Anda di halaman 1dari 17

Nama : Nurul Dalilla Djenaan

NIM : 2009418

Mata Kuliah : Estetika Bentuk

Dosen Pembimbing : Dr. Asep Yudi Permana, S.Pd., M.T.

Judul : Estetika Bentuk

BAB 1 Pendahuluan

Dalam perancangan arsitektur, menurut Vitruvius terdapat tiga aspek yang menjadi pertimbangan
utama yaitu aspek fungsi, struktur, dan estetika yang membentuk satu kesatuan utuh. Arsitektur
merupakan perpaduan antara ilmu pengetahuan dan seni. Maka dari itu, seorang arsitek harus
mampu berpikir secara menyeluruh.

Arsitektur merupakan hasil karya visual yang diwujudkan melalui proses pemecahan masalah
terhadap suatu kondisi tertentu. Wujud akhir dari proses ini adalah bentuk arsitektur. Bentuk jika
ditinjau dari sudut pandang estetika merupakan komposisi dari unsur-unsur rupa yang diolah dengan
adanya sebuah batasan yang disebut tema. Dalam hal inilah perlu adanya pemahaman terhadap
pengetahuan dasar Estetika Bentuk.

BAB 2 Estetika Bentuk Sebagai Dasar Perancangan Arsitektur

2.1 Tinjauan Umum Perancangan atau Desain

Melalui sejarah dan aktivitas manusia, desai memegang peran penting. Desain akan berubah seiring
berjalannya waktu, begitu juga dengan sumber desainnya. Namun secara umum sumber desain
berasal dari alam. Dari hal yang dilihat itu, seperti garis, pola, warna, bentuk, dan keadaan
permukaan benda, dapat dikaji dan dihasilkan suatu keindahan.

Desain yang baik dapat tumbuh dan berkembang jika individu dapat menyelidiki informasi lalu
berkehendak untuk mencoba, melihat, menghayati, dan hidup di dalam segala sesuatu menghasilkan
suatu desain.

2.2 Pengertian Dasar Arsitektur

Bangunan merupakan suatu karya seni dalam bidang arsitektur. Salah satu aspek dari arsitektur
adalah aspek seni yang dialami setiap orang dalam kehidupan sehari-hari. Karya arsitektur
merupakan hasil nyata dari imajinasi dan daya cipta para ahli dalam usaha meningkatkan taraf hidup.
Manusia pada dasarnya bersifat dinamis, tidak pernah puas, selalu berusaha menemukan
kesempurnaan batin dan jasmani. Aspek menciptakan lingkungan hidup yang sehat, menyenangkan,
lebih baik daripada kehidupan sebelumnya inilah yang dikenal sebagai arsitektur. Dengan
perkembangan masyarakat yang pesat, pengertian arsitektur pun menjadi suatu konsep pemikiran
yang menyeluruh.

2.3 Peranan Estetika dalam Perancangan Arsitektur

Arsitektur merupakan kaitan antara fungsi, struktur, dan estetika. Aspek fungsi memiliki kaitan dengan
aspek estetika melalui pemenuhan syarat psikis seperti penciptaan suasana ruang tertentu dengan
tujuan ketentraman, ketenangan, kenyamanan, keamanan dalam berkegiatan. Aspek struktur
berkaitan dengan hal yang mendukung kekokohan bangunan. Aspek estetika berkaitan dengan hal-
hal yang menimbulkan keindahan dan ekspresi dari bangunan. Dari ketiga aspek tersebut aspek
estetika dalam arsitektur yang bersifat abstrak dapat dipenuhi dengan cara memenuhi aspek yang
bersifat logis yaitu fungsi dan struktur.

