Anda di halaman 1dari 31

1

TUGAS BESAR GEOGRAPHIC INFORMATION SYSTEM

(Kolam Retensi Golf)

DISUSUN OLEH :
1. Febriekha Yolanda Akbar (03011381621098)
2. Balqis Fataya Said (03011381621099)
3. M. Hakim Nasution (03011381621100)

DOSEN PEMBIMBING :
DR. IR. H. DINAR DWI ANUGRAH P., MSPJ
FEBRINASTI ALIA, S.T., M.T.

JURUSAN TEKNIK SIPIL


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS SRIWIJAYA
2018

Universitas Sriwijaya
2

1. Pendahuluan

Sumatera Selatan merupakan provinsi yang terletak di bagian selatan


Pulau Sumatera dengan Palembang sebagai ibukotanya. Kota Palembang
memiliki luas wilayah sebesar 358,55 km² dan Sungai Musi yang membelah Kota
Palembang menjadi 2 bagian wilayah yaitu bagian seberang Ilir seluas 303.33
km2 (75.72%) dan Seberang Ulu seluas 97.28 km2 (24.28%).

Palembang mempunyai iklim daerah tropis dengan curah hujan per tahun
berkisar antara 2.000 mm – 3.000 mm dan topografi tanah yang relatif datar dan
rendah. Wilayah Kota Palembang yang terletak di dataran tinggi hanya sebagian
kecil, yaitu di daerah utara dan sebagian daerah lainnya adalah daerah berawa
sehingga seringkali mengalami banjir/genangan yang diakibatkan oleh limpasan
air hujan/run off yang tidak mampu ditampung saluran. Selain itu banjir pada
lokasi-lokasi tertentu juga diakibatkan oleh limpasan Sungai Musi.

Berdasarkan data dari BBWSS VIII tahun 2010, Kota Palembang terbagi
dalam 20 sub sistem drainase yang meliputi: Batang, Gandus, Gasing, Lambidaro,
Boang, Sekanak, Bendung, Lawang Kidul, Buah, Juaro, Batang, Selincah,
Borang, Nyiur, Sriguna, Aur, Kedukan, Jakabaring, Kertapati dan Keramasan
(Gambar 1).

Gambar 1. Pembagian DAS Kota Palembang

Universitas Sriwijaya
3

Sebagai kota yang berkembang, tentunya Palembang merupakan salah


satu kota yang mempunyai banyak pembangunan gedung, peningkatan jumlah
penduduk, kebutuhan lahan, dan sebagainya. Semua hal tersebut menyebabkan
berkurangnya daerah resapan air dikarenakan adanya perubahan tata guna lahan
yang berlebihan sehingga tanah tidak dapat menyerap air sebagaimana mestinya.

Meninjau keadaan tersebut, kita sebagai manusia harus melakukan


penanggulangan sejak dini dan memberlakukan sistem pengendalian banjir yang
berwawasan lingkungan untuk mengoptimalkan resapan dengan cara adanya
pembuatan kolam retensi. Kolam retensi adalah suatu bak atau kolam yang dapat
menampung atau meresapkan air sementara yang terdapat di dalamnya.

Kolam retensi juga dapat menggantikan peran lahan resapan yang


dijadikan lahan tertutup seperti dijadikan perkantoran atau perumahan agar tetap
menampung air hujan langsung dan aliran dari sistem untuk diresapkan ke dalam
tanah. Pada wilayah seberang ilir Kota Palembang terdapat 21 kolam retensi yang
berada diwilayah seberang Ilir Kota Palembang dan dapat dilihat pada Tabel 1.

Tabel 1. Kolam Retensi di wilayah Seberang Ilir Kota Palembang (Dinas PU


Penataan Ruang Kota Palembang, 2016)
Nama X Y Luas (Ha)
KI Besar 104.746548 -
2.989613
KI Kecil 104.742634 -
2.988630
Palembang Icon 104.746111 -
2.979211
Kemang Manis 104.738162 -
2.995437
Brimob 104.726470 -
2.988330
Siti Khodijah 104.732481 -
2.970618
Simpang Polda 104.737385 -

Universitas Sriwijaya
4

2.960631
IBA 104.764550 -
2.965889
Golf 104.768704 -
2.959139
Pertamina Golf 104.767480 -
2.955238
Simpang Patal 104.770663 -
2.952022
Seduduk Putih 104.757195 -
2.947379
Talang Aman 1 104.745343 -
2.952130
Talang Aman 2 104.744269 -
2.951259
Perum Villa 104.778046 -
Kedamaian 2.945844
Perum Citra Damai 104.777283 -
II 2.944051
Kedamaian 104.780718 -
2.942143
PLN Sapta Marga 104.776066 -
2.940338
Tanjung Sari II 104.778510 -
2.936351
SMPN 37 PLG 104.824702 -
2.955750
Ario Kemuning 104.740919 -
2.947233

Universitas Sriwijaya
5

Terdapat 21 kolam retensi yang berada di willayah Seberang Ilir Kota


Palembang. Lokasi kolam retensi dapat dilihat pada Gambar 2.

Gambar 2. Peta Lokasi Kolam Retensi

2. Tujuan Penulisan
Tujuan dari penulisan laporan ini adalah untuk menghitung debit yang
akan digunakan pada perancangan sistem drainase pengendalian banjir yang
berwawasan lingkungan.

