Anda di halaman 1dari 5

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Pendidikan memiliki peranan penting untuk menghasilkan sumber daya
manusia yang berkualitas. Pendidikan merupakan suatu kegiatan yanh universal
dalam kehidupan sehari-hari manusia karena dalam hal apapun di dunia terdapat
upaya pendidikan. Pendidikan pada hakikatnya adalah suatu upaya yang
dilakukan manusia untuk memanusiakan manusia itu sendiri (J. Tambunan, 2015).
Menurut Aldous Huxley (Nurliani, 2018) menyatakan bahwa pendidikan yang
sempurna adalah dimana manusia dilatih agar siap untuk ditempatkan dalam
hirarki sosial, tetapi dalam prosesnya tidak melakukan penghancuran atau
pengrusakan terhadap karakter unik atau khas yang dimilikinya.
Proses pendidikan tidak lepas dari proses belajar mengajar (PBM) di
sekolah. Proses pembelajaran bertujuan supaya siswa mendapatkan hasil terbaik
yang sesuai dengan kemampuannya. Tolak ukur yang dapat menggambarkan
tinggi rendahnya keberhasilan dalam belajar adalah hasil belajar. Berdasarkan UU
RI No. 14 tahun 2005, Tentang Guru dan Dosen Bab I Pasal 1 (Fadli, dkk, 2019)
menyatakan bahwa : “Guru adalah pendidik professional dengan tugas utama
mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan
mengevaluasi siswa pada pendidikan anak usia dini jalur pendidikan formal,
pendidikan dasar, dan pendidikan menengah”. Berdasarkan hal tersebut, dalam
pembelajaran di kelas, guru berperan penting sebagai pemegang kendali dalam
proses pembelajaran. Guru harus mampu menunjang terjadinya perubahan tingkah
laku dan pembentukan kompetensi dari siswa. Kemampuan guru dalam
melakukan dan memanfaatkan penilaian, evaluasi proses, dan hasil belajar sangat
diperlukana untuk mengetahui tercapai tidaknya tujuan pembelajaran yang sudah
ditetapkan kurikulum dan juga dapat digunakan untuk memperbaiki dan
meningkatkan proses pembelajaran yang telah dilakukan guru (Agus & Jailani,
2014).

1
2

Pembelajaran matematika merupakan bagian dari pendidikan nasional


yang berperan penting dalam perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Hal
itu dikarenakan matematika merupakan ilmu yang mendasari ilmu pengetahuan
lainnya. Oleh karena itu, matematika sangat diperlukan oleh siswa untuk
membekali siswa dengan kemampuan berpikir logis, analisis, sistematis, kritis,
dan kreatif serta kemampuan berkerjasama. Menurut NCTM (Wulandari, dkk,
2020), tujuan pembelajaran matematika adalah meningkatkan kompetensi
matematis siswa yang terdiri dari kemampuan: (1) komunikasi matematis; (2)
penalaran matematis; (3) pemecahan masalah; (4) koneksi matematis; dan (5)
representasi matematis. Selain itu yang perlu menjadi perhatian bagi guru adalah
bagaimana melaksanakan pembelajaran yang bisa mendorong siswa sehingga
mampu berpikir kritis dalam mengelola berbagai informasi yang diterima, berpikir
secara kreatif dalam menyelesaikan berbagai masalah, berkolaborasi dengan
teman dalam proses pembelajaran, dan mampu mengkomunikasikan setiap
gagasannya dengan baik dan lugas sehingga mudah untuk dipahami oleh orang
lain.
Pada umumnya pelakasanaan pembelajaran di kelas mencakup tiga hal
yaitu pre tes, proses, dan pos tes. Guru menggunakan soal soal berbentuk objektif
atau uraian untuk melihat sejauh mana penguasaan siswa terhadap suatu materi
pelajaran. Penggunaan soal-soal tersebut juga harus bisa mengasah kemampuan
berpikir siswa, sehingga siswa terbiasa untuk menjawab soal-soal dalam konteks
permasalahan kehidupan sehari-hari. Kegiatan penyelesaian soal yang dilakukan
siswa untuk mengetahui kemampuan belajarnya diadakan oleh guru dengan
mengadakan suatu penilaian. Menurut Wiwik Setiawati, dkk (2019) penilaian
pengetahuan adalah suatu proses pengumpulan dan pengolahan informasi untuk
mengukur proses dan hasil pencapaian kompetensi siswa yang terdiri dari
kombinasi penguasaan proses kognitif (kecakapan berpikir) mengingat,
memahami, menerapkan, menganalisis, mengevaluasi, dan mengkreasi dengan
pengetahuan faktual, konseptual, procedural, dan metakognitif.
Instrumen penilaian yang digunakan untuk mengukur aspek kognitif siswa
biasanya dapat berupa tes. Tes yang diberikan guru pada saat pembelajaran
3

