JMP Online
Vol 2, No. 12, 1375-1389.
Jurnal Mitra Pendidikan (JMP Online) © 2018 Kresna BIP.
e-ISSN 2550-0481
URL : http://e-jurnalmitrapendidikan.com
p-ISSN 2614-7254
Sulaiman Bhoka
Kepala Sekolah SD Negeri Tumbang Kolon 1 Murung Raya
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Teknologi mempunyai peranan yang sangat besar dalam kehidupan kita.
Dimana peranan tersebut akan membawa dampak dalam kehidupan manusia yang
saling berinteraksi dengan bidang yang lainnya. Dampak itu ada dua macam yaitu
dampak positif dan dampak negatif. Dampak positif membuat kehidupan semakin baik
sedangkan dampak negatif akan membuat kita belajar kepada alam. Teknologi terlahir
dari ilmu yang paling dasar karena awal dari pendidikan bermula dari sekolah dasar
yang merupakan pondasi kokohnya suatu zaman.
Peranan pendidik sangatlah penting terutama guru sekolah dasar. Guru harus
mempunyai inovasi dan kreativitas yang tinggi dalam pembelajaran sehingga anak
dapat termotivasi dalam belajar. Selain itu guru juga harus mempunyai trik atau
metode baru yang sesuai dalam pembelajaran sehingga dapat mengatasi segala
permasalahan yang ada dalam kelas. Karena sekolah dasar merupakan awal jenjang
anak mendapatkan pendidikan.
Setiap mata pelajaran pasti mempunyai permasalahan dalam pembelajaran,
sama halnya dengan sains. Pola pembelajaran sains dirasa kurang adanya
pengembangan terhadap materi sehingga siswa kurang dapat memahaminya.
Pengembangan materi ini bisa disebabkan kurangnya pengalaman langsung dan
penggunaan metode dalam pembelajaran. Dengan pengalaman secara langsung siswa
akan mampu lebih berpikiran secara kritis, lebih mampu menyelesaikan masalah dan
lebih peka terhadap lingkungan di sekitarnya dan lebih mengagungi kebesaran
pencipta-Nya. Jadi Belajar yang baik adalah belajar melalui pengalaman langsung
(Dimyati dan Mudjiono, 2006:45)
Penggunaan metode eksperimen memerlukan adanya situasi yang
memungkinkan terjadinya kegiatan yang optimal yang mana siswa dapat berinteraksi
langsung dengan guru dan lingkungan. Metode eksperimen menuntut siswa untuk
berperan aktif dalam kegiatan pembelajaran. Sedangkan guru berperan sebagai
fasilitator yang berusaha menyediakan situasi belajar yang mendukung dan mendorong
siswa untuk berperan aktif dalam kegiatan pembelajaran. Siwa terlibat secara langsung
melalui kegiatan percobaan dalam menjelaskan suatu fenomena yang diteliti,
kemudian mencari kebenarnnya. Adapun metode eksperimen dimaksudkan untuk
melatih siswa menggunakan logika induktif dalam menarik kesimpulan dari suatu
fenomena yang sudah diteliti. Dalam penerapan metode eksperimen siswa tidak hanya
dibekali pengetahuan secara teoritis tetapi lebih banyak melalui kegiatan praktikum.
Pembelajaran IPA di SDN Tumbang Kolon I Kecamatan Sungai Bbauat
Kabupaten Murung Raya pada umumnya masih menggunakan metode ceramah. hal ini
dikarenakan kurang tersedianya sarana dan prasarana yang mendukung kegiatan
pembelajaran, terutama pada, materi pembelajaran yang membutuhkan peralatan
sederhana dan mudah didapat. Sedangkan pada materi pembelajaran yang
membutuhkan peralatan lengkap cenderung diabaikan. Disamping itu guru kurang
berpengalaman dalam mengajarkan materi yang membutuhkan peralatan canggih. Oleh
karena itu penulis berusaha mengatasi permasalahan diatas dengan memilih peralatan
sederhana yang tidak memerlukan biaya besar dan dapat mencapai tujuan
pembelajaran.
Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian diatas, maka dapat dirumuskan permasalahannya adalah:
1. Mendeskripsikan bagaimana upaya guru dalam meningkatkan pemahaman siswa
pada pembelajaran IPA tentang Fungsi Batang Tumbuhan melalui metode
eksperimen?
2. Apakah manfaat pelaksanaan metode eksperimen dalam pembelajaran IPA Pada
siswa kelas IV SDN Tumbang Kolon I Kecamatan Sungai Babuat Kabupaten
Murung Raya?
Tujuan Penelitian
Tujuan yang hendak dicapai penulis dalam penyusunan Laporan Tugas Akhir
ini adalah:
1. Mengetahui upaya guru dalam meningkatkan pemahaman siswa tentang Fungsi
Batang Tumbuhan melalui metode eksperimen.
2. Mengetahui manfaat pelaksanaan metode eksperimen dalam pembelajaran IPA.
KAJIAN PUSTAKA
Metode Eksperimen
Menurut Farida Nursyahidah (2012:93), metode eksperimen ialah “Metode
yang siswanya mencoba mempraktekkan suatu proses tersebut setelah melihat atau
mengamati apa yang telah didemonstrasikan oleh demonstrator”.
Menurut E. Achayani (2011:110), “Metode eksperimen merupakan suatu
bentuk pembelajaran yang melibatkan peserta didik bekerja dengan benda-benda,
bahan-bahan, dan peralatan laboratorium, baik secara perorangan maupun kelompok.”
Metode eksperimen memberi kesempatan pada siswa untuk mengalami sendiri
hal hal yang dipelajarinya. Dengan mengalami sendiri , siswa akan dapat mengerti dan
mengingat konsep tersebut dalam waktu yang relatif lebih lama (Jajang Mulyana,
2012).
Dari pandangan-pandangan diatas dapat disimpulkan bahwa metode
eksperimen adalah metode yang melibatkan semua peserta didik untuk melakukan
sesuatu agar mereka mendapatkan pengalaman dan dapat membuktikan sendiri proses
dan hasil percobaan yang telah dilakukannya dalam waktu yang relatif lama.
Proses Eksperimen
Dalam interaksi belajar-mengajar, metode mengajar adalah “Cara yang
dipergunakan dalam mengadakan hubungan dengan siswa saat berlangsungnya
pengajaran”. (Suparmi, Ika Chandra S, Sayekti, 2012:76).
Oleh karena itu peranan metode mengajar dan belajar diharapkan dapat
menumbuhkan berbagai kegiatan belajar siswa sehubungan dengan kegiatan mengajar
guru. Seorang guru harus dapat menentukan metode mengajar yang tepat dalam proses
belajar-mengajar. Salah satu bentuk metode yang dapat digunakan adalah metode
eksperimen.
Dengan menggunakan metode eksperimen, maka suasana menjadi semakin
hidup. Setiap anak diharapkan berpartisipasi aktif dan berusaha mendapatkan
pengalaman dengan melakukan eksperimen atau percobaan sendiri.
Menurut Jajang Mulyana, (2012:110-111) hal-hal yang perlu dipersiapkan guru
dalam menggunakan metode eksperimen adalah sebagai berikut:
1. Tetapkan tujuan eksperimen
2. Persiapkan alat dan atau bahan yang diperlukan.
3. Persiapkan tempat eksperimen.
4. Pertimbangkan jumlah siswa sesuai dengan alat-alat yang tersedia.
5. Perhatikan keamanan dan kesehatan agar dapat memperkecil atau menghindarkan
resiko yang merugikan atau berbahaya.
6. Perhatikan tata tertib terutama dalam menjaga bahan yang akan digunakan.
7. Berikan penjelasan dan tentang apa yang harus diperhatikan dan tahapan-tahapan
yang mesti dilakukan peserta didik, termasuk yang dilarang dan membahayakan.
