Anda di halaman 1dari 9

PERPUSTAKAAN DIGITAL BERBASIS ANYFLIP SEBAGAI MEDIA

PENUNJANG GERAKAN LITERASI SEKOLAH DI MASA PANDEMI

PRAKTIK BEST PRACTICE SAINS

Disusun Oleh:

SRI HANDAYATI, M.Pd


NIP 19651212 199003 2 012
handayatisri312004@gmail.com

DINAS PENDIDIKAN KABUPATEN PASURUAN

SMP NEGERI 1 PANDAAN


TAHUN 2021
PERPUSTAKAAN DIGITAL BERBASIS ANYFLIP SEBAGAI MEDIA
PENUNJANG GERAKAN LITERASI SEKOLAH DI MASA PANDEMI

A. Pendahuluan

Menurut Undang-Undang Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional,


Pasal 3, tujuan pendidikan Nasional adalah mengembangkan potensi peserta didik agar
menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak
mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis
serta bertanggung jawab. Untuk mewujudkan tujuan Pendidikan Nasional tersebut,
pemerintah telah berupaya dengan berbagai inovasi dan Gerakan yang mendukung
terwujudnya tujuan Pendidikan tersebut. Salah satu program pemerintah dalam mendukung
terciptanya tujuan Pendidikan nasional adalah Gerakan Literasi Sekolah (GLS).

Tujuan umum GLS adalah untuk Menumbuhkembangkan budi pekerti peserta didik
melalui pembudayaan ekosistem literasi sekolah. Sementars tujuan khusus antara lain: (1)
Menumbuhkembangkan budaya literasi di sekolah., (2) Meningkatkan kapasitas warga dan
lingkungan sekolah agar literat., (3) Menjadikan sekolah sebagai taman belajar yang
menyenangkan dan ramah anak agar warga sekolah mampu mengelola pengetahuan (4)
Menjaga keberlanjutan pembelajaran dengan menghadirkan beragam dan buku bacaan dan
mewadahi berbagai strategi membaca.

Tahapan dalam GLS ada tiga yakni, pembiasan, pengembangan dan pembelajaran. Pada
tahapan pembiasaan dilaksanakan dengan membaca 15 menit sebelum pembelajaran dimulai
hal ini bertujuan agar siswa terbiasa untuk melaksanakan kegiatan membaca, selain itu di
kelas harus di siapkan bahan bacaan untuk keperluan literasi untuk menciptakan linkungan
kaya teks. Sementara pada tahap pengembangan peserta didik didorong untuk menunjukkan
keterlibatan pikiran dan emosinya dengan proses membaca melalui kegiatan produktif secara
lisan maupun tulisan Adapun tujuan dari tahap pengembangan diantaranya adalah mengasah
kemampuan peserta didik dalam menanggapi buku baik secara lisan dan tulisan; mengasah
kemampuan peserta didik untuk berpikir kritis, analitis, kreatif, dan inovatif; Sedangkan
pada tahap pembelajaran bertujuan: mengembangkan kemampuan memahami teks dan
mengaitkannya dengan pengalaman pribadi sehingga terbentuk pribadi pembelajar sepanjang
hayat; mengembangkan kemampuan berpikir kritis; dan mengolah dan mengelola
kemampuan komunikasi secara kreatif (verbai, tulisan, visual, digital) melalui kegiatan
menanggapi teks buku bacaan dan buku pelajaran.

Literasi adalah kemampuan seseorang dalam mengolah dan memahami informasi saat
melakukan proses membaca dan menulis. Definisi literasi selalu berevolusi sesuai dengan
tantangan zaman. Jika semula definisi literasi adalah kemampuan membaca dan menulis.
Namun saat ini, istilah Literasi sudah mulai digunakan dalam arti yang lebih luas. Menurut
Elizabeth Sulzby “1986”, Literasi ialah kemampuan berbahasa yang dimiliki oleh seseorang
dalam berkomunikasi “membaca, berbicara, menyimak dan menulis” dengan cara yang
berbeda sesuai dengan tujuannya. Jika didefinisikan secara singkat, definisi literasi yaitu
kemampuan menulis dan membaca (https://sevima.com/pengertian-literasi-menurut-para-
ahli-tujuan-manfaat-jenis-dan-prinsip/). Sementara pada situs yang sama juga dijelaskan
bahwa UNESCO menyatakan “The United Nations Educational, Scientific and Cultural
Organization”, Literasi ialah seperangkat keterampilan nyata, terutama keterampilan dalam
membaca dan menulis yang terlepas dari konteks yang mana ketrampilan itu diperoleh serta
siapa yang memperolehnya. Berdasarkan pendapat tersebut bisa disimpulkan bahwa literasi
merupakan Gerakan menulis dan membaca sehingga berhubungan dengan, bahan bacaan atau
sarana