2.4 Pengertian Umum Estetika Dalam Bangunan


Pendekatan arsitektur menjadi bersifat multi-disiplin dan beragam antara lain melalui pendekatan seni
yang didasari nilai-nilai estetis. Pengertian estetika seperti dikutip H.K Ishar (1992 : 74), yaitu :

• Nilai-nilai yang menyenangkan pikiran, mata, dan telinga (Kamus Oxford)


• Sesuatu itu indah kalua sesuai dengan tujuan atau fungsi atau kegunaannya (Socrates)
• Ekspresi luhur (Hegel)
• Sesuatu yang structural (Schopenhauer)
• Bentuk sempurna yang ada pada alam (Baumgarten)

Teori estetika pada dasarnya dibagi 3 yaitu :

1. Teori estetik formil : keindahan luar bangunan menyangkut bentuk dan warna. Rasa indah
merupakan emosi langsung yang diakibatkan oleh bentuk tanpa memandang konsep lain.
2. Teori estetik ekspresionis : keindahan tidak selalu terjelma dari bentuknya, tetapi dari maksud
dan tujuan atau ekspresinya.
3. Teori estetik psikologis : keindahan mempunyai tiga aspek
• Keindahan dalam arsitektur merupakan irama yang sederhana dan mudah;
• Kekuatan keindahan dari reaksi emosi yang berbeda secara keseluruhan;
• Keindahan merupakan akibat rasa kepuasan pengamat terhadap obyek yang
dilihatnya.

2.5 Pengertian Persepsi Sebagai Dasar Pemahaman Estetika Dalam Arsitektur

Tema desain didasarkan pada indera penglihatan yang dibantu indera lainnya, maka perancang
harus sadar akan hubungan antara kelima indera tersebut dengan efek persepsi. Persepsi dalam
penglihatan umum, tidak terjadi seketika. Kecepatan dan kedalaman persepsi tergantung pada:

• Kompleksitas dan peletakan objek


• Derajat kontras dan stabilitas antara objek dan latar belakang
• Statis atau dinamis
• Derajat iluminasi

Pengalaman visual tidak statis, selalu bervariasi dalam pengaruh :

• Pergantian warna
• Terangnya cahaya yang menusuk mata
• Gerakan pengamat
• Posisi objek dalam area penglihatan

2.6 Estetika Bentuk Sebagai Dasar Perancangan Arsitektur

Menurut H.K Ishar (1992 : 75,76), keindahan dalam arsitektur dapat ditinjau dari dua sudut pandang,
yaitu keindahan bentuk dan keindahan ekspresi yang merupakan satu kesatuan.

1. Keindahan bentuk
Keindahan bentuk didasari oleh penerapan prinsip estetika seperti kesatuan, keseimbangan,
tekanan, irama, keselarasan juga oleh kepekaan memilih unsur-unsur rupa seperti badan,
bentuk, tekstur, dll sesuai tema desain.
2. Keindahan ekspresi
Keindahan ekspresi arsitek diharapkan memiliki kepakaan yang didasari oleh sikap batin dan
tujuan yang luhur. Kondisi ini dapat dipenuhi dengan memenuhi dengan jujur syarat teknis
fungsi dan struktur.

Karakter bangunan dapat merupakan suasana, kesan, ekspresi, fungsi, ekspresi struktur dan
mampu mengekspresikan kegiatan dalam bangunan. Faktor-faktornya misalnya:

• Berdasarkan ingatan. Misalnya bentuk kubah dengan penerapan symbol bulan dan bintang
pada bangunan masjid.
• Reaksi emosi. Misalnya garis horizontal di alam bekresan terbuka.
• Berdasarkan penyajian fungsial. Misalnya pemenuhan standar ukuran bentuk dan garis
sesuai fungsi.

BAB 3 Komposisi dan Elemen-elemen Komposisi

3.1 Pengertian Dasar Komposisi

Desain yang baik ditunjang oleh komposisi yang baik. Setiap bangunan atau penunjangnya memiliki
tujuan yang berbeda namun memiliki kesamaan pokok, yaitu :

• Memiliki bentuk yang lahir dari maksud kegunaan (fungsi)


• Merupakan suatu tata susunan yang cermat dari elemen-elemen plastis yang terorganisir
dalam suatu desain yang akan menimbulkan sentuhan rangsangan akan rasa keseimbangan
dengan aksen tekanan yang membentuk kesatuan serasi.

Komposisi dapat diartikan sebagai tata susunan kumpulan elemen yang teratur guna memenuhi
kebutuhan dan hasrat psikologis manusia.

