Anda di halaman 1dari 11

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

FAKULTAS PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL


DEPARTEMEN PENDIDIKAN UMUM

UJIAN TENGAH SEMESTER Ganjil


TAHUN AKADEMIK 2022-2023
MATA KULIAH SEMINAR PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
Nama : Nurul Dalilla Djenaan
NIM : 2009418
Program studi : Arsitektur
Kelas : 2020 – B
Fakultas : FPTK
Dosen pengampu : Dr. Mulyana Abdullah, M. Pd. I.

A. PETUNJUK
1. Ujian bersifat take home.
2. Jawablah semua pertanyaan di bawah ini dengan jelas dan rinci. Gunakanlah sumber
rujukan sebanyak-banyaknya.
3. Dalam menjawab soal ujian tidak boleh bekerja sama, apabila ada jawaban yang sama
maka akan dianulir.

B. SOAL
1. Pendidikan merupakan hal yang sangat penting bagi manusia. Sehubungan dengan itu,
jawablah pertanyaan berikut ini dengan lengkap dan rinci.
a. Apa makna dan tujuan pedidikan menurut Islam dan apa perbedaannya dengan
konsep pendidikan barat?
b. Bagaimanakah langkah-langkah penanaman nilai–nilai agama kepada anak
menurut Islam agar kelak menjadi anak yang soleh?
2. Salah satu aspek ajaran Islam adalah tentang ekonomi. Sehubungan dengan itu, jawablah
pertanyaan berikut ini dengan lengkap dan rinci.
a. Bagaimana falsafah dan prinsip –prinsip umum ekonomi menurut ajaran Islam?
b. Jelaskan konsep bank syariah dan apa perbedannya dengan konsep bank
konvensional?
3. Da’wah merupakan salah satu hal yang diwajibkan kepada kita selaku umat Islam.
Sehubungan dengan hal itu, jawablah pertanyaan ini dengan legkap dan rinci.
a. Apa makna, tujuan, dan kedudukan da’wah menurut ajaran Islam?
b. Bagaimanakah metode dan langkah-langkah dalam berda’wah agar berhasil
dengan baik, khususnya dalam membentuk masyarakat yang beriman dan
bertaqwa?
4. Ilmu pengetahuan dan teknlogi merupakan hal yang penting bagi manusia karena dengan
IPTEK manusia akan memperoleh keunggulan. Coba jelaskan :
a. Bagaimana konsep Islam tentang IPTEK?
b. Bagaimana perkembangan IPTEK di dunia Islam dan apa yang menyebabkan maju
dan mundur IPTEK di dunia Islam?
5. Berikan masing-masing contoh kebudayaan yang bertentangan dengan Islam,
kebudayaan yang tidak bertentaangan dengan Islam, dan kebudayaan yang sebagian
unsurnya bertentangan dengan Islam lalu kemudian direkontruksi sehingga menjadi
islami!
Selamat ujian, semoga sukses

