Anda di halaman 1dari 10

ATTHULAB:

Islamic Religion Teaching & Learning Journal


Volume ... Nomor ... Tahun ...
http://journal.uinsgd.ac.id./index.php/atthulab/

Desain Pendidikan Agama Islam Untuk Remaja

Andewi Suhartini 1), Nida Fatmah Wahidah2)


1)
Pascasarjana Universitas Islam Negri Snan Gunung Djati Bandung, Panyileukan, Jl.
Cimencrang, Kec Gedebage, Kota Bandung 40292.
2)Pascasarjana Universitas Islam Negri Snan Gunung Djati Bandung, Panyileukan,
Jl. Cimencrang, Kec Gedebage, Kota Bandung 40292. Email :
nidafatmahwahidah@gmail.com

Abstract: The design of Islamic education strives to determine the personality of a child especially
teenagers based on the provisions outlined in the Qur'an and As-Sunnah. This indicates that Islamic
education requires a suitable method of learning and should be taken seriously from religious teachers
and so does parents because it has a huge influence over its success. In transferring religious knowledge
to a child especially teenagers needed a design or learning method so that the child was able to capture the
message to be delivered. Therefore, the design of Islamic religious education is very concerned with the
basic concepts of PAI that correspond to teenagers. Aqidah Islamiyah, Islamic sharia, and morality are
essentially a unity in Islamic teachings. These three elements can be distinguished but cannot be
separated. Because the life of a teenager guided by 3 concepts of the main theory will give rise to
consciousness in behavior by the provisions and guidance of God and his apostle in the Qur'an and As-
Sunnah.
Keywords:
The design of Islamic education, Aqidah Islamiyah and Islamic sharia

Abstrak: Desain Pendidikan agama Islam berusaha secara maksimal untuk menentukan
kepribadian seorang anak khususnya remaja berdasarkan ketentuan-ketentuan yang telah
digariskan dalam Al-Qur`an dan As-Sunnah. Hal ini menunjukkan bahwa pendidikan agama
Islam memerlukan metode pembelajaran yang cocok dan harus mendapat perhatian serius dari
para guru agama dan begitu pula orang tua karena memiliki pengaruh yang sangat besar atas
keberhasilannya. Dalam mentransfer pengetahuan agama kepada anak khususnya remaja
dibutuhkan desain atau metode pembelajaran agar anak mampu menangkap pesan yang
hendak disampaikan. Oleh karena itu desain Pendidikan agama Islam sangat memperhatikan
konsep-konsep dasar utama PAI yang sesuai dengan anak remaja. Aqidah Islamiyah, syariah
Islamiyah, dan akhlak pada dasarnya merupakan satu kesatuan dalam ajaran Islam. Ketiga
unsur tersebut dapat dibedakan tetapi tidak dapat dipisahkan. Karena kehidupan seorang
remaja yang dibimbing dengan 3 konsep teori utama tersebut akan melahirkan kesadaran
dalam berprilaku yang sejalan dengan ketentuan dan tuntunan Allah dan Rasul-Nya yang
terdapat di dalam Al-Qur`an dan As-Sunnah.
Kata Kunci:
Desain Pendidikan Agama Islam, Aqidah Islmiyah, Syariah Islamiyah

DOI: http://dx.doi.org/10.15575/ath.xxx.xxx
Received: mm, yyyy. Accepted: mm, yyyy. Published: mm,yyyy.

PENDAHULUAN
Remaja merupakan masa dimana seorang manusia telah mulai tumbuh
menjadi dewasa. Para pakar mengatakan bahwa, pada masa ini, seseorang telah
mengalami transisi, oleh karena itulah dapat kita sebut sebagai manusia transisi. Masa
transisi ini adalah masa transisi dimana manusia yang semula masih anak-anak akan
mengalami transisi untuk tumbuh menjadi manusia yang dewasa. Seiring dengan

