Anda di halaman 1dari 14

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Bahan Ajar

Bahan ajar adalah segala bentuk atau materi yang disusun secara

sistematis yang digunakan untuk membantu guru atau instuktur dalam

melaksanakan kegiatan pembelajaran sehingga terciptanya lingkungan atau

suasana yang memungkinkan siswa untuk belajar (Depdiknas, 2006). Penting

bagi kondisi belajar mengajar di ruangan kelas menurut Sagita (2016) bahan

ajar memuat peranan penting untuk penyampaian dan penyajian materi untuk

siswa, sehingga terjadinya pembelajaran efisiens dan efektif dalam

metujudkan peningkatan hasil belajar untuk siswa pada materi yang

dipelajari. Sejalan dengan itu Junisivia dan Elsa (2020) mengatakan bahawa

bahan ajar salah satu perangkat pembelajaran yang dilihat dari fungsinya

sebagai alat evaluasi pencapaian dan penguasaan materi serta untuk

memperoleh lingkungan yang baik untuk siswa. Sedangkan menurut Nurafni,

Pujiastuti, dan Mutaqin (2020) bahan ajar adalah seperangkat komponen

dalam mengajar berupa media tertulis maupun tidak tertulis guna membantu

guru untuk melaksanakan kegiatan belajar mengajar. Jadi bahan ajar dalam

penelitian ini adalah seperangkat pembelajaran yang meliputi materi dapat

berupa media cetak dan non cetak guna untuk menjadi pegangan guru untuk

melaksanakan kegiatan pembelajaran untuk siswa.

Menurut Jazuli, Azizah, dan Meita (2017) ada enam komponen yang

harus termuat dalam bahan ajar diantaranya:

10
11

1. Petunjuk belajar (petunjuk peserta didik/ pendidik)

2. Kompetensi yang akan dicapai

3. Informasi pendukung

4. Latihan-latihan

5. Petunjuk kerja

6. Evaluasi

(Dewi, 2019) menuturkan bahwa komponen dalam bahan ajar berbasis media

cetak diantaranya: (1) judul, (2) kompotensi dasar dan materi pokok, (3)

informasi pendukung, (4) latihan, serta (5) penilaian.

Adapun Ahmadi (2010) menuturkan bahwa pengembangan bahan ajar

harus memperhatikan prinsip-prinsip dari pemilihan bahan ajar, yang

meliputi;

1. Mulai dari yang mudah untuk memahami yang sulit, dari yang konkret

untuk memahami abstrak.

2. Pengulangan akan memperkuat pemahaman.

3. Umpan balik positif akan memberikan penguatan terhadap pemahaman

peserta didik.

4. Motivasi belajar yang tinggi merupakan salah satu faktor keberhasilan

belajar.

5. Mencapai tujuan ibarat naik tangga, setahap demi setahap, akhirnya akan

mencapai ketinggian tertentu. Mengetahui hasil yang telah dicapai akan

mendorong peserta didik terus mencapai tujuan.


12

Menurut Sari dan Lepiyanto (2016) saat ini telah banyak transformasi

dan berbagai pengembangan bahan ajar salah satunya berupa Lembar Kerja

Peserta Didik (LKPD) guna memenuhi kebutuhan pendidikan, LKPD ini pada

dasarnya sama dengan Lembar Kerja Siswa (LKS) namun terjadi perubahan

istilah pada bahan ajar satu ini. Di dukung oleh hasil penenlitian (Damayanti,

2017) penggunaan LKPD untuk pembelajaran kepada siswa dapat membantu

membuat daya tarik dalam pembelajaran serta dapat mengembangkan konsep

belajar ilmiah siswa itu sendiri. Sejalan dengan itu LKPD ini mempunyai

peranan penting kepada siswa karena mamberikan implikasi kebutuhan dalam

proses pembelajaran serta sebagai suplemen bagi peserta didik bahwa guru

sebagai fasiliatator (Setiadi dan Ibrahim, 2021), adapun dapat dilihat dari

fungsinya LKPD (Lembar Kerja Peserta Didik) ini diantaranya; 1) Sebagai

bahan ajar yang bias menimalkan peran guru, namun lebih mengaktifkan

peran siswa, 2) Sebagai bahan ajar yang mempermudah siswa memahami

materi yang diberikan, 3) Sebagai bahan ajar yang ringkas dan kaya akan

tugas untuk berlatih, 4) Memudahkan pelaksanaan pembelajaran.

