menghidupkannya. Tugas
kita adalah bagaimana membuat minat anak terhadap buku dan kegiatan
membaca menjadi tumbuh. Sehingga kelak akan banyak anak-anak yang gemar
membaca, senang belajar, dan mencintai ilmu pengetahuan. Dengan begitu
mereka akan tumbuh menjadi para pembelajar.
Minat menurut definisi Hurlock adalah sumber motivasi yang
mendorong individu melakukan kegiatan yang diinginkan. Sedangkan dalam
Kamus Besar Bahasa Indonesia, minat diartikan sebagai kecenderungan hati
yang tinggi terhadap sesuatu. Dari dua definisi tersebut dapat kita simpulkan
bahwa minat baca adalah munculnya perasaan senang atau ketertarikan kuat
yang mendorong individu untuk melakukan kegiatan membaca sehingga ia
melakukannya atas kemauan sendiri. Kemudian ada upaya untuk melakukan
kegiatan ini secara berulang.
Menurut Jim Trelease (2017) dalam bukunya “The Read Aloud
Handbook” menyebutkan bahwa secara alamiah otak manusia menyukai hal-
hal yang menyenangkan. Kita akan dengan sukarela melakukan hal yang kita
sukai secara terus-menerus. Dengan memberikan pengalaman membaca yang
menyenangkan, sesungguhnya kita sedang membantu anak untuk
mengkondisikan otaknya untuk mengasosiasikan kegiatan membaca sebagai
kegiatan yang menyenangkan.
Mengenalkan kegiatan membaca pada anak usia dini tentunya memiliki
banyak sekali manfaat. Roosie Setiawan (2017) dalam bukunya “Membaca
Nyaring” menyebutkan bahwa manfaat membacakan buku pada anak
diantaranya adalah:
Membangun kognitif atau cara berpikir anak
Melatih imajinasi anak sedini mungkin sehingga lebih kreatif
Mengembangkan kemampuan berbahasa dan komunikasi anak
Mengenalkan beragam simbol (huruf, angka, dan simbol lain) pada anak
Menambah rasa ingin tahu anak
8
Mengenalkan kegiatan membaca sebagai kegiatan yang menyenangkan
Membangun bonding (ikatan) antara oang tua dan anak
Menumbuhkan minat baca anak sedini mungkin
Baik buku fisik maupun buku digital memiliki manfaat yang serupa.
Menurut Fierenziana dkk (2015) dalam penelitiannya yang berjudul
“Kemampuan Membaca Anak Berdasarkan Gender dan Preferensi Gawai”
menyimpulkan bahwa buku digital memiliki efek yang sama dengan buku
cetak. Artinya meski anak-anak membaca dengan buku digital namun tetap
memperoleh manfaat yang tidak berbeda dengan buku cetak. Buku digital juga
mudah, dapat diakses dimana saja. Harganya lebih terjangkau daripada buku
cetak, bahkan buku-buku dalam aplikasi Let’s Read dapat diakses secara gratis.
Buku-buku yang tersedia pada aplikasi Let’s Read memiliki ilustrasi dan
tampilan yang menarik sehingga disukai oleh anak-anak. Begitu pun cerita-
cerita yang disajikan juga sangat dekat dengan keseharian anak. Pilihan jenjang
cerita juga dapat kita sesuai dengan usia dan kemampuan membaca anak untuk
memastikan isi dan maksud dari cerita dapat tertangkap oleh anak. Dengan
begitu anak sangat menikmati saat dibacakan buku melalui Let’s Read. Maka
tidak mengherankan bila anak seringkali ingin terus dibacakan dan tidak mau
berhenti.
Kunci sukses dalam menumbuhkan minat baca anak usia dini tidak cukup
hanya ditentukan oleh konten dan kualitas cerita, serta keberadaan sumber
bacaan baik fisik maupun digital saja. Ada hal yang fundamental yang sangat
berpengaruh besar terhadap kesuksesan proses ini, yaitu peran pendidik dan
orang tua.