3.2 Penerapan Komposisi Dalam Desain

Komposisi diterapkan pada desain untuk mencapai keindahan, maka dari itu akan ditemukan:

1. Keseimbangan
2. Irama dan tekanan
3. Skala dan proporsi
4. Kesatuan yang harmoni

Hal tersebut merupakan prinsip desain, sedangkan plastis yang membentuk komposisi adalah:

1. Garis dan bidang


2. Tekstur dan pola
3. Warna dan cahaya
4. Bentuk dan massa
5. Ruang

Objek komposisi dapat berupa dua dimensi dan tiga dimensi. Komposisi tiga dimensional memiliki
tingkat fleksibilitas yang lebih tinggi disbanding 2 dimensional karena memiliki aspek panjang, lebar,
dan kedalman yang harus dipertimbangkan secara bersamaan. Unsur rupa yang disusun akan lebih
memiliki nilai estetis jika telah dikomposisi.

BAB 4 Unsur Rupa Sebagai Elemen Komposisi

4.1 TITIK
4.1.1 Pengertian, Ciri, dan Bentuk Umum Titik

Titik merupakan unsur rupa yang secara konsep tidak tampak. Secara rupa titik memiliki
penampilan, ukuran, warna, dan kualitas.

Ciri titik :

• Tidak memiliki panjang dan lebar


• Tidak mengambil daerah atau ruang
• Ukuran kecil
• Raut sederhana

Bentuk umum titik adalah bundaran sederhana tidak bersudut tanpa arah. Berikut
contoh bentuk-bentuk titik :
4.1.2 Komposisi Titik

4.2 GARIS
4.2.1 Pengertian, Ciri, dan Bentuk Umum Garis
Garis merupakan perluasan dari titik, yang berarti :
• Garis adalah bagian yang merupakan jalur dari gerakan titik
• Arah gerak itu dicatat secara grafis sehingga dapat membimbing mata
bergerak dari suatu bagian ke bagian lain dari desain
• Gambaran yang terbentuk merupakan desain yang ada di otak kita

Secara konsep contoh garis misalnya pada pertemuan dua bidang, batas
bentuk, dan lain-lain. Secara tampak/rupa contoh garis misalnya gambar garis pada
kertas, benda yang berkesan tipis, panjang, seperti benang, kawat, dan lain-lain.

Ciri garis adalah :

• Memiliki panjang tanpa lebar (lebar tidak menonjol);


• Mempunyai kedudukan dana rah;
• Kedua ujung berupa titik
Ujung dapat memiliki raut (jika garis tebal), seperti :

• Merupakan batas sebuah bidang;


• Bentuk lurus, lengkung, bebas, dan lain-lain;

• Kedua sisi tubuh yang memanjang bisa memiliki raut lurus, bergerigi, dan
lain-lain.
Ada beberapa macam bentuk garis, yaitu :

• Garis lurus, yaitu berupa garis vertical, horizontal, diagonal, patah-patah, tak
beraturan
• Garis lengkung, yaitu garis lengkung teratir dan tidak teratur
• Garis kombinasi bentuk lurus dan lengkung
4.2.2 Karakter Garis
Garis dapat menunjukkan karakter.
Karakter garis ditentukan oleh persepsi kita terhadap :
• Perbandingan panjang dan ketebalan
• Lengkung atau patahnya bentuk garis
• Arah garis

Misal :

Arah dapat memberi arti tambahan pada garis, dapat mempengaruhi peran
garis dalam konstruksi visual. Selain itu arah garis juga memberi efek psikologis
terhadap ruang, misal:

• Garis horizontal merupakan garis yang paling tenang dan tidak bergerak
Setiap bentuk dengan dominan horizontal akan Nampak tenang dan diam.
Tetapi memberi kesa lebar, misalnya orang gemuk memakai pakaian bergaris
horizontal akan nampak melebar.
• Garis vertikal merupakan garis stabil yang memiliki kesanggupan untuk
bergerak (dinamis).
Sesuatu bentuk yang vertical akan menunjukan kehebatan, wibawa, memberi
inspirasi dan kesan formil, contohnya tugu monas atau gerbang Taman
Makam Pahlawan Cikutra. Selain itu, garis-garis horizontal dapat embuat
bidang lebih tinggi, misalnya orang pendek memakai pakaian bergaris vertical
akan ‘kelihatan’ lebih tinggi.