3. Pengumpulan Data
Pengumpulan data dalam pelaksanaan analisa menggunakan dua macam
data, yaitu:
a. Data Primer
Data Primer merupakan data yang diperoleh langsung dari subyek penelitian
atau biasa disebut dengan data lapangan. Data diperoleh dengan
mengunjungi lokasi kolam retensi secara langsung, melakukan wawancara,
serta pengisian kuisioner.
b. Data Sekunder
Pada analisa ini, data sekunder meliputi data kontur, data curah hujan dan
tata guna lahan. Data digital berupa batas wilayah administrasi Kota

Universitas Sriwijaya
6

Palembang, peta tata guna lahan diperoleh dari Badan Perencanaan dan
Pembangunan Daerah (Bappeda) Kota serta dari Dinas Pekerjaan Umum
dan Penataan Ruang Kota, sedangkan data curah hujan harian Kota
Palembang minimal 10 tahun terakhir diperoleh dari Stasiun Klimatologi
Kelas I Kenten.

4. Tinjauan Pustaka
4.1 Kolam Retensi
Kolam retensi adalah suatu bak atau kolam yang dapat
menampung atau meresapkan air sementara yang terdapat di dalamnya.
Kolam retensi dibagi menjadi 2 macam tergantung dari bahan pelapis
dinding dan dasar kolam, yaitu kolam alami dan kolam buatan. Kolam
retensi dibangun untuk mengatur kelebihan aliran permukaan sehingga
dapat terhindar dari bahaya banjir. Kolam retensi dibuat bukan hanya
sebagai upaya pengendalian banjir tetapi juga sebagai upaya konservasi
atau pelestarian air.

4.2 Analisis Hidrologi


Analisis hidrologi merupakan data curah hujan maksimum yang
bertujuan agar analisis dapat mendekati kondisi yang sebenarnya di
lapangan. Adapun system hidrologi itu sendiri dipengaruhi oleh peristiwa-
peristiwa yang luar biasa seperti hujan, banjir, kekeringan, dan
sebagainya. Siklus hidrologi merupakan bagian dari analisis hidrologi,
siklus hidrologi itu sendiri dimulai dengan terjadinya panas matahari yang
sampai ke permukaan bumi sehingga terjadinya pengupan. Akibat
penguapan ini terkumpul massa uap air, yang dalam kondisi atmosfer
membentuk awan.

4.3 Analisis Frekuensi


Analisis frekuensi adalah besaran kemungkinan curah hujan
maksimum yang telah dilampaui. Analisis frekuensi mempunyai tujuan

Universitas Sriwijaya
7

yang berkaitan dengan besaran atau peristiwa-peristiwa ekstrim dari curah


hujan, banjir, kekeringan, dan yang lainnya. Analisis frekuensi ini
memerlukan data hujan yang di peroleh dari pos penakar hujan seperti
BMKG. Analisis frekuensi didasarkan pada sifat statistik yang telah lalu
untuk memperoleh probabilitas besaran curah hujan di masa yang akan
datang. Berikut ada empat macam perhitungan distribusi curah hujan yaitu
Normal, Log Normal, Gumbel, Pearson, dan Log Pearson.

4.3.1. Metode Distribusi Frekuensi Normal

Keterangan :

Xt = besarnya cura hujan kala ulang yang terjadi t tahun

X = rata-rata hitung variant

Sx = standar deviasi

K = faktor frekuensi

4.3.2 Metode Distribusi Frekuensi Log Normal

Universitas Sriwijaya
8

Keterangan:

X= nilai variat pengamatan

Slog X = standart deviasi dari logaritma

n = jumlah data

log X = logaritma rata-rata

k = faktor frekuensi

4.3.3 Metode Distribusi Frekuensi Gumbel

Keterangan:

XT = besarnya curah hujan yang terjadi dengan kala ulang T tahun

X = rata-rata x maksimum dari seri data Xi

k = faktor frekuensi

Keterangan :

Yn, Sn = besaran yang mempunyai fungsi dari jumlah pengamatan

Yt = reduksi sebagai fungsi dari probabilitas

n = jumlah data

Universitas Sriwijaya
9

4.3.4 Metode Distribusi Frekuensi Log Pearson III

Nilai X di bagi setiap probabilitas di hitung dari persamaan :

Keterangan:

log X = logaritma rata-rata

Slog X = standart deviasi dari logaritma

Cs = koefisien kemencengan

k = faktor frekuensi

4.4. Intensitas Hujan Rencana

Intensitas curah hujan merupakan besarnya jumlah hujan yang turun


dinyatakan dalam tingi curah hujan atau volume hujan tiap satuan waktu.
Besarnya curah hujan tergantung dari lamanya curah hujan dan frekuensi
kejadiannya.