Dalam konteks penggunaan aplikasi Let’s Read pendidik dituntut untuk
kreatif dalam menyajikan pembelajaran yang dapat menghidupkan buku
bacaan. Pendidik dapat mengajak anak berdiskusi seputar bacaan untuk
mengembangkan kemampuan berpikir dan berbahasa anak. Kegiatan
pembelajaran dan proyek anak juga dapat dibuat berdasarkan buku bacaan
tersebut. Sehingga anak dapat lebih memaknai isi bacaan karena dihubungkan
dengan aktivitas dan proyek yang sedang mereka kerjakan.
9
Begitu pula dengan orang tua. Kegiatan membacakan buku perlu menjadi
rutinitas yang dilakukan di rumah. Orang tua perlu hadir secara utuh ketika
membacakan buku pada anak-anak. Hal ini memberi andil besar untuk
membangun kecintaan anak terhadap kegiatan membaca. Mengingat banyak
anak usia dini yang belum mahir membaca sehingga diperlukan orang dewasa
yang membacakan. Pendampingan dan pengawasan juga mutlak diperlukan
agar anak tidak menggunakan gawai secara berlebihan meskipun untuk
mengakses konten edukasi. Hal ini berkaitan dengan kesehatan mata anak
sesuai dengan anjuran/pedoman screen time yang telah disebutkan
sebelumnya. Disinilah implementasi literasi digital dibutuhkan.
10
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Kemajuan teknologi memang tidak dapat kita hindarkan. Sebagai
pendidik maupun orang tua, kita harus dapat menyesuaikan pola pendidikan
dengan kemajuan zaman. Seperti sebuah petuah dari khalifah Ali bin Abi
Thalib yang menyebutkan “Didiklah anak sesuai zamannya. Karena mereka
akan hidup pada zamannya, bukan zamanmu”. Kita perlu berlapang dada
mendidik anak sesuai zamannya. Anak generasi alfa yang hidup di zaman
modern harus dididik dengan cara yang modern pula, tanpa meninggalkan
khazanah budaya, nilai-nilai moral dan kearifan lokal bangsa.
Aplikasi perpustakaan digital Let’s Read dapat menjadi pendongkrak
minat baca anak. Sebab dengan perkembangan teknologi, buku-buku anak kini
dapat disajikan dengan visualisasi yang lebih menarik, kaya warna dan ilustrasi
tanpa meninggalkan esensi konten cerita itu sendiri. Budaya membaca pun
pada akhirnya dapat dipupuk menjadi aktivitas yang menyenangkan karena
anak dimanjakan dengan buku-buku digital yang berkualitas dan menarik. Tak
sampai disitu, perkembangan teknologi buku digital (ebook) juga seakan
menjadi jalan tengah yang menjembatani kebutuhan anak akan bacaan
berkualitas dan rasa penasaran untuk menggunakan perangkat digital
selayaknya orang dewasa.
B. Saran
Pendidik dan lembaga PAUD diharapkan dapat menyediakan bahan
bacaan yang beragam bagi anak. Sebab sekolah menjadi tempat yang potensial
untuk memupuk dan menumbuhkan minat membaca. Pendidik juga harus
kreatif menyajikan beragam kegiatan dalam rangka menghidupkan buku,
sebagai upaya penguatan literasi sejak dini
Orang tua sebagai pendidik utama bagi anak di rumah, hendaknya
menyediakan waktu untuk membacakan buku bagi anak-anak. Sebab tidak ada
anak yang mencintai buku dengan sendirinya. Harus ada yang mengenalkan
11
bahan bacaan kepada anak usia dini. Orang tua juga perlu menjadi role model
untuk memberikan teladan membaca. Pengawasan terhadap penggunaan gawai
juga perlu dilakukan oleh orang tua, agar anak tidak berlebihan dalam
menggunakan dan mengakses perangkat digital sekalipun untuk mengakses
konten edukasi.
12
DAFTAR PUSTAKA
Mulyaningtyas, R., & Bagus Wahyu Setyawan. (2021). Aplikasi Let’s Read
Sebagai Media Membaca Nyaring untuk Anak Usia Dini. Estetika: Jurnal
Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia. Vol 3 No 1
13