Anda di halaman 1dari 9

PRO DAN KONTRA PEMINDAHAN IBU KOTA NEGARA: APA DAMPAKNYA

TERHADAP PEREKONOMIAN NEGARA?

Oleh: Pramudita Nur Dayinta Pinardi

Subtema Ekonomi: Dampak Pemindahan Ibu Kota Negara Terhadap Keadaan Ekonomi
Negara
PRO DAN KONTRA PEMINDAHAN IBU KOTA NEGARA: APA DAMPAKNYA
TERHADAP PEREKONOMIAN NEGARA?

Dewasa ini sangat ramai diperbincangkan tentang pemindahan ibu kota negara ke
Kalimantan Timur. Hal ini bermula dari pidato kenegaraan yang disampaikan oleh presiden
Indonesia, Joko Widodo pada tanggal 16 Agustus 2019. Sebagai upaya untuk merealisasikan
rencana tersebut, Dewan Perwakilan Rakyat juga telah mengesahkan Rancangan Undang-
Undang Ibu Kota Negara pada rapat paripurna yang diselenggarakan Selasa, 18 Januari 2022
silam. Ibu Kota Negara (IKN) rencananya akan dipindahkan dari Jakarta ke Nusantara yang
terletak di Kabupaten Penajam Paser Utara di Provinsi Kalimantan Timur. Kegiatan
pemindahan ini akan dilakukan secara bertahap mulai dari tahun 2024. Rencana ini
ditetapkan untuk menggantikan Kota Jakarta yang sudah terlalu penuh, berpolusi, rentan
banjir, macet lalu lintas, memiliki resiko bencana terutama gempa bumi, dan saat ini
datarannya secara perlahan mulai tenggelam yang merupakan hasil penelitian berbagai
pihak.1 Sedangkan dari segi luas, lahan untuk pertanian dan pembangunan, baik intensifikasi
maupun ekstensifikasi, Kalimantan Timur tergolong masih cukup lebar. Diperlukan
perencanaan yang lebih matang yang diterapkan menggunakan teknologi modern untuk
penyediaan bahan pangan.2

Ada beberapa urgensi terkait pemindahan Ibu Kota Negara (IKN) dari Jakarta ke
Kalimantan Timur menurut Bappenas yaitu, pertama sebagian besar penduduk Indonesia
masih terpusat di Pulau Jawa. Sebanyak 57% penduduk Indonesia terkonsentrasi di Pulau
Jawa, sedangkan di Kalimantan sendiri hanya sebanyak 6,1%. Kedua, kontribusi ekonomi
Pulau Jawa terhadap PDB adalah sebesar 59,0% sedangkan kontribusi Kalimantan hanya
sebesar 8,05%. Ketiga, saat ini terjadi krisis ketersediaan air di Pulau Jawa dan Bali dengan
kondisi yang paling buruk berada di wilayah Jabodetabek dan Jawa Timur. Keempat, Pulau
Jawa mengalami konversi lahan terbesar diantara gugus pulau lainnya di Indonesia dalam
beberapa dasawarsa terakhir. Hal buruknya, tren tersebut diperkirakan akan berlanjut hingga
beberapa tahun ke depan. Kelima, pertumbuhan urbanisasi di Jakarta sangat tinggi dimana
hal tersebut berdampak negatif seperti polusi udara dan kemacetan. Kemudian keenam, daya

1
Aufa Hanum Salsabila and Nunung Nurwati, “DEFORESTASI DAN MIGRASI PENDUDUK KE IBU KOTA BARU
KALIMANTAN TIMUR: PERAN SINERGIS PEMERINTAH DAN MASYARAKAT,” Prosiding Penelitian Dan
Pengabdian Kepada Masyarakat 7, no. 1 (2020), https://doi.org/10.24198/jppm.v7i1.28259.
2
NFN Sukarman, Erna Suryani, and Husnain Husnain, “Land Suitability and Direction of Strategic Agricultural
Commodities in East Kalimantan to Support the Development of the New Nation’s Capital of Republic of
Indonesia,” Jurnal Sumberdaya Lahan 15, no. 1 (2021), https://doi.org/10.21082/jsdl.v15n1.2021.1-12.
dukung lingkungan Jakarta menurun. Terakhir, Jakarta memiliki potensi bencana yang besar
seperti banjir, gempa bumi dan tanah turun. 3 Persyaratan sebagai ibukota baru, yaitu
memiliki aksessibilitas tinggi, tersedia tata ruang yang luas, tidak mengorbankan lahan
produktif, tersedia infrastruktur yang memadai, lingkungan hidup yang kondusif, tingkat
kerentanan bencana alam rendah, dan bebas dari gangguan keamanan. Lokasi alternatif
ibukota baru mengarah kepada lokasi tengah (teori tempat sentral) dan memilih pada lokasi
ujung (teori simpul jasa distribusi), yaitu pada wilayah Makassar, yang dikenal sebagai main
sea highway.4

