Anda di halaman 1dari 9

PENGARUH METODE COMPLETE SENTENCE TERHADAP

KETERAMPILAN MENULIS KELAS IV SDN ….

Oleh:

Asih Rosnaningsih, M.Pd1, Jihan Saidatul Hasinah2, Nanda Chairunnisa3

asihrosna@gmail.com, jihansaidatulhasinah@gmail.com,

nandachairunnisa5@gmail.com

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH TANGERANG

A. Latar Belakang

Bahasa merupakan alat komunikasi yang paling penting dalam kehidupan


manusia. Karena melalui bahasa manusia berinteraksi dengan manusia lainnya.
Oleh karena itu manusia dituntut untuk dapat menguasai bahasa yang digunakan
sebagai alat berinteraksi dengan manusia lainnya. Keputusan pemerintah yang
menetapkan bahasa Inggris sebagai salah satu mata pelajaran di berbagai jenjang
pendidikan sangat beralasan, yaitu untuk mempersiapkan generasi Indonesia
untuk bersaing secara global. Berdasarkan kebijakan tentang memasukkan
pelajaran bahasa Inggris di sekolah dasar, menurut Permendiknas No. 22-23/2006
tentang Standar Isi dan Standar Kompetensi Lulusan, menyebutkan bahwa
pembelajaran bahasa Inggris di tingkat SD/MI diarahkan untuk mengembangkan
keterampilan-keterampilan menyimak, berbicara, membaca dan menulis.
Keterampilan menulis sangatlah penting dikuasai siswa SD. Karena menulis
merupakan salah satu pembelajaran yang memerlukan perhatian khusus baik oleh
guru mata pelajaran atau pihak-pihak yang terkait dalam penyusunan kurikulum
pembelajaran. Dibandingkan dengan ketiga keterampilan bahasa seperti
menyimak, berbicara dan membaca, keterampilan menulis lebih sulit dikuasai.
Hal ini disebabkan keterampilan menulis memerlukan penguasaan berbagai unsur
kebahasaan yaitu unsur kebahasaan yang merupakan prasyarat dan juga
merupakan perkembangan manusia yang dimiliki sebelumnya yaitu keterampilan
menyimak, berbicara dan membaca dan juga unsur di luar bahasa itu sendiri
seperti kemampuan kognitif dan kreativitas yang dimiliki seseorang. Adapun
manfaat dari menulis yaitu dengan menulis siswa dapat mengekspresikan diri
lewat tulisannya. Apabila siswa tidak mampu berbicara, maka media tulislah yang
dapat dipilih. Menulis merupakan mengkomunikasikan secara sistematis apa yang
ada di dalam pikiran dan akhirnya dituangkan dalam sebuah kertas.
Namun kenyataan dilapangan ada beberapa anak yang masih kesulitan untuk
merangkai kata, seperti hasil wawancara di SDN DAAN MOGOT 3 kelas 4
dengan menunjukan beberapa masalah serius. Pertama, siswa masih kesulitan
dalam merangkai kata menjadi kalimat. Kedua kaidah penulisan siswa pun masih
kurang tepat yang meliputi pemilihan kata dan penggunaan ejaan. Penyebab
ketidakmampuan siswa dalam menerapkan kaidah penulisan yang benar diduga
karena siswa kurang memahami pembelajaran. Pembelajaran yang dilakukan
secara konvensional banyak membuat siswa lupa akan materi yang telah
diajarkan.
Untuk mengatasi masalah-masalah diatas, guru perlu mencari
alternatif/solusi pembelajaran, strategi, model dan media yang merancang
partisipasi aktif siswa. Salah satunya dengan metode Complete Sentence. Metode
complete sentence adalah rangkaian proses pembelajaran yang diawali dengan
menyampaikan materi ajar oleh guru atau dengan penganalisaan terhadap modul
yang telah dipersiapkan seperti pembagian kelompok yang tidak boleh lebih dari
tiga orang dengan kemampuan yang heterogen, pemberian lembar kerja yang
berisi paragraph yang belum lengkap lalu diberikan kesempatan kepada siswa
untuk mendiskusi dan diakhiri dengan pengambilan kesimpulan. Metode complete
sentence dipercaya efektif dalam mengembangkan kebahasaan peserta didik
khususnya dalam menulis.
Berdasarkan paparan diatas, maka peneliti tertarik meneliti tentang apakah
ada pengaruh metode complete sentence terhadap keterampilan menulis di SDN
DAAN MOGOT 3 kelas 4.