Literasi dan minat baca memiliki keterkaitan yang sulit untuk dipisahkan. Kemampuan
seseorang dalam berbicara, membaca, dan menulis sebagian besar dipengaruhi oleh frekuensi
membaca. Dengan adanya literasi inilah muncul suatu perbedaan antara masyarakat yang satu
dengan yang lainnya. Dilansir dari kompasiana, diketahui bahwa dari data The World's Most
Literate Nations Indonesia berada di peringkat 60 dari 61 dalam kemampuan
literasi. (https://www.kompasiana.com/azharnabil/5ec545cf097f364b457d8eb8/kurangnya-
minat-baca-pelajar-indo?page=all) hal ini sangat memperihatinkan bagi bangsa Indonesia
terutama bagi dunia Pendidikan. Hal inilaih yang kemudian mendorong pemrintah untuk
melakukan Gerakan Literasi sekolah atau GLS seperti dijelaskan di atas.

Namun akibat pandemi seperti saat ini, dimana siswa harus belajar di rumah, maka secara
otomatis pelaksanaan Gerakan Literasi Sekolah juga terhambat bahkan tidak berjalan sama
sekali. Kegiatan pembiasaan yang sudah terlaksana dengan baik harus berhenti akibat
pandemi covid- 19. Hal ini yang menjadi permasalahan serius dalam mewujudkan GLS
sehingga harus di upayakan solusi dalam mengatasi permasalahan tersebut.
Pembelajaran yang dilaksanakan di rumah secara daring sebagai akibat mewabahnya
virus covid-19 dilaksanakan oleh guru dengan memanfaatkan berbagai aplikasi teknologi
sehingga pembelajaran tetap bisa berlangsung meskipun belum bisa maksimal. Hal ini
mendorong penulis untuk memanfaatkan aplikasi teknologi yang tersedia untuk mengatasi
kendala atau hambatan dalam melaksanakan Gerakan Literasi Sekolah (GLS) sebagai akibat
pembelajaran dirumah atau secara daring. Penulis merasa sangat perlu melakukan upaya
dalam mengatasi kendala pelaksanaan GLS dikarenakan bahwa GLS sangat mendukung
keberhasilan proses pembelajaran. Melalui Gerakan membaca dan menulis serta
menglomunikasikan ide-ide gagasan dapat mengembangkan ketrampilan kritis, kreatif,
komunikasif dan kolaboratif siswa dan hal ini merupakan keterampilan yang harus dimiliki
oleh siswa saat ini.

Upaya yang dilakukan penulis dalam memecahkan permasalahan GLS seperti disebutkan
diatas yakni dengan mengembangkan perpustakaan digital untuk menunjang kebutuhan siswa
dalam pembiasaan membaca dan menulis dengan memanfaatkan aplikasi teknologi melalui
google sites. Namun pengembangan perpustkaan digital ini belum bisa maksimal hal ini
diketahui berdasarkan wawancara dengan beberapa siswa, ternyata belum banyak yang
memanfaatkan pepustakaan digital ini sebagaimana fungsi perpustakaan di sekolah. Setelah
berjalan selama 3 bulan, belum ada dampak yang signifikan terhadap pembiasaan literasi,
penulis berusaha untuk menemukan cara lain agar peerpustakaan digital dapat menarik siswa
untuk memanfaatkan sebagai bahan penunjang pembelajaran dan tentunya utuk pembiasaan
literasi pada siswa.