Menurut Wulandari, Patta, dan Kadir (2021) Adapun beberapa tujuan

dari penyusunan dari LKPD itu sendiri diantaranya :

1. Penyajian LKPD dapat memudahkan peserta didik untuk memahami

materi yang diberikan.

2. Memberikan soal-soal yang meningkatkan kemampuan peserta didik

terhadap materi tersebut.

3. Melatih kemandirian belajar peserta didik.


13

4. Memudahkan guru dalam menilai kemampuan peserta didik.

Menurut Darmojo (1991) menyatakan bahwa ada syarat-syarat yang

harus dimiliki dalam menyusun LKPD Sebagai berikut;

1. Syarat-syarat didaktik LKPD sebagai salah satu bentuk sarana

berlangsungnya proses pembelajaran haruslah memenuhi persyaratan

didaktik, artinya harus mengikuti asas-asas pembelajaran efektif.

a. LKPD memperhatikan adanya perbedaan kemampuan individual peserta

didik, sehingga dapat digunakan baik oleh peserta didik yang lamban,

sedang maupun pandai.

b. LKPD menekankan pada proses untuk menemukan prinsip/konsep

sehingga berfungsi sebagai petunjuk bagi peserta didik untuk mencari

informasi.

c. LKPD memiliki variasi stimulus melalui berbagai kegiatan peserta didik

sehingga dapat memberikan kesemparan kepada peserta didik untuk

menulis, menggambar dan berdialog dengan temannya.

d. LKPD dapat mengembangkan kemampuan komunikasi social dan

emosional pada diri peserta didik sehingga tidak hanya ditujukan untuk

mengenal fakta-fakta dan konsep-konsep saja, bentuk kegiatan yang ada

memungkinkan dapat membuat hubungan dengan linkungan sekitar.

2. Syarat konstruktif yaitu berkenaan pengunaan bahasa, penyusunan

kalimat, kosa kata, tingkat kesukaran dan kejelasan yang pada hakikatnya

haruslah tepat guna dalam arti dapat dimengerti oleh peserta didik tersebut.
14

a. LKPD menggunakan bahasa yang sesuai dengan tingkat kedewasaan

peserta didik.

b. LKPD menggunakan stuktur kalimat yang jelas.

c. LKPD memiliki tata urutan pelajaran yang sesuai dengan tingkat

kemampuan peserta didik.

d. LKPD menghindarkan pertanyaan yang terlalu terbuka, yang dianjirkan

adalah isian atau jawaban yang didapat dari hasil pengolahan informasi.

e. LKPD tidak mengacu pada buku sumber yang diluar keterbacaan peserta

didik.

f. LKPD menyediakan ruangan/tempat yang cukup untuk memberi keluasan

pada peserta didik untuk menulis maupaun menggambar hal-hal yang

ingin disampaikan dengan memberikan tempat menulis dan menggambar

jawaban.

g. LKPD menggunakan kalimat yang sederhana dan pendek, kalimat panjang

tidak menjamin kejelasan isi namun kalimat yang terlalu pendek pun dapat

mengundang pertanyaan.

h. LKPD menggunkan kalimat komunikatif dan interaktif, penggunaan

kaliamt dan kata yang sesuai dengan perkembangan kognitif siswa

sehingga dapat dimengerti oleh peserta didik yang lamban maupun cepat.

i. LKPD memiliki tujuan belajar yang jelas serta bermanfaat sebagai sumber

motivasi belajar, LKPD harus memuat identitas seperti; topik, kelas, nama

dan lain-lain.

3. Syarat teknis
15

a. Tulisan, hal-hal yang perlu diperhatikan.

b. Gambar yang baik dapat menyampaikan pesan secara efektif pada

pengguna LKPD untuk mendukung kejelasan konsep

c. Penampilan dibuat menarik, kemenarikan LKPD akan menarik perhatian

siswa, tidak menimbulkan rasa jenuh dan membosankan dengan beberapa

kombinasi warna.