Terdapat banyak pro dan kontra dari publik terhadap isu ini dimana sebagian
mendukung pemindahan ibu kota negara ke Kalimantan Timur dan sebagian lagi tidak setuju
dengan rencana tersebut. Penyebab munculnya pro dan kontra pemindahan ibu kota negara
ini salah satunya adalah timing yang terkesan tidak tepat dimana keadaan perekonomian
Indonesia pada tahun 2021 yang belum stabil dan diterjang kembali dengan merebaknya
virus COVID-19 varian Omicron mulai awal tahun 2022.

Ada beberapa opini dari pihak kontra tentang alasan mereka tidak menyetujui
rencana pemindahan ibu kota negara. Menurut pihak kontra, argumen dari pemerintah
tentang latar belakang dipindahnya ibu kota negara itu kurang kuat dan kurang mendasar.
Selain itu, menurut mereka uutang luar negeri Indonesia saat ini sudah sangat besar dan
diprediksi akan terus meningkat setiap tahunnya apalagi pada masa pandemi seperti sekarang
ini. Mereka juga beropini bahwa sumber dana pembangunan di ibu kota negara baru saat ini
masih buram dan belum menunjukkan titik terang.
Disamping banyaknya argumen kontra seperti yang telah disebutkan, sebenarnya
wilayah ibu kota negara baru dan sekitarnya, yaitu wilayah Kalimantan Timur dan sekitarnya
sebenarnya memiliki banyak potensi daerah yang kurang dikenali baik potensi sumber daya
alam maupun sumber daya manusia yang meliputi bidang pariwisata hingga kuliner yang
nantinya dapat membantu berkontribusi dalam perkembangan perekonomian di Pulau
Kalimantan hingga negara Indonesia.
Utang Luar Negeri Indonesia Perlahan Mulai Berkurang
Berdasarkan jurnal Pemindahan IKN: Tidak Feasible, Tidak Urgent, dan Tidak
Governance yang ditulis oleh Fadhil Hasan, utang pemerintah yang terus meningkat yang