Dengan menggunakan aplikasi anyflip untuk pembuatan e – book yang dapat


dimanfaatkan sebagai sumber belajar di perpustakaan digital, penulis berusaha untuk
mendesain buku bacaan sedemikian rupa sehingga menarik dan dapat diintergrasikan pada
perpustakaan digital melalui penyematan link anyflip. Dengan pengintergrasian e – book dari
aplikasi Anyflip pada perpustakaan digital diharapkan siswa tertarik dan merasa ingin melihat
dan akhirnya membaca buku-buku yang tersedia di perpustkaan digital. Selain itu setiap pagi
sebelum pembelajaran siswa juga dihimbau untuk meluangkan waktu untuk membaca di
perpustakaan digital, siswa juga bisa diminta untuk memilih salah satu buku untuk
dirangkum. Dengan demikian pembiasaan yang di laksanakan pada GLS pada pembelajaran
tatap muka tetap bisa dilaksanakan meskipun pembelajaran dilakukan secara daring.
Anyflip adalah aplikasi berupa buku flip pencipta digital yang dapat membantu pengguna
mengkonversi PDF ke Flash & HTML5 buku flip dan menyediakan penyimpanan dan
manajemen layanan online gratis untuk pengguna. Selain itu, memberikan secara online dan
offline dua solusi untuk pengguna. AnyFlip merupakan sebuah platform yang menawarkan
kepada kita dalam pembuatan buku digital. Prosesnnya sangatlah mudah seperti dengan
paltform-platform lainnya langkah pertama adalah mengunjungi situs AnyFlip
yaitu https://anyflip.com/. Akan tetapi sebelum masuk ke situs AnyFlip kita harus sudah
mempunyai file yang akan kita jadikan bahan ajar digital dalam bentuk file PDF.

Pengintegrasian Anyflip pada perpustakaan digital berupa google sites bertujuan untuk
menghasilna tampilan google sites (perpustakaan digita) semakin menarik dan lebih mudah
dalam mempelajarinya, karena anyflp yang dikembangkan penulis dalam bentuk book cases
atau kotak buku dan sudah di tata sedemikian rupa layaknya perpustakaan manual. Dengan
demikian jia berkunjung ke perpustakaan digital seraya dating ke perpustakaan secara nyata,
ini merupakan tujuan dari penulis agar siswa tertarik dan merasa nyaman saat melihat atau
mengunakan perpustakaan digital tersebut.

B. Tujuan

Tujuan penggunaan Perpustakaan Digital Terintegrasi Anyflip sebagai media


penunjang Gerakan Literasi Sekolah adalah aplikasi ini sangat dibutuhkan dalam memperoleh
sumber bacaan dan referensi pelajaran dikarenakan keterbatasan waktu dan ruang sebagai
akibat dilaksanakannya pembelajaran secara daring atau pembelajaran jarak jauh yang tidak
memungkinkan siswa untuk datang ke sekolah meminjam buku pelajaran atau pergi ke
perpustakaan umum untuk meminjam buku. Di samping itu, aplikasi ini dipilih karena bagi
pemulis tergolong mudah digunakan dan tidak berbayar. Penekanan pada penggunaan
aplikasi ini adalah berliterasi dengan mudah, murah dan menarik sekaligus bisa mewujudkan
Gerakan Literasi sekolah meskipun belajar di rumah. Fitur Anyflip yang disematkan pada
google sites (perpustakaan digital) adalah My Book Cases.

My Book Cases adalah fitur di Anyflip yang berisi kumpulan materi atau buku yang
sudah kita buat dan kita tempatkan pada kotak buku di aplikasi Anyflip.

C. Metode

Pemanfaatan aplikasi ini diberikan pada semua siswa dan guru untuk dimanfaatkan
sebagai layaknya perpustakaan melalui wa atau di sematkan di google classroom dengan link
https://sites.google.com/d/1xfjhtmERRL1Pjqf_1R4MvTViYIK6bgk/p/1BGh_YJkPU5ArDN
wUq3cxljKAkDsCxzw9/edit. Melalui link ini semua siswa dan guru dapat membuka sewaktu
waktu dibutuhkan, namun agar tahap pembiasaan literasi bisa optimal setiap pagi diwajibkan
siswa untuk membuka link tersebut untuk membaca salah satu materi yang ada di
perpustakaan digital. Karean penulis adalah guru mapel IPA maka penulis banyak
mengembangkan e – book tentang IPA mulai kelas VII, VIII dan IX sehingga semua guru
IPA bisa memanfaatkan perpustakaan digital tersebut untuk pembiasaan dan penugasan pada
siswanya. Agar siswa tidak bosan, maka kreatifitas guru sangat diperlukan, materi pelajaran
yang akan diberikan guru dibuat dalam bentuk PDF kemudian dimasukkan pada aplikasi
anyflip dan dimasukkan pada my book cases secara otomatis akan terintegasri pada
perpustakaan digital yang sebelumnya sudah disematkan linknya pada perpustakaan digital
tersebut.