B. Bahan Ajar Berbantuan Geogebra

Menurut Ai, Lisna & Melina (2020) GeoGebra merupakan program

komputer yang bersifat dinamis dan interaktif untuk mendukung

pembelajaran dan penyelesaian persoalan matematika khususnya geometri.

Sejalan dengan itu Menurut Hohenwarter (Lestari, 2018) Geogebra adalah

software matematika dinamis yang menggabungkan geometri, aljabar, dan

kalkulus.

Adapun menurut (Tamami, 2021) GeoGebra adalah salah satu aplikasi

komputer yang dapat dipilih guru untuk dikembangkan menjadi bahan ajar.

Aplikasi GeoGebra adalah program dinamis dengan beragam fasilitasnya

dapat dimanfaatkan sebagai media pembelajaran matematika untuk

memvisualisasikan konsep-konsep matematis serta sebagai alat bantu untuk

mengonstruksi konsep-konsep matematis. Sedangkan Menurut Hanafi,

Wulandari, & Wulansari Software (Elvi,Siregar & Susanti, 2021) GeoGebra

menawarkan fitur yang dapat mentransformasikan objek geometri. Peserta

didik dapat membuat bangun dengan mudah, mengukur jarak, sudut dan luas
16

dengan tepat, serta menyusun dan mengurai objek yang membutuhkan

visualisasi seperti translasi, refleksi, rotasi dan dilatasi.

Jadi dapat disimpulkan bahwa geogebra adalah suatu software

dinamis yang menggabungkan geometri, aljabar, dan kalkulus dengan

beragam fasilitasnya dapat dimanfaatkan sebagai media pembelajaran

matematika untuk memvisualisasikan konsep-konsep matematis, dan

diharapkan dapat menumbuhkan motivasi belajar untuk siswa itu sendiri.

C. Kemampuan Berpikir Kritis

Prahati (Irawan, Ari & Kencanawaty, 2016) menyatakan bahwa

kemampuan berpikir kritis adalah suatu proses penggunaan kemampuan

berpikir secara efektif yang dapat membantu seseorang untuk membuat,

mengevaluasi, serta mengambil keputusan tentang apa yang diyakini atau

dilakukan. Senada dengan itu Nandhita,Kristin & Anugraheni (2018)

menyatakan bahwa Kemampuan berpikir kritis adalah kemampuan yang

dimiliki oleh seseorang untuk dapat berpikir tingkat tinggi terutama dalam

memecahkan suatu permasalahan agar dapat mengambil keputusan yang tepat

dan logis untuk menyelesaikan maupun memecahkan permasalahan tersebut.

Adapun menurut Irawan (Irawan, Ari & Kencanawaty, 2016)

Kemampuan berpikir kritis adalah suatu kemampuan yang dimiliki seseorang

dalam menyelesaikan suatu persoalan secara efektif dengan argument yang

ada membantu seseorang untuk menganalisis, mengevaluasi, serta mengambil

keputusan tentang apa yang diyakini atau dilakukan. Sedangkan Leonard


17

(Irawan, n.d.) berpikir kritis adalah aplikasi membuat sebuah alasan yang

bersifat hati-hati dalam penentuan apakah pendapat itu benar atau sebaliknya

atau berpikir kritis itu adalah perubahan pendapat.

Jadi dapat disimpulkan bahwa kemampuan berpikir kritis adalah suatu

kemampuan yang dimiliki seseorang dalam menyelesaikan suatu

permasalahan secara efektif dengan argument yang ada membantu seseorang

untuk menganalisis, mengevaluasi, serta mengambil keputusan tentang apa

yang diyakini atau dilakukan.

