NIM : 2009418
BAB 1 Pendahuluan
Dalam perancangan arsitektur, menurut Vitruvius terdapat tiga aspek yang menjadi pertimbangan
utama yaitu aspek fungsi, struktur, dan estetika yang membentuk satu kesatuan utuh. Arsitektur
merupakan perpaduan antara ilmu pengetahuan dan seni. Maka dari itu, seorang arsitek harus
mampu berpikir secara menyeluruh.
Arsitektur merupakan hasil karya visual yang diwujudkan melalui proses pemecahan masalah
terhadap suatu kondisi tertentu. Wujud akhir dari proses ini adalah bentuk arsitektur. Bentuk jika
ditinjau dari sudut pandang estetika merupakan komposisi dari unsur-unsur rupa yang diolah dengan
adanya sebuah batasan yang disebut tema. Dalam hal inilah perlu adanya pemahaman terhadap
pengetahuan dasar Estetika Bentuk.
Melalui sejarah dan aktivitas manusia, desai memegang peran penting. Desain akan berubah seiring
berjalannya waktu, begitu juga dengan sumber desainnya. Namun secara umum sumber desain
berasal dari alam. Dari hal yang dilihat itu, seperti garis, pola, warna, bentuk, dan keadaan
permukaan benda, dapat dikaji dan dihasilkan suatu keindahan.
Desain yang baik dapat tumbuh dan berkembang jika individu dapat menyelidiki informasi lalu
berkehendak untuk mencoba, melihat, menghayati, dan hidup di dalam segala sesuatu menghasilkan
suatu desain.
Bangunan merupakan suatu karya seni dalam bidang arsitektur. Salah satu aspek dari arsitektur
adalah aspek seni yang dialami setiap orang dalam kehidupan sehari-hari. Karya arsitektur
merupakan hasil nyata dari imajinasi dan daya cipta para ahli dalam usaha meningkatkan taraf hidup.
Manusia pada dasarnya bersifat dinamis, tidak pernah puas, selalu berusaha menemukan
kesempurnaan batin dan jasmani. Aspek menciptakan lingkungan hidup yang sehat, menyenangkan,
lebih baik daripada kehidupan sebelumnya inilah yang dikenal sebagai arsitektur. Dengan
perkembangan masyarakat yang pesat, pengertian arsitektur pun menjadi suatu konsep pemikiran
yang menyeluruh.
Arsitektur merupakan kaitan antara fungsi, struktur, dan estetika. Aspek fungsi memiliki kaitan dengan
aspek estetika melalui pemenuhan syarat psikis seperti penciptaan suasana ruang tertentu dengan
tujuan ketentraman, ketenangan, kenyamanan, keamanan dalam berkegiatan. Aspek struktur
berkaitan dengan hal yang mendukung kekokohan bangunan. Aspek estetika berkaitan dengan hal-
hal yang menimbulkan keindahan dan ekspresi dari bangunan. Dari ketiga aspek tersebut aspek
estetika dalam arsitektur yang bersifat abstrak dapat dipenuhi dengan cara memenuhi aspek yang
bersifat logis yaitu fungsi dan struktur.
1. Teori estetik formil : keindahan luar bangunan menyangkut bentuk dan warna. Rasa indah
merupakan emosi langsung yang diakibatkan oleh bentuk tanpa memandang konsep lain.
2. Teori estetik ekspresionis : keindahan tidak selalu terjelma dari bentuknya, tetapi dari maksud
dan tujuan atau ekspresinya.
3. Teori estetik psikologis : keindahan mempunyai tiga aspek
• Keindahan dalam arsitektur merupakan irama yang sederhana dan mudah;
• Kekuatan keindahan dari reaksi emosi yang berbeda secara keseluruhan;
• Keindahan merupakan akibat rasa kepuasan pengamat terhadap obyek yang
dilihatnya.