Untuk mengontrol aktivitas siswa dalam perpustakaan digital maka siswa atau
pengunjung diharuskan mengisi buku kunjungan tamu, seperti layaknya perpustakaan
manual. Selain itu kegiatan sisaw di perpustakaan digital juga bisa dilihat dari dokumen siswa
, dimana siswa dimnta untuk mendokumentasikan kunjungannya di perpustakaan digital
dalam bentuk foto
Dengan semakin banyaknya peserta didik yang aktif di perpustakaan digital,
mmenjadikan adanya pembiasaan literasi semakin meningkat dan semakin banyaknya
informasi yng diterima oleh siswa dalam menunjang proses pembelajaarn meskipun
pembelajaran dilakukan secara jarak jauh akibat pandemic covid-19. Peserta didik dapat
menggunakan hp atau laptopnya untuk hal yang bermanfaat yang dapat menumbuhkan minat
baca dan keingintahuan terhadap ilmu pengetahuan dan ini merupakan salah stu tujuan dari
Gerakan Literasi Sekolah (GLS). Meskipun tanpa koleksi buku di rumah namun siswa bisa
menemukan bahan bacaan yang bermanfaat yang tersedia di perpustakaan digital

D. Penutup
Kesimpulan yang bisa diambil dari Gerakan literasi melalui perpustakaan digital
terintegrasi Anyflip ini adalah adanya peningkatan minat baca dan menulis dan rasa percaya
diri siswa untuk mengerjakan tugas dengan senang hati karena tersedia bahan yang
diperlukan tanpa harus pergi ke perpustkaan sekolah maupun perpustkaan umum, jika
mendonwload buku memelupa kuota yang tidak sedikit. Bagi guru perpustakaan digital
terintegrasi Anyflip memberikan motivasi untuk selalu berkarya agar dihasilkan karya-karya
yang inovatif dan bermanfaat baik bagi dirinya maupun bagi peserta didik. Dan orang lain
Saran yang bisa dijadikan pertimbangan dalam penggunaan aplikasi ini adalah sebaiknya
semua guru bisa memiliki perpustakaan digital sendiri yang bisa digunakan sebagai media
pembelajaran yang menyenangkan dan tentunya sesuai dengan karakteristik pembelajaran
saat ini yakni pembelajaran dengan memanfaatkan teknologi informasi. Guru harus selalu
berinovasi agar menghasilkan karya yang dibutuhkan oleh siswa dalam memotivasi untuk
belajar, misalnya motivasi dalam membaca, menulis atau mengemukakan ide atau pendapat
yang dikenal dengan Literasi. Hal ini disebabkan bahwa literasi sangat berkaitan dengan
penguasaan suatu konsep.

E. Lampiran

Gambar: Tampilan Perpustakaan Digital


Gambar tampilan Buku Kunjungan Tamu

Gambar : Tampilan aplikasi Anyfip

Gambar tampilan Perpustakaan digital terintegrasi anyflip


Gambar Tampilan penggunaan perpustakaan digital

F. Daftar Pustaka (Tutorial)


https://anyflip.com/. : Aplikasi Anyflip
(https://www.kompasiana.com/azharnabil/5ec545cf097f364b457d8eb8/kurangnya-
minat-baca-pelajar-indo?page=all) diakses pada tanggal 12 Mei 2020
(https://sevima.com/pengertian-literasi-menurut-para-ahli-tujuan-manfaat-jenis-dan-
prinsip/). Diakses tanggal 12 Februari 2021
Panduan Gerakan Literasi Sekolah di sekolah mennegah Pertama (2016)
Kemendikbud

Anda mungkin juga menyukai