Menurut Winataputra (2007:4.28), kemampuan guru yang harus diperhatikan
agar eksperimen berhasil dengan baik diantaranya adalah :
1. Mampu membimbing siswa dari merumuskan hipotesis sampai pada pembuktian
dan kesimpulan serta membuat laporan eksperimenkan.
2. Menguasai konsep yang dieksperimenkan.
3. Mampu mengelola kelas.
4. Mampu memberikan penilaian secara proses.
Menurut Winataputra (2007:4.29) Kondisi dan kemampuan siswa yang harus
diperhatikan untuk menunjang eksperimen adalah :
1. Memiliki motivasi, perhatian dan minat belajar melalui eksperimen.
2. Memiliki kemampuan melaksanakan eksperimen.
3. Memiliki sikap yang tekun, teliti dan kerja keras.
Dari uraian-uraian tersebut dapat ditarik kesimpulan bahwa eksperimen tidak
hanya mengembangkan kemampuan intelektual (kognitif) tetapi seluruh potensi yang
ada termasuk pengembangan emosional dan pengembangan keterampilan dalam
mengumpulkan fakta, informasi, atau data yang diperlukan melalui percobaan yang
dilakukannya.
Pemahaman
Menurut Alisah, Evawati dan Prasetyo Dharmawan (2007:18) pemahaman
adalah “mencakup kemampuan menangkap dan arti bahan yang dipelajari “. Tingkat
pemahaman yaitu penguasaan siswa terhadap materi yang telah dipelajari. Dengan
Batang tumbuhan memiliki berbagai jenis yang berbeda. Berikut adalah bentuk
batang tumbuhan.
Gambar 1. Jenis Batang Tumbuhan
METODE PENELITIAN
Tempat, Waktu dan Subjek Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di SDN Tumbang Kolon I Kecamatan Sungai
Babuat Kabupaten Murung Raya. Penelitian dilaksanakan pada bulan Agustus 2016.
Sedangkan subjek dalam penelitian ini adalah siswa SDN Tumbang Kolon 1 Murung
Raya kelas IV dengan jumlah siswa sebanyak 30 siswa.
simbol. Data angka-angka (kuantitatif) yang diperoleh dari instrumen dijumlahkan atau
dikelompokkan sesuai dengan bentuk instrumen yang digunakan. Data kualitatif yang
berbentuk kata-kata, akan digunakan untuk menyertai dan melengkapi gambaran yang
diperoleh dari analisis data kuantitatif.
Untuk mengetahui keefektivan suatu metode dalam kegiatan pembelajaran
perlu diadakan analisa data. Pada penelitian ini menggunakan teknik analisis deskriptif
kualitatif, yaitu suatu metode penelitian yang bersifat menggambarkan kenyataan atau
fakta sesuai dengan data yang diperoleh dengan tujuan untuk mengetahui hasil belajar
yang dicapai siswa juga untuk memperoleh respon siswa terhadap kegiatan
pembelajaran serta aktivitas siswa selama proses pembelajaran.
Untuk menganalisis tingkat keberhasilan atau persentase keberhasilan siswa setelah
proses belajar mengajar setiap putarannya dilakukan dengan cara memberikan evaluasi
berupa tes pada setiap akhir putaran. Analisis ini dihitung dengan menggunakan
statistik sederhana yaitu:
1. Untuk menilai hasil tes
2. Untuk menentukan ketuntasan belajar
3. Untuk lembar observasi
Instrumen Penelitian
Instrumen penelitian adalah alat pada waktu melakukan penelitian dengan
menggunakan suatu metode (Nursalam, 2008: 149). Instrumen penelitian digunakan untuk
mengukur nilai variabel yang diteliti (Sugiyono, 2010: 92). Metode yang digunakan dalam
penelitian ini berupa tes tulis dan praktik. Menurut Nursalam, 2008: 150), tes adalah
serentetan pertanyaan atau latihan yang digunakan untuk mengukur keterampilan,
pengetahuan, intelegensi, kemampuan atau bakat yang dimiliki oleh individu atau kelompok.
