Anda di halaman 1dari 7

Pro Kontra Pemindahan Ibu Kota Negara ke Kalimantan Timur

Murtanti

Subtema : Ekonomi

Pendahuluan

Ibu kota merupakan pusat pemerintahan dari suatu negara yang telah diatur di dalam
Undang - Undang setiap negara. Indonesia menetapkan kota Jakarta sebagai ibu kotanya,
hal ini tercantum dalam Undang- Undang Republik Indonesia Nomor 10 tahun 1964
“Tentang Pernyataan Daerah Khusus Ibukota Jakarta Raya Tetap Sebagai Ibu Kota
Negara Republik Indonesia Dengan Nama Jakarta.” Ibu kota mempunyai peran yang
penting bagi segala aspek kegiatan pemerintahan. Sebagai segala aspek kegiatan
pemerintahan, ibu kota mempunyai fungsi utama yaitu sebagai pusat kekuasaan politik
maupun perekonomian suatu negara. Tidak hanya itu ibu kota juga mencerminkan sisi
kebudaya dari negara tersebut yang menunjukkan sebuah karakter yang unik dan khas
dari negara tersebut. Sebagai identitas dari suatu negara, ibu kota dibangun untuk
memajukan negara tersebut agar masyarakatnya menjadi makmur dan berkehidupan yang
cukup.
Negara dikatakan maju dan berkembang apabila pembangunan dan pengelolaannya
telah tepat dan tidak merugikan pihak manapun. Mengelola ibu kota memang bukan hal
yang mudah, karena harus diperhitungkan dengan matang agar di kemudian hari tidak
akan menimbulkan banyak permasalahan yang dihadapi. Dalam pemindahan ibu kota,
pemerintah negara juga harus mempertimbangkan segala macam dampak yang nantinya
tidak akan memberatkan negara tersebut. Wacana pemerintah Indonesia untuk
memindahkan ibu kota sebenarnya sudah lama ingin dilaksanakan namun baru resmi
untuk mengumumkaan wacana pemindahan ibu kota tersebut pada masa pemerintahan
Joko Widodo. Pada rapat terbatas pemerintahan pada tanggal 29 April 2019, Bapak
Jokowi berencana untuk memindahkan ibu kota ke luar pulau Jawa. Namun penetapan
wilayah pemindahan ibu kota yang baru ke sebagian Kabupaten Penajam Paser Utara dan
sebagian Kabupaten Kutai Kartanegara Kalimantan Timur baru diumumkan pada tanggal
26 Agustus 2019.
Rencana pemindahan ibu kota ini merupakan peristiwa politik yang berdampak pada
perekonomian Indonesia. Pemindahan ibu kota yang tengah direncanakan oleh
pemerintah memiliki dampak ekonomi pada daerah baru tersebut. Pemindahan ibu kota
ke lokasi baru di Luar Jawa tidak akan memberikan dampak negatif terhadap
perekonomian nasional. Efek positif tersebut disebabkan adanya penggunaan dari sumber
daya potensial yang selama ini masih belum termanfaatkan.
Isi

Saat ini, bukan lagi hanya kabar burung bahwa ibu kota Negara Indonesia di
pindahkan ke Kalimantan Timur. Kabar ini awalnya menimbulkan pro kontra ditengah
masyarakat dan ada yang mengatakan bahwa berita pemindahan ibu kota hanya sebuah
wacana yang diungkapkan oleh Presiden seperti wacana pemindahan ibu kota yang sudah
pernah dikatakan oleh presiden sebelum-sebelumnya. Pada masa pemerintahan presiden
pertama, Presiden Soekarno sudah pernah mengalami pemindahan ibu kota sebanyak 3 kali,
yang pertama di Yogyakarta, selanjutnya di Bukit Tinggi, dan yang terakhir di Bireun Aceh.
Namun, pemindahan ibu kota tersebut tidak berlangsung dalam kurun waktu yang lama.
Sampai akhirnya ibu kota Indonesia benar-benar ditetapkan di Jakarta yang disahkan melalui
Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1964.

