TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Kerangka Teoritis
2.1.1. Lembar Kegiatan Peserta Didik (LKPD)
Menurut Trianto (2010), LKPD merupakan panduan bagi siswa
untukelaksanakan kegiatan mendasar untuk memaksimalkan pemahaman sesuai
indikator pencapaian hasil belajar. LKPD berisi sekumpulan kegiatan yang
memberikan kesempatan kepada siswa untuk memperluas pemahamannya
terhadap materi yang dipelajari sesuai dengan pembelajaran yang akan dicapai.
Menurut lembar kegiatan peserta didik (student work sheeet) Depdiknas dalam
(Ulfah, 2007) adalah lembaran-lembaran berisi yang berisi tugas yang akan
dikerjakan oleh peserta didik.
LKPD merupakan bahan ajar cetak berupa lembaran-lembaran yang
disusun secara sistematis berisi materi, ringkasan dan petunjuk pelaksanaan
pembelajaran bertujuan agar dapat menuntun siswa melakukan kegiatan aktif
mengacu pada Kompetensi Dasar. Lembaran-lembaran kegiatan ini dapat berupa
panduan untuk latihan pengembangan aspek kognitif maupun untuk
pengembangan semua aspek pembelajaran dalam bentuk panduan eksperimen,
LKPD bertujuan untuk menemukan konsep atau prinsip dan aplikasi konsep atau
prinsip (Prastowo, 2011).
Lembar Kegiatan Peserta Didik (LKPD) merupakan salah satu sumber
belajar yang dapat dikembangkan oleh pendidik sebagai fasilitator dalam kegiatan
pembelajaran. LKPD yang disusun dapat dirancang dan dikembangkan sesuai
dengan kondisi dan situasi kegiatan pembelajaran yang akan dihadapi
(Widjajanti, 2008:1).
Menurut Arsyad (2007) LKPD menjadi sumber belajar dan media
pembelajaran tergantung pada kegiatan pembelajaran yang dirancang.
Penggunaan media memberikan manfaat dalam proses pembelajaran antara lain :
(1) Media pembelajaran dapat memperjelas penyajian pesan dan informasi
sehingga proses belajar semakin lancar dan meningkatkan hasil belajar. (2) Media
8
9
konsep; (3) Memiliki variasi stimulus melalui berbagai media dan kegiatan
siswa; (4) Dapat mengembangkan kemampuan komunikasi sosial,
emosional, moral, dan estetika pada diri siswa; dan (5) Pengalaman belajar
ditentukan oleh tujuan pengembangan pribadi.
2. Syarat Kontruksi. Berhubungan dengan penggunaan bahasa, susunan
kalimat, kosa kata, tingkat kesukaran, dan kejelasan dalam LKPD, syarat-
syarat kontruksi yaitu: (1) menggunakan bahasa yang sesuai dengan tingkat
kedewasaan anak; (2) menggunakan struktur kalimat yang jelas; (3)
memiliki tata urutan pelajaran yang sesuai dengan kemampuan anak; (4)
Hindarkan pertanyaan yang terlalu terbuka; (5) Tidak mengacu pada buku
sumber yang diluar kemampuan keterbacaan siswa; (6) Menyediakan ruang
yang cukup untuk memberi keleluasaan kepada siswa untuk menulis
maupun menggambar pada LKPD; (7) Menggunakan kalimat sederhana dan
pendek; (8) Gunakan lebih banyak ilustrasi daripada kata-kata. Gambar
lebih dekat pada sifat konkrit sedangkan kata-kata lebih dekat pada sifat
“formal” atau abstrak sehingga lebih sukar untukditangkap oleh anak; (9)
Dapat digunakan oleh anak-anak, baik yang lamban maupun cepat; (10)
Memiliki tujuan yang jelas serta bermanfaat sebagai sumber motivasi; (11)
Mempunyai identitas untuk memudahkan administrasinya. Misalnya, kelas,
mata pelajaran, topik, nama, atau nama-nama anggota kelompok, tanggal
dan sebagainya.
