MEKANIKA
“Pengembangan Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD)”
Dosen Pengampu : Dra. Eva M. Ginting, M.Si
OLEH:
KELOMPOK 11
FINA AULIA RITONGA (4173321019)
MIRNAYANI HASIBUAN (4171121020)
Kelompok 11
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi pada era milenial saat ini tergolong
pesat. Sebagai indikator kemajuan suatu bangsa, pendidikan menjadi hal yang penting dalam
menyikapi perkembangan tersebut. Pendidikan berperan penting untuk menciptakan sumber
daya manusia yang unggul dan kompetitif. Melalui pendidikan diharapkan bangsa Indonesia
dapat beradaptasi dengan perkembangan tersebut.
Fisika merupakan salah satu ilmu sains yang menjadi mata pelajaran wajib serta yang
paling mendasar.4 Fisika membahas berbagai hal yang berhubungan dengan perilaku dan
struktur benda. Materi dalam fisika terbagi menjadi beberapa bagian, salah satunya Fluida
statis.5 Proses pembelajaran fisika tidak dapat hanya sebatas pendidik menyampaikan materi
kepada peserta didik, namun harus menjadi pembelajaran yang aktif.
Pembelajaran dalam kelas memerlukan sarana dan prasarana pendukung berupa media
pembelajaran sebagai penunjang. Media pembelajaran merupakan alat bantu dalam
pembelajaran yang berisi materi pembelajaran tertentu sebagai sumber belajar.9 Media
pembelajaran akan memudahkan pendidik dalam menyampaikan materi pelajaran kepada
pesertan didik secara efektif dan efisien.10 Dengan menggunakan media pembelajaran,
diharapkan membuat tujuan pembelajaran tercapai dengan lebih optimal. Salah satu media
pembelajaran yang direkomendasikan adalah LKPD. LKPD merupakan perangkat
pembelajaran yang berisi panduan bagi peserta didik untuk melakukan kegiatan secara
terprogram. LKPD bersifat simpel, serbaguna, dan relatif mudah untuk diterapkan.11
Penggunaan LKPD akan memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk ikut aktif
dalam proses pembelajaran dan memberikan kesempatan penuh kepada siswa untuk
mengungkapkan kemampuan dalam mengembangkan proses berpikirnya.
1.3 Tujuan :
2. Untuk menyelesaikan tugas ata kuliah Algoritma dan pemrograman.
3. Mengetahui tentang LKPD.
4. Mengetahui cara membuat LKPD.
BAB II
TINJAUAN TEORITIS
Pengertian Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD)
Lembar kerja peserta didik (LKPD) merupakan salah satu sarana untuk membantu
dan mempermudah dalam kegiatan belajar mengajar sehingga akan terbentuk interaksi yang
efektif antara peserta didik dengan pendidik, sehingga dapat meningkatkan aktifitas peserta didik
dalam peningkatan prestasi belajar.
Widjajanti (2008:1) mengatakan lembar kerja peserta didik (LKPD) merupakan salah
satu sumber belajar yang dapat dikembangkan oleh pendidik sebagai fasilitator dalam kegiatan
pembelajaran. LKPD yang disusun dapat dirancang dan dikembangkan sesuai dengan kondisi
dan situasi kegiatan pembelajaran yang akan dihadapi.
Sementara itu, menurut Depdiknas (2008) lembar kerja peserta didik (LKPD) adalah
lembaran-lembaran berisi tugas yang harus dikerjakan oleh peserta didik. Lembar kegiatan
biasanya berupa petunjuk, langkah-langkah untuk menyelesaikan suatu tugas. Keuntungan
penggunaan LKPD adalah memudahkan pendidik dalam melaksanakan pembelajaran, bagi
peserta didik akan belajar mandiri dan belajar memahami serta menjalankan suatu tugas tertulis.