Universitas Sriwijaya
10

Keterangan :

I : intensitas hujan (mm/jam)

R24 : curah hujan maksimum harian dalam 24 jam (mm/jam)

t : lama hujan (jam)

4.5 Uji Kecocokan

Pada uji kecocokan ini digunakan dua metode yaitu uji chi-square dan uji
smirnov-kolmogorof:

4.5.1 Uji Smirnov-Kolmogorov

Dengan mengurutkan data curah hujan dari yang terbesar ke terkecil,


kemudian menghitung persamaan empiris dengan :

= 100%
−1

Keterangan :

P = peluang

m = nomor urut data

n = jumlah data

 mencari nilai G

− log
=

Dengan :

G = koefisien frekuensi

S = nilai simpangan baku

 menghitung nilai P (x)


P(x) = 100 – Pr

Universitas Sriwijaya
11

 menghitung selini Sn (x) dan P (x)

= −( )
−1

4.6 Penentuan Catchment Area dan Tata Guna Lahan

Catchment area (daerah tangkapan hujan) merupakan suatu wilayah


daratan yang merupakan satu kesatuan dengan sungai dan anak-anak
sungainya, yang berguna menampung, menyimpan, dan mengalirkan air yang
berasal dari curah hujan ke laut secara alami, yang batas di darat merupakan
pemisah topografis dan batas di laut sampai dengan daerah perairan yang
masih terpengaruh aktivitas daratan (UU No.7 Tahun 2004). Sedangkan tata
guna lahan adalah sebuah pemanfaatan lahan dan penataan lahan yang
dilakukan sesuai dengan kondisi eksisting alam.

5. Metodologi Penelitian
Metodologi yang digunakan pada penelitian ini adalah dengan
menggunakan pendekatan model hidrologi dan Sistem Informasi Geografis
(SIG). Untuk menghitung besar limpasan pada catchment area setiap kolam
retensi, peneliti dapat menggunakan metode rasional. SIG digunakan untuk
proses penyiapan data spasial digital dalam bentuk vector, pengintegrasian
data spasial, serta atribut dalam basis data SIG dan operasi tumpang susun
(overlaying). Berikut adalah flowchart atau alur analisa dalam penelitian ini:

Universitas Sriwijaya
12

Gambar 5.1 Flowchart Analisa


6. Analisa dan Pembahasan
Adapun analisis dan perhitungan pada penelitian ini adalah, sebagai berikut:
6.1 Analisis Hidrologi
Analisis hidrologi merupakan data curah hujan maksimum yang terjadi di
kota Palembang. Data curah hujan untuk lokasi yang kami tinjau tersebut
bisa didapat dari stasiun kenten, data curah hujan maksimum yang
digunakan minimal 10 tahun terakhir.

Tabel 6.1 Data Curah Hujan Maksimum

Tahun CH. Max

2007 97.605

2008 103.725

2009 103.650

2010 125.750

2011 109.525

2012 142.375

2013 123.125

Universitas Sriwijaya
13

2014 114.000

2015 121.875

2016 118.350

6.2. Analisis Frekuensi

Metode yang digunakan pada analisa frekuensi ini ada 4 metode, yaitu
metode normal, metode gumbel, metode log normal, dan metode log
pearson tipe III. Berikut akan dijelaskan perhitungannya.

Tabel 6.2.1 Perhitungan Parameter Statistik untuk Distribusi


Normal dan Gumbel

Tahun Rmax (x -X) (x-X)2 (x-X)3 (x-X)4


2007 97.605 -18.593 345.699649 -6427.593573857 119508.247318723
2008 103.725 -12.473 155.575729 -1940.496067817 24203.807453882
2009 103.650 -12.548 157.452304 -1975.711510592 24791.228034908
2010 127.750 11.552 133.448704 1541.599428608 17808.556599280
2011 109.525 -6.673 44.528929 -297.141543217 1982.825517887
2012 142.375 26.177 685.235329 17937.405207233 469547.456109738
2013 123.125 6.927 47.983329 332.380519983 2302.399861922
2014 114.000 -2.198 4.831204 -10.618986392 23.340532090
2015 121.875 5.677 32.228329 182.960223733 1038.665190132
2016 118.350 2.152 4.631104 9.966135808 21.447124259
1161.980 1611.615 9352.750 661227.974

Berikut perhitungan parameter statistik curah hujan rata-rata pada tabel 6.2.1:

1. Nilai rata-rata ( X )
∑ .
X = = = 116.1998

2. Standar Deviasi (S )
∑( ) .
S= ( )
= = 13.3816

Universitas Sriwijaya
14

3. Koefisien Variasi ( Cv)


.
Cv = = .
= 0.115

4. Koefisien Skewness ( Cs)


∑ ( ) , .
Cs = ( )( )
= .
= .
= 0.54

5. Koefisien Kurtorius (Ck)


∑( )
=( )( )( )( )

∑( , )
=( )( )( )( , )

= 4,50011E-10

Setelah melakukan perhitungan parameter statistik, peneliti menghitung


analisis frekuensi untuk empat distribusi, yakni distribusi normal, gumbel, log
normal, dan log person tipe III. Berikut uraian analisinya:

1. Distribusi Normal
Parameter statistik yang digunakan dalam perhitungan distribusi normal,
yaitu:

Jumlah data ( n ) = 10

Nilai rata-rata ( X ) = 116.198

Standar deviasi ( S ) = 13.3816

Nilai dihitung dengan persamaan :

=X+ .S

Hasil perhitungan untuk periode ulang pada distribusi normal ini


selanjutnya dapat dilihat pada tabel 6.2.2

Tabel 6.2.2 Curah Hujan Rancangan pada Metode Distribusi


Normal

Universitas Sriwijaya
15

Tr ( tahun ) X Ktr S Xt ( mm )
2 116.198 0 13.3816 116.198
5 116.198 0.84 13.3816 127.438544
10 116.198 1.28 13.3816 133.326448
25 116.198 1.64 13.3816 138.143824
50 116.198 2.05 13.3816 143.63028
100 116.198 2.33 13.3816 147.377128

2. Distribusi Gumbel
Parameter statistik yang digunakan dalam perhitungan distribusi gumbel,
yaitu:

Jumlah data ( n ) = 10

Nilai rata-rata ( X ) = 116.198

Standar deviasi ( S ) = 13.3816

= 0.4952

= 0.9496

Nilai dan di dapat dari dalam lampiran, dan nilai terdapat di


dalam tabel.

