Anda di halaman 1dari 10

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Menulis merupakan suatu keterampilan berbahasa yang dipergunakan

untuk berkomunikasi secara tidak langsung, tidak secara tatap muka dengan

orang lain. Menulis merupakan suatu kegiatan yang produktif dan ekspresif.

Dalam kegiatan menulis ini maka sang penulis harus terampil memanfaatkan

grafologi, struktur bahasa, dan kosa kata. Keterampilan menulis ini tidak akan

datang secara otomatis, melainkan harus melalui latihan dan praktek yang

banyak dan teratur.

Menulis merupakan sebuah proses kreatif menuangkan gagasan dalam

bentuk bahasa tulis untuk tujuan, misalnya memberi tahu, meyakinkan, atau

menghibur. Hasil dari proses kreatif ini biasa disebut dengan istilah karangan

atau tulisan. Kedua istilah tersebut mengacu pada hasil yang sama meskipun

ada pendapat mengatakan kedua istilah tersebut memilikipengertian yang

berbeda. Istilah menulis sering melekatkan pada proses kreatif yang berjenis

ilmiah.  Sementara istilah mengarang sering dilekatkan pada proses kreatif

yang berjenis non-ilmiah.

Berkenaan dengan proses menulis terdapat beberapa tahap diantaranya,

seperti : (1) Tahap prapenulisan (persiapan), (2) tahap penulisan, (3) tahap

pascapenulisan. Tahap prapenulisan merupakan fase persiapan menulis

seperti menentukan topik dan tujuan karangan, mengumpulkan informasi

serta membuat kerangka karangan. “Tahap penulisan merupakan tahapa untuk

1
2

mengembangkan ide atau informasi yang diperoleh pada tahap prapenulisan.

Tahap pascapenulisan merupakan tahap penghalusan dan penyempurnaan

buram yang kita hasilkan.

Dalam hal ini penulis hanya akan membahas tentang fase penulisan

yang di sertai teori-teori penulisan.

B. Rumusan Masalah

Dari latar belakang diatas, kita dapat merumuskan masalah yang akan

kita kaji yakni ;

1. Apa arti menulis ?

2. Apa fase penulisan dalam proses menulis ?

C. Tujuan

1. Untuk mengetahui arti menulis

2. Untuk mengetahui fase penulisan dalam proses menulis


3

BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Menulis

“Menulis merupakan suatu aktivitas komunikasi bahasa yang

menggunakan tulisan sebagai mediumnya. (akhadiah,dkk. 2001:13)”.

“Menulis adalah sebagai suatu kegiatan penyampaian pesan

(komunikasi) dengan menggunakan bahasa tulis sebagai alat atau medianya.

Tulisan merupalan sebuah simbol atau lambang bahasa yang dapat dilihat dan

disepakati pemakainya (Dalman,2009 : 8)”

Menulis merupakan sebuah proses kreatif menuangkan gagasan dalam

bentuk bahasa tulis untuk tujuan, misalnya memberi tahu, meyakinkan, atau

menghibur. Hasil dari proses kreatif ini biasa disebut dengan istilah karangan

atau tulisan. Kedua istilah tersebut mengacu pada hasil yang sama meskipun

ada pendapat mengatakan kedua istilah tersebut memilikipengertian yang

berbeda. Istilah menulis sering melekatkan pada proses kreatif yang berjenis

ilmiah.  Sementara istilah mengarang sering dilekatkan pada proses kreatif

yang berjenis non ilmiah.

Menulis dan mengarang sebenarnya dua kegiatan yang sama karena

menulis berarti mengarang (baca: menyusun atau marangkai bukan

menghayal) kata menjadi kalimat, menyusun kalimat menjadi paragraf,

menyusun paragraf menjadi  tulisan kompleks yang mengusung pokok

persoalan.

3
4

Menulis sebagai keterampilan adalah kemampuan seseorang dalam

mengemukakan  gagasan-pikirannya kepada orang atau pihak lain dengan

dengan media tulisan. Setiap penulis pasti memiliki tujuan dengan tulisannya

antara lain mengajak, menginformasikan, meyakinkan, atau menghibur

pembaca.

Menulis dapat didefinisikan sebagai suatu kegiatan penyampaian pesan

(komunikasi) dengan menggunakan bahasa tulis sebagai alat atau medianya.

