Dengan Judul :
Disusun Oleh:
Kelompok 8
UNIVERSITAS
MULAWARMAN SAMARINDA
(2021)
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Presiden Joko Widodo pada tanggal 26 Agustus 2019
mengumumkan adanya pemindahan Ibu Kota Negara (IKN) ke Provinsi
Kalimantan Timur. Sebagai langkah awal yang akan dilakukan, Badan
Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas) telah melakukan beberapa
kajian yang terkait dengan langkah-langkah atau tahapan pemindahan
IKN. Ibukota merupakan suatu pusat kedudukan level pemerintahan baik
itu Provinsi, Kabupaten, Kecamatan atau yang diatur menurut ketentuan
perundang-undangan. Penetapan atau pemindahan Ibukota yang terjadi ini
karena adanya pertimbangan teknis untuk mengantisipasi perkembangan
dan dinamika masa depan. dengan adanya pemindahan Ibukota yang
dilakukan pemerintah ini bertujuan demi kepentingan pengembangan
semua rakyat secara menyeluruh sehingga tidak ada yang dirugikan dalam
kepentingan rakyat.
2
BAB II
PEMBAHASAN
Dari ketentuan yang telah diatur dalam RUU tersebut, sekilas bentuk
pemerintahan provinsi daerah terkhusus IKN ini memiliki tampak yang mirip
dengan Provinsi DKI Jakarta. Pemerintahan provinsi dijalankan oleh pemerintah
provinsi yaitu gubernur dan DPRD dalam sistem dan prinsip Negara Kesatuan
Republik Indonesia (NKRI). Daerah Provinsi Kalimantan Timur dibagi atas
wilayah kota administrasi yang dipimpin oleh walikota dan diangkat oleh
gubernur atas pertimbangan DPRD. Namun, ada perbedaan diantara bentuk
pemerintahan Provinsi DKI Jakarta dengan Provinsi DKI Kalimantan Timur.
Perbedaan itu terletak dari hadirnya kawasan khusus pusat pemerintahan IKN
(Kawasan IKN) yang dikelola oleh sebuah badan pengelola Kawasan IKN dan
dibagi menjadi wilayah distrik.
Selain itu, ada pula kekhususan lainnya seperti gubernur yang tidak
langsung dipilih oleh rakyat tetapi dipilih oleh DPRD. di sisi lain ada pula
beberapa risiko berasal dari pemindahan IKN keluar Pulau Jawa. Risiko primer
yang terkait dengan kesiapan daerah dengan tujuan yang ada pada aspek
infrastruktur yang diperlukan untuk mendukung penyelenggaraan berasal dari
pemerintahan. Dari segi aspek pembiayaan, walaupun pemerintah telah
menyatakan hanya 19,2% dari total kebutuhan anggaran Rp446 triliun yang
ditanggung oleh APBN, tetapi masih ada risiko penambahan beban anggaran
negara jika telah terjadi kegagalan pembangunan yang dilakukan oleh pihak
partikelir.
3
terhadap perekonomian nasional. Dampak positif tersebut ditimbulkan karena
adanya penggunaan dari sumber daya potensial yang selama ini masih belum
termanfaatkan. Serta nantinya, akibat dari pemindahan ibu kota baru terhadap
perekonomian nasional menjadi +0,1%
4
Sementara dari sisi makro, Ikatan Pengusaha Real Estate Indonesia (REI)
memperkirakan kenaikan inflasi akan lebih besar daripada perhitungan Bappenas.
pada sisi lain rencana pemindahan IKN pula berdampak terhadap kenaikan inflasi
secara nasional. Bambang Brodjonegoro memperkirakan akan ada kenaikan
inflasi sebesar 0,2% selama proses perpindahan IKN. Kenaikan inflasi berasal dari
perbaikan pendapatan warga yang tentunya pula diikuti oleh kenaikan harga
barang kebutuhan utama. tetapi inflasi tersebut diperkirakan tidak akan terlalu
mempengaruhi daya beli secara nasional sebab kenaikan harga hanya terpusat di
lokasi IKN baru serta wilayah sekitarnya untuk memastikan perkembangan IKN
baru, Bappenas merencanakan akan memberikan insentif bagi pelaku perjuangan
untuk berinvestasi.
5
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan dan Saran
Pemindahan IKN berangkat dari kenyataan bahwa ibu kota saat ini
sudah menanggung beban sebagai pusat pemerintahan sekaligus pusat
bisnis. Jadi Pemindahan IKN memiliki potensi untuk meningkatkan
pertumbuhan ekonomi nasional dengan tingkat inflasi yang tetap
rendah. Pemindahan IKN ini memberikan banyak dampak dalam
berbagai aspek baik positif maupun negatif. Seperti pada aspek
perekonomian, aspek pembiayaan, Ketimpangan perekonomian pulau
Jawa dengan pulau luar Jawa dan dampak-dampak lainnya.
Pemindahan IKN juga memiliki risiko terutama bersumber dari
kebutuhan pembiayaan. Skema pembiayaan untuk pembangunan ‘kota
baru’ beserta infastrukturnya memiliki risiko jangka panjang apalagi
sebagai pusat pemerintahan.
Jadi Pemerintah selayaknya memperhatikan aspek perencanaan
dan tata ruang wilayah sehingga penggunaan lahan dapat efektif dan
meminimalisir kemungkinan inflasi dari kenaikan harga lahan yang
tidak terkendali. DPR RI secara berkelanjutan harus memantau
perkembangan pembangunan IKN baru melalui mekanisme pengawasan
`yang melibatkan Komisi V (infrastruktur), Komisi XI (keuangan), dan
komisi terkait lainnya. Maka dari itu di lokasi ibu kota yang baru,
lembaga- lembaga pendidikan yang ada harus menyiapkan diri agar
dapat menampung warga yang pindah dan dapat dengan cepat
menyikapi dampak- dampak yang ada akibat Pemindahan Ibu Kota.
6
DAFTAR PUSTAKA