3
Kementerian PPN/Bappenas, Buku Saku Pemindahan Ibu Kota Negara, Ikn.Go.Id, 2021.
4
Sakti Adji Adisasmita Rahardjo Adisasmita, Logika Pemindahan Ibukota Jakarta, Graha Ilmu, 2011,
https://opac.perpusnas.go.id/DetailOpac.aspx?id=191015.
sekarang diperkirakan berjumlah Rp 6,300 triliun dan diperkirakan akan semakin meningkat
dan berjumlah Rp 10,000 triliun pada 2024 sudah cukup membebani perekonomian. Apalagi
penerimaan negara dari sektor pajak justru semakin menurun diukur dari tax ratio-nya. Tax
Ratio terus mengalami penurunan dari 10,2% pada tahun 2018 menjadi 7,9% pada tahun
2020.5 Argumen tersebut ternyata kurang valid karena berdasarkan data dari Bank Indonesia
Utang Luar Negeri (ULN) pemerintah Indonesia pada Januari 2022 mengalami penurunan.
Posisi ULN Indonesia pada akhir Januari 2022 tercatat sebesar 413,6 miliar dolar AS, turun
dibandingkan dengan posisi ULN pada bulan sebelumnya sebesar 415,3 miliar dolar AS.
Penurunan terjadi baik pada posisi ULN sektor publik (Pemerintah dan Bank Sentral)
maupun sektor swasta. Secara tahunan, posisi ULN Januari 2022 terkontraksi 1,7% (yoy),
lebih dalam dibandingkan kontraksi bulan sebelumnya sebesar 0,4% (yoy).6
Tak hanya itu, menurut Bank Indonesia, Utang Luar Negeri Indonesia pada Januari
terus melanjutkan tren penurunan dimana jumlahnya terus mengalami penurunan secara
signifikan sejak September 2021, posisi ULN Publik/Pemerintah pada Januari 2022 tercatat
sebesar 199,3 miliar dolar AS, kembali turun dibandingkan dengan posisi ULN pada bulan
sebelumnya sebesar 200,2 miliar dolar AS. Hal ini menyebabkan ULN Pemerintah
terkontraksi 5,4% (yoy), lebih dalam dibandingkan dengan kontraksi 3,0% (yoy) pada
Desember 2021. Tak hanya ULN Publik/ Pemerintah, ULN Swasta juga menunjukkan
penurunan angka, posisi ULN swasta tercatat sebesar 205,3 miliar dolar AS pada Januari
2022, menurun dari 206,1 miliar dolar AS pada Desember 2021. Secara tahunan, ULN
swasta terkontraksi 1,0% (yoy) pada Januari 2022, lebih dalam dibandingkan kontraksi 0,8%
pada periode sebelumnya.
Bank Indonesia juga menyatakan bahwa struktur ULN Indonesia stabil dikarenakan
prinsip kehati-hatian dalam pengelolaannya. ULN Indonesia pada bulan Januari 2022 tetap
terkendali, tercermin dari rasio ULN Indonesia terhadap Produk Domestik Bruto (PDB)
yang tetap terjaga di kisaran 34,1%, menurun dibandingkan dengan rasio pada bulan
sebelumnya sebesar 35,0%. Selain itu, struktur ULN Indonesia tetap sehat, ditunjukkan oleh
ULN Indonesia yang tetap didominasi oleh ULN berjangka panjang, dengan pangsa
mencapai 88,2% dari total ULN. Jadi, dapat disimpulkan keuangan Indonesia setidaknya
akan siap untuk mendanai pemindahan ibu kota negara pada tahun 2024 mendatang.

5
Fadhil Hasan, “Pemindahan IKN : Tidak Feasible , Tidak Urgent , Dan Tidak Governance,” DPR RI, n.d.
6
Bank Indonesia, “Utang Luar Negeri Indonesia Januari 2022 Menurun,” Bank Indonesia, accessed March
16, 2022, https://www.bi.go.id/id/publikasi/ruang-media/news-release/Pages/sp_248122.aspx.
Wilayah Ibu Kota Negara Baru Memiliki Potensi Daerah Baik di Bidang Pariwisata
Maupun Kuliner
Menurut buku Sosiologi Pariwisata yang ditulis oleh Gede Yoga Kharisma Pradana,
pariwisata sebagai kegiatan sosial dipengaruhi oleh beragam organisasi masyarakat serta
berdampak pada sosial budaya, ekonomi, politik terhadap individu, kelompok sosial dan
masyarakat luas.7 Seperti yang kita ketahui, Kalimantan Timur memiliki beberapa wisata
alam, seperti Pulau Kakaban, Pulau Derawan, Pulau Maratua, Pulau Sangalaki dan wisata
alam lainnya yang dapat menarik minat wisatawan baik dalam atau luar negeri.
Selain wisata alam, banyaknya suku dan budaya dapat dijadikan potensi wisata
budaya. Keterlibatan sektor wisata dalam panggung dunia kehidupan manusia di seluruh
dunia memiliki dampak besar bagi peradaban dan perubahan dinamika kehidupan dari semua
aspek. Dari aspek kegiatan sosialisme, wisata yang telah menggarap dan melahap habis
semua bidang kehidupan dalam lingkungan manusia yang relatif berubah-ubah seiring
perputaran waktu dan rotasi bumi. Wisata bukan hanya sebagai ajang rekreasi, menikmati
keindahan hanya untuk mencari ketenangan dan kesenangan diri, namun juga bisa sebagai
ajang pembelajaran terhadap nilai, norma dan pola kehidupan masyarakat yang berbeda-
beda dalam konteks sosial budayanya.
Wisata sebelumnya hanya dikenal sebagai tempat dimana terdapat keindahan-
keindahan yang disajikan oleh alam untuk dinikmati para pengunjung, tetapi sekarang wisata
tidak hanya sebagai ajang mencari kesenangan, melainkan juga dapat sebagai ajang
penambahan wawasan dan mengenal berbagai budaya di seluruh dunia berdasarkan
keterlibatan sektor pariwisata sebagai kemasan baru budaya tanpa merusak ciri dan citra
keaslian budaya itu sendiri.8 Di Kalimantan Timur, ada sebuah destinasi wisata budaya yang
popular, yaitu Wisata Budaya Dayak yang terletak di Desa Adat Pampang, Samarinda. Di
desa tersebut wisatawan dapat berbaur dengan masyarakat lokal dan mempelajari adat
istiadat sehari-hari mereka.
Sementara itu, selain wisata alam di Kalimantan Timur juga terdapat potensi wisata
kuliner, contoh makanan khas Kalimantan Timur yang popular adalah ayam cincane, pisang
gapit, nasi bekepor dan lain sebagainya. Selain makanan matang tersebut, terdapat sumber
pangan mentah khas Kalimantan Timur yang nantinya jika dikembangkan bisa dijadikan
ikon makanan, yaitu jelai. Tanaman jelai merupakan tanaman famili padi-padian (Poaceae)