C. JAWAB
1. a. Pendidikan dalam Islam merupakan salah satu upaya untuk mencapai
kebahagiaan dunia dan akhirat (Setia, 2014). Dalam Islam, pendidikan menjadi bentuk
usaha yang terencana dan sistematis dengan tujuan pengembangan potensi manusia
yang diberikan oleh Allah secara sebaik-baiknya dan semaksimalnya. Tentunya
pengembangan potensi ini perlu didasari oleh tuntunan dan syariat Islam. Menurut
Zuhairini (1995), proses pendidikan Islam ini perlu juga didampingi oleh sikap tanggung
jawab yang sesuai syariat Islam pula. Dengan pendidikan dalam perspektif Islam ini,
diharapkan dapat menjadikan seseorang yang mampu memimpin kehidupan atau
menjadi khalifah di muka bumi sesuai dengan cita-cita Islam (Arifin, 2000).
Tujuan dari pendidikan Islam ini menurut Imam al-Ghazali dalam (Zainuddin,
1991) terbagi menjadi tiga aspek :
- Aspek keilmuan → Kemampuan dan kesenangan manusia akan berpikir, meneliti,
dan mengembangkan ilmu untuk tujuan kecerdasan dan keterampilan.
- Aspek kerohanian → Menjadikan manusia yang berakhlak dan berkepribadian mulia.
- Aspek ketuhanan → Menjadikan manusia yang memiliki tujuan dan cita-cita Bahagia
dunia dan akhirat.
Tujuan pendidikan Islam menurut al-Syaibani (1979) juga diklasifikasikan menjadi tiga,
sebagai berikut :
- Peningkatan kemampuan dan keterampilan individu untuk mencapai kebahagiaan
dunia dan akhirat.
- Pendidikan untuk kehidupan masyarakat secara luas untuk perubahan ke arah yang
lebih baik sesuai tuntunan Islam.
- Tujuan profesional di masyarakat.
Konsep pendidikan Islam dan pendidikan barat memiliki perbedaan yang sangat
signifikan. Menurut Nurhayati (2019), perbedaan ini dapat ditelaah dari konsep, proses
berpikir, dan aksiologi.

Aspek Pendidikan Barat Pendidikan Islam


Konseptual • Dibatasi aspek-aspek empiris yang • Ilmu-ilmu mengenai akhlak
dapat telaah dengan panca indera. dan keimanan akan hal
Pendidikan moral dan etika tidak ghaib. Pendidikan
terukur dan tidak dikaitkan dengan mencakup aspek fisik dan
kehidupan pendidikan dan profesi. psikis.
• Keberhasilan dinilai dari fisik dan • Keberhasilan diukur melalui
materi yang tampak secara kebahagiaan dunia dan
duniawi. akhirat.
Proses • Sumber ilmu dari pengalaman • Mengedepankan nilai
Berpikir kehidupan yang empirik. spiritual, kesakralan, dan
• Tidak didasari spiritual dan nurani. kesucian.

b. Seiring berkembang zaman dan ilmu pengetahuan, metode pendidikan khususnya


pendidikan mengenai ajaran dan nilai-nilai Islam semakin berkembang pula. Pada usia
dini, pendidikan terdekat adalah dimulai dari orang tua (Maulidiyah, 2018), kemudian
melalui pendidikan formal usia dini. Dari kedua pendidikan terdekat ini, banyak metode
pengajaran nilai Islam yang efektif untuk diterapkan pada anak.
Pengajaran nilai-nilai Islam dari orang tua atau keluarga menurut Rizky (2017)
adalah dengan komunikasi interpersonal dengan menyisipkan nilai-nilai agama untuk
diimplementasikan anak di kehidupan sehari-hari, dapat dimulai dengan sesuatu yang
mudah dan ringan secara konsisten. Seperti pengajaran ibadah wajib serta moral-moral
kehidupan antar manusia. Hal ini juga perlu disertai komitmen dan tanggung jawab yang
kuat dari orang tua serta figur contoh yang baik sesuai tuntunan Islam untuk anak
(Maulidiyah, 2018).
Kemudian melalui pendidikan usia dini, metode-metode yang dapat dilakukan
menurut Safitri (2019), diantaranya :
- Metode bercerita → Kisah-kisah nabi dan rasul, dasar-dasar rukun iman dan rukun
islam, keutamaan-keutamaan dari ibadah wajib, pengajaraan doa-doa pendek.
- Metode karyawisata → Dengan karyawisata, pengajar dapat memberikan
pelajaran-pelajaran moral yang disisipkan disetiap kegiatan, seperti mengenai
rasa syukur, sopan santun, tolong menolong, dan mengingatkan mengenai
ketauhidan.
- Metode demonstrasi → Praktek-praktek ibadan yang dicontohkan oleh pengajar.
- Metode penugasan → Tugas-tugas yang berkaitan dengan nilai-nilai agama untuk
dipahami dan dibiasakan di kehidupan sehari-hari.
- Metode pembiasaan → Kegiatan dan ritual keagamaan Islam dijadikan
pembiasaan setiap waktunya agar anak terbiasa dan disiplin akan kewajibannya
terutama sebagai seorang muslim.
- Metode bercakap → Komunikasi antara pengajar dan anak mengenai hakikat
kehidupan Islam.