Macam-macam Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD)
Menurut Trianto (2009: 222) lembar kerja peserta didik (LKPD) dapat berupa
panduan untuk latihan pengembangan aspek kognitif maupun panduan untuk pengembangan
semua aspek pembelajaran dalam bentuk panduan eksperimen atau demonstrasi. Trianto
(2009: 223) menambahkan bahwa LKPD memuat sekumpulan kegiatan mendasar yang harus
dilakukan oleh peserta didik untuk memaksimalkan pemahaman dalam upaya pembentukan
kemampuan dasar sesuai indikator pencapaian hasil belajar yang harus ditempuh. Menurut
Prastowo (2011: 24) jika dilihat dari segi tujuan disusunnya LKPD, maka LKPD dapat dibagi
menjadi lima macam bentuk yaitu:
5. Membantu peserta didik memperoleh catatan tentang materi yang dipelajari melalui
kegiatan belajar. Membantu peserta didik untuk menambah informasi tentang konsep
yang dipelajari melalui kegiatan belajar secara sistematis.
Darmodjo & Kaligis (1993: 41-46) dalam Indriyani (2013: 15-18) menjelaskan bahwa
dalam penyusunan LKPD harus memenuhi berbagai persyaratan, yaitu syarat didaktik,
syarat konstruksi dan syarat teknis.
1. Syarat Didatik
Lembar kerja peserta didik (LKPD) sebagai salah satu bentuk sarana berlangsungnya
proses belajar mengajar haruslah memenuhi persyaratan didaktik, artinya suatu LKPD harus
mengikuti asas belajar-mengajar yang efektif, yaitu: memperhatikan adanya perbedaan
individual, sehingga LKPD yang baik itu adalah yang dapat digunakan baik oleh peserta
didik yang lamban, yang sedang maupun yang pandai, menekankan pada proses untuk
menemukan konsep-konsep sehingga LKPD dapat berfungsi sebagai petunjuk jalan bagi
peserta didik untuk mencari tahu, memiliki variasi stimulus melalui berbagai media dan
kegiatan peserta didik, dapat mengembangkan kemampuan komunikasi sosial, emosional,
moral, dan estetika pada diri peserta didik, pengalaman belajarnya ditentukan oleh tujuan
pengembangan pribadi peserta didik (intelektual, emosional dan sebagainya), bukan
ditentukan oleh materi bahan pelajaran.
2. Syarat Kontruksi
Syarat konstruksi adalah syarat-syarat yang berkenaan dengan penggunaan bahasa,
susunan kalimat, kosa kata, tingkat kesukaran, dan kejelasan yang pada hakikatnya haruslah
tepat guna dalam arti dapat dimengerti oleh peserta didik. Menggunakan bahasa yang sesuai
dengan tingkat kedewasaan peserta didik, menggunakan struktur kalimat yang jelas, memiliki
taat urutan pelajaran yang sesuai dengan tingkat kemampuan peserta didik, menghindari
pertanyaan yang terlalu terbuka, tidak mengacu pada buku sumber yang di luar kemampuan
keterbacaan peserta didik, menyediakan ruangan yang cukup untuk memberi keleluasaan
pada peserta didik untuk menulis maupun menggambarkan pada LKPD, menggunakan
kalimat yang sederhana dan pendek, lebih banyak menggunakan ilustrasi daripada kata-kata,
sehingga akan mempermudah peserta didik dalam menangkap apa yang diisyaratkan LKPD,
memiliki tujuan belajar yang jelas serta manfaat dari pelajaran itu sebagai sumber motivasi,
mempunyai identitas untuk memudahkan administrasinya.
3. Syarat Teknis
Dari segi teknis memiliki beberapa pembahasan yaitu:
1. Menggunakan huruf cetak dan tidak menggunakan huruf latin atau romawi,
menggunakan huruf tebal yang agak besar, bukan huruf biasa yang diberi garis
bawah, menggunakan tidak lebih dari 10 kata dalam satu baris, menggunakan bingkai
untuk membedakan kalimat perintah dengan jawaban peserta didik, mengusahakan
agar perbandingan besarnya huruf dengan besarnya gambar serasi.