1
Desain Pendidikan Agama Islam Untuk Remaja

pertumbuhan dan perkembangannya ia akan mengalami berbagai perubahan pada


dirinya. Mulai dari perubahan fisik, intelektual dan emosionalnya.
Banyak potensi yang bisa kita arahkan untuk dididik agar mereka dapat
memanfaatkan potensi yang ia miliki dengan baik pada suatu saat nanti. Seiring
dengan itu ada juga problem-problem permasalahan padanya. Problem permasalahan
pada remaja banyak sekali dan setiap masing individu berbeda-beda. Akan tetapi
terjadi karena beberapa faktor. Salah satunya adalah pemangfaatan waktu luang dan
pergaulan mereka. [ CITATION Moh06 \l 1033 ] Problematika permasalahan pada
remaja ini harus diselesaikan dengan sebaik mungkin agar mereka tidak sampai
mengalami kerugian ketika ia manapaki usia remaja dan dewasa hingga menjadi usia
senja nanti.
Seorang remaja sudah sepatutnya di didik dengan ilmu agama agar memliki
akhlakul karimah, dan ini termasuk didalam ranah peningkatan Iman dan Taqwa
(IMTAQ). Disamping mendidik dengan peningkatan IMTAQ, remaja juga harus diberi
pendidikan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK). IPTEK diberikan agar remaja
memiliki keterampilan dan tidak ketinggalan dengan kemajuan teknologi.
Pendidikan agama Islam merupakan suatu proses pembentukan individu
berdasarkan ajaran-ajaran Islam, melalui proses di mana individu dibentuk agar
mencapai derajat yang tinggi sehingga ia mampu menunaikan tugasnya sebagai
khalifah di bumi, dalam rangka mencapai kebahagiaan dunia akhirat. Pendidikan
agama Islam ini bertujuan untuk membentuk kualitas manusia yang beriman dan
bertaqwa kepada Allah SWT dan berfungsi untuk meningkatkan martabat hidup
manusia untuk hidup menurut petunjuk Allah sesuai dengan kodratnya.
Berbicara masalah remaja, khususnya dalam desain pendidikan Agama Islam
untuk remaja, sebenarnya memerlukan tinjauan dari beberapa aspek atau faktor, baik
faktor Tarbiyah Islamiyah dan kebudayaan Bangsa Indonesia sendiri maupun aspek-
aspek lainnya seperti Sosial, Ekonomi, Politik, dan lain-lainnya.
Oleh karena itu desain pendidikan agama islam untuk remaja perlu
mendapatkan dukungan dan ada jalinan yang erat dari semua bentuk dan lingkungan
pendidikan lainnya. Desain Pendidikan agama Islam berusaha secara maksimal untuk
menentukan kepribadian seorang anak khususnya remaja berdasarkan ketentuan-
ketentuan yang telah digariskan dalam Al-Qur`an dan As-Sunnah. Hal ini
menunjukkan bahwa pendidikan agama Islam memerlukan metode pembelajaran
yang cocok dan harus mendapat perhatian serius dari para guru agama dan begitu
pula orang tua karena memiliki pengaruh yang sangat besar atas keberhasilannya.
Dalam mentransfer pengetahuan agama kepada anak khususnya remaja dibutuhkan
desain atau metode pembelajaran, agar anak mampu menangkap pesan yang hendak
disampaikan. Oleh karena itu desain Pendidikan agama Islam sangat memperhatikan
konsep-konsep dasar utama PAI yang sesuai dengan anak remaja.

METODE PENELITIAN
Penelitian ini termasuk ke dalam penelitian kepustakaan (library research), yaitu
dengan mengunakan pendekatan deskriptif analisis. Pendekatan berikutnya yang
digunakan oleh peneliti adalah pendekatan filosofis. Sumber data dalam penelitian ini
meliputi, sumber data primer dan sekunder. Teknik pengumpulan data dengan
menggunakan tiga tahapan yaitu tahap orientasi, eksplorasi, dan studi terfokus.
Sedangkan metode analisis data yang digunakan adalah analisis kualitatif.

2 Atthulab: Islamic Religion Teaching & Learning Journal ... (...) ...
Andewi Suhartini dan Nida Fatmah Wahidah

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN


1. Pengertian Pendidikan Agama Islam
Dalam Garis Besar Program Pembelajaran (GBPP) PAI dijelaskan bahwa
pendidikan agama Islam adalah usaha sadar untuk menyiapkan siswa dalam
meyakini, memahami, menghayati dan mengamalkan agama Islam melalui bimbingan,
pengajaran dan/atau latihan dengan memperhatikan tuntutan untuk menghormati
agama lain dalam hubungan kerukunan antar umat beragama dalam masyarakat
untuk mewujudkan persatuan nasional. Pendidikan agama Islam sebagai usaha sadar,
yakni suatu kegiatan bimbingan, pengajaran, dan latihan yang dilakukan secara
berencana dan sadar atas tujuan yang hendak dicapai. [ CITATION Muh04 \l 1033 ]
Sedangkan menurut Zakiyah Derajat, pendidikan agama Islam adalah suatu usaha
untuk membina dan mengasuh peserta didik agar senantiasa dapat memahami ajaran
Islam secara menyeluruh lalu menghayati tujuan yang akhirnya dapat mengamalkan
serta menjadikan Islam sebagai pendangan hidup. [ CITATION Zak75 \l 1033 ]
Dari rumusan tersebut Azyumardi Azra, memaknai pendidikan agama Islam
sebagai suatu proses pembentukan individu berdasarkan ajaran-ajaran Islam, melalui
proses di mana individu dibentuk agar mencapai derajat yang tinggi sehingga ia
mampu menunaikan tugasnya sebagai khalifah di bumi, dalam rangka mencapai
kebahagiaan dunia akhirat. [ CITATION Azy00 \l 1033 ]
Dengan demikian bahwa pendidikan agama Islam merupakan suatu upaya
pengasuhan, bimbingan, dan pengembangan kemampuan fisik, akal dan jiwa murid
secara utuh berdasarkan ajaran Islam. Pengasuhan tersebut dilakukan melalui proses
pemberdayaan potensi baik menuju pada tingkat kesempurnaannya yaitu insan kamil
yang pada akhirnya dapat mengamalkannya serta menjadikan Islam sebagai
pendangan hidup.
Adapun prinsip-prinsip dalam pendidikan agama Islam antara lain adalah:
a. Pendidikan agama Islam bertujuan untuk membentuk kualitas manusia yang
beriman dan bertaqwa kepada Allah SWT.
b. Pendidikan agama Islam selalu berorientasi ke masa depan dan kepada
kepentingan si terdidik.
c. Pendidikan agama Islam berfungsi untuk meningkatkan martabat hidup
manusia untuk hidup menurut petunjuk Allah sesuai dengan kodratnya.
d. Pendidikan agama Islam berlangsung seumur hidup dan merupakan bagian
dari kehidupan individu, keluarga, dan masyarakat secara keseluruhan.
e. Pendidikan agama Islam memandang manusia sebagai makhluk
monodualistik, dan pendidikan Islam memandang tidak ada dikotomi dalam
ilmu pengetahuan agama serta tidak ada dikotomi antara urusan duniawi dan
ukhrawi.