D. Tranasformasi Geometri

Menurut KBBI, pengertian transformasi geometri disusun berdasarkan

dua kata pembentukannya yaitu transformasi dan geometri. Transformasi

adalah perubahan rupa (bentuk, sifat, fungsi, dan sebagainya) bisa juga

perubahan struktur gramatikal lain dengan menambah, mengurangi atau

menata kembali unsur – unsurnya. Sedangkan geometri adalah ilmu ukur

dalam cabang matematika yang menjelaskan sifat – sifat garis, sudut, bidang,

hingga ruang. Sehingga dapat disimpulkan bahwa transformasi geometri itu

berhubungan dengan perubahan rupa yang dilihat dari garis, sudut, bidang,

dan ruang.

Transformasi geometri posisi awal bidang dinotasikan dengan ( x , y ¿ dan

posisi akhir dinotasikan dengan ( x ' , y ' ¿. Ada pun juga jenis – jenis

transformasi yaitu translasi, refleksi, rotasi, dan dilatasi, berikut penjelasan

dari jenis – jenis transformasi geometri.


18

1. Translasi (Pergeseran)

Translasi atau pergeseran adalah jenis transformasi geometri yang

berhubungan dengan perpindahan suatu titik sepanjang garis lurus. (cat:

hanya dipindahkan atau digeserkan tanpa dimutar maupun dirubah

ukurannya). Misalnya titik ( x , y ¿ yang digeser sejauh vektor (a , b ¿

perumusannya bisa digambarkan seperti berikut :

Gambar 2.1 Translasi

Dari pengertian ini, didapatkan rumus translasi yaitu ;

( ) ()()
x' a x
( x ' , y ' ) =( a , b ) +( x , y ) atau dengan y ' = b + y . Dengan catatan ( x ' , y ' )

adalah titik bayangan sedangkan ( x , y ) adalah sebuah titik atau benda.

Contoh dalam kehidupan sehari –hari seperti bermain catur, seseorang

yang berpindah dari tempat satu ke tempat lainnya, dan masih banyak lagi.

2. Refleksi (Pencerminan)

Refleksi atau pencerminan adalah jenis transformasi geometri perpindahan

yang bersifat seperti cermin. Sifat – sifat pencerminan adalah : 1) Jarak

titik asal ke cermin sama dengan jarak cermin ketitik bayangan. 2) Garis

yang menghubungkan titik asal dengan titik bayang tegak lurus terhadap

cermin. Jika diketahui sembarang titik dengan koordinat bayangan hasil

pencerminan dapat dilihat pada tabel berikut :


19

Tabel 2.1 Rumus Refleksi


Titik
Titik Pencerminan banyangan
No
Awal Terhadap ' '
(x , y )
1 Sumbu x ( x ,− y )
2 Sumbu y ¿)
3 Titik O (0,0) ¿)
4 (x , y ) Garis y = x ( y , x)
5 Garis y = -x (− y ,−x )
6 Garis x = h (2 h−x , y)
7 Garis y = k (x ,2 k − y)

Contoh dari refleksi di dalam kehidupan sehari – hari seperti bentuk batik

jamplang, orang yang bercermin, dan sebagainya.

1. Rotasi (Perputaran)

Rotasi atau perputaran adalah transformasi yang memindahkan suatu objek

/ benda dengan cara memutar objek / benda tersebut sejauh θ terhadap titik

pusat rotasi. (cat: berlawanan arah jarum jam = sudut positif, sedangkan

searah jarum jam = sudut negatif). Berikut rumus – rumus yang digunakan

pada rotasi atau perputaran.

Rotasi terhadap titik pusat O (0,0), menggunakan rumus

( xy '' )=(cos ∝
sin ∝
−sin∝ x
cos ∝ y )( )
a. Rotasi terhadap titik pusat ( p , q )

( )( )( )
'
x −p
' = cos ∝ −sin ∝ x− p
y −q sin ∝ cos ∝ y−q
20

1. Dilatasi (perkalian)

Dilatasi adalah transformasi ukuran objek. Berikut rumus transformasi

geometri jenis dilatasi atau perkalian.

a. Dilatasi terhadap titik pusat O (0,0)

( xy '' )=(k0 0k )( xy )
b. Dilatasi terhadap titik pusat (m,n)

( ) ( )( )
'
x −m
' = k 0 x−m
y −n 0 k y−n

Kompetensi dasar dan indikator pencapaian materi statistika:

 Kompetensi dasar

a. Menganalisis dan membandingkan transformasi dan komposisi

transformasi dengan menggunakan matriks.

b. Menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan matriks transformasi

geometri (translasi, refleksi, rotasi, dan dilatasi)

 Indikator pencapaian kompetensi

1. Menganalisis sifat-sifat translasi, refleksi, dilatasi dan rotasi berdasarkan

pengamatan masalah kontekstual dan pengamatan objek pada bidang

koordinat.