3. Syarat teknis. Menekankan pada penyajian LKPD yaitu berupa tulisan,
gambar dan penampilan LKPD yaitu: (a) Tulisan. (1) Gunakan huruf cetak
dan tidak menggunakan huruf latin atau romawi. (2) Gunakan huruf tebal
yang agak besar untuk topik, bukan huruf biasa yang diberi garis bawah. (3)
Gunakan kalimat pendek, tidak boleh lebih dari 10 kata dalam satu baris. (4)
gunakan bingkai untuk membedakan kalimat perintah dengan jawaban
siswa. (5) Usahakan agar perbandingan besarnya huruf denga besarnya
gambar serasi. (b) Gambar. Pada gambar yang baik untuk LKPD adalah
gambar yang dapat menyampaikan pesan/isi dari gambar tersebut secara
efektif kepada pengguna LKPD. (c) Penampilan. Pada penampilan sangat
12
penting dalam LKPD anak pertama-tama aka tertarik pada tampilan bukan
pada isinya.
Bahan ajar LKPD lebih sederhana dari pada modul, namun lebih
kompleks daripada buku. Bahan ajar LKPD jika dilihat dari formatnya, LKPD
memuat delapan unsur, yaitu: (a) judul, (b) kompetensi dasar yang akan dicapai
(c) waktu penyelesaian, (d) peralatan atau bahan yang diperlukan untuk
penyelesaian tugas (e) informasi singkat, (f) langkah kerja, (g) tugas yang harus
dilakukan, (h) laporan yang harus dikerjakan (Prastowo, 2011)
penilaian. Penilaian kita lakukan terhadap proses dan hasil kerja peserta
didik. Karena pendekatan yang kita gunakan adalah kompetensi maka
penilaiannya didasarkan pada penguasaan kompetensi, maka alat penilaian
yang cocok dan sesuai adalah menggunakan Pendekatan Penilaian Acuan
Patokan PAP) atau criterion referenced assesment. Dengan demikian
pendidik dapat melakukan penilaian melalui proses dan hasilnya. (3)
Menyusun materi. Untuk menyusun materi LKPD, ada beberapa hal
penting yang perlu diperhatikan. Berkaitan dengan isi atau materi LKPD,
perlu kita ketahui bahwa materi LKPD sangat tergantung pada kompetensi
dasar yang akan dicapainya. Materi LKPD dapat berupa informasi
pendukung, yaitu gambaran umum berupa ruang lingkup substansi yang
akan dipelajari. Materi dapat diambil dari beberapa sumber seperti buku,
majallah, internet, jurnal hasil penelitian, dan sebagainya. Supaya
pemahaman peserta didik lebih jauh tentang materi tersebut makadapat
saja didalam materi kita tunjukkan referensi yang digunakan agar peserta
didik dapat membaca lebih jauh tentang materi tersebut. Selain itu, tugas-
tugas juga harus ditulis secara jelas untuk mengurangi pertanyaan dari
peserta didik yang dimana seharusnya peserta didik dapat melakukannya;
(4) Memperhatikan struktur LKPD. Kita mesti memahami bahwa struktur
LKPD terdiri atas enam komponen yaitu: judul, petunjuk belajar (petunjuk
siswa), kompetensi yang akan dicapai, informasi pendukung, tugas-tugas
langkah kerja serta penilaian (Diknas, 2004)
Bebas (Free Inquiry Approach ), dalam inkuiri bebas ini, peserta didik melakukan
penelitian sendiri bagaikan ilmuwan. Pada pengajaran ini siswa harus dapat
mengidentifikasi dan merumuskan berbagai topik permasalahan yang akan di
teliti.3), Inkuiri bebas yang dimodifikasi (Modified Free Inquiry Approach),
dalam model ini, guru memberikan permaslahan, kemudian siswa memecahkan
permasalahan tersebut melalui pengamatan, eksplorasi dan prosedur penelitian.
Joyce (2009:194) menyatakan bahwa model pembelajaran inkuiri
melibatkan siswa dalam masalah penelitian yang benar-benar orisinil dengan cara
menghadapkan mereka pada bidang investigasi, membantu mereka
mengidentifikasi masalah konseptual atau metodologis dalam bidang tersebut, dan
mengajak mereka untuk merancang cara-cara memecahkan masalah. Dari sini
mereka bisa melihat bagaimana suatu pengetahuan dapat di buat dan di bangun
dalam komunitas para ilmuwan.