Wacana pemindahan ibukota ini juga pernah dibincangkan kembali pada saat masa
jabatan Presiden Soeharto. Presiden Soeharto sempat merencanakan pemindahan ibukota di
wilayah Jonggol, Bogor. Namun, hingga masa jabatannya berakhir wacana ini tak kunjung
terealisasikan. Pada masa jabatan presiden Susilo Bambang Yudhoyono rencana
pemindahan ibu kota juga pernah dibahas dengan tujuan mengurangi kemacetan yang ada di
Ibu Kota Jakarta dengan memindahkan ibu kota lama ke ibu kota yang baru. Namun, lagi-
lagi rencana ini belum terealisasikan. Hingga pada Senin, 26 Agustus 2019 pada masa
jabatan Presiden Jokowi rencana ini bukan lagi hanya sebuah wacana, pasalnya Presiden
Jokowi telah meresmikan pemindahan ibu kota dan mengumumkan kembali perihal
pemindahan ibu kota pada pidato kenegaraan di gedung DPR, MPR RI 2019.

Banyak pro-kontra yang bermunculan akibat pemindahan ibu kota ini, masyarakat
juga mulai mempertanyakan bagaimana dampak pemindahan ibu kota ini bagi mereka,
bagaimana kondisi perekonomian Indonesia nantinya, apakah pemindahan ini akan
memperbaiki kondisi perekonomian Indonesia ataukah sebaliknya, serta pertanyaan yang
dikhawatirkan masyarakat Indonesia lainnya. Sebelumnya, jika kita mengulas lagi
pernyataan Presiden Jokowi mengenai alasan pemindahan ibu kota adalah karena di Ibu Kota
Jakarta sendiri sudah terlalu banyak menanggung beban sebagai pusat pemerintahan, pusat
bisnis, pusat keuangan, pusat perdagangan, dan pusat jasa. Selain itu, pemindahan ini juga
diakibatkan karena kondisi Jakarta yang terlalu padat akan penduduk, lingkungan yang
mulai kurang mendukung karena seringnya banjir dan banyaknya polusi udara, serta
kemacetan padat yang hampir setiap hari terjadi. Sehingga membuat Jakarta jauh dari
kondisi ideal baik dari segi kualitas lingkungan sampai dengan segi kualitas kelayakan.

Pemilihan provinsi Kalimantan Timur sebagai ibu kota baru Indonesia bukanlah
tanpa alasan, banyak yang harus dipertimbangkan dalam proses ini, alasan pertama
dipilihnya Kalimantan Timur adalah karena wilayahnya yang luas dan kebanyakan lahan
yang ada di wilayah Kalimantan Timur adalah milik pemerintah, sehingga jika Kalimantan
Timur dijadikan ibu kota baru pemerintah dan presiden tidak perlu menyisihkan anggaran
lebih untuk ganti rugi lahan milik pihak swasta. Pembiayaan untuk pemindahan ibu kota ini
juga diharapkan bisa seminimal mungkin tergantung pada APBN yang telah ditetapkan dan
pembiayaan lainnya dalam proses pembangunan ibu kota baru. Meskipun demikian,
perkiraan biaya untuk pemindahan ibu kota ini ditaksir kurang lebih 466 Triliun rupiah.
Nominal yang bisa dibilang cukup besar mengingat masih banyaknya utang Indonesia
kepada negara lain yang kurang lebih berjumlah $451,1 Miliar.

Tentunya banyak masyarakat yang mengkhawatirkan bagaimana kondisi


perekonomian Indonesia kedepannya, masalah pemindahan ibu kota bukanlah masalah
sepele dan perlu dipertimbangkan dengan sangat hati-hati. Pemindahan ibu kota ini sangat
berdampak pada keadaan ekonomi di berbagai wilayah, baik di wilayah ibu kota baru
maupun di wilayah ibu kota yang lama. Bagi wilayah ibu kota baru, pemindahan ibu kota
akan menurunkan kesenjangan antar kelompok, pendapatan, dan indikasi ketimpangan juga
akan menyempit. Pemindahan ibu kota ke provinsi alternatif akan menyebabkan
perekonomian lebih terkelompok ke arah sektor yang lebih padat sehingga dapat membantu
untuk menurunkan kesenjangan antar kelompok pendapatan baik ditingkat regional maupun
di tingkat nasional.

Pemindahan ibu kota juga akan menyebabkan bertambahnya inflasi nasional,


Walaupun pemindahan ibu kota baru akan menyebabkan tekanan dari sisi permintaan.
Dampak inflasi di wilayah ibu kota baru akan menjadi sangat minimal jika provinsi tersebut
memiliki kesiapan infrastruktur yang lebih baik dan sektor produksi yang relatif lebih
beragam. Pemindahan ibu kota Indonesia dari dalam pulau jawa ke luar jawa kemungkinan
besar juga akan mendorong terjadinya perdagangan antar wilayah di Indonesia. Dengan
adanya pemindahan ibu kota Negara, diprediksi juga akan ada lebih dari setengah wilayah
di Indonesia yang merasakan peningkatan arus perdagangan jika ibu kota negara
dipindahkan ke Provinsi yang memiliki hubungan baik dengan provinsi lain. Pemindahan
Ibu Kota Negara juga akan mendorong investasi di provinsi ibu kota baru dan sekitarnya.
Selain itu, pemindahan ibu kota akan menciptakan dorongan investasi yang lebih luas pada
wilayah lain serta meningkatkan output beberapa sektor non-tradisional terutama sektor jasa.