2. Tujuan dan Fungsi Pendidikan Agama Islam


Secara umum tujuan pendidikan agama Islam yaitu untuk meningkatkan
keimanan, pemahaman, penghayatan dan pengamalan peserta didik tentang agama
Islam sehingga menjadi manusia muslim yang beriman dan bertaqwa kepada Allah
swt serta berakhlak mulia dalam kehidupan pribadi, bermasyarakat, berbangsa dan
bernegara. [ CITATION Dep99 \l 1033 ].
Dikatakan oleh Zakiyah Derajat bahwa tujuan pendidikan Islam secara
keseluruhan yaitu kepribadian seseorang yang membuatnya menjadi insan kamil
dengan pola taqwa, insan kamil artinya menusia utuh rohani dan jasmani, dapat hidup
dan berkembang secara wajar dan normal karena taqwanya kepada Allah SWT.

Atthulab: Islamic Religion Teaching & Learning Journal ... (...) ... 3
Desain Pendidikan Agama Islam Untuk Remaja

[ CITATION Nur99 \l 1033 ] Ini mengandung arti bahwa pendidikan Islam itu
diharapkan menghasilkan manusia yang berguna bagi dirinya dan masyarakatnya
serta senang dan gemar mengamalkan dan mengembangkan ajaran Islam dalam
berhubungan dengan Allah dan sesamanya, dapat mengambil manfaat yang semakin
meningkat dari alam semesta ini untuk kepentingan hidup di dunia kini dan di akhirat
nanti.
Secara lebih tegas dan mendalam Dahlan M.D. memberikan penjelasan tentang
tujuan pendidikan agama Islam yang tidak jauh dari tujuan dienul Islam itu sendiri,
yakni agar peserta didik menjadi umat yang berpedoman kepada al-Qur’an dan
Sunnah Rasulullah saw dalam melaksanakan kehidupan dan penghidupan agar
mencapai kebahagiaan dan keselamatan hidup baik lahiriah maupun batiniah di dunia
dan di akhirat. [ CITATION Dah94 \l 1033 ]. Jadi PAI di sini memiliki tujuan (1) agar
peserta didik dapat mengatasi keterbatasan dirinya; (2) memberi santapan rohani; (3)
memenuhi tuntutan fitrah manusia; (4) mencapai kebahagiaan dan keselamatan; (5)
memelihara ketinggian martabat sebagai manusia; (6) memberikan keyakinan bahwa
Islam sebagai kebenaran mutlak; (7) memberikan keyakinan bahwa Islam sebagai
sumber moral; (8) memberikan keyakinan bahwa Islam sebagai sumber prinsip hidup;
(9) memberikan keyakinan bahwa Islam sebagai sumber hukum; (10) memberikan
keyakinan bahwa Islam sebagai sumber informasi dan metafisika; dan (11)
memberikan keyakinan bahwa Islam sebagai sumber inspirasi dan ilmu pengetahuan.
Selanjutnya dikemukakan oleh Muhaimin dan Mujib bahwa tujuan PAI harus
berorientasi pada hakikat pendidikan yaitu seperti berikut ini.
1. Tujuan dan tugas hidup manusia, manusia diciptakan untuk membawa tujuan
dan tugas hidup tertentu. Tujuan hidup manusia untuk beribadah kepada
Allah swt, dan bertugas sebagai pemimpin di muka bumi sebagai khalifah fil
ardh Hal ini sesuai dengan firman Allah swt yang berbunyi: “Katakanlah
(Muhammad), “Sesungguhnya shalatku, ibadahku, hidupku, dan matiku hanyalah
untuk Allah, Tuhan seluruh alam”.
2. Sifat-sifat dasar (nature) manusia, yaitu konsep tentang manusia yang
diciptakan sebagai khalifah di muka bumi (Q.S. az-Zariyaat [51]: 56).
Penciptaan itu dibekali dengan berbagai macam fitrah yang berkecenderungan
pada alternatif (rindu akan kebenaran dari tuhan) berupa agama Islam (Q.S. al-
Kahfi [18]: 19) sebatas kemampuan dan kapasitas ukuran yang ada.
3. Tuntutan masyarakat, untuk melestarikan nilai-nilai budaya yang telah
melembaga dalam kehidupan suatu masyarakat maupun pemenuhan terhadap
tuntutan kebutuhan hidupnya dalam mengantisipasi perkembangan tuntutan
dunia modern.
4. Dimensi-dimensi kehidupan ideal Islam, mengandung nilai yang dapat
meningkatkan kesejahteraan hidup manusia sedunia untuk mengelola dan
memanfaatkan dunia sebagai bekal kesejahteraan hidup di akhirat, serta
mengandung nilai-nilai yang mendorong manusia berusaha keras untuk
meraih kehidupan di akhirat yang lebih membahagiakan, sehingga manusia
dituntut agar tidak terbelenggu oleh rantai kekayaan duniawi atau materi yang
dimiliki. [ CITATION Muh931 \l 1033 ]
Dengan kata lain dapat dikemukakan bahwa melalui tujuan PAI manusia
diharapkan selalu bersih untuk mencapai taraf makhluk yang tertinggi, makhluk
termulia, sebagai khalifah fil ardh, agar mendapat ridho Allah swt. Sehingga tercapai
kebahagian hidup di dunia dan kehidupan di akhirat nanti. Di samping itu manusia
tidak boleh lupa bahwa segala sesuatu yang diperolehnya adalah atas petunjuk serta