2. a. Ekonomi Islam merupakan dasar ilmu keekonomian yang dilandaskan oleh Al-
Quran dan Sunah dalam proses konsumsi, produksi, pertukaran, dan distribusi untuk
keberlanjutan hidup yang bahagia dunia akhirat (Buku Seminar Pendidikan Agama Islam).
Dalam bidang ekonomi, Islam memiliki falsafah yang dilandaskan dari konsep tauhid,
yaitu Allah SWT yang Maha Esa yang kemudian dikaitkan dengan hubungan manusia
terhadap penciptanya (habluminallah) dan manusia dengan sesama manusia
(habluminannas) (Ismail, 2003). Dilengkapi lagi dengan hubungan manusia dengan alam .
Dalam Al-Quran surah Luqman ayat 20 dijelaskan bahwa Allah menciptakan segala
sesuatu di alam semesta untuk menopang kehidupan manusia. Maka dari itu manusia
sebagai khalifah perlu menjaga keseimbangan alam semesta atas tanggung jawab kepada
Allah SWT.
Prinsip ekonomi Islam tertera dalam Q.S. Al-Qashsas : 77) yang artinya “Dan
carilah (pahala) negeri akhirat dengan apa yang telah dianugerahkan Allah kepadamu,
tetapi janganlah kamu lupakan bagianmu di dunia dan berbuatbaiklah (kepada orang lain)
sebagaimana Allah telah berbuat baik kepadamu, dan janganlah kamu berbuat kerusakan
di bumi”. Dari ayat ini maka prinsip ekonomi dalam Islam antara lain :
- Yakin bahwa segala kekayaan adalah bersumber dari Allah dan milik Allah
sehingga perlu dkelola sesuai syariat Islam.
- Kegiatan ekonomi bukan sekedar mencari keuntungan namun juga mencari
keberkahan.
- Setiap orang memiliki porsi dan rezekinya masing-masing dalam proses
perekonomian.
- Kegiatan ekonomi perlu didampingi dengan akhlak yang baik dan menghilangkan
kesenjangan-kesenjangan sosial.
- Kegiatan ekonomi tidak mengarah pada kerusakan segala aspek.
Prinsip-prinsip ekonomi lainnya menurut Khurshid Ahmad (1986) dan Dr. Hailani Muji
Tahir (1990) yang dikutip dalam Ismail (2003), diantaranya :
- Persaudaraan dan keadilan → Ekonomi untuk kesejahteraan yang adil seluruh
masyarakat
- Kebebasan → Manusia bebas mencari dan memiliki harta namun harta kekayaan
merupakan amanah dari Allah SWT yang perlu disalurkan dan ditunaikan
kewajiban peruntukan harta tersebut sesuai syariat Islam.
- Khalifah Allah SWT → Manusia sebagai khalifah Allah di bumi memiliki kewajiban
membangun ekonomi untuk kemakmuran seluruh manusia.
- Tazkiyyah → Merupakan penyucian jiwa berlandaskan Islam. Dalam ekonomi hal
ini berarti harta kekayaan dan aktivitas ekonomi perlu disucikan dengan
penunaian kewajiban dan sunnah, seperti zakat dan sodaqoh.
b. Prinsip dasar syariah adalah mengatur hubungan manusia terhadap penciptanya
(habluminallah) dan manusia dengan sesama manusia (habluminannas) serta dengan
lingkungan alamnya. Islam mengatur sedemikian rupa mengenai masalah ekonomi. Salah
satu bentuk implementasi ekonomi Islam adalah bank syariah. Prinsip dasar dari Bank
Syariah menurut Otoritas Jasa Keuangan (2017) diantaranya :
- Keadilan → berbagi keuntungan atas dasar penjualan riil sesuai kontribusi dan
resiko masing-masing pihak.
- Kemitraan → posisi nasabah investor (penyimpan dana), dan pengguna dana,
serta lembaga keuangan itu sendiri, sejajar sebagai mitra usaha yang saling
bersinergi untuk memperoleh keuntungan
- Transparansi → lembaga keuangan Syariah akan memberikan laporan keuangan
secara terbuka dan berkesinambungan agar nasabah investor dapat mengetahui
kondisi dananya
- Universal → tidak membedakan suku, agama, ras, dan golongan dalam
masyarakat sesuai dengan prinsip Islam sebagai rahmatan lil alamin.
Unsur-unsur yang dilarang dalam perbankan syariah (OJK, 2017) :
- Maisir → memperoleh keuntungan tanpa harus bekerja keras. Biasanya dikenal
dengan istilah perjudian "Hai orang-orang yang beriman, sesungguhnya khamar,
maisir, berhala, mengundi nasib dengan panah, adalah perbuatan keji termasuk
perbuatan syetan, maka jauhilah perbuatan-perbuatan itu agar kamu mendapat
keberuntungan" (Q.S. Al-Maaidah : 90).
- Gharar → sesuatu yang mengandung ketidakjelasan, pertaruhan atau perjudian.
"Dan janganlah sebagian kamu memakan harta sebahagian yang lain di antara
kamu dengan jalan yang batil dan (janganlah) kamu membawa (urusan) harta itu
kepada hakim, supaya kamu dapat memakan sebahagian daripada harta benda
orang lain itu dengan (jalan berbuat) dosa, padahal kamu mengetahui" (Q.S. Al-
Baqarah : 188).
- Riba → pengambilan tambahan dari harta pokok atau modal secara bathil.
Sumber utama syariah, yaitu Al-Qur'an dan Sunah benar-benar meharamkan riba.
“ Dan karena mereka menjalankan riba, padahal sesungguhnya mereka telah
dilarang darinya dan karena mereka memakan harta orang dengan cara yang tidak
sah (bathil). Kami telah menyediakan untuk orang-orang kafir diantara mereka
azab yang pedih.” (Q.S. An-Nisa : 161).
Berikut adalah perbedaan Bank Syariah dengan Bank Konvensional menurut OCBC NISP
(2021) :