Sedangkan instrumen penelitian dalam metode pembelajaran eksperimen berupa tes tulis
dan tes praktik. Selain tes tulis dan tes praktik, instrument yang digunakan yaitu berupa
dokumentasi pelaksanaan pembelajaran.
1. Tes Tulis
Tes tulis dilakukan untuk melihat pemahaman siswa tentang materi yang
disampaikan. Instrumen yang digunakan dalam tes tulis ini berupa soal-soal.
2. Tes Praktik
Tes praktik dilakukan pada saat pembelajaran berlangsung. Tes praktik dalam hal
ini adalah tes ketepatan siswa dalam melakukan eksperimen. Tes ini digunakan untuk
mengukur aktivitas siswa dalam pembelajaran. Instrumen yang digunakan dalam tes
praktik ini adalah langkah-langkah eksperimen dan lembar observasi.
3. Dokumentasi berupa foto pada saat pembelajaran berlangsung.
Indikator Keberhasilan
Indikator untuk mengetahui keberhasilan penelitian ini ditetapkan sebagai
berikut:
a. Nilai rata-rata ≥ 75 %.
b. Ketuntasan siswa ≥ 80 %
c. Nilai siswa < 65 dinyatakan tidak tuntas
Guru kurang memberikan bimbingan kepada siswa, sehingga siswa masih banyak yang
keliru dalam melakukan eksperimen.
Lembar observasi yang kedua digunakan untuk mengamati hasil evaluasi siswa yang
terjadi pada siklus I. Dapat dilihat pada tabel 3.
Tabel 3. Hasil Evaluasi Siswa Siklus I
No Kategori Jumlah Siswa Presentase
Ketuntasan (%)
1 Tuntas 18 60%
2 Tidak Tuntas 12 40%
3 Rata-Rata 68 -
Sumber : Hasil Penelitian, diolah (2016)
KKM (Kriteria Ketuntasan Minimal) yang ditetapkan dalam KTSP (Kurikulum
Tingkat Satuan Pendidikan) SDN Tumbang Kolon I Kecamatan Sungai Babuat
Kabupaten Murung Raya tahun pelajaran 2016/2017 pada mata pelajaran Ilmu
Pengetahuan Alam (IPA) Standar kompetensi memahami hubungan antara struktur
bagian tumbuhan dengan fungsinya. Kompetensi dasar menjelaskan hubungan antara
struktur batang tumbuhan dengan fungsinya dengan materi pokok fungsi batang
tumbuhan adalah 65%.
Dari data tersebut dapat diketahui bahwa pemahaman siswa kelas IV yang
memenuhi KKM (Kriteria Ketuntasan Minimal) adalah 60% (18 siswa) sedangkan
pemahaman siswa yang belum memenuhi KKM (Kriteria Ketuntasan Minimal) adalah
40% (12 siswa).
Dari temuan temuan tersebut maka dilakukan refleksi. Refleksi tersebut
menghasilkan kesimpulan bahwa dalam pembelajaran siklus 1 adalah :
1. Penggunaan apersepsi sudah tepat
2. Guru dapat menguasai kelas
3. Semua materi dapat tersampaikan dengan baik dan berjalan sesuai dengan RPP
4. Penggunaan metode pembelajaran yang sudah sesuai
5. Guru tidak menjelaskan prosedur pelaksanaan eksperimen
6. Waktu untuk mengerjakan lembar evaluasi masih kurang
7. Guru kurang memberikan bimbingan
8. Nilai rata kelas yang diperoleh adalah 68
9. Siswa yang tuntas dalam belajar 60% atau 18 siswa
10. Siswa yang tidak tuntas dalam belajar 40% atau 12 siswa
Berdasarkan hasil yang diperoleh pada siklus I, maka dapat disimpulkan bahwa
pemahaman siswa mengalami peningkatan jika dibandingkan dengan tahap awal,
tetapi masih terdapat banyak kendala yang harus diperbaiki, sehingga peneliti bersama
dengan observer memutuskan untuk melanjutkan pada siklus II.
