Anda di halaman 1dari 13

1

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang


Untuk menyebut suatu agama atau kepercayaan yang sering dianut
oleh suku-suku bangsa di Indonesia khususnya Kabupaten Muna, Provinsi
Sulawesi Tenggara biasanya menggunakan istilah kepercayaan asli. Dalam
kehidupan keagamaan di Indonesia, kepercayaan asli sering disebut agama
asli , agama suku, atau religi. Kepercayaan asli itu berkembang bebas
dan berdiri sendiri. Munculnya suatu kepercayaan biasanya dilator belakangi
oleh kesadaran adanya jiwa yang bersifat abstrak. Didalam pikiran manusia
jiwa ituditransformasikan menjadi makhluk-makhluk halus atau roh halus.
Mereka percaya bahwa makhluk-makhluk itu berada disekeliling tempat
tinggal manusia.
Suatu kepercayaan juga dapat muncul karena getaran jiwa atau emosi
yang muncul karena kekaguman manusia terhadap hal-hal yang luar biasa.
Kekuatan itu tidak dapat diterangkan oleh akal, dan berada diatas kekuatan
manusia. Kekuatan adikodrati. Dengan adanya jiwa dan kekuatan adikodrati
itu, manusia perlu melakukan tindakan-tindakan berupa upacara-upacara atau
ritus.

1.2 Rumusan Masalah


1. Apa pengertian Kepercayaan?
2. Bagaimana kepercayaan Animisme dan dynamisme yang dianut masyarat
Muna pada zaman prasejarah?
3. Bagaimana kepercayaan masyarakat Muna pada zaman prasejarah?
4. Bagaimana Kepercayaan agama islam yang mulai dianut oleh masyarakat
Muna?

1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui apa pengertian kepercayaan.
2. Untuk mengetahui kepercayaan Animisme dan Dinamisme yang dianut
masyarakat muna pada zaman prasejarah.
3. Untuk mengetahui kepercayaan masyarakat Muna pada zaman prasejarah.
2

4. Untuk mengetahui kepercayaan agama islam yang mulai dianut oleh


masyarakat Muna.

1.4 Manfaat
1. Kami dapat mengetahui apa pengertian kepercayaan.
2. Kami dapat mengetahui kepercayaan Animisme dan Dinamisme yang
dianut masyarakat muna pada zaman prasejarah.
3. Kami dapat mengetahui kepercayaan masyarakat Muna pada zaman
prasejarah.
4. Kami dapat mengetahui bahwa kepercayaan agama islam mulai dianut
oleh masyarakat Muna.

BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian kepercayaan
Berikut ini adalah beberapa pengertian kepercayaan menurut para ahli sebagai
berikut:
3

Kepercayaan adalah kemauan seseorang untuk bertumpu pada sesuatu hal dimana
kita memiliki keyakinan kepada sesuatu tersebut. Kepercayaan merupakan kondisi
mental yang didasarkan oleh situasi seseorang dan konteks sosialnya. Ketika
seseorang mengambil keputusan , ia akan lebuh memilih keputusan berdasarkan
pilihan dari sesuatu yang lebih dapat ia percaya dari pada yang kurang dipercaya.
(Moorman,1993).
Menurut Ba dan Pavlou (2002) mendefenisikan kepercayaan sebagai penilaian
hubungan seseorang dengan sesuatu melakukan kegiatan tertentu sesuai dengan
harapan dalam sebuah lingkungan yang penuh ketidakpastian. Hal yang senada juga
dikemukakan oleh McKnight, Kacmar, dan Choudry (dalam Bachmann dan Zaheer,
2006), menyatakan bahwa kepercayaan dibangun sebelum pihak pihak tertentu
saling mengenal satu sama lain melalui interaksi dan transaksi.
Menurut Rosseau, Sittkin, dan Camere (1998),defenisi kepercayaan dalam berbagai
konteks yaitu kesediaan seseorang untuk menerima resiko.