• Garis diagonal merupakan garis yang paling dinamis.


Karena garis diagonal menunjukkan gerak dan memberi warna gembira.
Tetapi terlalu banyak garis diagonal dalam suatu bentuk akan
membingungkan. Jika ditentang oleh diagonal lain akan menjadi suatu bentuk
segitiga yang sangat stabil dan tidak bergerak.
4.2.3 Komposisi Garis
Berikut ini adalah contoh-contoh komposisi garis :

4.3 BENTUK
4.3.1 Bentuk-bentuk Dua Dimensi/Bidang
Bentuk merupakan karakter utama pengenalan bidang, karena bentuk terjadi
oleh adanya tepi garis suatu bidang. Bentuk dalam dua dimensi banyak
ditemukan dalam bentuk permukaan planar atau bidang, misalnya :
• Gambar atau lukisan
• Sablon atau cotekan
• Tulisan
4.3.1.1 Pengertian, Ciri, dan Bentuk Umum Bidang
Bidang secara konsepsional merupakan perluasan dari garis.

Ciri bidang adalah :


• Memiliki dimensi panjang dan lebar (ketebalan tidak menonjol)
• Mempunyai kedudukan dan arah/orientasi
Dalam bidang dikenal arah bidang horizontal, vertical, dan diagonal.
• Dibatasi oleh garis
• Menentukan batas terluar sebuah gempal/bentuk tiga dimensi.
• Memiliki bentuk/wujud
• Memiliki permukaan, seperti datar, lengkung, padat, transparan,
bertekuk

Bentuk-bentuk bidang antara lain :

• Geometri, yaitu bidang yang dibuat berdasar perhitungan matematis,


seperti:
o Lingkaran : mempunyai titik pusat, menimbulkan kesan
gerak.
o Segitiga : dikelilingi tiga sisi dan tiga sudut.
o Bujur sangkar : empat sisi dan sudut yang sama, stabil dan
dinamis.
• Organik, yaitu bidang yang dibatasi oleh lengkung bebas, berkesan
tumbuh.

• Bersudut, yaitu bidang yang dibatasi oleh bebrapa garis lurus.

• Tak teratur, yaitu bidang yang dibatasi oleh garis lurus dan lengkung.

• Tarikan tangan, yaitu bidang yang dibuat oleh tangan bebas, seperti
kaligrafi.
• Kebetulan, yaitu bidang yang ditentukan oleh pengaruh bahan atau
proses khusus, atau kebetulan.

4.3.1.2 Karakter Bidang


Karakter bidang dapat ditentukan oleh persepsi kita terhadap:
• Arah bidang (vertkal, horizontal)
• Bentuk bidang
• Kualitas permukaan bidang

Misal :
4.3.1.3 Kompisisi Bidang
Contoh komposisi bidang :

4.3.2 Bentuk-bentuk Tiga Dimensional


4.3.2.1 Pengertian, Ciri, dan Bentuk Dari Gempal/Bentuk 3D
Pengertian bentuk secara konsep merupakan jalan yang dilalui sebuah
bidang yang bergerak (kea rah yang bukan arah dirimya)

Ciri 3D :
• Memiliki panjang, lebar, tebal/tinggi
• Mempunai kedudukan dana rah
Tiga arah utama :
• Menempati dan menunjukkan suatu ruang
• Bentuk ditentukan oleh rupa dan hubungan antar bidang yang
menjelaskan batas-batas ruang tersebut
• Memiliki 3 tampak dasar :

• Dapat disentuh
• Pada karya dua dimensional, 3D merupakan wujud maya

Bentuk #D memiliki elemen-elemen yang terdiri dari :

• Elemen konseptual

• Elemen visual
Wujud

Ukuran
Ukuran panjang, lebar, tinggi yang menentukan proporsi
Warna

Tekstur

Posisi
Posisi adalah letak relative suatu bentuk terhadap lingkungan

Orientasi
Posisi relative bentuk terhadap bidang dasar, arah mata angina, atau
terhadap pandangan seseorang melihat.
Inersia visual
Adalah derajat konsentrasi dan stabilitas bentuk.
Ciri-ciri visual bentuk ini dipengaruhi oleh :
o Perspektif/sudut pandang
o Jarak terhadap bentuk tersebut
o Keadaan pencahayaan
o Lingkungan visual sekitar benda
• Elemen Relasional
• Elemen Konstruksional