Dalam komunikasi tulis terdapat empat unsur yang terlibat yaitu : (1) Penulis

sebagai penyampai pesan, (2) Pesan atau isi tulisan, (3) Saluran atau media

berupa tulisan, dan (4) Pembaca sebagai penerima pesan. Menulis memiliki

banyak manfaat yang dapat dipetik dalam kehidupan ini diantaranya adalah :

1. Peningkatan kecerdasan,

2. Pengembangan daya inisiatif dan kreatifitas,

3. penumbuhan keberanian, dan

4. pendorongan kemauan dan kemampuan mengumpulkan informasi.

“Menurut Graves dalam yusuf (2008) seseorang enggan menulis karena

tidak tahu untuk apa dia menulis, merasa tidak berbakat menulis, dan merasa

tidak tahu bagaimana harus.

“Smith dalam yusuf (2008) mengatakan bahwa pengalaman belajar

menulis yang dialami siswa di sekolah tidak terlepas dari kondisi gurunya

sendiri”. Umumnya guru tidak dipersiapkan untuk terampil menulis dan

mengajarkannya.Karena itu, untuk menutupi keadaan yang sesuangguhnya

muncullah berbagai mitos atau pendapat yang keliru tentang menulis dan

pembelajarannya. Diantara mitos tersebut adalah


5

1. Menulis itu mudah Teori menulis atau mengarang, memang mudah.

Gampang dihafal. Tetapi, menulis atau mengarang bukanlah sekedar

teori, melainkan keterampilan. Bahkan, ada seni atau art di dalamnya.

Teori hanyalah alat untuk mempercepat pemilikan kemampuan seseorang

dalam mengarang. Seseorang tanpa dilibatkan langsung dalam kegiatan

dan latihan menulis, tidak akan pernah mampu menulis dengan baik.

2. Kemampuan menggunakan unsur mekanik tulisan inti dari menulis

Seseorang perlu memiliki keterampilan mekanik seperti penggunaan

ejaan, pemilihann kata, pengkalimatan, pengalineaan, dan pewacanaan

dalam mengarang. Namuan, kemampuan mekanik saja tidak cukup,

karangan harus mengandung ide, gagasan, perasaan, atau informasi yang

akan diungkapkan penulis kepada orang lain.

3. Menulis itu harus sekali jadi Tidak banyak orang yang dapat menulis

sekali jadi. Bahkan, penulis profesional sekalipun. Menulis merupakan

sebuah proses. Proses yang melibatkan tahap prapenulisan, penulisan,

serta penyuntingan, perbaikan, dan penyempurnaan.

4. Orang yang tidak menyukai dan tidak pernah menulis dapat mengajarkan

menulis Seseorang yang tidak menyukai dan tidak pernah menulis tidak

akan mungkin dapat mengajarkan seseorang menulis. Seseorang yang

akan mengajarkan menulis harus dapat menunjukkan kepada muridnya

manfaat dan nikmatnya menulis. Dia pun harus dapat

mendemonstrasikan apa dan bagaimana mengarang.

B. Fase Penulisan (Writing Stage) dalam proses menulis

1. Penalaran
6

Menulis merupakan proses bernalar. Dimana pada saat kita ingin

menulis sesuatu tulisan baik itu dalam bentuk karangan atau pun yang

lainnya, maka kita harus mencari topiknya terlebih dahulu. Dan dalam

mencari suatau topik tersebut kita harus berfikir, maka pada saat kita

berfikir tanpa kita sadari kita sendiri telah melakukan proses penalaran.

maka pada kesempatan kali ini saya akan memaparkan sedikit mengenai

menulis merupakan prosae bernalar.

Penalaran (reasioning) adalah suatu proses berpikir dengan

menghubung-hubungkan bukti, fakta atau petunjuk menuju suatu

kesimpulan. Dengan kata lain, penalaran adalah proses berpikir yang

sistematik dalan logis untuk memperoleh sebuah kesimpulan. Bahan

pengambilan kesimpulan itu dapat berupa fakta, informasi, pengalaman,

atau pendapat para ahli (otoritas).

Secara umum, ada dua jenis penalaran atau pengambilan

kesimpulan, yakni penalaran induktif dan deduktif. Penalaran induktif

adalah suatu proses berpikir yang bertolak dari sesuatu yang khusus

menuju sesuatu yang umum sedangkan Penalaran deduksi adalah suatu

proses berpikir yang bertolak dari sesuatu yang umum (prinsip, hukum,

teori atau keyakinan) menuju hal-hal khusus. Berdasarkan sesuatu yang

umum itu, ditariklah kesimpulan tentang hal-hal khusus yang merupakan

bagian dari kasus atau peristiwa khusus itu.