B. Kepercayaan Animisme dan Dinamisme di Muna Pada Zaman Prasejarah


a. Animisme
Animisme berarti percaya bahwa disekeliling mereka ditempati oleh roh-roh
halus yang telah lama meninggal dunia dan beraktifitas sebagaimana halnya manusia
biasa yang sewaktu-waktu datang untuk menjenguk sanak saudaranya serta
kerabatnya. Menurut masyarakat, arwah nenek moyang selalu memperhatikan mereka
dan melindungi , tetapi akan menghukum mereka juga kalau melakukan hal-hal yang
melanggar adat. Dengan demikian, orang tua yang mengetahui dan menguasai adat
nenek moyang akan menjadi pemimpin masyarakat. Penghormatan kepada nenek
moyang dilakukan dengan pimpinan orang tua tersebut, yang diterima oleh
masyarakat sebagai ketua adat.

b. Dinamisme
Dinamisme adalah meyakini bahwa benda-benda tersebut dipergunakan oleh
manusia maka mereka dapat terhindar dari mara bahaya yang mengancamnya. Benda
benda buatan manusia juga diyakini mempunyai kekuatan gaib seperti patung,
keris, tombak dan jimat. Sesungguhnya proses pembuatan benda-benda tersebut
dilandasi dengan keyakinan bahwa di luar diri manusia ada kekuatan lain. Juga
dilandasi anggapan bahwa benda tersebut sebagai lambang takhta persemayaman roh
4

leluhur, kedua jenis peninggalan itu digunakan sebagai sarana pemujaan terhadap roh
nenek moyang.
Apabila terjadi musibah atau wabah penyakit,mereka percaya bahwa roh nenek
moyang merekalah dan perbuatan manusia itu sendiri yang menyebabkan hal itu
terjadi. jika penyakit itu merupakan penyakit yang datang dari roh nenek moyang,
maka perlu diadakan upacara adat. Upacara adat yang dimaksud adalah Kago-ago
yaitu semacam upacara ritual disertai dengan sesajen yang dipersembahkan kepada
roh nenek moyang. Kaago-ago merupakan tradisi masyarakat suku bangsa Muna
sebagai warisan leluhur masa animisme dan dinamisme yang sampai saat ini terus
dilestarikan. Setelah islam masuk di Muna, prosesi kaago-ago kemudian diadaptasi
dengan nilai-nilai islam sehingga dalam pelaksanaannya , seorang pande selain
membanca mantra-mantra juga membaca ayat-ayat suci Al-quran. Setelah membaca
doa-doa dan mantra-mantra, pande kemudian menyerahkan persembahan yang
diletakkan pada sebuah bangunan yang terbuat dari bambu dan dihiasi dengan kain-
kain aneka warna. Maksud dari penyerahan sesembahan tersebut adalah sebagai
penghargaan terhadap makhluk gaib sehingga ketika mereka pergi meninggalkan
tempat kediamannnya menuju tempat hunian yang baru mereka pergi dengan rasa
damai dan telah mendapat bekal yang cukup sampai tujuan.

C. Kepercayaan Masyarakat Muna Pada Zaman Prasejarah


Pada zaman prasejarah untuk menganut kepercayaan atau agama pun
masyarakat masih kaku untuk menganut agama atau kepercayaan yang seperti apa.
Dimana pada zaman prasejarah masyarakat masih banyak yang belum memeluk
agama. Namun sebagian masyarakat Muna juga banyak yang menganut kepercayaan
Animisme atau dinamisme baik bagi mereka yang tinggal di pedesaan maupun yang
berdomisili. Seperti kepercayaan manusia yang menghuni gugusan gua kabori adalah
animisme dan dinamisme. Hal ini disinyalir dari tanda-tanda gambar yang tertera
pada dinding gua yaitu lukisan matahari, lukisan binatang buas seperti lipan besar
yang melambangkan pemuja dewa matahari dan menyembah binatang-binatang besar
sebagaimana halnya konsep ajaran dinamisme. Oleh karena itu manusia yang
bertempat tinggal didalam gua tersebut telah mempunyai kepercayaan terhadap arwah
nenek moyang yang tersimpul dalam kepercayaan animisme dan dinamisme . Di Gua
Liang kabori terdapat lukisan manusia terbang, lukisan tersebut memberikan
penjelasan mengenai peran manusia yang tidak saja sebagai prajurit, pemburu, tetapi
juga sebagai penari dan bahkan dapat terbang. Peran terakhir tersebut dibuktikan
5

