Oleh :
JURUSAN FISIKA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS NEGERI SURABAYA
Analisis Dimensi Faktual, Konseptual, Prosedural dan Metakognitif pada Materi Suhu dan Kalor
NIM : 15030184066
1. Dimensi Faktual
2. Dimensi Konseptual
Kulkas adalah suatu unit mesin pendingin di pergunakan dalam rumah tangga, untuk
menyimpan bahan makanan atau minuman. Untuk menguapkan bahan pendingin di
perlukan panas. Lemari es memanfaatkan sifat ini. Bahan pendingin yang digunakan sudah
menguap pada suhu -200C. panas yang diperlukan untuk penguapan ini diambil dari ruang
pendingin, karena itu suhu dalam ruangan ini akan turun. Penguapan berlangsung dalam
evaporator yang ditempatkan dalam ruang pendingin. Karena sirkulasi udara, ruang
pendingin ini akan menjadi dingin seluruhnya. Kulkas merupakan kebalikan mesin kalor.
Kulkas beroperasi untuk mentransfer kalor keluar dari lingkungan yang sejuk kelingkungn
yang hangat. Dengan melakukan kerja W, kalor diambil dari daerah temperatur rendah TL
(katakanlah, di dalam lemari Es), dan kalor yang jumlahnya lebih besar dikeluarkan pada
temperature tinggi Th (ruangan).
3. Dimensi Prosedural
Sebuah kulkas harus melakukan tugas untuk membalikkan arah normal aliran energi panas.
Tugas itu melibatkan penggunaan energi yang bertujuan untuk memindahkan sesuatu, dan
untuk melakukannya sebuah kulkas membutuhkan energi. Dalam kasus ini, energi itu
disediakan oleh listrik.
Credit: researchthetopic.wikispaces.com
Kunci proses kulkas dan sistem pendingin lain agar dapat bekerja terdapat pada refrigeran.
Refrigeran ialah zat semacam Freon yang bertitik didih rendah sehingga dapat
memfasilitasi perubahan bentuk antara cair dan gas. Sebagai cairan, refrigeran berperan
dalam penyerapan energi panas dari udara dingin di dalam lemari es untuk diubah menjadi
gas.
Jadi pertama-tama, energi panas ditransfer ke dalam kulkas untuk menjadi cairan dingin
yang melewati sebuah mesin evaporator. Lalu referigeran, yang sudah dibahas
sebelumnya, menyerap energi panas agar menjadi lebih hangat lalu akhirnya berubah
bentuk menjadi gas. Gas yang terbentuk sebelumnya, dialirkan melalui compressor agar
cairan pendingin memiliki temperatur yang lebih tinggi.
Refrigeran dengan suhu yang lebih tinggi tersebut selanjutnya mengalir melalui kondensor,
dimana terjadi transfer energi panas ke kumparan pendingin kondensor. Akhirnya,
refrigeran tersebut kehilangan energi panasnya dan berubah menjadi energi dingin kembali,
serta mengalami peristiwa kondensasi menjadi cairan.