Aspek Bank Syariah Bank Konvensional


Tujuan Tidak hanya berorientasi pada Keuntungan dengan bebas nilai atau
Pendirian profit saja, namun penyebaran dan menganut prinsip yang dimiliki oleh
penerapan nilai syariah. masyarakat umum.
Prinsip Prinsip berdasarkan hukum Islam Prinsip dengan acuan peraturan
Pelaksanaan mengacu dari Al-quran dan Hadist nasional dan internasional.
serta diatur oleh fatwa Ulama.
Sistem Tidak menerapkan bunga dalam Memberlakukan penerapan suku
Operasional transaksinya. Menggunakan akad bunga dan perjanjian secara umum
bagi hasil atau nisbah. berdasarkan aturan nasional. Akad
antara bank dan nasabah bank
banyak dilakukan berdasarkan
kesepakatan jumlah suku bunga.
Hubungan Murabahah, istishna, dan salam, Debitur dan kreditur
Antara Nasabah pihak bank berperan sebagai
- Lembaga penjual dan nasabah sebagai
Perbankan pembeli.
Kesepakatan Memperhatikan hukum Islam. Perjanjian secara hukum nasional.
Formal
Pengawas Dewan pengawas syariah, dewan Dewan komisaris dalam aktivitasnya.
Kegiatan syariah nasional, dan dewan
komisaris bank.
Proses Dipergunakan sesuai aturan Islam. Pengelolaan dana dapat dilakukan
Pengelolaan dalam seluruh lini bisnis
Dana menguntungkan di bawah naungan
Undang-Undang.
Sistem Bunga Tidak menggunakan sistem bunga, Suku bunga sebagai acuan dasar dan
tetapi imbal hasil atau nisbah. keuntungan.
Pembagian Hasil jual beli, sewa-menyewa, dan Keuntungan dari suku bunga yang
Keuntungan kemitraan dengan nasabah. dibebankan pada nasabah.