Bentuk dari 3D bersifat beragam. Menurut D.K Ching (1996 :58-59), bentuk-
bentuk dasar memiliki karakter dasar, antara lain :

o Bola : Memiliki pemusatan yang tinggi, cenderung menggelinding


pada bidang miring, wujud bola selalu Nampak sama dilihat dari
sudut manapun.
o Silinder : Pusat bersumbu bentuk garis yang menghubungkan
pusat-pusat kedua permukaan lingkaran yang ada.
o Kerucut : Dibentuk oleh putaran segitiga sama kaki yang
bertumpu pada sumbu tegaknya.
o Piramida : Ciri serupa dengan kerucut namun permukaan sisinya
merupakan bidang datar.
o Kubus : Prisma yang 12 sisinya sama panjang.
4.3.2.2 Komposisi Bentuk Tiga Dimensi
Cara mengomposisi 3D menurut D.K Ching (1996 : 68-87) :
• Pemotongan bentuk : pengurangan bentuk dasar
• Penambahan bentuk
Misalnya bentuk disusun dengan system :
o Terpusat : bentuk dominan di tengah, dikelilingi bentuk sekunder
o Linier : diatur dalam deret berulang
o Radial : dikembangkan dari pusat, menyebar searah jari-jari
o Cluster : berdekatan, berkelompok
o Grid : satu dengan lainnya diatur oleh grid-grid tiga dimensi

Contoh komposisi bentuk 3D :


4.4 WARNA
4.4.1 Pengertian Dasar Warna
Dalam ilmu alam, warna adalah gelombang cahaya. Menurut Newton, warna
merupakan bagian sinar dalam spectrum yang tergantung gelombang
cahayanya. Teori Newton mengatakan spectrum warna akibat berkas cahaya
matahari melalui prisma. Urutan warnanya merah, jingga, kuning, hijau, biru, nila,
dan ungu. Disamping itu terdapat warna kutub, yaitu putih dan hitam yang
sebenarnya bukan warna. Warna murni yang dicampur putih akan menghasilkan
warna muda (tint), sedangkan yang dicampur warna hitam akan menghasilhan
warna gelap ( shade). Warna murni yang dicampur warna abu-abu akan
menghasilkan warna tanggung (tone).
4.4.2 Karakter Warna
Warna pada komposisi secara psikis dapat :
• Memberi kesan tertentu pada ruang
• Mempengaruhi kamuan kerja
• Memusatkan perhatian
• Mendorong kesenangan kerja
• Membantu penerangan
• Mempertinggi keselamatan kerja
• Membantu orientasi kerja
• Membantu aspek kebersihan

Karakter warna ditentukan oleh :

• Hue : nada warna, kesan pertama terhadap suatu warna


• Value : nilai terang gelap warna
• Intensitas : kuat lemahnya warna diukur terhadap warna abu-abu netral

Warna dapat dibagi menurut :

• Kemurnian
o Warna pokok : Merah, biru, kuning
o Warna sekunder (percampuran)
• Temperatur
o Panas : terang, nampak besar (merah-kuning)
o Dingin :kesan dingin dan sejuk, mempersempit obyek (hijau-
violet)
o Netral : ditengah dalam lingkaran warna (coklat)

Karakter dan kesan warna :


4.4.3 Komposisi Warna
Susuanan beberapa warna yang menghasilkan suatu paduan yang
menyenangkan. Dapat dilakukan dengan cara :
• Monochromatic : satu warna
• Complementary : 2 warna atau lebih
Complementary dibagi dalam :
o Direct complement : berhadapan langsung
o Split complement : 2 warna berdekatan, membuat sudut
o Double complement : 2 warna berhadapan
o Triad : 3 warna kontras, dalam lingkaran warna sama jauhnya
o Alternate complement : 4 warna. Kombinasi triad dan direct
complement.
• Analogous
Elemen warna yang berurutan dalam lingkaran warna, tidak lebih dari 6
warna.
• Polychromatic
Banyak warna