=X+ .S

Hasil perhitungan untuk metode distribusi gumbel pada periode ulang


selanjutnya dapat dilihat pada tabel 6.2.3

Universitas Sriwijaya
16

Tabel 6.2.3 Curah Hujan Rancangan dengan Metode


Distribusi Gumbel

Tr ( tahun ) X Sn Yt Yn Sd Xt
2 116.198 0.9496 0.3665 0.4952 13.3816 114.38456
5 116.198 0.9496 1.4999 0.4952 13.3816 130.35662
10 116.198 0.9496 2.2504 0.4952 13.3816 140.93152
25 116.198 0.9496 3.1985 0.4952 13.3816 154.29292
50 116.198 0.9496 3.9019 0.4952 13.3816 164.20518
100 116.198 0.9496 4.6001 0.4952 13.3816 174.04424

3. Distribusi Log Normal


Parameter statistik yang digunakan dalam perhitungan distribusi log normal,
yaitu:

Jumlah data ( n ) = 10

Nilai rata-rata ( log X ) = 2.0652

Standar Deviasi ( S log X ) = 0.0468

Faktor Frekuensi ( ) =

( Nilai untuk periode ulang selanjutnya terdapat dalam tabel)

Nilai dihitung dengan persamaan :

Log = Log X + .S Log X

Hasil perhitungan untuk metode distribusi log normal pada


periode ulang selanjutnya dapat dilihat pada tabel 6.2.4
Tabel 6.2.4 Curah Hujan Rancangan dengan Metode Distribusi Log Normal

Tr (tahun) Xi Ktr Sd Log Xt X


2 116.198 -0.0569 13.38 118.35 115.44
5 116.198 0.8180 13.38 118.35 127.14
10 116.198 1.3102 13.38 118.35 133.73
25 116.198 1.8188 13.38 118.35 140.54
50 116.198 2.2363 13.38 118.35 146.12
100 116.198 2.4615 13.38 118.35 149.14

Universitas Sriwijaya
17

4. Distribusi Log Person Tipe III


Parameter statistik yang digunakan dalam perhitungan distribusi log person
tipe III, yaitu:

Jumlah data ( n ) = 10

Nilai rata-rata ( Log X ) = 2.0652

Standar deviasi ( S Log X ) = 0.0468

Koefisien Kemencengan ( Cs ) = 3.75761 E-09

Dilakukan interpolasi untuk mendapatkan nilai faktor frekuensi ( )


karena nilai Cs berada diantara

y =( . - )+

Nilai selengkapnya dapat dilihat pada tabel, lalu nilai dihitung


dengan menggunakan persamaan, sebagai berikut:

Log = Log X + .S Log X

Hasil perhitungan untuk metode distribusi log person tipe III pada
periode ulang selanjutnya dapat dilihat pada tabel 6.2.5
Tabel 6.2.5 Curah Hujan Rancangan dengan Metode Distribusi Log Person Tipe III

Tr (tahun) Xi Ktr S LogXt Xt


2 116.198 -0.049 0.049 118.35 114.88
5 116.198 0.824 0.049 118.35 126.86
10 116.198 1.309 0.049 118.35 134.03
25 116.198 1.848 0.049 118.35 142.49
50 116.198 2.209 0.049 118.35 148.46
100 116.198 2.541 0.049 118.35 154.16

Universitas Sriwijaya
18

Berdasarkan hasil analisis frekuensi curah hujan rancangan dengan


menggunakan empat metode distribusi probabilitas di atas menunjukkan
bahwa setiap distribusi probabilitas memberikan hasil yang berbeda. Berikut
rekapitulasi hasil perhitungan curah hujan rancangan dapat dilihat pada tabel
6.2.6

Tabel 6.2.6 Rekapitulasi Perhitungan Curah Hujan pada Empat Metode Distribusi
Periode Ulang ( Tahun ) Distribusi Probabilitas ( mm)
Gumbel Normal Log Normal Log Pearson III
2 114.385 116.198 115.44 114.88
5 130.357 127.439 127.14 126.86
10 140.932 133.326 133.73 134.03
25 154.293 138.144 140.54 142.49
50 164.205 143.63 146.12 148.46
100 174.044 147.377 149.14 154.16

6.3 Uji Kecocokan


Pada perhitungan uji kecocokan terdapat metode yang digunakan yaitu Uji
Smirnov-Kolmogorov.
1. Uji Smirnov-Kolmogorov Distribusi Normal
Data yang di gunakan adalah sebagai berikut :
Jumlah data : 10
Nilai rata-rata : 116.198
Standar Deviasi : 13.3816
Penjabaran :
Pempirik =

Ktr =

Pteoritik = [1 + 0,97( ) + 0,115( ) + 0,0003( ) +

0,0195( ) ]

Δ = | Pempirik - Pteoritik |

Universitas Sriwijaya
19

Perhitungan selanjutnya dilakukan dengan persamaan yang sama dan


hasil perhitungan dapat dilihat pada Tabel 6.3.1.