Pengelolaan Perundingan dan kesepakatan Denda yang dibebankan kepada


Denda bersama. nasabah.

3. a. Dakwah menurut pengertian yang sederhana merupakan upaya mengajak


seseorang untuk mengimani kebenaran Islam (Wahid, 2011).
Konsep dasar dakwah mengacu pada 3 ayat Al-Quran, sebagai berikut :
- Q.S. Yusuf : 108 → Katakanlah (Muhammad), “Inilah jalanku, aku dan orang-orang yang
mengikutiku mengajak (kamu) kepada Allah dengan yakin, Mahasuci Allah, dan aku
tidak termasuk orang-orang musyrik.”
- Q.S. an-Nahl : 125 → Serulah (manusia) kepada jalan Tuhanmu dengan hikmah dan
pengajaran yang baik, dan berdebatlah dengan mereka dengan cara yang baik.
Sesungguhnya Tuhanmu, Dialah yang lebih mengetahui siapa yang sesat dari jalan-Nya
dan Dialah yang lebih mengetahui siapa yang mendapat petunjuk.
- Q.S. Al- Ankabut : 46 → Dan janganlah kamu berdebat dengan Ahli Kitab, melainkan
dengan cara yang baik, kecuali dengan orang-orang yang zalim di antara mereka, dan
katakanlah, ”Kami telah beriman kepada (kitab-kitab) yang diturunkan kepada kami
dan yang diturunkan kepadamu; Tuhan kami dan Tuhan kamu satu; dan hanya kepada-
Nya kami berserah diri.”
Dakwah harus dilakukan secara Alal Bashirah yang artinya dilaksanakan secara sadar di
atas ilmu. Hal ini agar dakwah tepat sasaran dan tetap sesuai dengan syariat Islam. Dakwah juga
dilakukan secara Mauizhatul hasanah yang artinya fleksibel dalam penyampaian namun tetap
dalam batas-batas aturan Islam. Dalam dakwah juga perlu menerapkan al-Jidal Billati hiya ahsan,
yang artinya perlu adanya kekuatan untuk berdepat dilandasi ilmu agama dan etika.
Tujuan dakwah menurut (Wahid, 2011), diantaranya :
- Menyeru orang untuk memeluk agama Islam, beriman dan mentaati Allah SWT.
- Amar ma’ruf, yaitu memberbaiki dan membangun peradaban masyarakat.
- Nahy munkar, menjauhkan manusia dari kemaksiatan dan hal-hal yang menjauhkan dari
kebahagiaan dunia dan akhirat.
Menurut para ulama yang berpendapat dakwah merupaka wajib kifayah atau wajib
‘ain. Para ulama sepakat dakwah adalah kewajiban menghantar umat ke jalan yang
diridhoi Allah, sehingga dakwah benar-benar menjadi ahsana qaulan (Fushilat: 33) dan
para pengembannya menjadi khairu ummah (Ali Imran: 110) (Bahri, 2020).
b. Metode dakwah dalam al-Quran menurut Quraish Shihab dikutip dari Aliyudin (2010),
diantaranya :
- Menceritakan kisah terdahulu atau ilustrasi kejadian yang dapat terjadi sewaktu-waktu
untuk mencapai suatu tujuan
- Menggunakan kalimat-kalimat nasihat dan kalimat menyentuh, serta mencontoh teladan
dakwah yaitu Rasulullah.
- Dalam al-Quran menggunakan metode pembiasaan untuk mencapai target suatu materi.
Dakwah memerlukan Analisa terhadap suatu lingkungan atau orang yang akan diberikan
dakwah, diantaranya metode analisis itu dengan cara :
- Memperhatikan tempat berdakwah untuk menghindari kejenuhan.
- Memperhatikan pemahaman dan usia objek dakwah agar materi dapat tersampaikan dan
dipahami dengan baik.
- Memperhatikan kondisi sosial politik yang ada agar dapat menyesuaikan isis dakwah
dengan kondisi saat itu.
- Memberi contoh tauladan yang benar.