dengan gambar manusia yang memiliki cakar pada tangan dan kakinya. Lukisan
tersebut memberikan suatu gambaran akan suatu kepercayaan yang dimiliki oleh
masyarakat pada saat itu bahkan hingga saat ini bahwa gambar manusia tersebut
mengandung makna yang buruk dan jahat terhadap orang lain untuk selalu
mencelakan mereka dengan menggunakan sihir atau ilmu hitam yang dimilikinya.
Dengan demikian, dapat dikatakan pada zaman tersebut masyarakat telah mengenal
system religi dan telah memiliki pandangan-pandangan terhadap sesuatu yang
dianggap memiliki kekuatan magis .
Ada larangan-larangan yang dipercaya dan masih ada dalam masyarakat Muna
diantaranya sebagai berikut:
1. Orang hamil tidak boleh keluar rumah pada waktu magrib, subuh atau tengah
hari karena anaknya nanti akan keguguran akibat diganggu oleh setan.
2. Orang hamil tidak boleh pelit karena akan sulit untuk melahirkan.
3. Orang hamil tidak boleh menyembunyikan sesuatu dari suaminya karena pada
saat melahirkan akan bersamaan dengan BAB.
4. Orang hamil tidak boleh melingkarkan handuk dilehernya karena anaknya yang
lahir kelak akan terlilit tali pusat pada lehernya.
5. Seorang suami yang memiliki istri yang hamil dilarang untuk membunuh
binatang misalnya ular ,biawak, buaya, karena anaknya akan sumbing.
6. Anak bayi tidak boleh dicium pipinya karena akan beringus.
7. Anak bayi dilarang dikeluarkan malam hari karena akan diganggu oleh setan.
8. Anak gadis dilarang untuk menyanyi di dapur karena kelak akan menikah dengan
orang tua.
9. Anak gadis dilarang untuk makan sambil memanjangkan kaki akan memiliki
yang panjang.
10. Dilarang berkelahi dengan suami sambil menangis ditangga rumah karena berarti
Anjing.
11. Dilarang mengambil sesuatu yang telah kita berikan kepada orang lain karena
siku akan luka atau korengan.
12. Tidak boleh memukul orang menggunakan dahan kelapa karena orang yang
dipukul akan meninggal.
13. Dilarang memanjat pohon kelor karena jika jatuh akan kurus dan menyebabkan
kematian.
14. Dilarang mengangkat barang berat setelah melahirkan karena akan ambeien.
15. Dilarang berpangku tangan didagu karena orang tuanya akan meninggal.
16. Tidak boleh mencium tangan atau kaki anak bayi karena akan menyebabkan si
bayi tersebut memakan kotorannya.
17. Dilarang untuk duduk didepan pintu karena akan diganggu oleh makhluk halus.
18. Orang yang mau menikah dilarang keluar rumah karena khawatir terjadi
kecelakaan dan tidak jadi menikah.
6

19. Jangan bersiul malam hari didalam rumah. Mitos katanya akan mendatangkan
hantu yang berniat jahat.
20. Anak gadis dilarang duduk di depan pintu karena akan susah mendapatkan jodoh.
21. Dilarang berpindah tempat pada waktu makan karena kelak berakibat akan
menikah lebih dari sekali.
22. Dilarang berteriak-teriak mengucapkan kata-kata kotor dalam hutan. Karena tak
lama lagi akan dimasuki roh halus jahat yang menguasai dirinya (kesurupan).
23. dilarang bangun terlalu siang karena rezeki akan datang selalu menjauh kembali.
24. Anak gadis dilarang berlama-lama dalam kamar mandi Karena akan kelihatan tua
dari umurnya.
25. Dilarang tidur dengan posisi kepala ada disebelah utara dan kaki disebalah
selatan, karena akan cepat meninggal.