Tabel 6.3.1 Perhitungan Uji Kecocokan Smirnov-Kolmogorov Distribusi Normal

Distribusi Normal
m Weibull Tr KTr Xaktual Xprediksi ∆
1 0.09091 11 1.304 142.375 133.648 8.72734
2 0.18182 5.5 0.884 127.75 128.027 -0.2774
3 0.27273 3.66667 0.59537 123.125 124.165 -1.0401
4 0.36364 2.75 0.33133 121.875 120.632 1.24332
5 0.45455 2.2 0.1 118.35 117.536 0.81384
6 0.54545 1.83333 -0.0833 114 115.083 -1.0829
7 0.63636 1.57143 -0.3609 109.525 111.369 -1.8437
8 0.72727 1.375 -0.6025 103.725 108.136 -4.4106
9 0.81818 1.22222 -1.0434 103.65 102.236 1.41404
10 0.90909 1.1 -1.44 97.605 96.9284 0.67656
∆ max 8.72734
∆ kritik 41

2. Uji Smirnov-Kolmogorov Distribusi Log Normal


Data yang di gunakan adalah sebagai berikut :
Jumlah data ( n ) = 10
Nilai rata-rata ( log X ) = 2.0652
Standar Deviasi ( S log X ) = 0.0468\
Penjabaran :
Pempirik =

Ktr =

Pteoritik = [1 + 0,97( ) + 0,115( ) + 0,0003( ) +

0,0195( ) ]
Δ = | Pempirik - Pteoritik |

Perhitungan selanjutnya dilakukan dengan persamaan yang sama dan


hasil perhitungan dapat dilihat pada Tabel 6.3.2

Universitas Sriwijaya
20

Tabel 6.3.2 Perhitungan Uji Kecocokan Smirnov-Kolmogorov Distribusi


Log Normal

Distribusi Log Normal


m Weibull Tr KTr Xaktual Xprediksi ∆
1 0.09091 11 1.28885 142.375 133.445 8.93011
2 0.18182 5.5 0.78269 127.75 126.672 1.0783
3 0.27273 3.66667 0.48661 123.125 122.71 0.41536
4 0.36364 2.75 0.27654 121.875 119.899 1.97649
5 0.45455 2.2 0.11359 118.35 117.718 0.63197
6 0.54545 1.83333 -0.0195 100 115.936 -15.936
7 0.63636 1.57143 -0.1321 109.525 114.43 -4.9051
8 0.72727 1.375 -0.2296 90 113.125 -23.125
9 0.81818 1.22222 -0.3156 103.65 111.974 -8.3244
10 0.90909 1.1 -0.3926 97.605 110.945 -13.34
∆ max 23.1253
∆ kritik 41

3. Uji Smirnov-Kolmogorov Distribusi Log Person Tipe III


Data yang di gunakan adalah sebagai berikut :
Jumlah data ( n ) = 10
Nilai rata-rata ( log X ) = 2.0652
Standar Deviasi ( S log X ) = 0.0468
Penjabaran :
Pempirik =

Ktr =

Pteoritik = [1 + 0,97( ) + 0,115( ) + 0,0003( ) +

0,0195( ) ]
Δ = | Pempirik - Pteoritik |
Perhitungan selanjutnya dilakukan dengan persamaan yang sama
dan hasil perhitungan dapat dilihat pada Tabel 6.3.3

Universitas Sriwijaya
21

Tabel 6.3.3 Perhitungan Uji Kecocokan Smirnov-Kolmogorov Distribusi Log


Person III
Distribusi Log Person III
m Weibull Tr KTr Xaktual Xprediksi ∆
1 0.09091 11 1.16981 142.375 131.935 10.4401
2 0.18182 5.5 0.88014 127.75 127.665 0.08516
3 0.27273 3.66667 0.7107 123.125 125.231 -2.1064
4 0.36364 2.75 0.59047 121.875 123.533 -1.658
5 0.45455 2.2 0.49722 118.35 122.231 -3.8815
6 0.54545 1.83333 0.42103 100 121.178 -21.178
7 0.63636 1.57143 0.35661 109.525 120.295 -10.77
8 0.72727 1.375 0.3008 90 119.535 -29.535
9 0.81818 1.22222 0.25158 103.65 118.868 -15.218
10 0.90909 1.1 0.20755 97.605 118.275 -20.67
∆ max 29.5348
∆ kritik 41

4. Uji Smirnov-Kolmogorov Distribusi Gumbel


Data yang di gunakan adalah sebagai berikut :
Jumlah data : 10
Nilai rata-rata : 116.198
Standar Deviasi : 13.3816
Penjabaran :
Pempirik =

Ktr =

Pteoritik = [1 + 0,97( ) + 0,115( ) + 0,0003( ) +

0,0195( ) ]
Δ = | Pempirik - Pteoritik |
Perhitungan selanjutnya dilakukan dengan persamaan yang sama
dan hasil perhitungan dapat dilihat pada Tabel 6.3.4