7
Gede Yoga Kharisma Pradana, “Sosiologi Pariwisata,” STPBI Press 1, no. 1 (2019).
8
Lalu Hairurrozi, “Wisata Budaya Dan Kesejahteraan,” KOMUNITAS 10, no. 1 (2019),
https://doi.org/10.20414/komunitas.v10i1.1165.
yang mempunyai banyak keunggulan, dan berpeluang untuk dikembangkan budidayanya di
Kalimantan Timur sebagai bahan pangan pokok alternatif. Sesungguhnya bahan pangan
pokok (sumber karbohidrat) alternatif yang dapat dikembangkan di Kalimantan Timur cukup
banyak seperti jagung, ubi kayu, ubi rambat, sorgum, sagu, jelai dan lain sebagainya. Tetapi
mengapa yang dipilih menjadi kandidat bahan pangan pokok alternatif adalah jelai?
Alasannya karena jelai (1) memiliki nilai nutrisi setara atau lebih baik dari beras, (2) cara
mengolah dan menyajikan menjadi makanan sama dengan beras, (3) cara budi dayanya sama
dengan padi ladang, (4) merupakan tanaman lokal dan telah mempunyai adaptasi yang baik
terhadap kondisi lingkungan. 9

Pemindahan Ibu Kota Berdampak Pada Potensi Konektivitas Pemerataan Ekonomi


Menurut (Taufiq, 2020) pemerataan ekonomi dapat dicapai dengan adanya relokasi
ibu kota, karena menimbulkan konsentrasi pusat pertumbuhan ekonomi skala nasional baru,
disertai dengan arus migrasi penduduk menuju lokasi tujuan.10 Diperkirakan kedepannya
pemindahan ibu kota akan berdampak pada konektivitas internal dan eksternal dimana
konektivitas internal memungkinkan pembangunan ekonomi akan mengarah pada
pembangunan wilayah kepulauan terluar lain di luar pulau Jawa, seperti Kalimantan,
Sumatera, Sulawesi, Maluku hingga Papua sedangkan konektivitas eksternal akan
berdampak lebih positif pada kerja sama luar negeri antar kawasan di Asia Tenggara.

Kesimpulan
Rencana pemindahan Ibu Kota Negara (IKN) ini memang sangat kontroversial di
kalangan masyarakat dikarenakan terjadi pro-kontra sehingga sebagian publik menyetujui
rencana pemindahan Ibu Kota Negara (IKN) namun sebagian juga kontra atau tidak setuju.
Sebenarnya, dalam proses pengimplementasian sebuah rencana pasti memiliki dampak
positif dan negatif. Bukan tidak mungkin bahwa dampak negatif akan terjadi kedepannya
sebagai bentuk dari resiko rencana pemindahan Ibu Kota Negara (IKN) ini, namun
pemerintah sebagai penanggung jawab pasti akan mencari segala cara untuk menekan resiko
tersebut. Pemutusan rencana pemindahan Ibu Kota Negara (IKN) juga pasti telah
dipertimbangkan matang-matang sebelum diresmikan, ditambah lagi terdapat beberapa
urgensi seberapa gentingnya pemindahan Ibu Kota Negara (IKN) ini. Terlepas dari semua
argumen pertidaksetujuan, terdapat juga beberapa alasan yang akan membuktikan bahwa