4 Atthulab: Islamic Religion Teaching & Learning Journal ... (...) ...
Andewi Suhartini dan Nida Fatmah Wahidah

atas izin Allah swt. Dengan hasil pendidikan yang dijalani manusia dapat berusaha
mencapai tujuan hidupnya yang hakiki sesuai dengan ajaran agama Islam.

3. Desain Pendidikan Agama Islam Untuk Remaja


Desain adalah sebuah istilah yang diambil dari kata Design yang berarti
perencanaan atau rancangan. Ada pula yang mengartikan dengan “Persiapan”. Di
dalam ilmu manajemen pendidikan atau ilmu administrasi pendidikan, perencanaan
disebut dengan istilah planning yaitu “persiapan menyusun suatu keputusan berupa
langkah-langkah penyelesaian suatu masalah atau pelaksanaan suatu pekerjaan yang
terarah pada pencapaian tujuan tertentu. [ CITATION Ahm04 \l 1033 ]
Tujuan sebuah desain adalah untuk mencapai solusi terbaik dalam memecahkan
masalah dengan memanfaatkan sejumlah informasi yang tersedia. Dengan demikian,
suatu desain muncul karena kebutuhan manusia untuk memecahkan suatu persoalan.
Melalui suatu desain orang bias melakukan langkah-langkah yang sistematis untuk
memecahkan suatu persoalan yang dihadapi. [ CITATION Win08 \l 1033 ]
Berbicara masalah remaja, khususnya dalam desain pendidikan Agama Islam
untuk remaja, sebenarnya memerlukan tinjauan dari beberapa aspek atau faktor, baik
faktor Tarbiyah Islamiyah dan kebudayaan Bangsa Indonesia sendiri maupun aspek-
aspek lainnya seperti Sosial, Ekonomi, Politik, dan lain-lainnya. Keseluruhan aspek-
aspek tersebut sangat mempengaruhi eksistensi para remaja. Remaja adalah suatu
masa dari unsur manusia yang paling banyak mengalami perubahan sehingga
membawanya pindah dari masa anak-anak menuju dewasa. Karena itu pada masa
remaja ini terdapat banyak kegoncangan pada diri remaja itu. [ CITATION Sof81 \l
1033 ]
Penerapan dan dasar pembentukannya pendidikan Islam untuk remaja harus
diberikan sedini mungkin. Seperti hadist Nabi dibawah ini:
Berdasarkan riwayat Abu Daud, no. 495. Dari Amr bin Syuaib dari bapaknya, dari
kakeknya, dia berkata, "Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam bersabda,

،‫وه ْم َعلَْي َها َو ُه ْم أ َْبنَاءُ َع ْش ٍر‬ ِِ ِ َّ ِ‫( مروا أَوال َد ُكم ب‬


ُ ُ‫ض ِرب‬
ْ ‫ َوا‬،‫ين‬
َ ‫الصالة َو ُه ْم أ َْبنَاءُ َس ْب ِع سن‬ ْ ْ ُُ
. ‫اج ِع ) صححه األلباني في صحيح أبي داود‬ ِ‫ض‬َ ‫َو َف ِّرقُوا َب ْيَن ُه ْم فِي ال َْم‬
Artinya: "Perintahkan anak-anak kalian untuk menunaikan shalat saat mereka
berusia tujuh tahun, dan pukullah mereka saat mereka berusia sepuluh tahun,
pisahkan tempat tidur di antara mereka." (HR. Al-Albany dalam Shahih Abu Daud).