Universitas Sriwijaya
22

Tabel 6.3.4 Perhitungan Uji Kecocokan Smirnov-Kolmogorov Distribusi Gumbel

Distribusi Gumbel
m Weibull Tr YTr Xaktual Xprediksi ∆
1 0.09091 11 2.35062 142.375 142.344 0.03068
2 0.18182 5.5 1.60609 127.75 131.853 -4.1025
3 0.27273 3.66667 1.14428 123.125 125.345 -2.2197
4 0.36364 2.75 0.79411 121.875 120.41 1.46486
5 0.45455 2.2 0.50065 118.35 116.275 2.07518
6 0.54545 1.83333 0.23768 114 112.569 1.43098
7 0.63636 1.57143 -0.0115 109.525 109.057 0.46783
8 0.72727 1.375 -0.2618 103.725 105.53 -1.8053
9 0.81818 1.22222 -0.5334 103.65 101.703 1.94714
10 0.90909 1.1 -0.8746 97.605 96.8951 0.70992
∆ max 4.10252
∆ kritik 41

Berdasarkan hasil perhitungan uji kecocokan dengan metode smirnov-


kolmogorov, untuk empat distribusi probabilitas menunjukkan hasil yang
berbeda. Berikut rekapitulasi hasil perhitungan uji kecocokan smirnov-
kolmogorov yang dapat dilihat pada tabel 6.3.5

Tabel 6.3.5 Rekapitulasi Uji Smirnov-Kolmogorov

Distribusi Probabilitas
No
Normal Log Normal Log Pearson III Gumbel
1 8.727341396 8.930112993 10.44007784 0.03068096
2 0.27736979 1.078302491 0.085155517 4.102518435
3 1.04006897 0.415364358 2.106365538 2.219724197
4 1.243324085 1.97649199 1.657967993 1.464855251
5 0.813835997 0.631971981 3.881466995 2.075182119
6 1.08286333 15.93644614 21.17824867 1.430981406
7 1.843661695 4.90514013 10.76984856 0.467831734
8 4.41056188 23.12531851 29.53481981 1.805277168
9 1.41404212 8.324384276 15.21841374 1.947142328
10 0.676561649 13.33983852 20.67044193 0.709922502

∆ max 8.727341396 23.12531851 29.53481981 4.102518435

∆ kritik 41 41 41 41

Uji Kecocokan Diterima Diterima Diterima Diterima

Universitas Sriwijaya
23

Berdasarkan hasil perhitungan uji kecocokan dengan metode smirnov-


kolmogorov, empat distribusi probabilitas dapat diterima karena memiliki
nilai Max yang lebih kecil dibandingkan Kritik. Dari keempat distribusi yang
diterima, distribusi gumbel memiliki nilai Max yang terkecil, yaitu 4.10251 <
41.

6.4 Perhitungan Waktu Konsentrasi


Perhitungan waktu konsesntrasi dapat dilakukan dengan mengetahui
data kemiringan saluran yang didapat dari pembacaan peta dengan
menghitung beda elevasi dibagi dengan panjang saluran seperti pada tabel
6.4.1 dan tabel 6.4.2

Tabel 6.4.1 Data Kemiringan Saluran


Data Kemiringan Saluran
Nama Elevasi
Panjang ( m ) Elevasi awal Beda Elevasi Kemiringan
Kolam Akhir
Golf 678.152764000 3.5 2.999967 0.50003 0.000737346

Setelah didapat data kemiringan pada kolam retensi Golf, selanjutnya


dilakukan perhitungan waktu konsentrasi dan hasilnya dapat dilihat pada
perhitungan berikut:

Tabel 6.4.2 Hasil Perhitungan Waktu Konsentrasi (Tc)

Perhitungan Waktu Konsentrasi


Nama Kolam Panjang ( L ) ( km ) Kemiringan ( s ) Waktu Konsentrasi ( jam )
Golf 6.78152764 0.000737346 4.653542984

6.5 Intensitas Hujan Rencana

Perhitungan dilanjutkan dengan menghitung intensitas hujan rencana yang


tertera pada tabel 6.5
Tabel 6.5 Intensitas Hujan Rencana

Tr Kolam Retensi Tc ( jam ) R24 (mm) I (mm/jam)


2 114.3845638 14.22682054
5 Golf 4.653542984 130.3566232 16.213379
10 140.9315163 17.52865356

Universitas Sriwijaya
24

6.6 Penentuan Catchment Area dan Tata Guna Lahan


Dalam penelitian ini, catchment area ditentukan berdasarkan data
titik-titik tinggi yang dibuat digital elevation model (DEM), untuk
mendapatkan batasan daerah tangkapan hujan dilakukan watershed
analysis terhadap DEM tersebut. Penentuan daerah tangkapan hujan
dilakukan dengan bantuan program Model Builder ArcGis 10.6. Pada
program tersebut awalnya dibuat berupa model untuk menghasilkan
automatic DEM untuk mendapatkan pembagian sub-DAS kolam
retensi Pertamina Golf. Pada Gambar 6.6 berikut ini akan menunjukkan
model yang digunakan.