2. Menghubungkan konsep translasi terkait dengan konsep matriks.

3. Menghubungkan konsep refleksi terhadap sumbu x, terhadap sumbu

sumbu y, terhadap titik O (0,0), terhadap garis y=x, terhadap garis y = -x,
21

terhadap garis x = h dan terhadap garis y = k terkait dengan konsep

matriks.

4. Menyajikan penyelesaian masalah yang berkaitan dengan penyajian data

pengukuran dan pencacahan dalam tabel distribusi frekuensi dan

histogram.

5. Menghubungkan konsep rotasi sejauh θ terhadap pusat O (0,0), dan

terhadap pusat P (a,b) terkait dengan konsep matriks.

6. Menghubungkan konsep dilatasi terkait dengan konsep matriks.

7. Menemukan bayangan hasil translasi, refleksi,rotasi, dan dilatasi dengan

menggunakan matriks.

8. Memecahkan permasalahan yang berkaitan dengan translasi, refleksi dan

rotasi menggunakan matriks.

E. Pendekatan Saintifik

Pendekatan saintifik merupakan pendekatan yang di terapkan pada

kurikulum 2013 dengan merujuk atau mengadaptasi pada langkah-langkah

ilmiah pada sains. Menurut (Kusaeri, 2019) pendekatan saintifik merujuk

pada para ilmuan dalam menemukan ilmu pengetahuan yang baru, para

ilmuan mengawalinya dengan pengamatan pada suatu objek, membuat

dugaan atau hipotesis pada objek tersebut, menelusuri pustaka atau referensi,

melakukan eksperimen dan eksperimen tersebut menjadi hasil temuan,

kemudian tahapan penyelesaian masalah.


22

yang berpusat pada siswa untuk proses belajar. Menurut (Hosnan, 2014)

pendekatan saintifik merupakan suatu proses pembelajaran yang dirancang

sedemikian rupa agar peserta didik secara aktif dapat mengkonstruk konsep,

hokum dan prinsip melalui tahapan mengamati (untuk mengidentifikasi atau

menemukan masalah), merumuskan masalah, mengajukan atau merumuskan

hipotesis, mengumpulkan data, menarik kesimpulan dan mengomunikasikan

konsep, hokum atau prinsip yang ditemukan(Pratama, Lestari, dan Jailani,

2018). Sejalan dengan hal tersebut, Widiawati dan Nurani (2015) pendekatan

saintifik yang mengadopsi langkah saintis dalam membangun model

pengetahuan ilmiah, yang diharapkan terbudayakannya kecakapan berpikir

sains, dan terkembang sence of inquiry dan kemampuan berpikir kreatif

siswa. Adapun langkah-langkah pendekatan saintifik diantaranya:

a. Mengamati (observing) siswa diajak untuk mengamati objek dengan indra

(membaca, mendengar, menyimak, melihat, menonton dan sebagainya)

dengan atau tanpa alat.

b. Menanya (questioning) siswa diajak untuk membuat dan mengajukan

pertanyaan sehingga guru dapat berdiskusi dan memberikan informasi

yang belum dipahami oleh siswa.

c. Mengumpulkan data/mencoba (experimenting) siswa diajak untuk

mendemonstrasikan, meniru bentuk/gerak dengan memodifikasi dan

menambahi informasi

d. Mengasosiasi/menalar dengan mengolah informasi yang sudah

dikumpulkan, menganalisis data dalam bentuk membuat kategori atau


23

menghubungkan fenomena/informasi yang terkait dalam rangka

menentukan pola yang disimpulkan.

Anda mungkin juga menyukai