2. Gambar yang baik untuk LKPD adalah yang dapat menyampaikan pesan/isi dari
gambar tersebut secara efektif kepada pengguna LKPD. Yang lebih penting adalah
kejelasan isi atau pesan dari gambar itu secara keseluruhan.
3. Penampilan adalah hal yang sangat penting dalam sebuah LKPD. Apabila suatu
LKPD ditampilkan dengan penuh kata-kata, kemudian ada sederetan pertanyaan yang
harus dijawab oleh peserta didik, hal ini akan menimbulkan kesan jenuh sehingga
membosankan atau tidak menarik. Apabila ditampilkan dengan gambarnya saja, itu
tidak mungkin karena pesannya atau isinya tidak akan sampai. Jadi yang baik adalah
LKPD yang memiliki kombinasi antara gambar dan tulisan.
BAB III
PEMBAHASAN
1.1 Langkah Pengembangan LKPD
Pengembangan LKPD dapat dilakukan dengan dengan mengadaptasi langkah-langkah
pengembangan Modul / Paket Belajar. Berdasakan langkah-langkah pengembangan Modul
dan Paket Belajar tersebut, maka
LKPD dapat dikembangkan melalui langkah-langkah sebagai berikut :
1. Menetapkan judul dan materi yang akan dimuat dalam LKPD.
2. Menetapkan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai sesuai dengan Standar Kompetensi.
3. Menyiapkan rangkuman materi beserta soal-soal pemahaman yang akan dimasukkan
dalam LKPD.
4. Menetapkan konten scaffolding yang akan diberikan pada LKPD, seperti; motivasi,
sekilas info materi, serta penyelesaian soal dengan sintak scaffolding.
5. Menetapkan alternatif kegiatan (pengalaman belajar) berupa kegiatan praktikum, yang
dapat memberikan peluang lebih kepada peserta didik dalam memahami konsep materi.
6. Menetapkan desain LKPD yang sesuai dengan materi dengan semenarik mungkin.
7. Menyusun LKPD yang lengkap, yaitu menuangkan hasil-hasil yang telah dilakukan
menjadi sebuah LKPD.
Berikut hasil dari LKPD yang sudah dikembangkan :
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Lembar kerja peserta didik (LKPD) adalah lembaran-lembaran berisi tugas yang harus
dikerjakan oleh peserta didik. Lembar kegiatan biasanya berupa petunjuk, langkah-langkah
untuk menyelesaikan suatu tugas. Keuntungan penggunaan LKPD adalah memudahkan
pendidik dalam melaksanakan pembelajaran, bagi peserta didik akan belajar mandiri dan
belajar memahami serta menjalankan suatu tugas tertulis.
Pengembangan LKPD dapat dilakukan dengan dengan mengadaptasi langkah-langkah
pengembangan Modul / Paket Belajar. Dan juga bahwa dalam penyusunan LKPD harus
memenuhi berbagai persyaratan, yaitu syarat didaktik, syarat konstruksi dan syarat teknis.
DAFTAR PUSTAKA
Eko Putro Widoyoko. (2011). Teknik Penyusunan Instrumen Penelitian. Yogyakarta: Pustaka
Pelajar.
Emzir. (2008). Metodologi Penelitian Pendidikan. Depok: PT Rajagrafindo Persada.
Hidayah, Nur. (2015). Pengembangan Pembelajaran Fisika Berbasis Mulri Representasi
Untuk Meningkatkan Penguasaan Konsep Optika Geometris Bagi Siswa SMA/MA.
Skripsi UIN Sunan Kalijaga, Yogyakarta.
Kanginan, Marthen. (2016). Fisika untuk SMA/MA Kelas X Kurikulum 2013. Jakarta:
Erlangga.