Di sisi lain, pemindahan ibu kota ini banyak ditentang karena biaya yang dibutuhkan
tidak hanya sedikit. Diperkirakan bahwa biaya pemindahan ibu kota ke Kalimantan
mencapai 480 miliar rupiah. Padahal jika diperhatikan lebih lanjut, keadaan Indonesia
sedang tidak baik-baik saja, Infrastruktur tidak merata, penanganan COVID-19 yang belum
maksimal, dan ketertinggalan sistem pendidikan. Selain itu, utang luar negeri Indonesia juga
banyak dipertanyakan. Mengutip informasi dari kementrian keuangan, ULN Indonesia akhir
Januari 2022 ini mencapai 415,1 miliar dolar AS. Jumlah yang cukup banyak jika
dibandingkan dengan keadaan Indonesia saat ini. Tak sedikit pula yang secara terang-
terangan menolak pemindahan ibu kota ini. Anggaran yang seharusnya digunakan untuk
pemulihan ekonomi pasca COVID-19 malah digunakan untuk pemindahan ibu kota yang
sebenarnya tidak terlalu mendesak dan dapat dilakukan saat kondisi ekonomi di Indonesia
sudah cukup baik.
Penutup

Pemindahan ibu kota Negara memiliki nilai strategi nasional, bahkan internasional.
Itulah sebabnya, rencana kebijakan ini perlu didukung oleh komitmen yang kuat dari
berbagai pemangku kepentingan baik dari kalangan pemerintah maupun kalangan non
pemerintah. Komitmen ini hanya dapat dibuktikan dengan penyusunan kerangka kerja yang
lebih baik. Disisi lain pemindahan ibu kota tidak berlu dilakukan jika hanya akan
menimbulkan masalah baru apabila tidak direncanakan dengan matang.

Dalam menyikapi adanya kebijakan publik pemindahan ibu kota ke Kalimantan


Timur, seharusnya pemerintah tetap mendengarkan aspirasi dari berbagai kalangan
masyarakat, melakukan kajian/analisis sosial secara aktual demi keberlangsungan kebijakan
ini dan respon positif dari masyarakat. Sehingga dalam hal ini, tidak ada salah satu pihak
yang dirugikan. Dari segi anggaran pun juga begitu, diharapkan pemerintah sudah
mecanangkan anggaran pemindahan ibu kota sebagaimana semestinya. Karena hal tersebut
tidak bisa dipungkiri dalam segi pembangunan infrastruktur, yang memerlukan anggaran
cukup besar meskipun hanya 19% sekian di ambil dari dana APBN. Tak lupa juga
pemerintah harus memepersiapkan segala hal dengan matang di berbagai aspek serta
memperhitungkan resiko yang akan dihadapi kedepannya, seperti juga resiko kerusakan
hutan di Kalimantan Timur..
Daftar Referensi

Amri AB. SBY Kaji Pindahkan Ibukota Sejak Maret [Online]. 2010.
https://www.viva.co.id/berita/politik/168665istana-kaji-pindahkan-ibukota-sejak-maret [23
Mar. 2022].

Arikunto, Suharsimi. (1998). Prosedur Penelitian. Yogyakarta: Rineka Cipta.

Badan Pusat Statistik, Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Triwulan I-2019, Berita Resmi
Statistik, No. 39/05/Th.XXII

Ghozali, Dody M. (2005). Communication Measurement; Konsep Dan Aplikasi Pengukuran


Kinerja Public Relation. Bandung: Simbiosa Ekatama Media.

“Negara-Negara yang Mengalami Relokasi Ibu Kota”, Koran Tempo, 15 Maret 2022, hal. 3.
Nurzaman, S. S.. (2012). Perencanaan wilayah dalam konteks Indonesia. Bandung: Penerbit
ITB.

Nurzaman, S. S.. (2012). Perencanaan wilayah dalam konteks Indonesia. Bandung: Penerbit
ITB.

Anda mungkin juga menyukai