Siklus II
Perbaikan pembelajaran siklus II dilaksanakan pada tanggal 14 Agustus 2013
bertempat di SDN Tumbang Kolon 1 Kecamatan Sungai Babuat Kabupaten Murung
Raya di kelas IV tahun pelajaran 2016/2017 pada mata pelajaran Ilmu Pengetahuan
Alam (IPA) Standar Kompetensi memahami hubungan antara struktur bagian
tumbuhan dengan fungsinya. Kompetensi dasar menjelaskan hubungan antara struktur
batang tumbuhan dengan fungsinya dengan materi pokok fungsi batang tumbuhan
berjalan lebih baik dibanding dengan siklus I.
Lembar observasi pertama yang bertujuan untuk mengamati penggunaan
metode pembelajaran eksperimen mendapatkan hasil sebagai berikut:
Tabel 4. Pengelolaan Pembelajaran Siklus II
Kemunculan
No Aspek yang Diamati
Ya Kurang Tidak
1 Apakah metode sudah sesuai dengan tujuan pembelajaran √
?
2 Apakah metode sudah sesuai dengan materi pokok √
pembelajaran ?
3 Apakah guru menjelaskan prosedur eksperimen? √
4. Apakah waktu yang tersedia mencukupi untuk √
pelaksanaan eksperimen?
5. Apakah siswa termotivasi dengan kegiatan pembelajaran? √
6 Apakah siswa dapat melaksanakan kegiatan dengan baik? √
7 Apakah Guru Memberikan bimbingan kepada siswa? √
8 Apakah desain eksperimen sudah tepat √
Sumber : Hasil Penelitian, diolah (2016)
Metode eksperimen yang digunakan sudah sesuai dengan tujuan pembelajaran
dan materi pembelajaran. Hal ini dapat menarik perhatian dan minat siswa sehingga
siswa sangat antusias dalam melaksanakan kegiatan praktikum. Desain lembar
kegiatan siswa sudah jelas dan terinci serta mudah dipahami oleh siswa. Hal tersebut
juga ditunjang sikap guru yang melakukan tanya jawab sebelum siswa melakukan
eksperimen. Sedangkan waktu yang tersedia sudah mencukupi untuk pelaksanaan
eksperimen. Dari alokasi waktu yang direncanakan selama 40 menit terlaksana tepat
waktu.
Guru sudah melaksanakan kegiatan pembelajaran sesuai dengan rencana
perbaikan pembelajaran siklus kedua yang dibuat yaitu mulai dari kegiatan awal,
kegiatan inti dan kegiatan akhir. Apersepsi guru pada kegiatan awal dapat
membangkitkan minat dan motivasi siswa sehingga siswa terlibat secara aktif dalam
proses pembelajaran dan guru segera tanggap dan memberi bimbingan terhadap
kelompok yang masih kebingungan dalam melakukan setiap langkah eksperimen. Pada
akhir kegiatan, guru memberi tugas pada siswa agar melakukan eksperimen pada
tanaman lain untuk membuktikan fungsi batang sebagai alat transportasi.
Semua siswa memperhatikan penjelasan dan demonstrasi yang dilakukan guru
dengan cermat, melaksanakan kegiatan praktikum dalam kelompok serta
mempresentasikan hasil kegiatan praktikum kelompoknya. Semua kelompok siswa
sudah dapat melaksanakan eksperimen serta dapat menyampaikan hasil kerjanya.