Kompetensi Inti
K1 : Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya
K2 : Menghayati dan mengamalkan perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli (gotong
royong, kerjasama, toleran, damai), santun, responsif dan proaktif dan menunjukkan
sikap sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan dalam berinteraksi secara
efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta dalam menempatkan diri sebagai
cerminan bangsa dalam pergaulan dunia
K3 : Memahami, menerapkan, menganalisis pengetahuan faktual, konseptual, prosedural
berdasarkan rasa ingintahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan
humaniora dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban
terkait penyebab fenomena dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan prosedural pada
bidang kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan
masalah
K4 : Mengolah, menalar dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak terkait dengan
pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara mandiri dan mampu
menggunakan metoda sesuai kaidah keilmuan
Kompetensi Dasar
1.1. Menyadari kebesaran Tuhan yang menciptakan dan mengatur alam jagad raya melalui
pengamatan fenomena alam fisis dan pengukurannya
2.1 Menunjukkan perilaku ilmiah (memiliki rasa ingin tahu; objektif; jujur; teliti; cermat;
tekun; hati-hati; bertanggung jawab; terbuka; kritis; kreatif; inovatif dan peduli
lingkungan) dalam aktivitas sehari-hari sebagai wujud implementasi sikap dalam
melakukan percobaan , melaporkan, dan berdiskusi
3.1 Menerapkan hukum – hukum pada fluida statik dalam kehidupan sehari - hari
4.1 Menyajikan hasil pengukuran besaran fisis dengan menggunakan peralatan dan teknik
yang tepat untuk penyelidikan ilmiah
5.1 Merencanakan dan melaksanakan percobaan yang memanfaatkan sifat – sifat fluida
untuk mempermudah suatu pekerjaan
Indikator
1. Menganalisis konsep tekanan hidrostatis pada kehidupan sehari-hari
2. Menganalisis hubungan antara tekanan hidrostatis dengan kedalaman fluida
3. Menentukan besar tekanan hidrostatis pada suatu titik di dalam fluida.
4. Membuat hipotesis pemecahan masalah yang berhubungan dengan tekanan hidrostatis
dalam kehidupan sehari-hari
Tujuan
1. Melalui eksperimen siswa mampu melakukan percobaan untuk menganalisis pengaruh
kedalaman dan massa jenis terhadap besar tekanan hidrostatis dengan tepat.
2. Melalui eksperimen siswa mampu menyajikan hasil percobaan menganalisis pengaruh
kedalaman dan massa jenis terhadap besar tekanan hidrostatis dengan tepat.
3. Melalui eksperimen siswa mampu menentukan besar tekanan hidrostatis pada suatu titik
di dalam fluida dengan tepat.
4. Melalui eksperimen siswa mampu membedakan besar tekanan hidrostatis pada dua jenis
fluida yang berbeda dengan tepat.
Materi
1. Tekanan Hidrostatis
Tekanan didefinisikan sebagai gaya yang bekerja tiap satuan luas. Jika besar gaya F
bekerja tegak lurus pada permukaan seluas A, besarnya tekanan pada permukaan bidang
tersebut adalah
F
P= (1)
A
Dengan :
F = besar gaya (N)
A= luas permukaan tempat gaya bekerja (m2)
P = tekanan pada benda (N.m-2 atau pa)
Dapat dilihat bahwa tekanan P berbanding lurus dengan gaya F dan berbanding
berbalik dengan luas bidang tekan A. Jika luas bidang diperkecil, akan didapatkan tekanan
yang lebih besar untuk gaya yang sama.
Pada fluida diam, tekanan pada suatu titik disebabkan oleh gaya berat fluida yang
berada dititik tersebut. Artinya, besar tekanan pada titik tersebut sebanding dengan
kedalaman titik tersebut dan massa jenis fluida. Tekanan yang disebabkan oleh fluida tak
bergerak disebut tekanan hidrostatis. Untuk menentukan tekanan hidrostatis atau tekanan oleh
fluida yang diam pada suatu titik di dalam fluida.