B. Kajian Literatur

1. Keterampilan Menulis

a. Pengertian Keterampilan Menulis


Menurut Jago Tarigan (1995) menulis berarti mengekspresikan secara
tertulis gagasan, ide, pendapat, atau pikiran dan perasaan. Sarana
mewujudkan hal itu adalah bahasa. Isi ekspresi melalui bahasa itu akan
dimengerti orang lain atau pembaca bila dituangkan dalam bahasa yang
teratur, sistematis, sederhana, dan mudah dimengerti. (Elina, 2009:1)
Adapun pendapat lain seperti menurut Lado (1964:14) menulis adalah
meletakkan symbol garfish yang mewakili bahasa yang dimengerti orang
lain.(Elina, 2009:1) Jadi, orang laindapat membaca symbol grafis itu,
jika mengetahui bahwa itu menjadi bagian dari ekspresi bahasa.
b. Langkah-Langkah Menulis
Untuk mendapatkan suatu hasil tulisan yang utuh diperlukan
beberapa langkah atau tahapan yang harus ditempuh oleh peserta
didik seperti (Peha:200):
1. Prewriting, yaitu pembuatan konsep, gambar, catatan kecil, serta
mendaftarkan ide. Kegiatan ini memiliki tujuan untuk
menuliskan pemikiran penulis secara cepat sebelum membuat
draft tulisan.
2. Drafting, yaitu sebuah tahapan kegiatan menulis awal
berdasarkan sesuatu yang sebelumnya telah dikonsepkan pada
kegiatan prewriting.
3. Sharing, yaitu tahapan belajar dengan cara memberikan draft
kepada teman untuk memberikan masukan atau umpan balik,
untuk meningkatkan kualitas tulisan tersebut.
4. Revising, yaitu tahap kegiatan untuk mencermati kembali apa
yang ditulis melalui pemanfaatan komentar yang diperoleh dari
teman.
5. Editing, adalah tahap kegiatan mengedit berbagai masalah dalam
tulisan, seperti ejaan, tanda baca, gramatika, penggunaan bahasa
itu sendiri dan sebagainya.
6. Publishing, adalah tahapan akhir mempersiapkan tulisan agar
dapat dibaca atau dinikmati oleh pembaca, dan;
7. Assessing, yaitu tahapan kegiatan mengevaluasi tulisan yang
dapat dilakukan secara mandiri oleh guru dan teman. (Asih
Rosnaningsih, Nurul Muttaqien, Dayu Retno Puspita, 2019:36).