Pemilihan dan penentuan warna dalam perancangan ditentukan oleh faktor :

• Tujuan dari ruang atau perabot


• Kesan yang diharapkan
• Tempratur dan lingkungan
• Mobilitas dari barang dan keadaan lingkungan
• Keadaan penerangan
• Kepentingan pemakai
• Usia atau sasaran
4.5 BAHAN
Bahan dalam desain memberi kesan tertentu. Contoh logam menimbulkan kesan
dingin,keras , padat. Kayu memberi kesan hangat. Kaca bersifat tembus pandang.
4.6 TEKSTUR
Tekstur menunjukan kualitas permukaan benda. Kualitas tekstur memberi reaksi fisik bila
disentuh. Permukaan benda juga memberi tanda pada otak untuk timbul keinginan untuk
meraba, merasa, atau memegang. Maka rasa dan penglihatan saling berkaitan.
Adanya hubungan antara tekstur dan bentuk serta tekstur dan fungsi
menghasilkan estetika yang kuat dan meningkatkan mutu desain.
4.7 MOTIF/POLA/PATERN
Motif adalah ornament dua atau tiga dimensi yang disusun menjadi pola tertentu. Dapat
dibentuk oleh tekstur dan bentuk. Motif merupakan usaha memperkaya karakter
permukaan. Pola dapat membentuk ruang menjadi harmonis atau dapat juga memberi
kesan ramai yang membingungkan. Ruang tanpa pola akan terasa hampa.
4.8 RUANG
Menurut Hakim (1991 : 1) ruang yang diciptakan dan bersifat artistic disebut sebagai
ruang arsitektur. Ruang mempunyai arti penting bagi kehidupan manusia. Kegiatan
manusia berkaitan dengan aspek ruang. Plato berpendapat bahwa ruang adalah suatu
kerangka atau wadah dimana objek dan kejadian tertentu berada. Dapat disimpulkan
bahwa ruang adalah suatu wadah yang tidak nyata namun dapat dirasakan oleh manusia
melalui persepsi masing-masing dengan menggunakan indera-inderanya.
Hubungan manusia dengan ruang dapat dibagi dua, yaitu :
• Hubungan Dimensional (Anthropometrics) : berkait dimensi dengan tubuh
manusia dan pergerakan kegiatan manusia.
• Hubungan Psikologi dan Emosional (Proxemics) : menyangkut persepsi terhadap
ruang lingkungannya.

Manusia membentuk ruang tersendiri dengan dasar fungsi dan keindahan yang
disebut arsitektur. Ruang arsitektur menyangkut :

• Ruang dalam : dibatasi oleh lantai, dinding, dana tap


• Ruang luar : membatasi alam hanya pada alas dan dindingnya

Ruang luar menurut kesan fisiknya :

• Ruang Positif : ruang terbuka yang diolah dengan peletakan obyek tertentu.
Terkandung kepentingan manusia.
• Ruang Negatif : ruang terbuka yang menyebar dan tidak berfungsi jelas.

Dalam perancangan arsitektur dikenal pula jenis ruang hidup dan duang mati.
• Ruang hidup : bentuk benar ditinjau dari hubungan ruang-ruang, struktur
terencana secara fungsional, dan karakter massa.
• Ruang mati : terbentuk tanpa rencana, tidak sengaja, tidak terligkup.

BAB 5 Prinsip Desain Sebagai Elemen Komposisi Bentuk

5.1 KESEIMBANGAN
Prinsip utama komposisi adalah keseimbangan (balance).
Ada 3 jenis keseimbangan dalam komposisi :
• Keseimbangan Formal (simetri) atau bisymetries : seimbang terhadap garis sumbu,
axis. Terlihat pada arsitektur tradisionil. Simetri disukai karena :
o Manusia sudah simetri dan senang akan kesamaan itu
o Mudah dimengerti
o Diasosiasikan dengan kemudahan dalam keseimbangan bersifat positif

Kelemahannya adalah kecenderungan pada keterbatasan dan tidak imajinatif.