Dalam hal ini, terkait desain pendidikan agama Islam untuk remaja Syeikh
Abdullah Nashih Ulwan dalam bukunya Tarbiyatul Auladfil Islam, telah membagi usia
anak remaja kedalam beberapa kelompok umur, yaitu sebagai berikut:

1. Usia antara 7-10 tahun


Dinamakan juga dengan kanak-kanak usia akhir (Tamyiz). Pada usia ini anak-anak
masih duduk disekolah dasar. Namun dalam rentang usia ini anak-anak juga akan
memasuki usia remaja, yakni antara usia 9-10 tahun. Dan kiranya pada rentang usia ini
kita perlu menguatkan untuk pendidikan thaharoh dan ibadah. Pendidikan tentang
thaharoh adalah pendidikan untuk mengajarkan mereka bersuci baik dari hadats
maupun najis. Seperti mengajarkan tentang kaifiyah/tatacara membersihkan najis,

Atthulab: Islamic Religion Teaching & Learning Journal ... (...) ... 5
Desain Pendidikan Agama Islam Untuk Remaja

bersuci dari hadats kecil (wudhu dan tayamum), dan bersuci dari hadats besar (mandi
wajib untuk hadats besar).
2. Usia antara 10-14 tahun
Dinamakan juga usia remaja (awal): pada rentang usia ini, seorang anak duduk
dibangku sekolah dasar akhir dan memasuki Sekolah Menengah Pertama tingkat kelas
pertama. Hal pendidikan yang harus dilakukan pada masa ini adalah menjauhkan
mereka kepada segala hal yang mengarah kepada seks. Contoh, mencegah mereka
membaca dan melihat gambar-gambar majalah atau koran dewasa, mencegah mereka
untuk mendengarkan segala (musik) hal negatif yang berhubungan dengan pornografi
dan seks, mencegah mereka melihat/menonton film/video yang isinya terdapat
adegan porno dan seks.
3. Usia antara 14-16 tahun
Dinamakan usia baligh / remaja (pertengahan): pada usia ini anak duduk di tingkat
Sekolah Menengah Pertama (SMP) tingkat akhir dan memasuki Sekolah Menengah
Umum (SMA/SMK) tingkat pertama. Pada saat ini mulailah diperkenalkan tentang
pendidikan seks. Mulai dari tentang pengertian seks, bahaya melakukan seks bebas.
Tidak lupa juga diberikan wawasan tentang narkoba dan bahaya bila menggunakan
narkoba.
4. Usia antara 16-23 tahun
Dinamakan usia pemuda-pemudi / remaja (akhir), mulai menapaki usia dewasa: pada
rentang usia ini, seorang anak telah memasuki tingkat SMA/SMK akhir dan berada di
perguruan tinggi bila mereka yang telah melanjutkannya kesana. Mereka yang berada
diusia ini, tentu telah memiliki kondisi fisik yang lengkap tegap dan biasanya juga
telah bersiap kepada jenjang yang lebih serius, yakni pernikahan. [ CITATION
Abd13 \l 1033 ]
Konsep pendidikan agama Islam dikategorikan berdasarkan tiga pokok utama
penyusun materi PAI, adalah Konsep Pendidikan Aqidah, Konsep Pendidikan Syariat,
dan Konsep Pendidikan Akhlak.

A. Konsep Pendidikan Aqidah


Di dalam buku Tarbiyatul Aulad fil Islam, karangan Abdullah Nashih Ulwan, soal
pendidikan akidah ini dalam hemat kami, berhubungan dengan tanggung jawab kita
sebagai orang tua dan pendidik untuk mengajarkan hal keimanan. Abdullah Nashih
Ulwan menjelaskan tentang bagaimana konsep tanggung jawab pendidik iman dengan
4 poin utama, yakni:
1. Membuka kehidupan anak dengan kalimat Tauhid : Lailaha illallah.
Hal ini sebagaimana yang diriwayatkan Al-Hakim dari Ibnu Abbas r.a. bahwa Nabi
SAW bersabda :
‫ص ْبيَانِ ُك ْم أ ََّو َل َكلِ َم ٍة الَ اِلهَ إِالَّ اهلل‬
ِ ‫اِ ْفتَحوا َعلَى‬
ُ
Artinya : “Bukakanlah untuk anak-anak kalian pertama kalinya dengan kalimat La Ilaha
Ilallah (tiada sesembahan selain yang hak kecuali Allah.
Membuka kehidupan anak dengan kalimat tauhid La Ilaha Ilallah juga memiliki
makna secara tersirat dengan mengenalkan Allah sebagai tuhan yang sudah
semestinya disembah. Mengenalkan Allah SWT kepada anak adalah hal yang sangat
penting sekali, hal ini dikarenakan bila anak kita tidak mengenal Allah SWT sebagai
Tuhan yang Esa, dikhawatirkan akan terjadi penyimpangan akhlak pada dirinya.
Terutama pada anak yang usianya sudah remaja yang notabenya sudah aqil baligh dan
pena catatan amalnya telah diangkat. Pada anak seusia ini, pada diri mereka sudah
seharusnya mengenal akan adanya Allah SWT melalui akal sehatnya.

