Abstract: The design of Islamic education strives to determine the personality of a child especially
teenagers based on the provisions outlined in the Qur'an and As-Sunnah. This indicates that Islamic
education requires a suitable method of learning and should be taken seriously from religious teachers
and so does parents because it has a huge influence over its success. In transferring religious knowledge
to a child especially teenagers needed a design or learning method so that the child was able to capture the
message to be delivered. Therefore, the design of Islamic religious education is very concerned with the
basic concepts of PAI that correspond to teenagers. Aqidah Islamiyah, Islamic sharia, and morality are
essentially a unity in Islamic teachings. These three elements can be distinguished but cannot be
separated. Because the life of a teenager guided by 3 concepts of the main theory will give rise to
consciousness in behavior by the provisions and guidance of God and his apostle in the Qur'an and As-
Sunnah.
Keywords:
The design of Islamic education, Aqidah Islamiyah and Islamic sharia
Abstrak: Desain Pendidikan agama Islam berusaha secara maksimal untuk menentukan
kepribadian seorang anak khususnya remaja berdasarkan ketentuan-ketentuan yang telah
digariskan dalam Al-Qur`an dan As-Sunnah. Hal ini menunjukkan bahwa pendidikan agama
Islam memerlukan metode pembelajaran yang cocok dan harus mendapat perhatian serius dari
para guru agama dan begitu pula orang tua karena memiliki pengaruh yang sangat besar atas
keberhasilannya. Dalam mentransfer pengetahuan agama kepada anak khususnya remaja
dibutuhkan desain atau metode pembelajaran agar anak mampu menangkap pesan yang
hendak disampaikan. Oleh karena itu desain Pendidikan agama Islam sangat memperhatikan
konsep-konsep dasar utama PAI yang sesuai dengan anak remaja. Aqidah Islamiyah, syariah
Islamiyah, dan akhlak pada dasarnya merupakan satu kesatuan dalam ajaran Islam. Ketiga
unsur tersebut dapat dibedakan tetapi tidak dapat dipisahkan. Karena kehidupan seorang
remaja yang dibimbing dengan 3 konsep teori utama tersebut akan melahirkan kesadaran
dalam berprilaku yang sejalan dengan ketentuan dan tuntunan Allah dan Rasul-Nya yang
terdapat di dalam Al-Qur`an dan As-Sunnah.
Kata Kunci:
Desain Pendidikan Agama Islam, Aqidah Islmiyah, Syariah Islamiyah
DOI: http://dx.doi.org/10.15575/ath.xxx.xxx
Received: mm, yyyy. Accepted: mm, yyyy. Published: mm,yyyy.
PENDAHULUAN
Remaja merupakan masa dimana seorang manusia telah mulai tumbuh
menjadi dewasa. Para pakar mengatakan bahwa, pada masa ini, seseorang telah
mengalami transisi, oleh karena itulah dapat kita sebut sebagai manusia transisi. Masa
transisi ini adalah masa transisi dimana manusia yang semula masih anak-anak akan
mengalami transisi untuk tumbuh menjadi manusia yang dewasa. Seiring dengan
1
Desain Pendidikan Agama Islam Untuk Remaja
METODE PENELITIAN
Penelitian ini termasuk ke dalam penelitian kepustakaan (library research), yaitu
dengan mengunakan pendekatan deskriptif analisis. Pendekatan berikutnya yang
digunakan oleh peneliti adalah pendekatan filosofis. Sumber data dalam penelitian ini
meliputi, sumber data primer dan sekunder. Teknik pengumpulan data dengan
menggunakan tiga tahapan yaitu tahap orientasi, eksplorasi, dan studi terfokus.
Sedangkan metode analisis data yang digunakan adalah analisis kualitatif.
2 Atthulab: Islamic Religion Teaching & Learning Journal ... (...) ...
Andewi Suhartini dan Nida Fatmah Wahidah
Atthulab: Islamic Religion Teaching & Learning Journal ... (...) ... 3
Desain Pendidikan Agama Islam Untuk Remaja
[ CITATION Nur99 \l 1033 ] Ini mengandung arti bahwa pendidikan Islam itu
diharapkan menghasilkan manusia yang berguna bagi dirinya dan masyarakatnya
serta senang dan gemar mengamalkan dan mengembangkan ajaran Islam dalam
berhubungan dengan Allah dan sesamanya, dapat mengambil manfaat yang semakin
meningkat dari alam semesta ini untuk kepentingan hidup di dunia kini dan di akhirat
nanti.