4. a. Islam telah membahas tentang pentingnya menguasai ilmu pengetahuan. Salah


satu ayat yang membahas mengenai pentingnya mencari ilmu adalah Q.S. al-Mujadilah
(58): 11 yang artinya "Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di antaramu dan
orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat. Dan Allah Maha
mengetahui apa yang kamu kerjakan". Allah menyampaikan dalam Al-Quran bahwa Allah
meninggikan orang yang berilmu. Orang berilmu dapat memaksimalkan ilmunya ini
dengan bantuan teknologi (Syaifullah, 2006).
Ilmu dalam Al-Quran terbagi menjadi dua (Syaifullah, 2006), yaitu :
- Ilm Laduni (Q.S. al-Kahfi (18): 65)) → Ilmu tanpa adanya upaya manusia. Hal ini
berkaitan dengan hal ghaib yang perlu diimani.
- Ilm Kasbi → ilmu dengan usaha manusia
Dalam perkebangan ilmu pengetahuan dan teknologi atau IPTEK, Islam sangat
mendukung kemajuannya, terutama dalam proses kemajuan peradaban yang sesuai
dengan syariat Islam (Syaifullah, 2006). Contoh konkretnnya adalah pembahasan isu-isu
ilmiah dengan diiringi kajian Al-Quran. Selain itu, ditunjukkan oleh lahirnya ilmuwan-
ilmuwan muslim seperti di bidang matematika, astronomi, anatomi, optik, dan lainnya.
Islam melalui Al-Quran hadir sebagai petunjuk ( ‫)اهدى‬, pembanding ( ‫)اف ا ا‬, serta
penjelas, terutama dalam perkembangan IPTEK.
Konsep ajaran Islam mengenai perkembangan IPTEK didasarkan pada prinsip
berikut (Dwijo, 2014) :
- IPTEK dalam Islam dikembangkan dengan kerangka tauhid
- IPTEK dalam Islam dikembangkan dalam rangka menumbuhkan ketakwaan dan
keimanan kepada Allah SWT.
- IPTEK perlu dipakai dan dikembangkan oleh muslim yang cerdas dan bertakwa
- IPTEK perlu dikembangkan dan diimplementasikan dengan kesadaran bahwa ilmu
pengetahuan dan teknologi dan ilmu agama keduanya adalah kekuasaan Allah SWT.

b. IPTEK pada dasarnya tidak dapat terlepas dari pengaruh-pengaruh buruk.


Terutama IPTEK yang berasal dari budaya barat. Tujuannya yang terlalu matrealistik dan
penuh unsur duniawi, perlu adanya petunjuk, pembanding, dan penjelas dari peran
agama Islam (Dwijo, 2014). Sangat bertentangan dengan tujuan agama untuk mencapai
kebahagiaan dunia dan akhirat. Islam memandang perkembangan ilmu pengetahuan dan
teknologi sebagai tantangan yang dihadapi dan dikuasai agar tetap menjadi generasi yang
tidak tertinggal namun tetap pada alur jalan yang lurus sesuai syariat Islam (Yahya, 2006).