Ambil satu titik yang berada di kedalam h di bawah permukaan zat cair (seperti
ditunjukan pada Gambar 1). Volume benda yang berada pada titik P adalah V= Ah, dengan A
adalah luas penampang dan h adalah kedalaman titik dari permukaan. Massa fluida yang
berada pada titik tersebut adalah m=ρV= ρAh, dengan ρ adalah masaa jenis fluida. Adapun
gaya berat yang diberikan fluida adalah F = mg = ρAhg. Oleh karena itu, besarnyatekanan
hidrostatis fluida adalah
Gambar 1. Tekanan hidrostatis di titik P
F ρAhg
P= A = A
= ρgh
P= ρgh
Dengan,
ρ=¿ massa jenis fluida (kgm-3)
h = kedalaman fluida pada titik pengamatan dari permukaan (m)
g = percepatan gravitasi bumi (ms-2)
P = tekanan hidrostatis (Nm-2)
Jika terdapat 4 titik pengamatan dengan kedalam titik yang sama dan berada pada fluida
yang sama (seperti pada gambar 2), tekanan hidrostatis di setiap titik pengamatan adalah
sama, meskipun luas penampangnya berbeda – beda.
P1 = P2 = P3
Gambar 2. Tekanan pada kedalaman yang sama pada fluida yang sama
Gambar 3 menunjukan sebuah bejana yang berisi air. Tekanan hidrostatis pada titik A, B
dan C berbeda – beda.
Gambar 3. Tekanan hidrostatis di berbagai titik di dalam air
Semakin dalam letak suatu titik di dalam air, semakin besar tekanan di titik tersebut.
Tekanan di titik B lebih besar dari pada tekanan dititik A, dan tekanan di titik C lebih besar
daripada tekanan dititik B.
Berdasarkan hukum pokok hidrostatik, pada tabung Gambar 4 (a) dan (b),
tekananhidrostatik pada ketinggian yang sama adalah sama (ditunjukkan oleh garis).
Gambar 4. Perbedaan massa jenis zat terhadap ketinggian permukaan zat cair
Pada tabung Gambar 4 (a) yang terdiri dari satu jenis zat, tinggi permukaan pada
masing-masing kolom tabung sama. Akan tetapi ketika dalam tabung tersebut diisi oleh zat
lain, seperti pada tabung Gambar 4 (b) ketinggian permukaan masing-masing zat menjadi
berbeda, sehingga tekanan pada masing-masing permukaan zat menjadi berbeda, tetapi
tekanan pada ketinggian yang sama (yang terletak pada garis) adalah sama. Secara matematis
dituliskan sebagai berikut.
P1 = P2
ρ 1 g h 1 = ρ 2 g h2
P1 = tekanan hidrostatis pada fluida 1 (Nm2)
P1 = tekanan hidrostatis pada fluida 2 (Nm2)
ρ1=¿ massa jenis fluida 1(kgm-3)
ρ1=¿ massa jenis fluida 1(kgm-3)
h1 = kedalaman fluida 1 (m)
h2 = kedalaman fluida 2 (m)
g = percepatan gravitasi bumi (ms-2)
Pernyataan Masalah
Sari adalah seorang anak yang memiliki hobi renang. Suatu hari, ketika berenang Sari
kehilangan gelang kesayangannya. Sari berniat mencari gelangnya yang mungkin saja
terjatuh di dasar kolam. Ketika Sari menyelam (seperti gambar di bawah ini) ke dasar kolam
ia merasakan ada gaya yang menekan tubuhnya, telinganya terasa sakit dan pernafasannya
semakin sesak. Semakin dalam ia menyelam maka tekanan itu semakin besar dan semakin
sakit pula telinganya. Mengapa hal tersebut bisa terjadi ?