Secara lebih tegas dan mendalam Dahlan M.D. memberikan penjelasan tentang
tujuan pendidikan agama Islam yang tidak jauh dari tujuan dienul Islam itu sendiri,
yakni agar peserta didik menjadi umat yang berpedoman kepada al-Qur’an dan
Sunnah Rasulullah saw dalam melaksanakan kehidupan dan penghidupan agar
mencapai kebahagiaan dan keselamatan hidup baik lahiriah maupun batiniah di dunia
dan di akhirat. [ CITATION Dah94 \l 1033 ]. Jadi PAI di sini memiliki tujuan (1) agar
peserta didik dapat mengatasi keterbatasan dirinya; (2) memberi santapan rohani; (3)
memenuhi tuntutan fitrah manusia; (4) mencapai kebahagiaan dan keselamatan; (5)
memelihara ketinggian martabat sebagai manusia; (6) memberikan keyakinan bahwa
Islam sebagai kebenaran mutlak; (7) memberikan keyakinan bahwa Islam sebagai
sumber moral; (8) memberikan keyakinan bahwa Islam sebagai sumber prinsip hidup;
(9) memberikan keyakinan bahwa Islam sebagai sumber hukum; (10) memberikan
keyakinan bahwa Islam sebagai sumber informasi dan metafisika; dan (11)
memberikan keyakinan bahwa Islam sebagai sumber inspirasi dan ilmu pengetahuan.
Selanjutnya dikemukakan oleh Muhaimin dan Mujib bahwa tujuan PAI harus
berorientasi pada hakikat pendidikan yaitu seperti berikut ini.
1. Tujuan dan tugas hidup manusia, manusia diciptakan untuk membawa tujuan
dan tugas hidup tertentu. Tujuan hidup manusia untuk beribadah kepada
Allah swt, dan bertugas sebagai pemimpin di muka bumi sebagai khalifah fil
ardh Hal ini sesuai dengan firman Allah swt yang berbunyi: “Katakanlah
(Muhammad), “Sesungguhnya shalatku, ibadahku, hidupku, dan matiku hanyalah
untuk Allah, Tuhan seluruh alam”.
2. Sifat-sifat dasar (nature) manusia, yaitu konsep tentang manusia yang
diciptakan sebagai khalifah di muka bumi (Q.S. az-Zariyaat [51]: 56).
Penciptaan itu dibekali dengan berbagai macam fitrah yang berkecenderungan
pada alternatif (rindu akan kebenaran dari tuhan) berupa agama Islam (Q.S. al-
Kahfi [18]: 19) sebatas kemampuan dan kapasitas ukuran yang ada.
3. Tuntutan masyarakat, untuk melestarikan nilai-nilai budaya yang telah
melembaga dalam kehidupan suatu masyarakat maupun pemenuhan terhadap
tuntutan kebutuhan hidupnya dalam mengantisipasi perkembangan tuntutan
dunia modern.
4. Dimensi-dimensi kehidupan ideal Islam, mengandung nilai yang dapat
meningkatkan kesejahteraan hidup manusia sedunia untuk mengelola dan
memanfaatkan dunia sebagai bekal kesejahteraan hidup di akhirat, serta
mengandung nilai-nilai yang mendorong manusia berusaha keras untuk
meraih kehidupan di akhirat yang lebih membahagiakan, sehingga manusia
dituntut agar tidak terbelenggu oleh rantai kekayaan duniawi atau materi yang
dimiliki. [ CITATION Muh931 \l 1033 ]
Dengan kata lain dapat dikemukakan bahwa melalui tujuan PAI manusia
diharapkan selalu bersih untuk mencapai taraf makhluk yang tertinggi, makhluk
termulia, sebagai khalifah fil ardh, agar mendapat ridho Allah swt. Sehingga tercapai
kebahagian hidup di dunia dan kehidupan di akhirat nanti. Di samping itu manusia
tidak boleh lupa bahwa segala sesuatu yang diperolehnya adalah atas petunjuk serta
4 Atthulab: Islamic Religion Teaching & Learning Journal ... (...) ...
Andewi Suhartini dan Nida Fatmah Wahidah
atas izin Allah swt. Dengan hasil pendidikan yang dijalani manusia dapat berusaha
mencapai tujuan hidupnya yang hakiki sesuai dengan ajaran agama Islam.