c. Tujuan Menulis
Menurut (Elina, 2009:6) adapun tujuan penulisan tersebut adalah
sebagai berikut :
1. Menginformasikan; segala sesuatu, baik itu fakta, data maupun
peristiwa termasuk pendapat dan pandangan terhadap fakta, data
dan peristiwa agar khalayak pembaca memperoleh pengetahuan
dan pemahaman baru tentang berbagai hal yang dapat maupun
yang terjadi dimuka bumi ini.
2. Membujuk; melalui tulisan seorang penulis mengharapkan pula
pembaca dapat menentukan sikap, apakah menyetujui atau
mendukung yang dikemukakan. Penulis harus mampu membujuk
dan meyakinkan pembaca dengan menggunakan gaya bahasa
yang persuasive. Oleh karena itu, fungsi persuasi dari sebuah
tulisan akan dapat menghasilkan apabila penulis mampu
menyajikan dengan gaya bahasa yang menarik, akrab,
bersahabat, danmudah dicerna.
3. Mendidik; adalah salah satu tujuan dari komunikasi melalui
tulisan. Melalui pembaca hasil tulisan wawasan pengetahuan
seseorang akan terus bertambah, kecerdasan terus diasah, yang
pada akhirnya akan menentukan perilaku seseorang. Orang-orang
yang berpendidikan misalnya, cenderung lebih terbuka dan
penuh toleransi, lebih menghargai pendapat orang lain, dan tentu
saja cenderung lebih rasional.
4. Menghibur; fungsi dan tujuan menghibur dalam komunikasi,
bukan monopoli media massa, radi, televisi, namun media cetak
dapat pula berperan dalam menghibur khalayak pembacanya.
Tulisan-tulisan atau lucu bisa pula menjadi bacaan penglipur lara
atau untuk melepaskan ketegangan setelah seharian sibuk
beraktifitas.
d. Aspek Penilaian Menulis
Menurut Glass(2005) menguraikan ada lima komponen yang harus
dinilai dalam sebuah tulisan. Kelima komponen tersebut adalah
1. Idea atau contents (isi)
2. Organization (organisasi)
3. Word choice (kosa kata)
4. Sentence fluency (tata bahasa)
5. Conventions (mekanik)
Selain itu, setiap bobot memiliki gradasi dan kualitas penilaian atau
kategori seperti misalnya excellent to very good, good to average,
fair to poor, dan inadequate. (Julianto:2013)
e. Manfaat Menulis
Sama seperti keterampilan berbahasa lainnya, menulis juga memiliki
manfaat yang sangat banyak. Menurut Sabarti, dkk (1988), manfaat
menulis ada delapan, diantaranya:
1. Mengetahui kemampuan dan potensi diri serta pengetahuan
tentang topic yang dipilih. Dengan mengembangkan topic itu kita
terpaksa berpikir, menggali pengetahuan dan pengalaman yang
tersimpan di bawah sadar.
2. Dengan mengembangkan berbagai gagasan kita terpaksa
bernalar, menghubung-hubungkan serta membandingkan fakta-
fakta yang mungkin tidak pernah kita lakukan kalau kita tidak
menulis.
3. Lebih banyak menyerap, mencari, serta menguasai informasi
sehubungan dengan topik yang ditulis. Dengan demikian,
kegiatan menulis memperluas wawasan baik secara teoritis
maupun mengenai fakta-fakta yang berhubungan.
4. Menulis berarti mengorganisasi gagasan secara sistematik serta
mengungkapkan secara tersurat, dengan demikian, permasalahan
yang pemula masih samar menjadi lebih jelas.
5. Melalui tulisan kita dapat menjadi peninjau dan penilai gagasan
kita secara objektif.
6. Lebih mudah memecahkan masalah dengan menganalisisnya
secara tersurat dalam konteks yang lebih konkret.
7. Dengan menulis kita aktif berpikir sehingga kita dpaat menjadi
penemu sekaligus pemecah masalah, bukan sekedar penyadap
informasi.
8. Kegiatan menulis yang terencana akan membiasakan kita
berpikir dan berbahasa secara tertib. (Fadhillah, 2019:53)