2.1.3.1. Model Pembelajaran Inkuiri Terbimbing
Model pembelajaran inkuiri merupakan pengajaran ang mengharuskan
peserta didik mengolah pesan sehingga memperoleh pengetahuan, keterampilan,
dan nilai-nilai. Dalam model inkuiri peserta didik dirancang untuk terlibat dalam
melakukan inkuiri. Model pembelajaran inkuiri merupakan model pembelajaran
yang berpusat pada peserta didik (student centered). Tujuan utama model ini
adalah mengembangkan keterampilan intelektual, berpikir kritis, dan mampu
meelesaikan masalah secara ilmiah (Dimyati & Mudjiono, 2006). Model inkuiri
terbimbing (Quided Inkuiry) adalah suatu armodel pembelajaran inkuiri ilmiah
yang dalam pelaksanaannya guru mnyediakan bimbingan atau petunjuk yang
cukup luas bagi peserta didik (Fathurrrohman, 2015).
Inkuiri terbimbing biasanya digunakan bagi siswa yang pada umumnya
belum berpengalaman belajar dengan pendekatan inkuiri. Pada tahap-tahap awal
diberikan bimbingan lebih banyak yaitu: Pernyataan dan pertanyaan pengarahan
selain dikemukakan oleh guru juga diberikan melalui pertanyaan yang ada dalam
LKS (Lembar Kerja Siswa) agar siswa mampu untuk memecahkan permasalahan
yang dibrikan oleh guru. Oleh sebab itu LKS dibuat untuk membimbing siswa
dalam melakukan percobaan dan menarik kesimpulan. Guru mepunyai peran aktif
17
membandingkan
hasil penyelidikan
satu sama lain
2. Sikap. Hal yang perlu dianalisis untuk mengetahui sikap peserta didik
terhadap materi pelajaran yaitu:
a. Bagaimana sikap umum peserta didik melakukan kegiatan pada materi
pelajaran
b. Apakah ada subtopik dalam konten yang cenderung dirasakan positif atau
sangat negatif bagi peserta didik
c. Preferensi untuk format pengajaran dan media apa yang dimiliki peserta
didik
3. Bahasa. Hal yang perlu dianalisis untuk mengetahui bagaimana bahasa yang
digunakan peserta didik yaitu:
a. Bagaimana tingkat bahasa peserta didik
b. Berapa banyak terminologi khusus dalam kosakata mereka
c. Preferensi untuk gaya bahasa apa (misalkan percakapan atau ilmiah) yang
dimiliki peserta didik
4. Keterampilan Alat. Hal yang perlu dianalisis untuk mengetahui keterampilan
alat peserta didik yaiitu:
a. Apakah peserta didik memiliki persepsi sensorik kekurangan yang akan
membutuhkan perhatian khusus
b. Bisakah peserta didik menangani bahan dan peralatan pembelajaran
3) Menyelesaikan soal
4) Tugas mengadakan observasi
5) Tugas mempraktekkan sesuatu
6) Tugas mendemonstrasikan observasi
Dalam memberikan tugas kepada siswa perlu memperhatikan prinsip
berikut ini:
1) Tujuan penugasan
Pemberian tugas memiliki tujuan agar siswa menghasilkan hasil belajar
yang lebih mantap, karena siswa melaksanakan latihan-latihan selama
melakukan tugas, sehingga pengalaman siswa dalam mempelajari sesuatu
menjadi lebih terintegrasi.
2) Bentuk pelaksanaan tugas
Bentuk pelaksanaan tugas yaitu siswa dapat menyelesaikan tugas baik
secara individu atau kelompok.
3) Manfaat tugas
Manfaat tugas adalah untuk melatih atau menunjang terhadap materi yang
diberikan dalam kegiatan intra kurikuler, juga melatih tanggung jawab
akan tugas yang diberikan
4) Bentuk Pekerjaan
5) Tempat dan waktu penyelesaian tugas
6) Memberikan bimbingan dan dorongan
7) Memberikan penilaian
d. Analisis Konsep (Concept Analysis)
Kegiatan analisis konsep ditujukan untuk mengidentifikasi, merinci dan
menyusun secara sistematis konsep-konsep yang relevan yang akan di ajarkan
berdasarkan analisis awal-akhir. Analisis ini membantu mengidentifikasi
seperangkat contoh yang rasional dan contoh yang tidak ada untuk digambarkan
dalam pengembangan bahan ajar. Kegiatan pada tahap ini adalah melakukan
telaah terhadap materi berdasarkan kurikulum yang sedang digunakan. Analisis
materi ini menjadi dasar merumuskan indikator dan tujuan pembelajaran.