Tema desain didasarkan pada indera penglihatan yang dibantu indera lainnya, maka perancang
harus sadar akan hubungan antara kelima indera tersebut dengan efek persepsi. Persepsi dalam
penglihatan umum, tidak terjadi seketika. Kecepatan dan kedalaman persepsi tergantung pada:
• Pergantian warna
• Terangnya cahaya yang menusuk mata
• Gerakan pengamat
• Posisi objek dalam area penglihatan
Menurut H.K Ishar (1992 : 75,76), keindahan dalam arsitektur dapat ditinjau dari dua sudut pandang,
yaitu keindahan bentuk dan keindahan ekspresi yang merupakan satu kesatuan.
1. Keindahan bentuk
Keindahan bentuk didasari oleh penerapan prinsip estetika seperti kesatuan, keseimbangan,
tekanan, irama, keselarasan juga oleh kepekaan memilih unsur-unsur rupa seperti badan,
bentuk, tekstur, dll sesuai tema desain.
2. Keindahan ekspresi
Keindahan ekspresi arsitek diharapkan memiliki kepakaan yang didasari oleh sikap batin dan
tujuan yang luhur. Kondisi ini dapat dipenuhi dengan memenuhi dengan jujur syarat teknis
fungsi dan struktur.
Karakter bangunan dapat merupakan suasana, kesan, ekspresi, fungsi, ekspresi struktur dan
mampu mengekspresikan kegiatan dalam bangunan. Faktor-faktornya misalnya:
• Berdasarkan ingatan. Misalnya bentuk kubah dengan penerapan symbol bulan dan bintang
pada bangunan masjid.
• Reaksi emosi. Misalnya garis horizontal di alam bekresan terbuka.
• Berdasarkan penyajian fungsial. Misalnya pemenuhan standar ukuran bentuk dan garis
sesuai fungsi.
Desain yang baik ditunjang oleh komposisi yang baik. Setiap bangunan atau penunjangnya memiliki
tujuan yang berbeda namun memiliki kesamaan pokok, yaitu :
Komposisi dapat diartikan sebagai tata susunan kumpulan elemen yang teratur guna memenuhi
kebutuhan dan hasrat psikologis manusia.
Komposisi diterapkan pada desain untuk mencapai keindahan, maka dari itu akan ditemukan:
1. Keseimbangan
2. Irama dan tekanan
3. Skala dan proporsi
4. Kesatuan yang harmoni
Hal tersebut merupakan prinsip desain, sedangkan plastis yang membentuk komposisi adalah:
Objek komposisi dapat berupa dua dimensi dan tiga dimensi. Komposisi tiga dimensional memiliki
tingkat fleksibilitas yang lebih tinggi disbanding 2 dimensional karena memiliki aspek panjang, lebar,
dan kedalman yang harus dipertimbangkan secara bersamaan. Unsur rupa yang disusun akan lebih
memiliki nilai estetis jika telah dikomposisi.
4.1 TITIK
4.1.1 Pengertian, Ciri, dan Bentuk Umum Titik
Titik merupakan unsur rupa yang secara konsep tidak tampak. Secara rupa titik memiliki
penampilan, ukuran, warna, dan kualitas.
Ciri titik :
Bentuk umum titik adalah bundaran sederhana tidak bersudut tanpa arah. Berikut
contoh bentuk-bentuk titik :
4.1.2 Komposisi Titik
4.2 GARIS
4.2.1 Pengertian, Ciri, dan Bentuk Umum Garis
Garis merupakan perluasan dari titik, yang berarti :
• Garis adalah bagian yang merupakan jalur dari gerakan titik
• Arah gerak itu dicatat secara grafis sehingga dapat membimbing mata
bergerak dari suatu bagian ke bagian lain dari desain
• Gambaran yang terbentuk merupakan desain yang ada di otak kita
Secara konsep contoh garis misalnya pada pertemuan dua bidang, batas
bentuk, dan lain-lain. Secara tampak/rupa contoh garis misalnya gambar garis pada
kertas, benda yang berkesan tipis, panjang, seperti benang, kawat, dan lain-lain.
• Kedua sisi tubuh yang memanjang bisa memiliki raut lurus, bergerigi, dan
lain-lain.