Dalam hal ini, terkait desain pendidikan agama Islam untuk remaja Syeikh
Abdullah Nashih Ulwan dalam bukunya Tarbiyatul Auladfil Islam, telah membagi usia
anak remaja kedalam beberapa kelompok umur, yaitu sebagai berikut:
Atthulab: Islamic Religion Teaching & Learning Journal ... (...) ... 5
Desain Pendidikan Agama Islam Untuk Remaja
bersuci dari hadats kecil (wudhu dan tayamum), dan bersuci dari hadats besar (mandi
wajib untuk hadats besar).
2. Usia antara 10-14 tahun
Dinamakan juga usia remaja (awal): pada rentang usia ini, seorang anak duduk
dibangku sekolah dasar akhir dan memasuki Sekolah Menengah Pertama tingkat kelas
pertama. Hal pendidikan yang harus dilakukan pada masa ini adalah menjauhkan
mereka kepada segala hal yang mengarah kepada seks. Contoh, mencegah mereka
membaca dan melihat gambar-gambar majalah atau koran dewasa, mencegah mereka
untuk mendengarkan segala (musik) hal negatif yang berhubungan dengan pornografi
dan seks, mencegah mereka melihat/menonton film/video yang isinya terdapat
adegan porno dan seks.
3. Usia antara 14-16 tahun
Dinamakan usia baligh / remaja (pertengahan): pada usia ini anak duduk di tingkat
Sekolah Menengah Pertama (SMP) tingkat akhir dan memasuki Sekolah Menengah
Umum (SMA/SMK) tingkat pertama. Pada saat ini mulailah diperkenalkan tentang
pendidikan seks. Mulai dari tentang pengertian seks, bahaya melakukan seks bebas.
Tidak lupa juga diberikan wawasan tentang narkoba dan bahaya bila menggunakan
narkoba.
4. Usia antara 16-23 tahun
Dinamakan usia pemuda-pemudi / remaja (akhir), mulai menapaki usia dewasa: pada
rentang usia ini, seorang anak telah memasuki tingkat SMA/SMK akhir dan berada di
perguruan tinggi bila mereka yang telah melanjutkannya kesana. Mereka yang berada
diusia ini, tentu telah memiliki kondisi fisik yang lengkap tegap dan biasanya juga
telah bersiap kepada jenjang yang lebih serius, yakni pernikahan. [ CITATION
Abd13 \l 1033 ]
Konsep pendidikan agama Islam dikategorikan berdasarkan tiga pokok utama
penyusun materi PAI, adalah Konsep Pendidikan Aqidah, Konsep Pendidikan Syariat,
dan Konsep Pendidikan Akhlak.
6 Atthulab: Islamic Religion Teaching & Learning Journal ... (...) ...
Andewi Suhartini dan Nida Fatmah Wahidah
2. Mendidiknya untuk cinta kepada Nabi, Keluarganya, dan cinta membaca Al-
Qur`an.
Sebuah hadits dari Nabi Muhammad SAW menjelaskan sebagaimana diriwayatkan
oleh Ath-Thabrani dari Ali bin Abi Thalib r.a, bahwa Nabi SAW bersabda :
اَد ُِّب ْوا اَ ْواَل َد ُك ْم : صلَّى اهللُ َعلَْي ِه َو َسلَّ َم ِ ِ َعن َعلِ ٍّي ر
َ ال َر ُس ْو ُل اهلل َ َق : ال َ َض َي اهللُ َع ْنهُ ق َ ْ
َن فَِإ َّن َح ْملَةَ الْ ُق ْرأَ ُن فِ ْي ِظ ِّل ِ ب اَ ْه ِل ب ْيتِ ِه و قِرأَةُ الْ ُقرأ
ِّ نَبِيِّ ُك ْم َو ُح بِّ ُح: ال ٍص ِ ِ
ْ َ َ َ َ َعلَى ثَاَل ث خ
) الد ْيلَ ِم
َّ ُ(ر َواه ِِ ِ َاهلل يوم اَل ِظلٌّ ِظلَّهُ مع اَنْبِيائِِه وا ِ
َ صفيَائه ْ َ َ ََ َ َْ
Artinya: Dari Ali R.A ia berkata : Rasulullah SAW bersabda : “Didiklah anak-anak kalian
dengan tiga macam perkara yaitu mencintai Nabi kalian dan keluarganya serta membaca Al-
Qur’an, karena sesungguhnya orang yang menjunjung tinggi Al-Qur’an akan berada di bawah
lindungan Allah, diwaktu tidak ada lindungan selain lindungan-Nya bersama para Nabi dan
kekasihnya” (H.R Ad-Dailami)
Dari hadits Nabi Muhammad SAW diatas, kita sebagai orang tua dan pendidik,
harus memperhatikan tentang hal ini. Dimana dari ketiga hal ini dalam hemat kami
sebagai peneliti adalah penting untuk perkembangan sikap kepribadian anak-anak kita
terutama para remaja. Tiga hal diatas adalah tentang mencintai terhadap Nabi dan
Rasululllah, mencintai keluarganya, dan mencintai Al-Qur`an untuk dibaca dan
diamalkan.