D. Kepercayaan Masyarakat Muna Dalam menganut Agama Islam


Indonesia sebagai Negara kepulauan yang terdiri dari kurang lebih 17.000
gugus pulau yang tersebar dari sabng sampai merauke baik pulau-pulau besar maupun
kecil. Dari ribuan pulau tersebut memiliki latar belakang sejarah yang berbeda-beda
khususnya mengenai kondisi kehidupan manusia yang menghuninya , sebab ada
pulau yang memulai kehidupan dari zaman prasejarah, ada yang mulai dari zaman
hindu dan islam, bahkan ada yang memulai kehidupan di zaman orde baru.
Sebagaimana halnya daerah lain seperti Kalimantan timur (kutai), Jawa,
Sumatera, Sulawesi selatan, dan lain-lain. Maka begitu pula halnya dengan Muna
yaitu sebuah pulau yang berada dijazirah Sulawesi tenggara, merupakan satu-satunya
daerah Sulawesi tenggara yang memulai kehidupan sejak zaman prasejarah. Hal ini
bukan hanya sekedar rekayasa yang berdasar pada nilai pragmatis dan etnis
(kesukuan), tetapi didukung oleh bukti-bukti sejarah pada situs yang telah disurvei
oleh banyak ahli sejarah dan arkeolog yang telah dibuktikan kebenarannya.
Dikalangan masyarakat muna , ada sugi manuru yang dikenal dengan gelar
Omputo mepasokino Adhati yang artinya raja yang menetapkan hukum, adat, nilai-
nilai dan falsafah dasar berbangsa dan bernegara. Masuknya pengaruh islam
dikerajaan Muna dalam system ketatanegaraan dikerajaan muna pada masa
pemerintahan Sugi manure setelah masuknya penyebar islam I di Muna yaitu Syekh
Abdul Wahid.Menurut beberapa catatan, syekh abdul wahid adalah seorang
misionaris islam yang berasal dari Arab. Namun ada juga yang mengatakan bahwa ia
adalah pedagang dari Gujarat. Islam mulai diajarkan secara luas oleh Syekh Abdul
Wahid di kerajaan Muna pada masa-masa akhir pemerintah sugi manuru. Salah satu
murid pertama Syekh Abdul Wahid adalah La kilaponto, Putera raja sugi manuru
7

yang kemudian menjadi raja Muna VII


dan akhirnya menjadi raja Buton VI. Bukti diterimanya agama islam sebagai agama
kerajaan adalah berubahnya bentuk kerajaan menjadi kesultanan dan sultan
pertamanya adalah La kilaponto. Setelah resmi menjadi sultan, La kilaponto
kemudian bergelar Sultan Qaimuddin Khalifatul Khamis.
Kerajaan Muna menganggap seorang raja sebagai poros kekuasaan dan
sumber keteladanan. Jadi apapun yang dilakukan, diyakini ataupun yang dititahkan
raja maka semua warga kerajaan wajib mengikuti terlebih dahulu menanyakan
apalagi menilai baik dan buruknya. Jadi karena islamisasi fase pertama ini belum
mampu mengislamkan raja serta masih kuatnya keyakinan orang muna dengan
kepercayaan leluhurnya yaitu animism dan dinamisme. Maka misi misionaris islam
pertama yakni syeh Abdul Wahid di Muna dapat dikatakan mengalami kegagalan,
walau tidak sepenuhnya sebab raja Muna saat itu sugi manuru telah banyak memilki
pemahaman terhadap nilai-nilai islam.
Sebagaimana yang dijelaskan terdahulu, walaupun pada masa pemerintahan
sugi manure islam baru perkenalkan oleh Syekh Abdul Wahid dikerajaan Muna serta
sugi manuru sendiri belum masuk islam, namun pertinya sugi manuru telah memiliki
pemahaman yang kuat terhadap nilai-nilai islam. Pemahaman sugi manuru terhadap
nilai-nilai islam dapat dilihat saat membagi kerajaan dalam empat wilayah besar yang
disebut dengan Ghoera yaitu Ghoerano Tongkuno yang diibaratkan asal api,
Ghoerano Lawa yang diibaratkan asal angin, Ghoerano Katobu diibaratkan asal tanah
, Dan Ghoerano Kabawo yang diibaratkan asal air.
Pengibaratan tersebut bertitik tolak pada hakikat pencipta manusia yang memiliki
sifat-sifat api, angin, tanah, dan air. Keempat sifat tersebut kemudian diuraikan
sebagai berikut:
1. Sifat api adalah menggambarkan manusia memiliki emosi sebagaimana api,
emosi kalau kelola dengan baik akan memberi manfaat bagi banyak orang,
tetapi kalau tidak terkontrol maka akan menyebabkan kehancuran yang besar.
2. Sifat angin adalah menggambar manusia memiliki ambisi. Ambisi yang dimiliki
setiap manusia bagaikan senjata. Kalau ambisi berada pada orang yang baik
maka ambisi tersebut akan diarahkan pada hal-hal yang baik dan menjadi
motivasi untuk mencapai kesuksesan dengan cara-cara yang benar. Tapi kalau
berada pada orang yang tidak baik maka akan diarahkan pada hal-hal yang
negative bahkan kadang menghalalkan segala cara untuk mencapai apa yang
dicita-citakan.
8