6 Atthulab: Islamic Religion Teaching & Learning Journal ... (...) ...
Andewi Suhartini dan Nida Fatmah Wahidah

2. Mendidiknya untuk cinta kepada Nabi, Keluarganya, dan cinta membaca Al-
Qur`an.
Sebuah hadits dari Nabi Muhammad SAW menjelaskan sebagaimana diriwayatkan
oleh Ath-Thabrani dari Ali bin Abi Thalib r.a, bahwa Nabi SAW bersabda :
‫ اَد ُِّب ْوا اَ ْواَل َد ُك ْم‬ : ‫صلَّى اهللُ َعلَْي ِه َو َسلَّ َم‬ ِ ِ ‫َعن َعلِ ٍّي ر‬
َ ‫ال َر ُس ْو ُل اهلل‬ َ َ‫ق‬  : ‫ال‬ َ َ‫ض َي اهللُ َع ْنهُ ق‬ َ ْ
‫َن فَِإ َّن َح ْملَةَ الْ ُق ْرأَ ُن فِ ْي ِظ ِّل‬ ِ ‫ب اَ ْه ِل ب ْيتِ ِه و قِرأَةُ الْ ُقرأ‬
ِّ ‫نَبِيِّ ُك ْم َو ُح‬ ‫ب‬ِّ ‫ ُح‬: ‫ال‬ ٍ‫ص‬ ِ ِ
ْ َ َ َ َ ‫َعلَى ثَاَل ث خ‬
) ‫الد ْيلَ ِم‬
َّ ُ‫(ر َواه‬ ِِ ِ َ‫اهلل يوم اَل ِظلٌّ ِظلَّهُ مع اَنْبِيائِِه وا‬ ِ
َ ‫صفيَائه‬ ْ َ َ ََ َ َْ
Artinya: Dari Ali R.A ia berkata : Rasulullah SAW bersabda : “Didiklah anak-anak kalian
dengan tiga macam perkara yaitu mencintai Nabi kalian dan keluarganya serta membaca Al-
Qur’an, karena sesungguhnya orang yang menjunjung tinggi Al-Qur’an akan berada di bawah
lindungan Allah, diwaktu tidak ada lindungan selain lindungan-Nya bersama para Nabi dan
kekasihnya” (H.R Ad-Dailami)
Dari hadits Nabi Muhammad SAW diatas, kita sebagai orang tua dan pendidik,
harus memperhatikan tentang hal ini. Dimana dari ketiga hal ini dalam hemat kami
sebagai peneliti adalah penting untuk perkembangan sikap kepribadian anak-anak kita
terutama para remaja. Tiga hal diatas adalah tentang mencintai terhadap Nabi dan
Rasululllah, mencintai keluarganya, dan mencintai Al-Qur`an untuk dibaca dan
diamalkan.

B. Konsep Pendidikan Syariah


Secara redaksional pengertian syariah adalah “the path of the water place” yang
berarti tempat jalannya air, atau secara maknawi adalah seuah jalan hidup yang telah
ditentukan Allah SWT, sebagai panduan dalam menjalankan kehidupan di dunia
untuk menuju kehidupan di akhirat. Panduan yang diberikan Allah SWT dalam
membimbing manusia harus berdasarkan sumber utama hukum Islam Al-Qur`an dan
Al-Sunnah, serta sumber kedua yaitu akal manusia dalam ijtihad para ulama atau
sarjana Islam. [ CITATION Muh11 \l 1033 ]
Para anak-anak dan tentunya remaja Muslim sudah sepatutnya untuk belajar
mengenai syariah. Sebab pada hakikatnya nanti mereka akan menjalani kehidupannya
dan dunianya sendiri. Dan untuk mengindari hal-hal yang berbahaya dalam pergaulan
anak-anak kita, pendidikan tentang syariah perlulah kita tanamkan di dalam sanubari
mereka. Agar mereka berjalan pada rel-rel Islam yang lurus sehingga mereka tidak
sampai terjerumus kedalam ajaran akidah agama lain yang tidak sesuai dengan Islam
sama sekali.
Dr. Abdullah Nashih `Ulwan di dalam Tarbiyatul Aulad fil Islam secara tersirat
menyarankan agar orang tua untuk mengajarkan halal dan haram serta
memerintahkan mereka untuk beribadah saat umurnya telah menginjak tujuh tahun.
Hal ini sebagaimana dijelaskan di dalam hadits berikut : diriwayatkan oleh Ibnu Jarir
dan Ibnu Al-Mundzir dari hadits Ibnu Abbas r.a. bahwa beliau berkata :
‫الن َو ِاهى‬ ِ َ‫اجتِن‬ ِ ِ ِ ِ ِ ِ ِ ِ َ َ‫اِ ْعملُوا بِط‬
َ ‫اب‬ َ ‫اعة اهلل َو َّات ُق ْوا َم َعاص َى اهلل َو ُم ُر ْوا اَ ْواَل َد ُك ْم ب ْامتثَال اْاَل َوام ِر‬
ْ ‫و‬, َْ
‫ك ِوقَايَةٌ لَ ُه ْم َولَ ُك ْم ِم َن النّا ِر‬
َ ِ‫فَ َذال‬
Artinya : “Ajarkanlah mereka untuk taat kepada Allah dan takut berbuat maksiat kepada-Nya,
serta suruhlah anak-anak kamu untuk mentaati perintah-perintah dan menjauhi larangan-
larangan. Karena, hal itu akan memelihara mereka dan kamu dari api neraka.