Ada beberapa macam bentuk garis, yaitu :
• Garis lurus, yaitu berupa garis vertical, horizontal, diagonal, patah-patah, tak
beraturan
• Garis lengkung, yaitu garis lengkung teratir dan tidak teratur
• Garis kombinasi bentuk lurus dan lengkung
4.2.2 Karakter Garis
Garis dapat menunjukkan karakter.
Karakter garis ditentukan oleh persepsi kita terhadap :
• Perbandingan panjang dan ketebalan
• Lengkung atau patahnya bentuk garis
• Arah garis
Misal :
Arah dapat memberi arti tambahan pada garis, dapat mempengaruhi peran
garis dalam konstruksi visual. Selain itu arah garis juga memberi efek psikologis
terhadap ruang, misal:
• Garis horizontal merupakan garis yang paling tenang dan tidak bergerak
Setiap bentuk dengan dominan horizontal akan Nampak tenang dan diam.
Tetapi memberi kesa lebar, misalnya orang gemuk memakai pakaian bergaris
horizontal akan nampak melebar.
• Garis vertikal merupakan garis stabil yang memiliki kesanggupan untuk
bergerak (dinamis).
Sesuatu bentuk yang vertical akan menunjukan kehebatan, wibawa, memberi
inspirasi dan kesan formil, contohnya tugu monas atau gerbang Taman
Makam Pahlawan Cikutra. Selain itu, garis-garis horizontal dapat embuat
bidang lebih tinggi, misalnya orang pendek memakai pakaian bergaris vertical
akan ‘kelihatan’ lebih tinggi.
4.3 BENTUK
4.3.1 Bentuk-bentuk Dua Dimensi/Bidang
Bentuk merupakan karakter utama pengenalan bidang, karena bentuk terjadi
oleh adanya tepi garis suatu bidang. Bentuk dalam dua dimensi banyak
ditemukan dalam bentuk permukaan planar atau bidang, misalnya :
• Gambar atau lukisan
• Sablon atau cotekan
• Tulisan
4.3.1.1 Pengertian, Ciri, dan Bentuk Umum Bidang
Bidang secara konsepsional merupakan perluasan dari garis.
• Tak teratur, yaitu bidang yang dibatasi oleh garis lurus dan lengkung.
• Tarikan tangan, yaitu bidang yang dibuat oleh tangan bebas, seperti
kaligrafi.
• Kebetulan, yaitu bidang yang ditentukan oleh pengaruh bahan atau
proses khusus, atau kebetulan.
Misal :
4.3.1.3 Kompisisi Bidang
Contoh komposisi bidang :
Ciri 3D :
• Memiliki panjang, lebar, tebal/tinggi
• Mempunai kedudukan dana rah
Tiga arah utama :
• Menempati dan menunjukkan suatu ruang
• Bentuk ditentukan oleh rupa dan hubungan antar bidang yang
menjelaskan batas-batas ruang tersebut
• Memiliki 3 tampak dasar :
• Dapat disentuh
• Pada karya dua dimensional, 3D merupakan wujud maya
• Elemen konseptual
• Elemen visual
Wujud
Ukuran
Ukuran panjang, lebar, tinggi yang menentukan proporsi
Warna
Tekstur
Posisi
Posisi adalah letak relative suatu bentuk terhadap lingkungan
Orientasi
Posisi relative bentuk terhadap bidang dasar, arah mata angina, atau
terhadap pandangan seseorang melihat.
Inersia visual
Adalah derajat konsentrasi dan stabilitas bentuk.
Ciri-ciri visual bentuk ini dipengaruhi oleh :
o Perspektif/sudut pandang
o Jarak terhadap bentuk tersebut
o Keadaan pencahayaan
o Lingkungan visual sekitar benda
• Elemen Relasional
• Elemen Konstruksional
Bentuk dari 3D bersifat beragam. Menurut D.K Ching (1996 :58-59), bentuk-
bentuk dasar memiliki karakter dasar, antara lain :
• Kemurnian
o Warna pokok : Merah, biru, kuning
o Warna sekunder (percampuran)
• Temperatur
o Panas : terang, nampak besar (merah-kuning)
o Dingin :kesan dingin dan sejuk, mempersempit obyek (hijau-
violet)
o Netral : ditengah dalam lingkaran warna (coklat)
Manusia membentuk ruang tersendiri dengan dasar fungsi dan keindahan yang
disebut arsitektur. Ruang arsitektur menyangkut :
• Ruang Positif : ruang terbuka yang diolah dengan peletakan obyek tertentu.