Gambar 6.6 Model untuk Menghasilkan Automatic DEM

6.6.1 Pembagian Digital Elevation Model dan Catchment Area


Dari permodelan yang dilakukan dengan menggunakan arcGis,
didapatkanlah output dalam bentuk peta digital elevation model (DEM)
masing-masing DAS dan juga dapat mengetahui catchment area kolam
retensi Pertamina Golf. Hasil tersebut dapat dilihat pada gambar berikut:

Universitas Sriwijaya
25

Gambar 6.6.1 Digital Elevation Model (DEM) pada DAS Bendung

Untuk Digital Elevation Model (DEM) pada DAS Bendung dapat dilihat
bahwa elevasi untuk daerah aliran sungai adalah berkisar dari ketinggian
0,389+MSL hingga 25,502+MSL.

Universitas Sriwijaya
26

Gambar 6.6.2 Catchment Area Kolam Retensi Golf pada DAS Bendung

Universitas Sriwijaya
27

6.6.2 Tata Guna Lahan dan Luas Catchment Area Kola Retensi

Berdasarkan penentuan DEM serta pembagian sub-DAS pada masing-masing


DAS untuk kolam retensi yang terdapat pada DAS tersebut, maka didapatkanlah
kriteria tata guna lahan dan catchment area untuk kolam retensi Golf. Berikut luas
dan jenis pembagian lahan pada kolam retensi Golf yang dapat dilihat dalam tabel
6.6.2

Tabel 6.6.2 Rincian Luas dan Jenis Pembagian Lahan Kolam Retensi Golf

Luas Catchment Area


Luas Catchment Area ( A )
Keterangan %Luas
Ha Km2
Pohon 0.185985931 0.001859859 2.441176462
Tambak 0.000000000 0 0
Belukar 0.000000000 0 0
Bangunan Terpencar 0.261546410 0.002615464 3.432952896
Sungai 0.046525213 0.000465252 0.610671216
Ladang 0.000000000 0 0
Pemukiman 7.12464325550 0.071246433 93.51519943
Lahan Kosong 0.000000000 0 0
Total 7.618700809 0.076187008 100

6.7 Perhitungan Debit Banjir


Adapun data yang diperlukan dalam perhitungan debit banjir yaitu luas
catchment area yang telah didapat dari pembacaan peta dan perhitungan debit
banjir dengan menggunakan Metode Rasional.
6.7.1 Koefisien Aliran Permukaan
Nilai koefisien pengaliran daerah bendung didapatkan dari
pengamatan di lapangan dan pembacaan peta tata guna lahan yang
didapatkan dengan menggunakan ArcGIS. Nilai koefisien aliran
permukaan dari kolam retensi Golf adalah sebagai berikut:

Universitas Sriwijaya
28

Tabel 6.7.1 Catchment Area dan Koefisien Pengaliran Kolam Retensi Golf

Catchment Area
No. Jenis Tata Guna Lahan Koefisien Limpasan
Ha Km2 Nilai C x A (Ha)
1 29785 Pohon 0.00354422140 35.44221398930 0.28 0.000992382
2 29875 Pohon 0.18244170947 1824.41709466000 0.28 0.051083679
3 33647 Bangunan terpencar 0.04473942354 447.39423544600 0.7 0.031317596
4 33651 Bangunan terpencar 0.00115927147 11.59271471700 0.7 0.00081149
5 33652 Bangunan terpencar 0.00312922286 31.29222860760 0.7 0.002190456
6 33448 Bangunan terpencar 0.00273669993 27.36699928030 0.7 0.00191569
7 33450 Bangunan terpencar 0.01480577026 148.05770258400 0.7 0.010364039
8 33493 Bangunan terpencar 0.09344641873 934.46418730800 0.7 0.065412493
9 33497 Bangunan terpencar 0.00939512063 93.95120627990 0.7 0.006576584
10 33525 Bangunan terpencar 0.03948677213 394.86772131800 0.7 0.02764074
11 33532 Bangunan terpencar 0.05122102866 512.21028659200 0.7 0.03585472
12 33638 Bangunan terpencar 0.00142668186 14.26681864920 0.7 0.000998677
13 40811 Permukiman 0.48178373152 4817.83731518000 0.7 0.337248612
14 37637 Sungai 0.00000283250 0.02832496981 0.7 1.98275E-06
15 37640 Sungai 0.00531848650 53.18486501440 0.7 0.003722941
16 37643 Sungai 0.01087483694 108.74836940200 0.7 0.007612386
17 37646 Sungai 0.00591558922 59.15589220870 0.7 0.004140912
18 37649 Sungai 0.00458011754 45.80117544660 0.7 0.003206082
19 37655 Sungai 0.01983335014 198.33350135900 0.7 0.013883345
20 37977 Rawa 1.45806338924 14580.63389240000 0.00000000000 0
21 37978 Rawa 0.11006713626 1100.67136257000 0.00000000000 0
22 38115 Sawah 0.24848249712 2484.82497121000 0.15 0.037272375
23 40919 Permukiman 2.33213306698 23321.33066980000 0.7 1.632493147
24 41357 Permukiman 0.10351561068 1035.15610680000 0.7 0.072460927
25 41372 Permukiman 0.26600737855 2660.07378552000 0.7 0.186205165
26 41378 Permukiman 3.04469344242 30446.93442420000 0.7 2.13128541
27 41392 Permukiman 0.34613381576 3461.33815763000 0.7 0.242293671
28 41402 Permukiman 0.00330699335 33.06993349820 0.7 0.002314895
29 41408 Permukiman 0.00311855832 31.18558324800 0.7 0.002182991
30 41430 Permukiman 0.54395065792 5439.50657915000 0.7 0.380765461
JUMLAH 9.43531383190 5.29224885
0.09435313832