2. Metode Complete Sentence

a. Pengertian Metode Complete Sentence


Complete Sentence adalah pembelajaran dengan model melengkapi
kalimat. Model pembeljaran ini merupakan model pembelajarn yang
inovatif, siswa belajar melengkapi paragraph yang belum lengkap
kalimatnya dengan enggunakan kunci jawabn yang tersedia.(Wartini,
2017:258)
Menurut Andayani tahun 2014, model pembelajaran Complete
Sentence merupakan rangkaian proses pembelajaran yang diawali
dengan menyampaikan materi ajar oleh guru atau dengan
penganalisaan terhadap modul yang telah dipersiapkan, pembagian
kelompok tidak boleh lebih dari tiga orang dengan kemampuan yang
heterogen, pemberian lembar kerja yang berisi paragraf yang belum
lengkap, lalu diberikan kesempatan kepada siswa untuk berdiskusi
dan diakhiri dengan pengambilan kesimpulan (Nugroho, 2016)..
b. Langkah-Langkah Metode Complete Sentence
1. Guru menyampaikan kompetensi yang ingin dicapai.
2. Guru menyampaikan materi sekucupnya atau siswa disuruh
membacakan buku atau modul dengan waktu sekucupnya.
3. Guru membentuk kelompok 2 atau 3 orang secara heterogen
4. Guru membagikan lembar kerja berupa paragraph yang
kalimatnya belum lengkap.
5. Siswa berdiskusi untuk melengkapi kalimat yang belum lengkap
6. Siswa berdiskusi secara kelompok.
7. Presentasi.
8. Jawaban nya yang salah diperbaiki.
9. Kesimpulan.
c. Kelebihan dan Kekurangan Metode Complete Sentence
Kelebihan metode pembelajaran complete sentence:
1. Materi akan terarah dan tersaji secara benar, sebab guru terlebih
dahulu menjabarkan uraian materi sebelum pembagian
kelompok.
2. Melatih siswa untuk bekerja sama dan menghargai orang lain
dalam berdiskusi.
3. Melatih siswa untuk berinteraksi secara baik dengan teman
sekelasnya.
4. Akan dapat memperdalam dan mempertajam pengetahuan siswa
melalui lembar kerja yang dibagikan kepadanya, sebab mau tidak
mau dia harus menghafal atau paling tidak tidak membaca materi
yang diberikan kepadanya.
5. Dapat meningkatkan rasa tanggung jawab siswa, sebab masing-
masing siswa diminta tanggung jawabnya atas hasil diskusi.

Kelemahan metode pembelajaran complete sentence:

1. Dalam kegiatan diskusi sering hanya beberapa orang saja yang


aktif.
2. Pembicaraan dalam diskusi sering melenceng dari materi
pembelajaran yang dilakukan.
3. Adanya siswa kurang memiliki bahan dalam melaksanakan
diskusi atau tidak mampu untuk menyampaikan pendapat dalam
diskusi.

C. METODE PENELITIAN

1. Pendekatan Penelitian
Metode yang dianggap tepat digunakan dalam penelitian ini adalah
metode kuantitatif. Pada penelitian ini pendekatan penelitian yang
digunakan adalah quasi experiment yaitu bertujuan untuk mengetahui
pengaruh yang ditimbulkan dari sebuah perlakuan (treatment). Dalam
penelitian ini terdapat 2 variabel, yaitu variabel bebas (X) dan variabel
terikat (Y). Variabel bebas (X) adalah model pembelajaran complete
sentence dan variabel terikatnya (Y) adalah keterampilan menulis. Teknik
pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan instrumen tes. Tes
dalam penelitian ini dilakukan sebanyak dua kali, yaitu pre-test dan post-
test. Pre-test dilakukan untuk mengetahui kemampuan awal menulis siswa.
Setelah dilaksanakan tes awal, langkah selanjutnya yaitu pemberian
treatment pada kelas eksperimen dengan metode pembelajaran complete
sentence dan menggunakan model pembelajaran konvensional pada kelas
kontrol. Post-test adalah tes yang diberikan setelah perlakuan selesai
diterapkan.

2. Subjetif Penilitian
Populasi penelitian ini adalah seluruh siswa kelas 5 SDN….
Berjumlah…. Sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah random
sampling yaitu kelas 5 A sebagai kelas eksperimen dan kelas 5 B sebagai
kelas kontrol. Pembelajaran dilakukan sebanyak 4 kali pertemuan setelah
pemberian pre-test pada masing-masing kelas. Pembelajaran pada kedua
kelas tersebut dilakukan secara berbeda, siswa pada kelas eksperimen diajar
dengan menggunakan metode complete sentence dan siswa pada kelas
kontrol diajar tanpa menggunakan metode complete sentence.

3. Lokasi dan Waktu

Tempat : SDN ….

Waktu : Penelitian dimulai dari tanggal 9 Desember – 13 Desember 2019

4. Instrumen dan Teknik Pengumpulan Data

Anda mungkin juga menyukai