• Keseimbangan Informal (asimetri), keseimbangan aktif


Lebih bebas, sembarang, dan tidak kaku.
• Keseimbangan radial : simetri yang mengelilingi suatu titik pusat
5.2 IRAMA
Irama dalam arsitektur menggugah emosi/perasaan yang terdalam. Cara meyakinkan irama
adalah dengan pola. Dengan ini didapat pola yang memuaskan estetika.
Tujuan dari irama dalam bangunan adalah untuk mendapatkan kesan yang lebih
menarik serta mengurangi kesan membosankan.
Irama dapat diperoleh dengan cara :
• Pengulangan (repetisi) : garis, bentuk, tekstur, warna
• Gradasi/perubahan bertahap
• Oposisi : pertemuan garis pada sudut siku-siku. Contoh pada daun pintu, lemari
• Trsansisi : perubahan garis-garis lengkung
• Radial : beradiasi pada sentral axis
Jenis-jenis irama :
• Irama statis : pengulangan bentuk, garis, dimensi
• Irama dinamis : pengulangan dengan perletakan, jarak, dimensi yang berbeda
• Irama terbuaka dan tidak menentu : pengulangan jarak sama tanpa permulaan atau
pengakhiran
• Irama tertutup dan tertentu : merubah unit paling akhir, merubah urutan/dimensi
paling akhir, kombinasi keduanya, menambah secara menyolok elemen diakhir
irama.

5.3 TEKANAN/ PUSAT PERHATIAN


Merupakan area yang pertama kali ditangkap oleh pandangan mata.
Tekana dapat dicapai melalui perbedaan yang kontras dalam ukuran, warna, tekstur dan
cahaya, bentuk, lokasi, ornament, arah garis, dan lain-lain. Tekanan merupakan masalah
dominan dan subordinasi yang baik dalam suati komposisi.

5.4 SKALA
Skala adalah suatu sistim pengukuran yang menyenangkan. Gambar skala adalah dimensi
yang dipakai untuk gambar sebagai perbandingan. Jadi ukuran gambar, menyatakan ukuran
sebenarnya dari bangunan.
Dalam arsitektur yang dimaksud skala adalah hubungan harmonis antara bangun
beserta komponennya dengan manusia.
Jenis-jenis skala dan prinsipnya :
• Skala intim : menimbulkan kesan lebih kecil dari yang sebenarnya
Dicapai melalui :
o Pemakaian ornament yang lebih besar dari ukuran biasa
o Oembagian yang lebih besar
o Penerapan skema bahan dan warna yang sederhana
o Pertimbangan pencahayaan
• Skala normal : bersifat alamiah, dapat diperoleh dengan pemecahan fungsional yang
wajar
• Skala monumental : bersifat berlebihan, kelihatan megah
Diperoleh dengan :
o Penerapan satuan ukuran yang lebih besar
o Peletakan elemen yang berukuran kecil berdekatan dengan elemen
berukuran besar
o Penerapan langit-langit tinggi
• Skala kejutan : diluar kekuasaan manusia, tak terduga
5.5 PROPORSI
Proporsi menurut Vitruvius berkaitan dengan keberadaan hubungan tertentu antara ukuran
bagian terkecil dengan ukuran keseluruhan. Proporsi merupakan hasil perhitungan yang
bersifat rasional. Sumber proporsi adalah kepekaan perbandingan dari pencipta.
5.6 URUT-URUTAN
Menurut H.K Ishar (1992 : 110-121), urut-urutan adalah suatu peralihan atau perubahan
pengalaman dalam pengamatan terhadap komposisi. Urut-urutan yang baik mengalir dengan
baik tanpa kejutan yang tak diduga. Urutan yang baik memiliki awal, pengarahan, dan
klimaks.
Dalam karya arsitektur yang baik terdapat :
• Urut-urutan dalam segi keindahan bentuk
• Urut-urutan dalam fungsi
• Urut-urutan dalam struktur

Urut-urutan formal terdapat dalam bangunan simetris dengan keseimbangan formal,


sumbu yang lurus. Persiapan dan pengarahan bersifat jelas. Urut-urutan non-formal bersifat
romantic, lebih pribadi, sumbunya berbelok-belok, bentuknya lebih bebas. Persiapan menuju
klimaks lebih halus dan samar.
5.7 UNITY/KESATUAN
Keterpaduan yang berarti tersusunnya beberapa unsur menjadi satu kesatuan yang utuh dan
serasi. Cara membentuk kesatuan dengan cara penerapan tema desain.