ataupun penilaian akan sangat berpengaruh pada perkembangan keterampilan


yang dimiliki siswa. Soal-soal yang diberikan bukan hanya untuk memahamkan
siswa, tetapi untuk menggali potensinya yang dapat memicu siswa berpikir secara
analitis, evaluatif, dan kreatif serta dapat melatih kemampuan berpikir tingkat
tinggi siswa tersebut. Kemampuan berpikir tingkat tinggi sangatlah penting,
dikarenakan merupakan suatu kemampuan dalam memahami dan menemukan
solusi terhadap permalasahan yang dihadapi dengan cara yang bervariasi dan
berbeda dari biasanya. Oleh karena itu siswa harus sering melatih kemampuan
berpikir tingkat tingginya. Guru harus membiasakan memberikan siswa soal
HOTS baik dalam proses pembelajaran maupun pada saat mengadakan ujian atau
ulangan harian untuk dapat mengembangkan kemampuan berpikir tingkat tinggi
siswa.
Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan peneliti dengan ibu Syafrina,
salah satu guru mata pelajaran matematika di SMP Negeri 2 Siantar pada tanggal
16 Mei 2023, didapatkan bahwa siswa masih kurang fokus terhadap pembelajaran
matematika dan kemampuan yang dimiliki masih rendah dikarenakan kurangnya
minat belajar siswa serta juga karena pengaruh waktu masa pandemi Covid-19
dimana pembelajaran dilakukan secara daring sehingga siswa menjadi lebih pasif
dan kurang dapat menerima materi pembelajaran dengan baik. Siswa juga kurang
percaya diri dalam menjawab soal-soal yang diberikan guru. Selain itu, soal-soal
yang diberikan guru kepada siswa pada materi bilangan masih dalam kriteria soal-
soal mudah yang hanya mengukur hapalan siswa dan kurang mengasah
kemampuan berpikir tingkat tinggi siswa. Keterampilan guru dalam membuat soal
yang berbasis HOTS masih terbilang rendah sehingga guru hanya mengambil
latihan soal yang sederhana dan tersedia di buku pembelajaran. Kurangnya
ketersediaan soal-soal yang didesain khusus untuk melatih HOTS siswa menjadi
salah satu penyebab soal yang diberikan kepada siswa hanya membuat siswa
menghafal rumus-rumus yang telah diberikan. Penilaian yang dilakukan hanya
mengukur tingkat kemampuan yang rendah saja sehingga dapat membuat para
siswa kurang aktif dan kreatif dalam mengembangkan kemampuan berpikir
tingkat tingginya.
4

Berdasarkan uraian latar belakang masalah diatas, maka peneliti tertarik


untuk melakukan penelitian dengan judul : “Pengembangan Instrumen Soal
Higher Order Thinking Skil (HOTS) Pada Materi Bilangan Bulat Kelas VII
SMP Negeri 2 Siantar”

1.2. Identifikasi Masalah


Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan, maka
identifikasi masalah dalam penelitian ini adalah :
1. Siswa kurang fokus dalam pembelajaran matematika,
2. Kurangnya rasa percaya diri siswa dalam pembelajaran matematika,
3. Kemampuan berpikir yang dimiliki siswa masih terbilang rendah,
4. Siswa tidak terbiasa menyelesaikan soal-soal yang berbasis HOTS,
5. Kurangnya ketersediaan soal-soal untuk melatih HOTS,
6. Instrumen tes yang diberikan belum mencapai tes yang standar,
1.3. Batasan Masalah
Berdasarkan identifikasi masalah, peneliti membatasi masalah yang akan
dibahas yaitu “pengembangan instrumen soal HOTS berbentuk uraian pada materi
bilangan bulat kelas VII SMP Negeri 2 Siantar”.

1.4. Rumusan Masalah


Berdasarkan batasan masalah, maka rumusan masalah yang dapat
dirumuskan adalah “bagaimana proses dan hasil pengembangan instrumen soal
HOTS yang berkualitas (valid, reliabel, tingkat kesukaran dan daya pembeda yang
memenuhi standar) pada materi bilangan bulat kelas VII SMP Negeri 2 Siantar?”

1.5. Tujuan Penelitian


Berdasarkan rumusan masalah diatas, tujuan penelitian ini adalah untuk
menghasilkan instrumen soal HOTS yang berkualitas (valid, reliabel, tingkat
kesukaran dan daya pembeda yang memenuhi standar) pada materi bilangan bulat
kelas VII SMP Negeri 2 Siantar.
5

1.6. Manfaat Penelitian


Dengan tercapainya tujuan penelitian ini, maka diharapkan hasil penelitian
ini dapat bermanfaat sebagai berikut:
1. Secara Teoritis, penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat untuk
menambah dan memberikan pengetahuan tentang pengembangan soal
untuk mengukur HOTS pada materi Himpunan Kelas VII.
2. Secara Praktis
a. Bagi Peneliti
Sebagai bahan referensi tambahan yang relevan dan bahan masukan
untuk melakukan pengembangan soal-soal pada saat proses
pembelajaran bagi peneliti selaku calon guru dimasa yang akan
datang.
b. Bagi Sekolah dan Guru
Sebagai bahan masukan bagi pihak sekolah dan guru di SMP Negeri 2
Siantar dalam mengembangkan soal HOTS yang valid dan praktis
yang dapat digunakan untuk mengukur kemampuan berpikir tingkat
tinggi siswa.
c. Bagi Siswa
Sebagai bahan latihan untuk mengasah kemampuan berpikir tingkat
tinggi.
d. Bagi Peneliti Lain
Dapat dipergunakan sebagai bahan pemikiran dan pertimbangan
dalam penelitian berikutnya yang relevan dengan penelitian ini.
1.7. Luaran Penelitian
Penelitian akan diterbitkan dalam jurnal ber-ISSN.

Anda mungkin juga menyukai