Siswa yang mengalami kesulitan segera mendapat bimbingan guru. Walaupun
demikian, masih ada beberapa siswa yang masih mengalami kesulitan dalam
melakukan langkah langkah eksperimen. Namun secara umum semua siswa sudah
dapat melaksanakan pembelajaran siklus kedua ini dengan baik.
Sebagai langkah tindak lanjut guru menugaskan siswa untuk melakukan
eksperimen dengan menguji fungsi batang pada tanaman lain. Siswa diminta untuk
menguji pada tanaman seledri. Dengan adanya tugas tersebut siswa tampak sangat
antusias dan tertantang. Siswa bertanya jawab tentang langkah kerja yang akan
dilakukannya. Hal ini menunjukkan bahwa dengan proses eksperimen siswa merasa
perannya benar-benar ada dan siswa sangat berminat dengan mata pelajaran IPA.
Sedangkan hasil observasi yang kedua adalah mengamati lembar evaluasi
siswa. dapat kita lihat pada tabel 5.
Tabel 5. Hasil Evaluasi Siswa Siklus II
No Kategori Jumlah Siswa Presentase
Ketuntasan (%)
1 Tuntas 27 90%
2 Tidak Tuntas 3 10%
3 Rata-Rata 80 -
Sumber : Hasil Penelitian, diolah (2016)
KKM (Kriteria Ketuntasan Minimal) yang ditetapkan dalam KTSP (Kurikulum
Tingkat Satuan Pendidikan) SDN Tumbang Kolon I Kecamatan Sungai Babuat
Kabupaten Murung Raya dengan kompetensi dasar menjelaskan hubungan antara
struktur batang tumbuhan dengan fungsinya untuk adalah 65.
Dari data tersebut dapat diketahui bahwa pemahaman siswa kelas IV yang
memenuhi KKM (Kriteria Ketuntasan Minimal) adalah 90% (27 siswa) sedangkan
pemahaman siswa yang belum memenuhi KKM (Kriteria Ketuntasan Minimal) adalah
10% (3 siswa).
Pembahasan
Hasil pelaksanaan perbaikan pembelajaran siklus pertama menunjukkan adanya
perubahan positif terhadap pemahaman siswa serta beberapa keberhasilan yang dicapai
meskipun ada beberapa kegagalan yang harus diperbaiki.
Kegagalan–kegagalan tersebut diantaranya adalah prosedur pelaksanaan
eksperimen tidak dijelaskan oleh guru, sehingga siswa banyak yang keliru dalam
melakukan eksperimen. Selain itu, alokasi waktu yang digunakan untuk melakukan
eksperimen masih belum cukup. dalam hal ini siswa terkesan tergesa-gesa dalam
melakukan eksperimen. Guru juga kurang memberikan bimbingan kepada siswa,
sehingga dampak dari hal itu adalah nilai pada lembar evaluasi siswa kurang
maksimal.
Pada dasarnya, pelaksanaan siklus I sudah berhasi, walaupun terdapat
kegagalan-kegagalan seperti yang dijelaskan diatas. Hampir semua siswa
mendengarkan penjelasan guru, dan guru sudah mampu menguasai kelas. Pelaksanaan
pembelajaran juga sudah sesuai dengan rencana pelaksanaan. Sehingga kegiatan
pembelajaran pada siklus I berjalan dengan baik dan lancar.
KKM (Kriteria Ketuntasan Minimal) yang ditetapkan dalam KTSP (Kurikulum
Tingkat Satuan Pendidikan) SDN Tumbang Kolon I Kecamatan Sungai Babuat
Kabupaten Murung Raya untuk Kompetensi dasar menjelaskan hubungan antara
struktur batang tumbuhan dengan fungsinya adalah 65%.