5. .
• Kebudayaan yang bertentangan dengan Islam
o Budaya memberikan sesajen ke leluhur
Hal ini sangat bertentangan dengan ketauhidan karena mempercayai
adanya tuhan selain Allah SWT. Budaya sesajen ini mempercayai bahwa
karunia dan berkah-berkah berasal dari dewa dewi, yang padahal segala
rezeki itu berasal dari Allah SWT. Contohnya adalah tradisi Larung Sesaji.

Sumber : nusantaraislam.blogspot
o Budaya barat yang menggunakan pakaian terbuka (bikini di budaya barat,
pakaian tradisional di Papua)
Budaya ini sangat bertentangan dengan ketentuan Islam yang
mengharuskan pengikutnya menutup aurat sesuai syariat Islam untuk
menjaga kehormatan.

Sumber : Celebs.co
• Kebudayaan yang tidak bertentangan dengan Islam
o Budaya perayaan satu suro
Budaya ini merupakan budaya memperingati tanggal satu suro yang
bertepatan dengan bulan pertama Muharram dalam kalender Hijriyah. Hal
ini baik dan tidak bertentangan untuk memperingati penanggalan kalender
Islam.
o Tari-tarian (Tari Saman dan Seudati dari Aceh)
Budaya tari-tarian khususnya di Indonesia, contohnya tari saman dan
seudati merupakan bentuk ekspresi puji-pujian dan salawat kepada
Rasulullah. Tari-tarian ini tidak bertentangan melihat esensinya, asalkan
aspek lainnya tidak bertentangan, seperti pakaian yang digunakan tetap
menutup aurat.
o Tradisi halal bihalal
Tradisi ini biasanya ada di Indonesia pada saat perayaan Idul Fitri. Tradisi
ini adalah berkunjung ke keluarga dan kerabat untuk bermaaf-maafan dan
bersilaturahmi. “Orang-orang beriman itu sesungguhnya bersaudara.
Sebab itu damaikanlah (perbaikilah hubungan) antara kedua saudaramu
itu dan takutlah terhadap Allah, supaya kamu mendapat rahmat.” (QS Al-
Hujurat: 10).
• Kebudayaan yang sebagian unsurnya bertentangan dengan Islam lalu kemudian
direkontruksi sehingga menjadi islami
o Syair-syair
Di zaman jahiliyah syair-syair ini termasuk perbuatan yang bertentangan
dengan nilai agama Islam. Syair jahiliyah ini memiliki kekuatan magis dan
sihir, hal ini ditentang oleh agama Islam (Kompasiana, 2020). Saat ini syair-
syair justru bisa menjadi media dakwah dengan modifikasi lirik-lirik yang
Islami dan mengandung unsur dzikir dan shalawat.
o Pakaian haji
Di zaman jahiliyah, ibadah thawaf di Kabah tidak menggunakan pakaian
yang sesuai syariat Islam. Namun seiring berkembangnya zaman, ibadah
haji ini telah ditentukan syariat-syariatnya (Nafis, 2020).
o Wayang
Wayang yang tidak sesuai dengan syariat Islam adalah wayang yang
berbentuk patung dan figur-figur makhluk hidup utuh. Maka dari itu
wayang kulit dengan bentuk dua dimensi ini diperkenankan, bahkan
menjadi salah satu media dakwah di zaman dahulu (Aula, 2022).