Hipotesis Sementara
Tulislah jawaban sementara atas permasalahan pada isian dibawah ini .
......................................................................................................................................................
......................................................................................................................................................
......................................................................................................................................................
......................................................................................................................................................
............................................................
Variabel Eksperimen
Variabel Manipulasi (apa yang anda ubah)
……………………………………………
Variabel Respon (apa yang anda amati)
…………………………………………….
Variabel Kontrol (apa yang anda supaya kondisinya sama)
………………………………………….....
Alat dan Bahan
No Alat dan bahan Jumlah
1 Corong balon karet 1 buah
2 Papan triplek 2 buah
3 Selang 1 buah
4 klip 6 buah
5 Air berwarna Secukupnya
6 Wadah kaca 1 buah
7 Penggaris 1 buah
8 Air secukupnya
9 Minyak goreng secukupnya
10 Alkohol Secukupnya
Prosedur Kerja
Kegiatan 1
1. Membentuk selang plastik pada papan triplek sehingga membentuk huruf U, lalu kuatkan
dengan klip. Masukkan corong pada bagian ujung selang plastik yang lain kemudian
sambungkan dengan selang plastik yang berbentuk U sehingga membentuk pipa U
terbalik. Tutup permukaan balon corong dengan balon karet sehingga tertutup oleh
membran seperti pada gambar di bawah ini.
2. Masukan air berwarna pada pipa U yang tertempel pada papan triplek kira – kira
setengahnya.
3. Masukan air kedalam bejana atau gelas ukur.
4. Ketinggian air didalam gelas ukur disimbolkan dengan h, dan pertambahan tinggi air
berwarna yang ada pada pipa U disimbolkan dengan Δl.
5. Tekanlah corong yang dilapisi balon karet pada kedalaman h. Apa yang akan terjadi pada
permukaan air di dalam pipa U ? Amatilah perubahan ketinggian air di dalam pipa U.
Ukurlah Δl. Nilai Δl digunakan sebagai pengukur tekanan P. P~ Δl
6. Ubah – ubahlah kedalaman selang h, amati perubahan ketinggian air pada pipa U (Δl).
7. Catatlah data yang dikumpulkan pada tabel pengamatan
Tabel Hasil Percobaan
No Bahan Kedalaman (h) Ketinggian (Δl) Tekanan (P)
1 Air 1. 1. 1.
2. 2. 2.
( ρ=1000 kg/m3 ¿
3. 3. 3.
Kegiatan 2
1. Ganti gelas ukur yang berisikan air dengan gelas ukur yang berisi minyak goreng.
2. Tekanlah membran karet pada corong pada kedalaman h. Apa yang akan terjadi pada
permukaan air di dalam pipa U ? Amatilah perubahan ketinggian air di dalam pipa U.
Ukurlah Δl. Nilai Δl digunakan sebagai pengukur tekanan P. P~ Δl
3. Ubah – ubahlah kedalaman selang h, amati perubahan ketinggian air pada pipa U (Δl).
4. Catatlah data yang dikumpulkan pada tabel pengamatan
Tabel Hasil Percobaan
No Bahan Kedalaman (h) Ketinggian (Δl) Tekanan (P)
1. 1. 1.
Minyak goreng
1 2. 2. 2.
( ρ=800 kg/m3 ¿
3. 3. 3.
Kegiatan 3
1. Ganti gelas ukur yang berisikan minyak goreng dengan gelas ukur yang berisi alkohol.
2. Tekanlah membran karet pada corong pada kedalaman h. Apa yang akan terjadi pada
permukaan air di dalam pipa U ? Amatilah perubahan ketinggian air di dalam pipa U.
Ukurlah Δl. Nilai Δl digunakan sebagai pengukur tekanan P. P~ Δl
3. Ubah – ubahlah kedalaman selang h, amati perubahan ketinggian air pada pipa U (Δl).
4. Catatlah data yang dikumpulkan pada tabel pengamatan