Temuan hasil tes evaluasi siswa pada siklus pertama menunjukkan
pemahaman siswa kelas IV mengalami peningkatan. Hal tersebut dapat dilihat dari
meningkatnya ketuntasan belajar siswa. Siswa yang memenuhi KKM (Kriteria
Ketuntasan Minimal) adalah 60% (18 siswa), sedangkan siswa yang belum memenuhi
KKM (Kriteria Ketuntasan Minimal) adalah 40% (12 siswa). Hal ini menunjukkan
bahwa terjadi peningkatan sebesar 30%, sedangkan siswa yang tidak tuntas dalam
belajar mengalami penurunan sebesar 30%.
Berdasarkan hasil temuan dan refleksi, maka perlu untuk melaksanakan
perbaikan pembelajaran pada siklus berikutnya walaupun ketuntasan belajar siswa
sudah mengalami peningkatan. Perbaikan siklus II diperlukan untuk memperbaiki
kelemahan-kelamahan yang terjadi pada siklus pertama ini.
Hasil pelaksanaan perbaikan pembelajaran pada siklus kedua sudah jauh lebih
baik dan banyak kemajuan dibanding saat siklus pertama.
Metode eksperimen yang digunakan sudah sesuai dengan tujuan pembelajaran
dan sesuai dengan materi pembelajaran serta bisa menarik perhatian dan minat siswa
sehingga siswa sangat antusias dalam melaksanakan kegiatan praktikum. Desain
lembar kegiatan siswa sudah jelas dan terinci serta mudah dipahami oleh siswa. Hal
tersebut juga ditunjang sikap guru yang melakukan tanya jawab sebelum siswa
melakukan eksperimen. Sedangkan waktu yang tersedia sudah mencukupi untuk
pelaksanaan eksperimen. Dengan demikian, motivasi dan minat belajar siswa dapat
dibangkitkan secara maksimal.
Pada saat pelaksanaan perbaikan pembelajaran siklus kedua ini, guru sudah
melaksanakan kegiatan pembelajaran sesuai dengan Rencana Perbaikan Pembelajaran
siklus kedua. Apersepsi guru pada kegiatan awal dapat membangkitkan minat dan
motivasi siswa sehingga siswa terlibat secara aktif dalam proses pembelajaran dan
guru segera tanggap dan memberi bimbingan dalam setiap langkah pembelajaran.
Semua siswa memperhatikan penjelasan dan demonstrasi yang dilakukan guru
dengan cermat, melaksanakan kegiatan praktikum dalam kelompok serta
mempresentasikan hasil kegiatan praktikum kelompoknya. Secara umum semua siswa
sudah dapat melaksanakan pembelajaran siklus kedua ini dengan baik.
Hasil tes evaluasi pada siklus kedua juga menunjukkan tingkat kemajuan yang
sangat berarti. KKM (Kriteria Ketuntasan Minimal) yang ditetapkan dalam KTSP
(Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan) SDN Tumbang Kolon I Kecamatan Permata
Intan Kabupaten Murung Raya tahun pelajaran 2016/2017 untuk kompetensi dasar
menjelaskan hubungan antara struktur batang tumbuhan dengan fungsinya adalah 65.
Pada tahap awal, pemahaman siswa sangat rendah. Hal tersebeut dapat dilihat
dari ketutasan belajar siswa yang hanya mencapai 30%. Pada siklus pertama
pemahaman siswa kelas IV yang memenuhi KKM (Kriteria Ketuntasan Minimal)
adalah 60% (18 siswa) sedangkan siswa yang belum memenuhi KKM (Kriteria
Ketuntasan Minimal) adalah 40% (12 siswa). Sedangkan pada siklus kedua, siswa
kelas IV yang memenuhi KKM (Kriteria Ketuntasan Minimal) adalah 90% (27 siswa),
sedangkan siswa yang belum memenuhi KKM (Kriteria Ketuntasan Minimal) adalah
10% (3 siswa).