BAB 6 Penerapan Pengetahuan Estetika Bentuk Pada Perancangan Arsitektur

Menurut Ching (1996 : 6), bentuk adalah alat pokok bagi perancang, di mana dibutuhkan kepekaan
untuk memilih, menguji, dan memanipulasi unsur-unsur bentuk-bentuk dasar juga organisasi ruang
dan perubahan yang terjadi sehingga satu sama lain bermakna, manjadi satu kesatuan yang tepat.

6.1 Pengertian Bentuk dalam Arsitektur


• Perwujudan dari organisasi ruang, hasil proses pemikiran atas pertimbangan fungsi
dan ekspresi (Hugo Haring)
• Wujud penyelesaian akhir dari konstruksi (Mies van der Rohe)
• Keseluruhan dari fungsi-fungsi yang bekerja bersamaan (Benyamin Handler)
• Hasil dipenuhinya syarat kokh, guna, dan indah (Vitruvius)

Ciri-ciri visual bentuk menurut Ching (1996:50,51)

• Wujud : ciri pokok yang menunjukkan bentuk


• Dimensi : panjang, lebar, dan tinggi
• Warna : corak, intensitas, dan nada pada permukaan ssuatu bentuk
• Tekstur : karakter permukaan
• Posisi : letak relative bentuk terhadap lingkungan
• Orientasi : posisi relative terhadap bidang dasar, mata angina atau pandangan
seseorang yang melihatnya
• Inersia visual : derajat konsentrasi dan stabilitas suatu bentuk

Eppi, dkk. (1986:52,53) menguraikan bahwa bentuk arsitektur memiliki unsur garis, lapisan,
volume, tekstur, dan warna. Kombinasi akan menghasilkan ekspresi bangunan.

6.2 Peranan Bentuk Dalam Perancangan Arsitektur


Bentuk menentukan citra arsitektur. Bentuk berkaitan erat dengan syarat pertimbangan dalam
arsitektur seperti fungsi, teknologi, juga faktor politik, sosial, ekonomi.
Fungsi dalam arsitektur berkait dengan pemenuhan kebutuhan manusia. Fungsi
merupakan pertimbangan utama bagi suatu perancangan bentuk. Perkembangan bentuk
yang terjadi menghasilkan keragaman gaya.
Untuk mendapatkan bentuk dengan fungsi tertentu diperlukan bahan bangunan
sebagai dasar bangunan yang disusun menjadi konstruksi.
Bentuk berkait dengan symbol. Pada bangunan symbol menjadi perimbangan
utama dalam perancangan bentuk. Kesan yang ditimbulkan oleh bentuk simbolis dan pesan
langsung ditampilkan dalam bentuk-bentuk tertentu :
• Symbol yang agak tersamar, contoh bentuk atap gergaji pada pabrik menjadi bentuk
yang dikenali masyarakat
• Symbol metaphor, pandangan tertentu terhadap bentuk bangunan
• Symbol sebagai unsur pengenal, contoh kubah masjid

6.3 Estetika Bentuk Sebagai Pendekatan Semiotika Pada Penelitian Arsitektur


Menurut van Zoest (1993 : 1) semiotika adalah cabang ilmu yang mengkaji tanda dan
mempelajari segala sesuatu yang berhubungan dengan tanda. Melalui pendekatan semiotika
penelitian bersifat obyektif dan structural karena didsarkan pada telaah kondisi fisik obyek.
Pendekatan semiotika mampu melatih kepekaan arsitek memantapkan filosifi desain melalui
unsur rupa pendukung citra, diantaranya bentuk.
Dengan pengetahuan estetika bentuk, nilai-nilai estetika yang bersift abstrak akan
mendukung aspek obyektif dalam penelitian karya arsitektur. Penelitian citra dan usaha
pencapaian citra yang khas dan khusus menentukan eksistensi desain arsitektur di tengah
lingkungan fisik dan budaya menjadi lebih terarah.

Anda mungkin juga menyukai