D. DAFTAR REFERENSI
Aliyudin, A. (2010). Prinsip-prinsip Metode Dakwah menurut Al-Qur’an. Ilmu Dakwah: Academic
Journal for Homiletic Studies, 5(15), 1007-1022.
Al-Syaibany, Omar Mohammad Al-Toumy. (1979). Falsafat al-Tarbiyyah al-Islamiyyah, Terj. Hasan
Langgulung : Falsafah Pendidikan Islam. Jakarta : Bulan Bintang.
Arifin, M. (2000). Ilmu pendidikan Islam Ed. Jakarta: Bumi Aksara.
Aula, L. G., (2022). Ramai Diperbincangkan, Ini Hukum Wayang Dalam Islam Menurut Ulama.
Retrieved from https://www.solopos.com/ramai-diperbincangkan-ini-hukum-wayang-
dalam-islam-menurut-ulama-1256746
Bahri, S., & Abbas, B. H. (2020). Kedudukan Dakwah dan Amar Ma’ruf Nahi Munkar. Al-Ubudiyah:
Jurnal Pendidikan dan Studi Islam, 1(2), 17-22.
Dwijo, A. Q. (2014). Pengembangan IPTEK dalam Tinjauan Hukum Islam. UIN Sunan Ampel Journal
of Islamic Education, 2(1), 144-166.
Ismail, N. (2003). Sistem ekonomi Islam: definisi, falsafah dan masalah asas ekonomi. Wahana
Akademik, 2(1), 74-84.
Kompasiana. (2020). Perkembangan Syair Ashr Jahili (Syair Zaman Jahiliyah). Retrieved from
https://www.kompasiana.com/taufiq99/5ef1fe51d541df683e143833/perkembangan-
syair-ashr-jahili-syair-zaman-jahiliyah
Maulidiyah, E. C. (2018). Penanaman nilai-nilai agama dalam pendidikan anak di era digital.
Martabat, 2(1), 71-90.
Nafis, A. W. (2020). Islam, Peradaban Masa Depan. Jurnal Al-Hikmah, 18(2), 117-134.
Nasution, N. H. (2011). Metode Dakwah Dalam Membentuk Akhlak Mahmudah Remaja. Wardah,
12(2), 163-177.
Nurhayati, I. (2019). Telaah Konseptual Pendidikan Barat dan Islam. TARBIYA ISLAMIA: Jurnal
Pendidikan dan Keislaman, 8(1), 118-133.
OCBC NISP. (2021). 10 Perbedaan Perbankan Syariah & Konvensional Wajib Anda Tahu. Retrieved
from https://www.ocbcnisp.com/id/article/2021/08/20/perbedaan-bank-syariah-dan-
bank-konvensional
Otoritas Jasa Keuangan. (2017). Prinsip dan Konsep Dasar Perbankan Syariah. Retrieved from
https://www.ojk.go.id/id/kanal/syariah/tentang-syariah/Pages/Prinsip-dan-Konsep-PB-
Syariah.aspx
Rizky, R. N., & Moulita, M. (2017). PENANAMAN NILAI-NILAI ISLAM MELALUI KOMUNIKASI
INTERPERSONAL ORANG TUA PADA ANAK. Jurnal Interaksi: Jurnal Ilmu Komunikasi, 1(2),
206-219.
Safitri, N., Kuswanto, C. W., & Alamsyah, Y. A. (2019). Metode Penanaman Nilai-Nilai Agama Dan
Moral Anak Usia Dini. Journal of Early Childhood Education (JECE), 1(2), 29-44.
Setia, K., Nur, H., & Ismail, Z. (2014). Nabi Yusuf AS dan makna pendidikan dalam Islam. Fikiran
Masyarakat, 2(1), 1-18.
Syaifullah, M. S. (2006). Konsep Iptek Dan Keterpaduannya Dalam Alquran. HUNAFA: Jurnal Studia
Islamika, 3(3), 287-298.
Wahid, A. (2011). Nilai-nilai Universalitas Dakwah dalam al-Quran. ISLAMICA: Jurnal Studi
Keislaman, 5(2), 383-294.
Yahya, M. S. (2006). Strategi Pendidikan Islam Menghadapi Kemajuan Iptek. Insania: Jurnal
Pemikiran Alternatif Kependidikan, 11(1), 63-75.
Zuhairini. (1995). Filsafat pendidikan Islam Ed. Jakarta: Bumi Aksara.

Anda mungkin juga menyukai