Setelah mencermati hasil prestasi kinerja dan tes formatif siswa yang
menunjukkan peningkatan, yaitu pada siklus II dengan tingkat ketuntasan belajar siswa
sudah mencapai 90% maka dirasa cukup untuk pelaksanaan pembelajaran dengan
kompetensi dasar menjelaskan hubungan antara struktur batang tumbuhan dengan
fungsinya dan memutuskan untuk tidak melanjutkan rencana perbaikan pembelajaran
siklus ketiga untuk materi yang sama.
Saran
Dari kesimpulan hasil penelitian, ada beberapa saran yang sebaiknya dilakukan
oleh guru dalam meningkatkan kualitas pembelajaran dan meningkatkan keaktifan
siswa di kelas, diantaranya adalah :
1. Bagi Siswa
Metode pembelajaran eksperimen memiliki fungsi mendasar guna mengolah
dan memunculkan kemampuan psikomotorik siswa dan sosio-emosional serta sosio-
intelegensia, sehingga pasca kegiatan pembelajaran ini siswa semakin mampu
mengembangkan kemampuan diri yang bersifat praksis maupun sosial.
2. Bagi Guru
Dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran hendaknya guru
memperhatikan penggunaan metode, menyusun RPP dengan berdasar konsep
PAKEM, mempergunakan media dan bekerjasama dengan rekan sejawat apabila
menemukan kendala maupun hambatan dalam pengelolaan kegiatan belajar
mengajar (KBM).
3. Bagi Kepala Sekolah
Kepala sekolah seyogyanya memberikan motivasi dan dukungan kepada
segenap dewan guru dalam pengembangan profesionalisme pedagogis melalui
seminar, pelatihan, workshop, diklat dan lain-lain.
4. Bagi Dinas Pendidikan
Dinas pendidikan seyogyanya memperhatikan kondisi dan pengadaan
peralatan praktikum yang ada di sekolah-sekolah demi kelancaran kegiatan
pembelajaran dan peningkatan kualitas siswa.
DAFTAR PUSTAKA
Achayani.E. 2011. Meningkatkan Pemahaman Siswa Menggunakan Pendekatan
Metode Eksperimen pada Materi Limbah. Jurusan Biologi FKIP
Muhammadiyah Metro
Alisah, Evawati dan Prasetyo Dharmawan. 2007. Filsafat Dunia Matematika. Jakarta:
Prestasi Pustakarya
Dimyati dan Mudjiono. 2006. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: PT Rineke Cipta
Ika Chandra S, Sayekti, dan Suparmi. 2012. Pembelajaran IPA Menggunakan
Pendekatan Inkuiri Terbimbing melalui Metode Eksperimen dan Demonstrasi
ditinjau dari Kemampuan Analisis dan Sikap Ilmiah Siswa. Jurnal Inkuiri Vol
1, No. 2, 2012 (hal 142-153).
Jajang Mulyana. 2012. Hakikat Pembelajaran IPA dengan Metode Eksperimen
(http://JajangMulyana.blogspot.com/2012/01/pengertian-metodepembelajaran-
dan.html) diakses pada 13 Februari 2015.
Muslich, Masnur. 2010. Dasar-Dasar Pemahaman, Penulisan, dan Pemakaian Buku
Teks. Yogyakarta: Aruzz Media.
Nursyahidah, Farida. 2012. Metode Penelitian Eksperimen. Universitas Sriwijaya.
Palembang
Purwanto, 2009. Evaluasi Hasil Belajar. Yogyakarta: Pustaka Pelajar
Smarabawa, IB Arnyana, Igan, Setiawan. 2013. Pengaruh Model Pembelajaran Sains
terhadap Masyarakat terhadap Pemahaman Konsep Biologi dan Keterampilan
Berpikir Kreatif Siswa. E-Journal Pascasarjana Universitas Pendidikan Ganesha
Prongram Studi IPA, 3 (1): 1-28.
Sugiyono. 2010. Metodologi Penelitian Administrasi. Jakarta : CV. Alfabeta.
Winataputra, H. Udin S,dkk. 2007. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Universitas
Terbuka