e. Spesifikasi Tujuan Pembelajaran (Specifying Intructional Objectives)
27
2. Perencanaan (Design)
Tujuan dari tahap design ini adalah merancang perangkat pembelajaran,
sehingga diperoleh prototipe (contoh perangkat pembelajaran). Tahap ini dimulai
setelah ditetapkan tujuan pembelajaran khusus. Tahap perencanaan terdiri dari
empat langkah pokok yaitu penyusunan tes, pemilihan media, pemilihan format
dan perancangan awal, (desain awal). Keempat kegiatan ini dapat diuraikan
sebagai berikut:
a. Penyusunan Tes (Criterion Test Construction)
Dasar dari penyusunan tes adalah analisis tugas dan analisis konsep yag
dijabarkan dalam spesifikasi tujuan pembelajaran. Tes yang dimaksud adalah tes
kemampuan. Untuk merangsang tes hasil belajar siswa dibuat kisi-kisi tes. Tes
dapat digunakan untuk menunjukkan efektifitas bahan ajar dan pengukuran
pelatihan guru.
b. Pemilihan Media (Media Selection)
Kegiatan pemilihan media dilakukan untuk menetukan media yang tepat
untukpenyajian materi pembelajaran. Beberapa media yang berpotensi gigunakan
sebagai media ntara lain adalah rekam audio, media cetak, slide, gambar bergerak,
kaset vidio, benda nyata, potongan film. Proses pemilihan media memiliki
beberapa pertimbangan menurut Thiangarajan diantaranya: 1) Fasilitas, apakah
fasilitas tersedia secara lokal? Atau harus pergi ketempat lain?. 2) Kemampuan,
apakah pengembang memiliki keterampilan untuk mengoperasikan media yang
digunakan? 3) Biaya, seberapa mahal produksi media? Apakah anggaran
mengizinkan? 4) Kualitas teknis, 5) Pengujian perkembangan, masalah apa yang
akan di hadapi saat menggggunakan media?. Proses pemilihan media yang
29
disesuaikan dengan hasil analisis tugas dan analisis konsep serta karakteristik
siswa .
c. Pemilihan Format (Format Selection)
Pemilihan format dan pengembangan perangkat pembelajaran mencakup
pemilihan format untuk merancang isi, pemilihan strategi pembelajaran dan
sumber belajar.
d. Perancangan Awal (Initial Design)
Rancangan awal yang dimaksud dalam tulisan ini adalah rancangan
seluruh kegiatan yang harus dilakukan sebelum ujicoba dilaksanakan. Adapun
rancangan awal perangkat pembelajaran yang akan melibatkan buku, guru, dan
lembar validasi perangkat pembelajaran.
3. Tahap Pengembangan (Develop)
Tujuan tahap pengembangan adalah untuk menghasilkan produk
pengembangan adalah untuk menghasilkan produk pengembangan perangkat
pembelajaran yang telah direvisi berdasrkan masukan para ahli dan data yang
diperoleh dari uji coba. Kegiatan pada tahap ini adalah penilaian para ahli dan uji
coba lapangan.
a. Penilaian Para Ahli
Penilaian para ahli ini meliputi validitas isi (content validity) yang
mencakup semua perangkat pembelajaran yang telah dikembangkan pada tahap
perencanaan (Design). Hasil validasi para ahli digunakan sebagai dasar
melakukan revisi dan penyempurnaan pertangkat pembelajaran. Secara umum
validasi mencakup:
1. Isi perangkat pembelajaran, apakah isi perangkat pembelajaran sesuai
dengan materi pelajaran dan tujuan yang di ukur.
2. Bahasa, apakah kalimat pada perangkat pembelajaran menggunakam bahasa
indonesia yang baik dan benar, apakah penyajian tidak menimbulkan
penafsiran ganda?
3. Penyajian.
b. Uji Coba Lapangan (Developmental Testing)
30