9
Suyadi, Jelai (Coix Lacryma-Jobi L.) Bahan Pangan Pokok Alternatif Dan Fungsional (Deepublish, 2020).
10
Muhammad Taufiq, “PEMINDAHAN IBU KOTA Dan POTENSI KONEKTIVITAS PEMERATAAN EKONOMI,”
Jurnal Vokasi Indonesia 8, no. 1 (2020), https://doi.org/10.7454/jvi.v8i1.156.
pemindahan Ibu Kota Negara (IKN) akan berdampak positif bagi perekonomian wilayah
Kalimantan dan juga perekonomian Indonesia. Untuk mencapai efek positif tersebut, maka
perlu didorong pemanfaatan sumber daya potensial dan unggulan yang dimiliki oleh
wilayah-wilayah sekitar IKN, sehingga kehadiran IKN turut menjadi pendorong optimalisasi
pemanfaatan sumber daya dan kapasitas lokal.11

DAFTAR PUSTAKA

11
Persatuan Pelajar, Indonesia Kyoto, and Shiga Jepang, “PUSTAKA ADITYA: PERPINDAHAN IBU KOTA
NEGARA DI MATA DIASPORA JEPANG,” PT. Penerbit IPB Press, 2020, 262.
Hairurrozi, Lalu. “Wisata Budaya Dan Kesejahteraan.” KOMUNITAS 10, no. 1 (2019).
https://doi.org/10.20414/komunitas.v10i1.1165.
Hasan, Fadhil. “Pemindahan IKN : Tidak Feasible , Tidak Urgent , Dan Tidak Governance.”
DPR RI, n.d.
Indonesia, Bank. “Utang Luar Negeri Indonesia Januari 2022 Menurun.” Bank Indonesia.
Accessed March 16, 2022. https://www.bi.go.id/id/publikasi/ruang-media/news-
release/Pages/sp_248122.aspx.
Kementerian PPN/Bappenas. Buku Saku Pemindahan Ibu Kota Negara. Ikn.Go.Id, 2021.
Pelajar, Persatuan, Indonesia Kyoto, and Shiga Jepang. “PUSTAKA ADITYA:
PERPINDAHAN IBU KOTA NEGARA DI MATA DIASPORA JEPANG.” PT.
Penerbit IPB Press, 2020, 262.
Pradana, Gede Yoga Kharisma. “Sosiologi Pariwisata.” STPBI Press 1, no. 1 (2019).
Rahardjo Adisasmita, Sakti Adji Adisasmita. Logika Pemindahan Ibukota Jakarta. Graha
Ilmu, 2011. https://opac.perpusnas.go.id/DetailOpac.aspx?id=191015.
Salsabila, Aufa Hanum, and Nunung Nurwati. “DEFORESTASI DAN MIGRASI
PENDUDUK KE IBU KOTA BARU KALIMANTAN TIMUR: PERAN SINERGIS
PEMERINTAH DAN MASYARAKAT.” Prosiding Penelitian Dan Pengabdian
Kepada Masyarakat 7, no. 1 (2020). https://doi.org/10.24198/jppm.v7i1.28259.
Sukarman, NFN, Erna Suryani, and Husnain Husnain. “Land Suitability and Direction of
Strategic Agricultural Commodities in East Kalimantan to Support the Development of
the New Nation’s Capital of Republic of Indonesia.” Jurnal Sumberdaya Lahan 15, no.
1 (2021). https://doi.org/10.21082/jsdl.v15n1.2021.1-12.
Suyadi. Jelai (Coix Lacryma-Jobi L.) Bahan Pangan Pokok Alternatif Dan Fungsional.
Deepublish, 2020.
Taufiq, Muhammad. “PEMINDAHAN IBU KOTA Dan POTENSI KONEKTIVITAS
PEMERATAAN EKONOMI.” Jurnal Vokasi Indonesia 8, no. 1 (2020).
https://doi.org/10.7454/jvi.v8i1.156.

Anda mungkin juga menyukai