Terkandung kepentingan manusia.
• Ruang Negatif : ruang terbuka yang menyebar dan tidak berfungsi jelas.
Dalam perancangan arsitektur dikenal pula jenis ruang hidup dan duang mati.
• Ruang hidup : bentuk benar ditinjau dari hubungan ruang-ruang, struktur
terencana secara fungsional, dan karakter massa.
• Ruang mati : terbentuk tanpa rencana, tidak sengaja, tidak terligkup.
5.1 KESEIMBANGAN
Prinsip utama komposisi adalah keseimbangan (balance).
Ada 3 jenis keseimbangan dalam komposisi :
• Keseimbangan Formal (simetri) atau bisymetries : seimbang terhadap garis sumbu,
axis. Terlihat pada arsitektur tradisionil. Simetri disukai karena :
o Manusia sudah simetri dan senang akan kesamaan itu
o Mudah dimengerti
o Diasosiasikan dengan kemudahan dalam keseimbangan bersifat positif
5.4 SKALA
Skala adalah suatu sistim pengukuran yang menyenangkan. Gambar skala adalah dimensi
yang dipakai untuk gambar sebagai perbandingan. Jadi ukuran gambar, menyatakan ukuran
sebenarnya dari bangunan.
Dalam arsitektur yang dimaksud skala adalah hubungan harmonis antara bangun
beserta komponennya dengan manusia.
Jenis-jenis skala dan prinsipnya :
• Skala intim : menimbulkan kesan lebih kecil dari yang sebenarnya
Dicapai melalui :
o Pemakaian ornament yang lebih besar dari ukuran biasa
o Oembagian yang lebih besar
o Penerapan skema bahan dan warna yang sederhana
o Pertimbangan pencahayaan
• Skala normal : bersifat alamiah, dapat diperoleh dengan pemecahan fungsional yang
wajar
• Skala monumental : bersifat berlebihan, kelihatan megah
Diperoleh dengan :
o Penerapan satuan ukuran yang lebih besar
o Peletakan elemen yang berukuran kecil berdekatan dengan elemen
berukuran besar
o Penerapan langit-langit tinggi
• Skala kejutan : diluar kekuasaan manusia, tak terduga
5.5 PROPORSI
Proporsi menurut Vitruvius berkaitan dengan keberadaan hubungan tertentu antara ukuran
bagian terkecil dengan ukuran keseluruhan. Proporsi merupakan hasil perhitungan yang
bersifat rasional. Sumber proporsi adalah kepekaan perbandingan dari pencipta.
5.6 URUT-URUTAN
Menurut H.K Ishar (1992 : 110-121), urut-urutan adalah suatu peralihan atau perubahan
pengalaman dalam pengamatan terhadap komposisi. Urut-urutan yang baik mengalir dengan
baik tanpa kejutan yang tak diduga. Urutan yang baik memiliki awal, pengarahan, dan
klimaks.
Dalam karya arsitektur yang baik terdapat :
• Urut-urutan dalam segi keindahan bentuk
• Urut-urutan dalam fungsi
• Urut-urutan dalam struktur
Menurut Ching (1996 : 6), bentuk adalah alat pokok bagi perancang, di mana dibutuhkan kepekaan
untuk memilih, menguji, dan memanipulasi unsur-unsur bentuk-bentuk dasar juga organisasi ruang
dan perubahan yang terjadi sehingga satu sama lain bermakna, manjadi satu kesatuan yang tepat.
Eppi, dkk. (1986:52,53) menguraikan bahwa bentuk arsitektur memiliki unsur garis, lapisan,
volume, tekstur, dan warna. Kombinasi akan menghasilkan ekspresi bangunan.