Atthulab: Islamic Religion Teaching & Learning Journal ... (...) ... 7
Desain Pendidikan Agama Islam Untuk Remaja

Mengajarkan syariah kepada mereka anak-anak kita dan para remaja Muslim
kita bukan semata-mata agar mereka menjadi seseorang yang saleh dengan ibadahnya.
Melainkan juga agar mereka memiliki kesalehan secara sosial. Dengan demikian akan
sempurnalah karakter jiwa Muslim yang tertanam di dalam lubuk hati mereka.
Tanggung jawab terbesar lainnya yang telah diwajibkan Islam kepada para
orang tua dan pendidik adalah mengajarkan anak sejak ia sudah bisa membedakan
hokum syar`I yang mengatur hal-hal yang berkaitan dengan syar`i dan akan dimintai
pertanggungjawabannya di hadapan Allah. Oleh karena itu, pendidik harus dengan
jelas memberitahukan kepada anak ketika ia sudah memasuki usia remaja (yang
berkisar antara 12 sampai 15 tahun) bahwa jika keluar air mani yang dibarengi dengan
nafsu syahwat, berarti ia telah mencapai usia baligh dan telah dikenai hukum syar`i. Ia
telah dibebani kewajiban-kewajiban yang dikenakan kepada pria dewasa pada
umumnya.
Pendidik juga berkewaijiban menerangkan secara jelas kepada anak
perempuan yang telah berusia 9 tahun atau lebih, jika ia bermimpi dan melihat cairan
kuning yang tidak kental pada pakaiannya ketika ia terbangun. Atau jika ia melihat
ada dara haid yang keluar berarti ia telah memasuki usia baligh dan telah dikenakan
hukum syar`i, sehingga ia dikenakan kewajiban-kewajiban yang dikenakan kepada
para perempuan dewasa.

C. Konsep Pendidikan Akhlak

Akhlak adalah kondisi mental, hati dan batin seseorang yang mempengaruhi
perbuatan dan perilaku lahiriyah. Apabila kondisi batin seseorang baik dan
teraktualisasikan dalam ucapan, perbuatan, dan perilaku yang baik dengan mudah,
maka ini disebut sebagai akhlak yang tepuji (akhlak mahmudah). Dan jika kondisi batin
itu jelek yang teraktualisasikan dalam perkataan, perbuatan, dan tingkah laku yang
jelek pula, maka dinamakan akhlak yang tercela (akhlak madzmumah). [ CITATION
Sud12 \l 1033 ]
Akhlak merupakan bagian yang sangat penting dalam ajaran Islam, Karena
perilaku manusia merupakan objek utama ajaran Islam. Bahkan maksud dan tujuan
diturunkannya ajaran Islam (dari Nabi Adam AS sampai Nabi Muhammad SAW),
untuk membimbing sikap dan perilaku manusia agar sesuai dengan fitrahnya. Agama
Islam menyuruh manusia agar meninggalkan kebiasaan buruk dan menggantikannya
dengan sikap dan perilaku yang baik. Agama Islam menuntun manusia agar
memelihara dan mengembangkan kecendrungan mental yang bersih dan jiwa yang
suci. Karena itu Rasulullah SAW bersabda:

ُ ْ‫إِنَّ َما بُِعث‬


‫ت إِل ُتَ ِّم َم َم َكا ِر َم األَ ْخاَل ق‬
Artinya : “Tiadalah aku diutus melainkan untuk menyempurnakan akhlak dan perilaku
manusia.” (HR. Bukhari)
Jadi akhlak merupakan sistem etika didalam Islam. Sebagai sistem, akhlak
memiliki spektrum yang luas, mulai sikap terhadap dirinya, orang lain, alam
(lingkungannya), lebih-lebih terhadap Allah SWT. Aqidah Islamiyah, syariah
Islamiyah, dan akhlak pada dasarnya merupakan satu kesatuan dalam ajaran Islam.
Ketiga unsur tersebut dapat dibedakan tetapi tidak dapat dipisahkan. Dalam
melakukan segala aktivitas, agama Islam baik merupakan pijakan dalam mengambil
sebuah keputusan yang harus dilakukan dalam kehidupan kita sehari-hari.
[ CITATION Sud121 \l 1033 ]