C equivalen 0.56089802039

6.7.2 Debit Banjir 2 Tahunan


Setelah diketahui luas catchment area, koefisien pengaliran dan
intensitas curah hujan maka dapat dilakukan perhitungan debit banjir
dengan periode kala ulang 2 tahunan. Adapun perhitungan kolam retensi
Golf dengan kala ulang 2 tahunan menggunakan metode rasional dapat
dilihat pada tabel berikut:
Q = 0,278 . C . I . A

Universitas Sriwijaya
29

Tabel 6.7.2 Debit Banjir Kala Ulang 2 Tahunan


Nama
Kolam C I ( mm/jam) A (Km2) Q (m3/s)
Golf 0.56089802039 14.22682054 0.09435313832 0.209311411

6.7.3 Debit Banjir 5 Tahunan


Setelah diketahui luas catchment area, koefisien pengaliran dan
intensitas curah hujan maka dapat dilakukan perhitungan debit banjir
dengan periode kala ulang 5 tahunan. Adapun perhitungan kolam retensi
Golf dengan kala ulang 5 tahunan menggunakan metode rasional dapat
dilihat pada tabel berikut:

Tabel 6.7.3 Debit Banjir Kala Ulang 5 Tahunan

Nama Kolam C I ( mm/jam) A (Km2) Q (m3/s)


Golf 0.56089802039 16.213379 0.09435313832 0.238538557

6.7.4 Debit Banjir 10 Tahunan


Setelah diketahui luas catchment area, koefisien pengaliran dan
intensitas curah hujan maka dapat dilakukan perhitungan debit banjir
dengan periode kala ulang 10 tahunan. Adapun perhitungan kolam retensi
Golf dengan kala ulang 10 tahunan menggunakan metode rasional dapat
dilihat pada tabel berikut:

Tabel 6.7.4 Debit Banjir Kala Ulang 10 Tahunan

Nama
Kolam C I ( mm/jam) A (Km2) Q (m3/s)
Golf 0.56089802039 17.52865356 0.09435313832 0.257889471

Universitas Sriwijaya
30

7. Kesimpulan

Adapun kesimpulan yang didapat dari hasil penelitian adalah, sebagai berikut:

a. Berdasarkan analisis yang telah dilakukan diperoleh hasil Intensitas Hujan


yaitu:
- Dalam kala 2 tahun Intensitas Hujannya adalah 14.22682054 mm/jam.
- Dalam kala 5 tahun Intensitas Hujan adalah 16.213379 mm/jam.
- Dalam kala 10 tahun Intensitas Hujan adalah 17.52865356 mm/jam.
b. Berdasarkan analisis yang telah dilakukan didapat hasil Debit dalam kurun:
- Kala ulang 2 tahunan Debit yang diperoleh 0.209311411 m3/s.
- Kala ulang 5 tahunan Debit yang diperoleh 0.238538557 m3/s.
- Kala ulang 10 tahunan Debit yang diperoleh 0.257889471 m3/s.
c. Metode analisis yang digunakan pada penelitian tersebut adalah Distribusi
Probabilitas Gumbel.

Universitas Sriwijaya
31

DAFTAR PUSTAKA

Anonim.2011. “Kolam Retensi”. (online),


http://repository.umy.ac.id/bitstream/handle/123456789/6448/BAB%20III.pdf?se
quence=7&isAllowed=y (diakses pada 28 April 2018)

Fakhli.2014. “Analisis Hidrologi dalam Perencanaan Bangunan Air”. (online),

https://www.kumpulengineer.com/2014/03/analisis-hidrologi-dalam-
perencanaan.html (di akses pada 28 April 2018)

Peekanesti.2010.”Analisis Frekuensi Hidrologi”.(online),


http://peekanesti.blogspot.co.id/2010/11/analisis-frekuensi-data-hidrologi.html.
(diakses pada 28 April 2018.)
Puspita, Norma.2018.”Analisa Frekuensi dan Probabilitas Curah Hujan”.(online),

http://www.academia.edu/35123738/Analisa_Frekuensi_dan_Probabilitas_Curah
_Hujan\. (diakses pada 28 April 2018.)

Saleh, Hadwin.2013. “Tata guna Lahan”. (online),


http://hadwinsaleh.blogspot.co.id/2013/01/tata-guna-lahan.html (diakses pada 27
April 2018.)

Wikipedia.2013.”Sistem Informasi Geografis”.(online),

https://id.wikipedia.org/wiki/Sistem_informasi_geografis#Bagi_perencanaan_Wil
ayah_dan_Kota . (diakses pada 29 April 2018.)

Wikipedia.2017.“Sumatera Selatan”.(online),
https://id.m.wikioedia.org/wiki/Sumatera_Selatan. (diakses pada 27 April 2018.)

Universitas Sriwijaya

Anda mungkin juga menyukai