Atthulab: Islamic Religion Teaching & Learning Journal ... (...) ... 7
Desain Pendidikan Agama Islam Untuk Remaja
Mengajarkan syariah kepada mereka anak-anak kita dan para remaja Muslim
kita bukan semata-mata agar mereka menjadi seseorang yang saleh dengan ibadahnya.
Melainkan juga agar mereka memiliki kesalehan secara sosial. Dengan demikian akan
sempurnalah karakter jiwa Muslim yang tertanam di dalam lubuk hati mereka.
Tanggung jawab terbesar lainnya yang telah diwajibkan Islam kepada para
orang tua dan pendidik adalah mengajarkan anak sejak ia sudah bisa membedakan
hokum syar`I yang mengatur hal-hal yang berkaitan dengan syar`i dan akan dimintai
pertanggungjawabannya di hadapan Allah. Oleh karena itu, pendidik harus dengan
jelas memberitahukan kepada anak ketika ia sudah memasuki usia remaja (yang
berkisar antara 12 sampai 15 tahun) bahwa jika keluar air mani yang dibarengi dengan
nafsu syahwat, berarti ia telah mencapai usia baligh dan telah dikenai hukum syar`i. Ia
telah dibebani kewajiban-kewajiban yang dikenakan kepada pria dewasa pada
umumnya.
Pendidik juga berkewaijiban menerangkan secara jelas kepada anak
perempuan yang telah berusia 9 tahun atau lebih, jika ia bermimpi dan melihat cairan
kuning yang tidak kental pada pakaiannya ketika ia terbangun. Atau jika ia melihat
ada dara haid yang keluar berarti ia telah memasuki usia baligh dan telah dikenakan
hukum syar`i, sehingga ia dikenakan kewajiban-kewajiban yang dikenakan kepada
para perempuan dewasa.
Akhlak adalah kondisi mental, hati dan batin seseorang yang mempengaruhi
perbuatan dan perilaku lahiriyah. Apabila kondisi batin seseorang baik dan
teraktualisasikan dalam ucapan, perbuatan, dan perilaku yang baik dengan mudah,
maka ini disebut sebagai akhlak yang tepuji (akhlak mahmudah). Dan jika kondisi batin
itu jelek yang teraktualisasikan dalam perkataan, perbuatan, dan tingkah laku yang
jelek pula, maka dinamakan akhlak yang tercela (akhlak madzmumah). [ CITATION
Sud12 \l 1033 ]
Akhlak merupakan bagian yang sangat penting dalam ajaran Islam, Karena
perilaku manusia merupakan objek utama ajaran Islam. Bahkan maksud dan tujuan
diturunkannya ajaran Islam (dari Nabi Adam AS sampai Nabi Muhammad SAW),
untuk membimbing sikap dan perilaku manusia agar sesuai dengan fitrahnya. Agama
Islam menyuruh manusia agar meninggalkan kebiasaan buruk dan menggantikannya
dengan sikap dan perilaku yang baik. Agama Islam menuntun manusia agar
memelihara dan mengembangkan kecendrungan mental yang bersih dan jiwa yang
suci. Karena itu Rasulullah SAW bersabda:
8 Atthulab: Islamic Religion Teaching & Learning Journal ... (...) ...
Andewi Suhartini dan Nida Fatmah Wahidah
SIMPULAN
REFERENSI
Atthulab: Islamic Religion Teaching & Learning Journal ... (...) ... 9
Desain Pendidikan Agama Islam Untuk Remaja
10 Atthulab: Islamic Religion Teaching & Learning Journal ... (...) ...