3. Sifat air adalah menggambarkan sifat manusia yang tenang dan selalu
memberikan kesegaran dan kesejukan serta menghilangkan dahaga. Namun
kalau pengelolaannya dan penggunaannya dilakukan dengan cara yang tidak
baik dan tidak benar, maka akan menjadi petaka. Air juga memiliki sifat selalu
mengalir ditempat yang lebih rendah, maksudnya manusia harus memiliki sifat
rendah hati, tidak sombong walaupun memiliki kekuatan yang besar. Hal yang
paling pokok adalah sifat air yang selalu mengikuti bentuk wadahnya, hal ini
artinya manusia harus dapat beradaptasi dengan situasi dan kondisi dimana dia
berada.
4. Sifat tanah adalah diibaratkan sebagai sifat manusia yang sabar dan tidak
menuntut imbalan atas segala sesuatu yang dilakukan untuk kepentingan orang
lain. Hal ini dapat dilihat dari sifat tanah yang selalu sabar walaupun telah
menumbuhkan tanaman sebagai sumber kehidupan manusia, walaupun telah
menyediakan tempat untuk berpijak tetap tidak pernah menuntut imbalan.

BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Bahwa kepercayaan masyarakat Muna sudah ada sejak zaman Prasejarah, tapi
masih dalam bentuk Animisme, Dinamisme belum dalam bentuk agama karena pola
piker yang belum berkembang. Tapi seiring dengan berkembangnya akal pikiran
manusia dan berkembang ilmu filsafat maka berubahlah menjadi agama yang masih
dapat kita rasakan sampai saat ini. Ada beberapa agama di Kabupaten Muna yaitu
Islam, Kristen protestan, Kristen katolik, hindu dan Budha. Namun agama yang
bermayoritas di Kabupaten Muna adalah Islam yang berkembang hingga saat ini.

3.2 Saran
Saya menyadari bahwa dalam pembuatan makalah ini sangat jauh dari kata
sempurna oleh karena itu saya mohon maaf yang sebesar-besarnya dan dengan rendah
9

hati mohon diberi kritikan dan saran tentang pembuatan makalah ini agar dalam
pembuatan makalah selanjutnya lebih baik lagi.

DAFTAR PUSTAKA

http://unn-kepercayaan-masyarakat-kabupaten-muna-
prasejarah.blogspot.com/2007/12/sultra.html
http://id.wikipedia-budaya-budaya-muna-masa-prasejarah//2002/kabupaten-
muna
http://naomiputri.perkembangan-kepercayaan-masyarat-muna.blogspot.com
http://kepercayaan-masyarakat-indonesia-sejarah-dan-
prasejarah.78873893803/wiki.html
10

Kata Pengantar

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala Rahmat-Nya sehingga
makalah ini dapat tersusun hingga selesai. Tidak lupa saya mengucapkan banyak
terima kasih atas bantuan dari pihak yang telah berkontribusi dengan memberikan
sumbangan baik materi maupun pikirannya.

Harapan kami semoga makalah ini menambah pengetahuan dan pengalaman


bagi pembaca, untuk kedepanya dapat memperbaiki bentuk maupun isi makalah agar
menjadi lebih baik lagi.

Karena keterbatasan pengetahuan maupun pengalaman kami, kami yakin masi


banyak kekurangan dalam makalah ini. Oleh karena itu kami sangat mengharapkan
saran dan krtik yang membangun pembaca dari kesempurnaan makalah ini.
11

Raha, 8 Februari 2017

Penyusun

i
12

DAFTAR ISI

Cover i
Kata Pengantar. ii
Daftar Isi iii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang.. 1
B. Rumusan Masalah..1
C. Tujuan 2
D. Manfaat 2
BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian Kepercayaan .. 3
B. Kepercayaan Dinamisme Dan Animisme. 3
C. Kepercayaan Masyarakat Muna Pada Zaman prasejarah. 4
D. Kepercayaan Masyarakat Muna dalam Menganut Agama Islam.. 6
BAB III PENUTUP
A. Saran . 9
B. Kesimpulan.. 9
DAFTAR PUSTAKA 10

MAKALAH
ii

KEPERCAYAAN MASYARAKAT MUNA


13

PADA ZAMAN PRASEJARAH

OLEH:

KELOMPOK IV:

1. ABDUL RAHMAT MUHARRAM


2. ADAR
3. FITRA
4. LA ODE ALDI APRIANTO
5. WA ODE AJIRAWATI

SMA NEGERI 1 RAHA

MUNA

2017

Anda mungkin juga menyukai