2. Pilihan Kata

Pilihan kata (diksi) adalah hasil dari upaya memilih kata tertentu

untuk dipakai dalam suatu kalimat atau wacana dan kejelasan lafal untuk
7

memperoleh efektertentu dalam berbicara di depan umum atau dalam

karang mengarang. Diksi bukan hanya berarti pilih-memilih kata. Istilah

ini bukan saja digunakan untukmenyatakan gagasan atau menceritakan

peristiwa tetapi juga meliputi persoalangaya bahasa, ungkapan-ungkapan

dan sebagainya.

Diksi atau pilihan kata mencakup pengertian kata-kata mana yang

dipakaiuntuk menyampaikan suatu gagasan, bagaimana membentuk

pengelompokan kata-kata yang tepat atau menggunakan ungkapan-

ungkapan yang tepat, dan gaya manayang paling baik digunakan dalam

suatu situasi. Pilihan kata yang tepat dan sesuaihanya dimungkinkan oleh

penguasaan sejumlah besar kosa kata atau perbendaharaan kata bahasa

itu

3. EYD (Ejaan yang disempurnakan)

Ejaan yang Disempurnakan (disingkat EyD) adalah ejaan bahasa

Indonesia yang berlaku dari tahun 1972 hingga 2015. Ejaan ini

menggantikan Ejaan Republik atau Ejaan Soewandi. Ejaan ini digantikan

oleh Ejaan Bahasa Indonesia sejak tahun 2015.

Secara umum, hal-hal yang diatur dalam EYD adalah:

a. Penulisan huruf, termasuk huruf kapital dan huruf miring.

b. Penulisan kata.

c. Penulisan tanda baca.

d. Penulisan singkatan dan akronim.

e. Penulisan angka dan lambang bilangan.

f. Penulisan unsur serapan.


8

4. Paragraf

a. Pengertian

Paragraf adalah kesatuan pokok pikiran yang terdiri atas

beberapa kalimat. Sebuah paragraf terdiri atas satu pokok pikiran atau

satu gagasan utama.

Menurut Chaer (2011), paragraf adalah satuan bahasa yang

terdiri atas dua buah kalimat atau lebih yang saling berkaitan,

memiliki satu kesatuan yang utuh, dan padu.

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), paragraf

adalah bagian bab dalam suatu karangan, biasanya mengandung satu

ide pokok dan penulisannya dimulai dengan garis baru.

b. Tujuan Paragraf

Penulisan paragraf sering ditandai dengan penulisan kalimat

yang menjorok ke dalam. Selain itu, penulis dapat menentukan spasi

untuk membedakan jarak antar paragraf.

Tujuan membentuk paragraf, yaitu:

1) membedakan penulisan dalam merinci ide pokok;

2) membedakan pembaca dalam memahami pokok pikiran suatu

karya tulis, dan

3) memberikan perhentian yang formal sehingga pembaca dapat

beristirahat.
9

c. Fungsi Paragraf

Menurut Alek dan Achmad (2011), fungsi paragraf antara lain:

1) Mengekspresikan gagasan tertulis ke dalam kalimat yang tersusun

secara logis;

2) Menandai pergantian gagasan baru setiap paragraf;

3) Memudahkan penulis dalam mengatur gagasan, dan

4) Memudahkan pembaca dalam memahami tulisan.


10

BAB III

PENUTUP

A. Simpulan

Menulis merupakan sebuah proses kreatif menuangkan gagasan dalam

bentuk bahasa tulis untuk tujuan, misalnya memberi tahu, meyakinkan, atau

menghibur. Hasil dari proses kreatif ini biasa disebut dengan istilah

karangan atau tulisan. Kedua istilah tersebut mengacu pada hasil yang sama

meskipun ada pendapat mengatakan kedua istilah tersebut

memilikipengertian yang berbeda. Istilah menulis sering melekatkan pada

proses kreatif yang berjenis ilmiah.  Sementara istilah mengarang sering

dilekatkan pada proses kreatif yang berjenis non ilmiah.

B. Saran

Penulis menyadari bahwa makalah diatas banyak sekali kesalahan dan

jauh dari kesempurnaan. Penulis akan memperbaiki makalah tersebut

dengan berpedoman pada banyak sumber yang dapat

dipertanggungjawabkan. Maka dari itu penulis mengharapkan kritik dan

saran mengenai pembahasan makalah dalam kesimpulan di atas

10

Anda mungkin juga menyukai