8 Atthulab: Islamic Religion Teaching & Learning Journal ... (...) ...
Andewi Suhartini dan Nida Fatmah Wahidah

Penyempurnaan akhlak adalah salah satu tujuan utama dalam pendakwahan


Islam sejak Nabi Adam AS hingga Nabi Muhammad SAW disamping meluruskan
aqidah dan syariat yang telah melenceng akibat hasutan iblis dan syaitan kepada kaum
muslimin. Akhlak adalah buah dari penanaman dan pengamalan akidah dan syariat
seorang muslim dalam kehidupan sehari-hari. Bila dalam penanaman dan pengamalan
ia berjalan sesuai dengan tuntunan syariat Islam, maka ia akan tetap berjalan sesuai
dengan rel-rel syariat Islam, dan nantinya akan timbul akhlak yang baik dari dirinya.
Sebaliknya bila ia salah dalam menanamkan akidah dan syariat Islam, maka akan
timbul dari dalam dirinya perangai yang buruk.
Inilah desain pendidikan agama Islam untuk remaja melalui 3 konsep teori
utama dalam pendidikan yaitu dengan konsep pendidikan aqidah, syariah dan akhlak.
Karena kehidupan seorang remaja yang dibimbing dengan 3 konsep tersebut akan
melahirkan kesadaran dalam berprilaku yang sejalan dengan ketentuan dan tuntunan
Allah dan Rasul-Nya yang terdapat di dalam Al-Qur`an dan Al-Hadits.

SIMPULAN

Pendidikan agama Islam merupakan suatu upaya pengasuhan, bimbingan, dan


pengembangan kemampuan fisik, akal dan jiwa murid secara utuh berdasarkan ajaran
Islam. Pengasuhan tersebut dilakukan melalui proses pemberdayaan potensi baik
menuju pada tingkat kesempurnaannya yaitu insan kamil yang pada akhirnya dapat
mengamalkannya serta menjadikan Islam sebagai pendangan hidup.
Adapun tujuan PAI diharapkan manusia selalu bersih untuk mencapai taraf
makhluk yang tertinggi, makhluk termulia, sebagai khalifah fil ardh, agar mendapat
ridho Allah swt. Sehingga tercapai kebahagian hidup di dunia dan kehidupan di
akhirat nanti. Di samping itu manusia tidak boleh lupa bahwa segala sesuatu yang
diperolehnya adalah atas petunjuk serta atas izin Allah swt. Dengan hasil pendidikan
yang dijalani manusia dapat berusaha mencapai tujuan hidupnya yang hakiki sesuai
dengan ajaran agama Islam.
Remaja adalah suatu masa dari unsur manusia yang paling banyak mengalami
perubahan sehingga membawanya pindah dari masa anak-anak menuju dewasa.
Karena itu pada masa remaja ini terdapat banyak kegoncangan pada diri remaja itu.
Konsep pendidikan agama Islam yang didesain untuk remaja dikategorikan
berdasarkan tiga pokok utama penyusun materi PAI adalah Konsep Pendidikan
Aqidah, Konsep Pendidikan Syariat, dan Konsep Pendidikan Akhlak.

REFERENSI

Ali, M. (2006). Psikologi Remaja. Jakarta: Bumi Aksara.


Alim, M. (2011). Pendidikan Agama Islam. Bandung: Remja Rosdakarya.
Azra, A. (2000). Esei-Esei Intelektual Pendidikan Islam. Jakarta: Logos Wacana Ilmu.
Derajat, Z. (1975). Pendidikan Agama dan Pembinaan Mental. Jakarta: Bulan Bintang.
M.D, D. (1994). Model-model Mengajar. Bandung: CV. Diponegoro.
Muhaimin. (2004). Paradigma Pendidikan Islam . Bandung: Rosda Karya.
Mujib, M. &. (1993). Pemikiran Filsafat Pendidikan Islam. Bandung: Trigenda.
RI, D. (1999). Kurikulum Sekolah Menengah Atas: Gari-Garis Besar Program Pendidikan.
Jakarta: Depdiknas.
Rohani, A. (2004). Pengelolaan Pengajaran. Jakarta: Rineka Cipta.

Atthulab: Islamic Religion Teaching & Learning Journal ... (...) ... 9
Desain Pendidikan Agama Islam Untuk Remaja

Sanjaya, W. (2008). Perencanaan dan Desain Sistem Pembelajaran. Jakarta: Kencana


Prenada Media Group.
Sudirman. (2012). Pilar-pilar Islam menuju kesempurnaan sumber daya muslim. Malang:
UIN Maliki-Press.
Sudirman. (2012). Pilar-pilar Islam menuju kesempurnaan sumber daya muslim. Malang:
UIN Maliki-Press.
Uhbiyati, N. (1999). Ilmu Pendidikan Islam. Bandung: Pustaka Setia.
Ulwan, A. N. (2013). Tarbiyatul Aulad fil Islam. Solo: Insan Kamil.
Willis, S. S. (1981). Problem Remaja dan Pemecahannya. Bandung: Angkasa.

10 Atthulab: Islamic Religion Teaching & Learning Journal ... (...) ...

Anda mungkin juga menyukai